İçeriğe atla

Yirmi Dokuzuncu Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"------ <center> KALIMAT KEDUA PULUH DELAPAN ⇐ | Al-Kalimât | ⇒ KALIMAT KETIGA PULUH </center> ------" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Contoh kelima:'''Keabstrakan''' Mikroba misalnya sama seperti badak, ia memiliki esensi dan karakter binatang. Ikan yang sangat kecil juga memiliki karakter dan esensi abstrak tersebut seperti paus yang besar. Pasalnya, esensi abstrak dari suatu bentuk dan fisik itu masuk ke dalam semua bagian tubuh dari yang paling kecil hingga yang paling besar. Ia mengarah kepadanya tanpa berkurang dan terpisah. Karakter dan sifat lahiriah tubuh tidak bisa merusak, me..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("------ <center> KALIMAT KEDUA PULUH DELAPAN ⇐ | Al-Kalimât | ⇒ KALIMAT KETIGA PULUH </center> ------" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
 
(Aynı kullanıcının aradaki diğer 46 değişikliği gösterilmiyor)
435. satır: 435. satır:
Mikroba misalnya sama seperti badak, ia memiliki esensi dan karakter binatang. Ikan yang sangat kecil juga memiliki karakter dan esensi abstrak tersebut seperti paus yang besar. Pasalnya, esensi abstrak dari suatu bentuk dan fisik itu masuk ke dalam semua bagian tubuh dari yang paling kecil hingga yang paling besar. Ia mengarah kepadanya tanpa berkurang dan terpisah. Karakter dan sifat lahiriah tubuh tidak bisa merusak, mengintervensi, dan mengubah esensi dan karakter abstrak tadi.
Mikroba misalnya sama seperti badak, ia memiliki esensi dan karakter binatang. Ikan yang sangat kecil juga memiliki karakter dan esensi abstrak tersebut seperti paus yang besar. Pasalnya, esensi abstrak dari suatu bentuk dan fisik itu masuk ke dalam semua bagian tubuh dari yang paling kecil hingga yang paling besar. Ia mengarah kepadanya tanpa berkurang dan terpisah. Karakter dan sifat lahiriah tubuh tidak bisa merusak, mengintervensi, dan mengubah esensi dan karakter abstrak tadi.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Contoh keenam:'''Kepatuhan'''
'''Altıncı Temsil:''' '''İtaat sırrı'''”nı gösterir. Mesela, bir kumandan “Arş!” emri ile bir neferi tahrik ettiği gibi aynı emir ile bir orduyu tahrik eder.
Pemimpin pasukan sebagaimana dengan perintahnya bisa menggerakkan satu prajurit, ia juga bisa menggerakkan semua pasukan.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Maka, hakikat rahasia kepatuhan dari segala sesuatu yang terdapat di alam merupakan titik kesempurnaan. Ia memiliki kecenderungan kepadanya. Kecenderungan yang berlipat ganda melahirkan rasa butuh. Rasa butuh yang meningkat berubah menjadi rasa rindu. Rasa rindu yang meningkat membentuk ketertarikan. Nah, ketertarikan, kerinduan, rasa butuh dan kecenderungan, semuanya merupakan benih untuk melaksanakan perintah penciptaan ilahi dilihat dari sisi esensinya.Kesempurnaan mutlak dari substansi makhluk yang bersifat mungkin adalah wujud mutlak. Akan tetapi, kesempurnaan yang khusus terkait dengannya adalah wujud khusus baginya di mana ia mengeluarkan potensi fitrinya dari fase kekuatan menuju fase perbua- tan.
Şu temsil-i itaat sırrının hakikati şudur ki: Kâinatta, bi’t-tecrübe her şeyin bir nokta-i kemali vardır. O şeyin, o noktaya bir meyli vardır. Muzaaf meyil, ihtiyaç olur. Muzaaf ihtiyaç, iştiyak olur. Muzaaf iştiyak, incizab olur. Ve incizab, iştiyak, ihtiyaç, meyil; Cenab-ı Hakk’ın evamir-i tekviniyesinin, mahiyet-i eşya tarafından birer habbe ve nüve-i imtisalidirler. Mümkinat mahiyetlerinin mutlak kemali, mutlak vücuddur. Hususi kemali, istidatlarını kuvveden fiile çıkaran ona mahsus bir vücuddur.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kepatuhan entitas terhadap perintah ilahi, “kun”, seperti kepatu- han satu benih yang laksana seorang prajurit. Ketika makhluk melak- sanakan dan patuh terhadap perintah ilahi, kun yang bersumber dari kehendak ilahi menyatu dengan kecenderungan, rasa rindu, dan butuh tadi. Masing-masing menjadi salah satu manifestasi kehendak-Nya. Bahkan lewat kecenderungannya yang halus, ketika air melaksanakan perintah untuk membeku, rahasia kekuatan taat terlihat lewat kemampuannya menghancurkan besi.
İşte bütün kâinatın “Kün” emrine itaati, bir tek nefer hükmünde olan bir zerrenin itaati gibidir. İrade-i ezeliyeden gelen “Kün” emr-i ezelîsine mümkinatın itaati ve imtisalinde, yine iradenin tecellisi olan meyil ve ihtiyaç ve şevk ve incizab; birden, beraber mündemicdir. Latîf su, nazik bir meyille incimad emrini aldığı vakit demiri parçalaması, itaat sırrının kuvvetini gösterir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jika keenam contoh di atas terlihat pada kekuatan dan perbuatan makhluk padahal ia bersifat cacat, terbatas, lemah, dan tidak memiliki pengaruh hakiki, maka segala sesuatu seharusnya memiliki kedudukan yang sama di hadapan qudrah ilahi yang tampak lewat jejak keagungan-Nya di mana ia tidak terbatas dan azali. Qudrah itulah yang menghadirkan semua entitas dari tiada dan membuat semua akal tercengang. Jadi, tidak ada sesuatupun yang sulit bagi qudrah-Nya.Kita juga tidak boleh lupa bahwa kekuasaan ilahi yang demikian agung sebenarnya tidak bisa diukur dengan neraca kita yang lemah. Akan tetapi, ia disebutkan hanya untuk mendekatkan pada pemaha- man dan guna menghilangkan keraguan.
Şu altı temsil hem nâkıs hem mütenahî hem zayıf hem tesir-i hakikisi yok olan mümkinat kuvvetinde ve fiilinde bilmüşahede görünse, elbette hem gayr-ı mütenahî hem ezelî hem ebedî hem bütün kâinatı adem-i sırftan icad eden ve bütün ukûlü hayrette bırakan hem âsâr-ı azametiyle tecelli eden kudret-i ezeliyeye nisbeten şüphesiz her şey müsavidir. Hiçbir şey ona ağır gelmez (Gaflet olunmaya). Şu altı sırrın küçük mizanlarıyla o kudret tartılmaz ve münasebete giremez. Yalnız fehme takrib ve istib’adı izale için zikredilir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kesimpulan dari landasan ketiga adalah
'''Üçüncü Esas’ın netice ve hülâsası'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
bahwa selama qudrah ilahi yang bersifat mutlak tidaklah terhingga; ia melekat pada Dzat-Nya yang suci, dan bahwa sisi batin dari segala sesuatu mengarah pada- nya tanpa hijab; ia juga seimbang dengan melihat bahwa kedua sisinya sama; tatanan alami yang merupakan syariat fitrah terbesar taat pada hukum-hukum dan rambu Allah; selanjutnya sisi malakut (batin) itu murni dan bersih dari berbagai rintangan dan beragam karakter; kare- na itu, entitas yang paling besar sama dengan yang paling kecil di ha- dapan qudrah kekuasaan Allah. Tidak mungkin ada yang menyerang atau membangkang darinya.
Madem kudret-i ezeliye gayr-ı mütenahîdir. Hem Zat-ı Akdes’e lâzıme-i zaruriyedir. Hem her şeyin lekesiz, perdesiz melekûtiyet ciheti, ona müteveccihtir. Hem ona mukabildir. Hem tesavi-i tarafeynden ibaret olan imkân itibarıyla muvazenettedir. Hem şeriat-ı fıtriye-i kübra olan nizam-ı fıtrata ve kavanin-i âdetullaha mutîdir. Hem manilerden ve ayrı ayrı hususiyetlerden melekûtiyet ciheti mücerred ve safidir. Elbette en büyük şey, en küçük şey gibi o kudrete ziyade nazlanmaz, mukavemet etmez.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Proses menghidupkan seluruh makhluk hidup pada hari kebangkitan sangat mudah sama seperti menghidupkan seekor lalat di musim semi. Karena itu, Allah berfirman:“Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. (QS. Luqmân [31]: 28).Ayat tersebut adalah benar dan tepat; tidak berlebihan sama sekali.Demikianlah, terbukti bahwa Pelaku yang sedang kita bicarakan Mahakuasa dan tidak ada yang dapat merintangi-Nya.
Öyle ise haşirde bütün zevi’l-ervahın ihyası, bir sineğin baharda ihyasından daha ziyade kudrete ağır olmaz. Öyle ise مَا خَل۟قُكُم۟ وَلَا بَع۟ثُكُم۟ اِلَّا كَنَف۟سٍ وَاحِدَةٍ   fermanı mübalağasızdır, doğrudur, haktır. Öyle ise müddeamız olan “Fâil muktedirdir, o cihette hiçbir mani yoktur.” kat’î bir surette tahakkuk etti.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<span id="DÖRDÜNCÜ_ESAS"></span>
=== DÖRDÜNCÜ ESAS ===
===Landasan Keempat===
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sebagaimana terdapat tuntutan dan alasan yang membenarkan adanya kiamat dan kebangkitan, di mana Pelaku yang mendatangkan kebangkitan tersebut Mahakuasa, maka dunia ini juga memiliki potensi terwujudnya kiamat dan kebangkitan. Pernyataan kami ini mengandung empat persoalan:
Nasıl kıyamet ve haşre muktezî var ve haşri getirecek fâil dahi muktedirdir. Öyle de '''şu dünyanın kıyamet ve haşre kabiliyeti vardır.''' İşte şu mahal kabildir olan müddeamızda dört mesele vardır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Pertama, kematian alam adalah suatu hal yang mungkin terjadi.
'''Birincisi:''' Şu âlem-i dünyanın imkân-ı mevtidir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kedua, terjadinya kematian alam secara nyata.
'''İkincisi:''' O mevtin vukuudur.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ketiga, membangun dunia yang hancur dalam bentuk akhirat adalah suatu hal yang mungkin terjadi.
'''Üçüncüsü:''' O harap olmuş, ölmüş dünyanın, âhiret suretinde tamir ve dirilmesinin imkânıdır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Keempat, terjadinya pembangunan dunia secara nyata.
'''Dördüncüsü:''' O mümkün olan tamir ve ihyanın vuku bulmasıdır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Persoalan Pertama:'''
'''Birinci Mesele'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kematian alam yang mungkin terjadi.  
''Şu kâinatın mevti, mümkündür.''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Alam ini sangat mungkin mati dan hancur. Pasalnya, jika sesuatu masuk ke dalam hukum penyempurnaan, maka dalam setiap kondisi terdapat proses tumbuh dan berkembang. Hal itu berarti ia memiliki usia alami pada setiap keadaan. Memiliki usia alami berarti memiliki ajal alami. Ini berarti segala sesuatu tidak mungkin lolos dari kematian. Hal ini terbukti lewat investigasi induktif.
Çünkü bir şey kanun-u tekâmülde dâhil ise o şeyde alâküllihal neşv ü nema vardır. Neşv ü nema ve büyümek varsa ona alâküllihal bir ömr-ü fıtrî vardır. Ömr-ü fıtrîsi var ise alâküllihal bir ecel-i fıtrîsi vardır. Gayet geniş bir istikra ve tetebbu ile sabittir ki öyle şeyler mevtin pençesinden kendini kurtaramaz.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ya, sebagaimana manusia yang merupakan alam kecil (mikrokos- mos) pasti akan hancur, demikian pula dengan alam semesta yang merupakan manusia besar tidak bisa terlepas dari kematian. Ia pasti akan mati lalu kemudian dibangkitkan, atau tidur dan dibangunkan saat fajar kebangkitan.
Evet, nasıl ki insan küçük bir âlemdir, yıkılmaktan kurtulamaz. Âlem dahi büyük bir insandır, o dahi ölümün pençesinden kurtulamaz. O da ölecek, sonra dirilecek veya yatıp sonra subh-u haşirle gözünü açacaktır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sebagaimana pohon merupakan salinan miniatur alam yang pasti hancur, demikian pula dengan rangkaian entitas yang bercabang dari pohon penciptaan. Ia tidak mungkin selamat dari kebinasaan untuk kemudian dibangun dan diperbaharui.
Hem nasıl ki kâinatın bir nüsha-i musağğarası olan bir şecere-i zîhayat, tahrip ve inhilalden başını kurtaramaz. Öyle de şecere-i hilkatten teşaub etmiş olan silsile-i kâinat tamir ve tecdid için tahripten, dağılmaktan kendini kurtaramaz.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jika sebelum ajal alaminya—dan dengan izin ilahi—tidak terjadi peristiwa yang menghancurkan atau penyakit eksternal terhadap dunia, atau Sang Pencipta tidak merusak tatanan, maka lewat perhitungan ilmiah sudah pasti akan datang hari di mana gema berikut terdengar berulang-ulang:
Eğer dünyanın ecel-i fıtrîsinden evvel irade-i ezeliyenin izni ile haricî bir maraz veya muharrib bir hâdise başına gelmezse ve onun Sâni’-i Hakîm’i dahi ecel-i fıtrîden evvel onu bozmazsa, herhalde hattâ fennî bir hesap ile bir gün gelecek ki:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
“Apabila matahari digulung. Apabila bintang-bintang berjatuhan. Dan apabila gunung-gunung dihancurkan.” (QS. at-Takwîr [81]: 1-3).“Apabila langit terbelah. Apabila bintang-bintang jatuh berserakan. Dan apabila lautan meluap.” (QS. al-Infithâr [82]: 1-3). Ketika itulah makna dan rahasia dari ayat-ayat tersebut tampak dengan izin Dzat Yang Mahakuasa. Dunia yang merupakan manusia besar akan mulai mengalami sakarat, terengah-engah, dan kemudian berteriak dengan suara menggema yang mengisi angkasa. Setelah itu, ia mati lalu dibangkitkan dengan perintah ilahi.
اِذَا الشَّم۟سُ كُوِّرَت۟ ۝ وَاِذَا النُّجُومُ ان۟كَدَرَت۟ ۝ وَاِذَا ال۟جِبَالُ سُيِّرَت۟ ۝ اِذَا السَّمَٓاءُ ان۟فَطَرَت۟ ۝ وَاِذَا ال۟كَوَاكِبُ ان۟تَثَرَت۟ ۝ وَاِذَا ال۟بِحَارُ فُجِّرَت۟ manaları ve sırları, Kadîr-i Ezelî’nin izni ile tezahür edip, o dünya olan büyük insan sekerata başlayıp acib bir hırıltı ile ve müthiş bir savt ile fezayı çınlatıp dolduracak, bağırıp ölecek; sonra emr-i İlahî ile dirilecektir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Persoalan Simbolik yang Mendalam
'''İnce Remizli Bir Mesele'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sebagaimana air membeku dengan membahayakan dirinya, batu es mencair dengan membahayakan dirinya, inti menguat dengan membahayakan kulitnya, lafadz mengeras dengan membahayakan makna, ruh melemah lantaran jasad menguat, jasad juga melemah lantaran ruh menguat, demikian pula dengan alam dunia ini.
Nasıl ki su, kendi zararına olarak incimad eder. Buz, buzun zararına temeyyu eder. Lüb, kışrın zararına kuvvetleşir. Lafız, mana zararına kalınlaşır. Ruh, ceset hesabına zayıflaşır. Ceset, ruh hesabına inceleşir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ketika roda kehidupan bekerja, dunia yang padat ini menjadi halus lantaran ditujukan untuk akhirat yang merupakan alam halus.Lewat aktivitasnya yang mencengangkan, qudrah yang mencipta menyebarkan cahaya kehidupan kepada seluruh bagian makhluk yang mati, tak bernyawa, tebal, dan padam. Ia melarutkan, melembutkan, dan menerangi bagian-bagian tersebut dengan cahaya kehidupan itu agar hakikatnya menguat dan siap untuk alam halus yang menakjub- kan, yaitu akhirat.
Öyle de âlem-i kesif olan dünya, âlem-i latîf olan âhiret hesabına, hayat makinesinin işlemesiyle şeffaflaşır, latîfleşir. Kudret-i Fâtıra, gayet hayret verici bir faaliyetle kesif, camid, sönmüş, ölmüş eczalarda nur-u hayatı serpmesi, bir remz-i kudrettir ki âlem-i latîf hesabına şu âlem-i kesifi nur-u hayat ile eritiyor, yandırıyor, ışıklandırıyor, hakikatini kuvvetleştiriyor.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ya, meskipun hakikat yang ada lemah, namun ia tidak akan pernah mati dan tidak akan terhapus seperti gambar. Akan tetapi, ia berjalan pada berbagai bentuk dan gambaran yang berbeda-beda. Semakin lama iapun semakin besar dan semakin tampak. Berbeda dengan kulit dan bentuk yang bertambah kurus, terurai, dan baru kembali untuk muncul dengan pakaian indah yang baru yang sesuai dengan sendi-sendi hakikat yang permanen, berkembang, dan besar.Jadi, hakikat dan bentuk lahir berbanding terbalik dalam hal bertambah dan berkurang. Dengan kata lain, ketika bentuknya keras, maka hakikatnya halus. Ketika bentuknya melemah, hakikatnya menguat. Ini adalah hukum yang mencakup segala sesuatu yang masuk ke dalam hukum kesempurnaan.
Evet, hakikat ne kadar zayıf ise de ölmez, suret gibi mahvolmaz. Belki teşahhuslarda, suretlerde seyr ü sefer eder. Hakikat büyür, inkişaf eder, gittikçe genişlenir. Kışır ve suret ise eskileşir, inceleşir, parçalanır. Sabit ve büyümüş hakikatin kametine yakışmak için daha güzel olarak tazeleşir. Ziyade ve noksan noktasında hakikatle suret, makûsen mütenasiptirler. Yani suret kalınlaştıkça hakikat inceleşir. Suret inceleştikçe hakikat o nisbette kuvvet bulur. İşte şu kanun, kanun-u tekâmüle dâhil olan bütün eşyaya şâmildir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Akan datang saatnya di mana alam indrawi ini, yang merupakan bentuk dan kulit dari hakikat alam semesta, menjadi hancur. Dari sana ia akan muncul kembali dalam bentuk yang lebih indah.
Demek, herhalde bir zaman gelecek ki kâinat hakikat-i uzmasının kışır ve sureti olan âlem-i şehadet, Fâtır-ı Zülcelal’in izniyle parçalanacak. Sonra daha güzel bir surette tazelenecektir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ketika itulah hikmah ayat berikut menjadi terwujud:“Pada hari ketika bumi digantikan dengan bumi yang lain...” (QS. Ibrâhim [14]: 48).
يَو۟مَ تُبَدَّلُ ال۟اَر۟ضُ غَي۟رَ ال۟اَر۟ضِ   sırrı tahakkuk edecektir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kematian dan kehancuran dunia adalah suatu hal yang mungkin terjadi dan tidak ada keraguan sama sekali.
'''Elhasıl:''' Dünyanın mevti mümkün hem hiç şüphe getirmez ki mümkündür.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Persoalan Kedua:'''
'''İkinci Mesele'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kematian dunia secara nyata.  
''Mevt-i dünyanın vuku bulmasıdır.''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Dalilnya adalah kesepakatan seluruh agama samawi, kesaksian semua fitrah yang sehat, berbagai perubahan entitas, dan kematian sejumlah alam yang memiliki kehidupan sepanjang masa di negeri jamuan ini, semua itu menjadi isyarat dan petunjuk atas kematian dunia ini.
Şu meseleye delil: Bütün Edyan-ı Semaviyenin icmaıdır ve bütün fıtrat-ı selimenin şehadetidir ve şu kâinatın bütün tahavvülat ve tebeddülat ve tagayyüratının işaretidir. Hem asırlar, seneler adedince zîhayat dünyaların ve seyyar âlemlerin, şu dünya misafirhanesinde mevtleriyle, asıl dünyanın da onlar gibi ölmesine şehadetleridir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Engkau bisa membayangkan sakaratnya dunia seperti yang dijelaskan oleh sejumlah ayat al-Qur’an. Perhatikan sejumlah bagian di alam ini di mana yang satu dan lainnya saling terkait dengan satu tatanan yang sangat tinggi, teliti, dan kokoh lewat sebuah ikatan halus dan samar. Ia demikian rapi di mana ketika satu entitas menerima perintah “jadilah” atau “tinggalkan orbitmu!maka seluruh alam akan mengalami sakarat. Bintang gemintang akan saling berbenturan serta akan menggelegar seperti suara jutaan meriam. Ia melempar bumi kita ini dan bahkan yang lebih besar darinya di angkasa luas. Lalu gunung beterbangan dan laut meluap sehingga bumi menjadi rata.
Şu dünyanın sekeratını, âyât-ı Kur’aniyenin işaret ettiği surette tahayyül etmek istersen bak: Şu kâinatın eczaları, dakik, ulvi bir nizam ile birbirine bağlanmış. Hafî, nazik, latîf bir rabıta ile tutunmuş ve o derece bir intizam içindedir ki eğer ecram-ı ulviyeden tek bir cirm “Kün” emrine veya “Mihverinden çık.” hitabına mazhar olunca şu dünya sekerata başlar. Yıldızlar çarpışacak, ecramlar dalgalanacak, nihayetsiz feza-yı âlemde milyonlar gülleleri, küreler gibi büyük topların müthiş sadâları gibi vaveylâya başlar. Birbirine çarpışarak, kıvılcımlar saçarak, dağlar uçarak, denizler yanarak yeryüzü düzlenecek.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Demikianlah Dzat Yang Mahakuasa menggerakkan dan menggoyang alam dengan kematian tersebut serta mencampurnya dengan sakarat sehingga terjadi pemilahan antara satu entitas dan yang lainnya. Neraka berikut isinya akan dipisahkan dan dinyalakan. Sementara, surga menjadi tampak di mana seluruh kelembutannya dikumpulkan dari berbagai unsurnya yang sesuai dengannya, dan muncullah alam akhirat sebagai wujud yang abadi.
İşte şu mevt ve sekerat ile Kadîr-i Ezelî kâinatı çalkalar; kâinatı tasfiye edip cehennem ve cehennemin maddeleri bir tarafa, cennet ve cennetin mevadd-ı münasibeleri başka tarafa çekilir, âlem-i âhiret tezahür eder.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Persoalan Ketiga:'''
'''Üçüncü Mesele'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kebangkitan alam yang mungkin terjadi.  
''Ölecek âlemin dirilmesi mümkündür.''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya pada landasan kedua bahwa tidak ada cacat sama sekali pada qudrah ilahi, bahwa bukti atas keberadaan akhirat sangat kuat, dan bahwa persoalan ini termasuk yang mungkin terjadi. Jika persoalan yang mungkin terjadi memiliki alasan dan bukti yang kuat, serta bahwa pelakunya Mahakuasa, maka jangan hanya melihat sebatas kondisinya yang mungkin terjadi, tetapi ia adalah suatu hal yang pasti terjadi.
Çünkü İkinci Esas’ta ispat edildiği gibi; kudrette noksan yoktur. Muktezî ise gayet kuvvetlidir. Mesele ise mümkinattandır. Mümkün bir meselenin gayet kuvvetli bir muktezîsi var ise fâilin kudretinde noksaniyet yok ise ona mümkün değil belki vaki suretiyle bakılabilir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Persoalan Simbolis'''
'''Remizli Bir Nükte'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jika kita melihat alam dengan tadabbur dan perenungan, kita bisa menyaksikan bahwa di dalamnya terdapat dua unsur yang membentang ke seluruh sisinya lewat akar-akar yang menjalar, seperti kebaikan dan keburukan, manfaat dan bahaya, sempurna dan cacat, terang dan gelap, petunjuk dan kesesatan, cahaya dan api, iman dan kekufuran, ketaatan dan pembangkangan, serta rasa takut dan harap. Semua hal yang saling berlawanan tersebut berbenturan berikut hasil dan buahnya di mana ia memperlihatkan berbagai perubahan secara terusmenerus seakanakan ia sedang bersiap-siap menuju alam lain. Jadi, hasil dan akhir dari kedua unsur yang saling berlawanan terse- but akan sampai kepada keabadian dan di sana masing-masing akan terpisah. Ketika itu, keduanya tampak dalam bentuk surga dan neraka. Nah, karena alam keabadian akan dibangun dari alam fana ini, maka unsur-unsur fundamental bagi alam ini pasti akan digiring dan dikirim menuju keabadian.
Şu kâinata dikkat edilse görünüyor ki: İçinde iki unsur var ki her tarafa uzanmış, kök atmış. Hayır şer, güzel çirkin, nef’ zarar, kemal noksan, ziya zulmet, hidayet dalalet, nur nâr, iman küfür, taat isyan, havf muhabbet gibi âsârlarıyla, meyveleriyle şu kâinatta ezdad birbiriyle çarpışıyor. Daima tagayyür ve tebeddülata mazhar oluyor. Başka bir âlemin mahsulatının tezgâhı hükmünde çarkları dönüyor. Elbette o iki unsurun birbirine zıt olan dalları ve neticeleri, ebede gidecek; temerküz edip birbirinden ayrılacak. O vakit, cennet-cehennem suretinde tezahür edecektir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ya, surga dan neraka merupakan buah dari ranting pohon penciptaan yang terbentang menuju keabadian. Keduanya adalah hasil dari rangkaian alam. Keduanya merupakan tempat penyimpanan uru- san ilahi. Keduanya juga merupakan telaga ombak seluruh makhluk yang berjalan menuju keabadian. Keduanya adalah salah satu manifestasi kelembutan dan keperkasaan.Ketika tangan qudrah Allah menggerakkan dan menggoyang alam ini secara keras, kedua telaga tadi penuh dengan bahan dan un- sur yang sesuai dengan keduanya.
Madem âlem-i beka, şu âlem-i fenadan yapılacaktır. Elbette anâsır-ı esasiyesi, bekaya ve ebede gidecektir. Evet cennet-cehennem, şecere-i hilkatten ebed tarafına uzanıp eğilerek giden dalının iki meyvesidir ve şu silsile-i kâinatın iki neticesidir ve şu seyl-i şuunatın iki mahzenidir ve ebede karşı cereyan eden ve dalgalanan mevcudatın iki havuzudur ve lütuf ve kahrın iki tecelligâhıdır ki dest-i kudret, bir hareket-i şedide ile kâinatı çalkaladığı vakit, o iki havuz münasip maddelerle dolacaktır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
'''Şu Remizli Nükte’nin sırrı şudur ki:'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sesuai dengan kebijaksanaan dan perhatian-Nya yang abadi, Dzat Yang Mahabijak menciptakan alam ini agar menjadi tempat ujian, ajang kompetisi, cermin bagi nama-nama-Nya yang mulia, serta lembaran pena qudrah dan qadar-Nya.Ujian dan cobaan merupakan sebab pertumbuhan dan perkembangan. Tumbuh kembang menjadi sebab tersingkapnya berbagai potensi alami. Potensi tersebut menyingkap sebab terlihatnya kemampuan. Kemampuan adalah sebab munculnya berbagai hakikat yang bersifat relatif. Sedangkan, hakikat tersebut menjadi sebab untuk memperlihatkan sejumlah manifestasi goresan nama-nama-Nya yang mulia milik Tuhan Pencipta Yang Mahaagung serta untuk mengubah alam menjadi tulisan ilahi.
Hakîm-i Ezelî inayet-i sermediye ve hikmet-i ezeliyenin iktizasıyla, şu dünyayı tecrübeye mahal ve imtihana meydan ve esma-i hüsnasına âyine ve kalem-i kader ve kudretine sahife olmak için yaratmış. Ve tecrübe ve imtihan ise neşv ü nemaya sebeptir. O neşv ü nema ise istidatların inkişafına sebeptir. O inkişaf ise kabiliyetlerin tezahürüne sebeptir. O kabiliyetlerin tezahürü ise hakaik-i nisbiyenin zuhuruna sebeptir. Hakaik-i nisbiyenin zuhuru ise Sâni’-i Zülcelal’in esma-i hüsnasının nukuş-u tecelliyatını göstermesine ve kâinatı mektubat-ı Samedaniye suretine çevirmesine sebeptir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Demikianlah, rahasia taklif dan hikmah ujian mengarah kepada pembersihan substansi ruh yang tinggi di mana ia ibarat berlian dari berbagai materi ruh yang rendah yang seperti arang.
İşte şu sırr-ı imtihan ve sırr-ı teklif iledir ki ervah-ı âliyenin elmas gibi cevherleri, ervah-ı safilenin kömür gibi maddelerinden tasaffi eder, ayrılır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Lewat rahasia ini dan lewat berbagai hikmah tersembunyi yang tidak kita ketahui, Dzat Yang mahabijak dan Mahakuasa menghadirkan alam dengan bentuknya yang seperti ini, dan Dia menghendaki perubahannya sesuai dengan hikmah yang ada. Agar perubahan terse- but terwujud, Dia mencampur unsur-unsur yang berlawanan dan menjadikannya saling berhadapan. Yang berbahaya dicampur dengan yang bermanfaat. Yang buruk masuk ke dalam yang baik. Yang jelek berkumpul dengan yang indah. Demikianlah, tangan kekuasaan mengaduk semuanya serta menjadikan alam mengikuti hukum perubahan dan tatanan menuju proses kesempurnaan.
İşte bu mezkûr sırlar gibi daha bilmediğimiz çok ince, âlî hikmetler için âlemi bu surette irade ettiğinden şu âlemin tagayyür ve tahavvülünü dahi o hikmetler için irade etti. Tahavvül ve tagayyür için zıtları birbirine hikmetle karıştırdı ve karşı karşıya getirdi. Zararları menfaatlere mezcederek, şerleri hayırlara idhal ederek, çirkinlikleri güzelliklerle cem’ederek, hamur gibi yoğurarak şu kâinatı tebeddül ve tagayyür kanununa ve tahavvül ve tekâmül düsturuna tabi kıldı.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Selanjutnya, ketika majelis ujian ditutup dan waktunya berakhir, lalu Asmaul Husna memperlihatkan berbagai hikmah di baliknya, pena qadar menyempurnakan catatannya, qudrah melengkapi ukiran kreasi-Nya, seluruh entitas menunaikan tugasnya, semua makhluk menyelesaikan perannya, segala sesuatu mengeskpresikan makna dan maksudnya, dunia menumbuhkan tanaman akhirat, bumi menyingkap semua tanda-tanda kekuasaan ilahi dan kreasi-Nya yang luar biasa, serta alam fana ini menetapkan lembaran pemandangan yang kekal di atas pita zaman, ketika itulah hikmah abadi dan perhatian Tuhan menuntut agar hakikat hasil ujian tersebut terlihat.
Vaktâ ki meclis-i imtihan kapandı. Tecrübe vakti bitti. Esma-i hüsna hükmünü icra etti. Kalem-i kader, mektubatını tamamıyla yazdı. Kudret, nukuş-u sanatını tekmil etti. Mevcudat, vezaifini îfa etti. Mahlukat, hizmetlerini bitirdi. Her şey, manasını ifade etti. Dünya, âhiret fidanlarını yetiştirdi. Zemin, Sâni’-i Kadîr’in bütün mu’cizat-ı kudretini, umum havârık-ı sanatını teşhir edip gösterdi. Şu âlem-i fena, sermedî manzaraları teşkil eden levhaları zaman şeridine taktı.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Demikian pula dengan hakikat manifestasi Asmaul Husna, catatan pena qadar, model dasar kreasi-Nya, manfaat dan tujuan dari berbagai tugas entitas, balasan pengabdian makhluk, makna rangkaian kata yang diberitakan oleh kitab alam, kemunculan bulir dari benih potensi alami, pembu- kaan pintu pengadilan terbesar, pertunjukan pemandangan yang telah direkam di dunia, ketersingkapan tabir sebab lahiri, dan kepatuhan segala sesuatu kepada perintah Penciptanya secara langsung.Ketika iradah-Nya hendak memperlihatkan berbagai hakikat tersebut guna menyelamatkan entitas dari transformasi perubahan dan kondisi fana, serta agar berbagai unsur yang saling berlawanan tadi terpisah, sudah pasti Allah akan menegakkan kiamat. Dia akan menyeleksi semua persoalan guna memperlihatkan hasil yang ada.
O Sâni’-i Zülcelal’in hikmet-i sermediyesi ve inayet-i ezeliyesi; o imtihan neticelerini, o tecrübenin neticelerini, o esma-i hüsnanın tecellilerinin hakikatlerini, o kalem-i kader mektubatının hakaikini, o numune-misal nukuş-u sanatının asıllarını, o vezaif-i mevcudatın faydalarını, gayelerini, o hidemat-ı mahlukatın ücretlerini ve o kelimat-ı kitab-ı kâinatın ifade ettikleri manaların hakikatlerini ve istidat çekirdeklerinin sümbüllenmesini ve bir mahkeme-i kübra açmasını ve dünyadan alınmış misalî manzaraların göstermesini ve esbab-ı zâhiriyenin perdesini yırtmasını ve her şey doğrudan doğruya Hâlık-ı Zülcelal’ine teslim etmesi gibi hakikatleri iktiza etti. Ve o mezkûr hakikatleri iktiza ettiği için kâinatı dağdağa-i tagayyür ve fenadan, tahavvül ve zevalden kurtarmak ve ebedîleştirmek için o zıtların tasfiyesini istedi ve tagayyürün esbabını ve ihtilafatın maddelerini tefrik etmek istedi. Elbette kıyameti koparacak ve o neticeler için tasfiye edecek.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Pada akhirnya neraka akan mengambil bentuk abadi yang buruk di mana ia mengancam orang-orang yang masuk ke dalamnya dengan berkata:“Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wa- hai orang-orang yang berbuat jahat.” (QS. Yâsîn [36]: 59).Sebaliknya, surga tampil dengan keindahannya yang kekal. Para penjaganya berkata kepada penghuni surga:“Kesejahteraan terlimpah atas kalian. Berbahagialah kalian! Ma- sukilah surga ini dengan kekal di dalamnya.” (QS. az-Zumar [39]: 73).
İşte şu tasfiyenin neticesinde cehennem ebedî ve dehşetli bir suret alıp, taifeleri   وَام۟تَازُوا ال۟يَو۟مَ اَيُّهَا ال۟مُج۟رِمُونَ   tehdidine mazhar olacak. Cennet ebedî, haşmetli bir suret giyerek ehil ve ashabı سَلَامٌ عَلَي۟كُم۟ طِب۟تُم۟ فَاد۟خُلُوهَا خَالِدٖينَ   hitabına mazhar olacak. Yirmi Sekizinci Söz’ün Birinci Makamı’nın İkinci Suali’nde ispat edildiği gibi Hakîm-i Ezelî, şu iki hanenin sekenelerine, kudret-i kâmilesiyle ebedî ve sabit bir vücud verir ki hiç inhilal ve tagayyüre ve ihtiyarlığa ve inkıraza maruz kalmazlar. Çünkü inkıraza sebebiyet veren tagayyürün esbabı bulunmaz.
Dengan qudrah-Nya yang sempurna, Dat Yang Mahakuasa dan Mahabijak akan menganugerahkan kepada penghuni kedua tempat kekal itu wujud permanen yang kekal abadi. Ia tidak mengalami perubahan dan kehancuran. Di sana tidak terdapat sebab-sebab perubahan yang mengarah kepada kehancuran sebagaimana hal ini telah dijelaskan pada pertanyaan kedua, kedudukan pertama dari “Kalimat Kedua Puluh Delapan”.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Persoalan Keempat:'''
'''Dördüncü Mesele'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Terjadinya pembangunan dunia secara nyata.  
''Şu mümkün, vaki olacaktır.''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kebangkitan pasti akan terjadi. Ya, setelah dunia hancur dan binasa, akhirat akan dibangkitkan. Sang Pencipta Yang Mahakuasa yang telah membangunnya pertama kali akan memakmurkan akhirat dengan bentuk yang lebih indah daripada yang pertama setelah ia hancur. Dia akan menjadikannya sebagai salah satu tempat singgah akhirat. Dalil yang paling menunjukkan tentang hal ini pertama-tama adalah al-Qur’an dengan seluruh ayatnya yang mengandung ribuan bukti rasional. Diikuti dengan kitab-kitab suci lainnya, yang dalam persoalan ini, sejalan dengan al-Qur’an. Sifat-sifat keagungan dan kesempurnaan ilahi serta semua nama-Nya yang mulia secara tegas menunjukkan adanya kebangkitan. Demikian pula dengan semua perintah Tuhan yang diwahyukan kepada seluruh nabi dan rasul di mana dengan itu Dia menjanjikan keberadaan kiamat. Karena telah berjanji, tentu Dia akan memenuhi janji-Nya. Engkau bisa merujuk kembali hakikat kedelapan dari “Kalimat Kesepuluh”. Petunjuk lainnya adalah semua informasi yang diberikan Nabi x terkait dengan terjadinya kebangkitan di mana semua nabi, rasul, serta para wali dan kaum shiddîqîn dalam hal ini sejalan dengan beliau. Belum lagi semua ayat penciptaan di alam ini memberitahukan kepada kita tentang terjadinya kebangkitan.
Evet dünya, öldükten sonra âhiret olarak diriltilecektir. Dünya harap edildikten sonra, o dünyayı yapan zat, yine daha güzel bir surette onu tamir edecek, âhiretten bir menzil yapacaktır. Şuna delil başta Kur’an-ı Kerîm binler berahin-i akliyeyi tazammun eden umum âyâtıyla ve bütün kütüb-ü semaviye bunda müttefik bulunduğu gibi; Zat-ı Zülcelal’in evsaf-ı celaliyesi ve evsaf-ı cemaliyesi ve esma-i hüsnası, bunun vukuuna kat’î surette delâlet ederler ve enbiyaya gönderdiği bütün semavî fermanları ile kıyameti ve haşrin icadını vaad etmiş. İşte madem vaad etmiş, elbette yapacaktır. Onuncu Söz’ün Sekizinci Hakikati’ne müracaat et. Hem başta Muhammed-i Arabî aleyhissalâtü vesselâmın bin mu’cizatının kuvvetiyle, bütün enbiya ve mürselînin ve evliya ve sıddıkînin, vukuunda müttefik olup haber verdikleri gibi; şu kâinat bütün âyât-ı tekviniyesiyle, vukuundan haber veriyor.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kesimpulannya, semua hakikat “Kalimat Kesepuluh” serta seluruh petunjuk dalam risalah “Lâ Siyyamâ,” yang terdapat pada kedudukan kedua dari “Kalimat Kedua Puluh Delapan” yang ditulis dengan bahasa Arab dalam buku al-Matsnawi, keduanya memperli- hatkan secara meyakinkan—laksana terbitnya matahari setelah terbenam—bahwa matahari hakikat akan bersinar dalam bentuk kehidupan ukhrawi setelah terbenamnya kehidupan dunia.
'''Elhasıl:''' Onuncu Söz bütün hakaikiyle, Yirmi Sekizinci Söz İkinci Makamı’nda Lâsiyyemalardaki bütün berahiniyle, gurûb etmiş güneşin sabahleyin yeniden tulû edeceği derecesinde bir kat’iyetle göstermiştir ki: Hayat-ı dünyeviyenin gurûbundan sonra şems-i hakikat, hayat-ı uhreviye suretinde çıkacaktır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Demikianlah, semua yang telah kami jelaskan dari awal pada landasan keempat ini tidak lain merupakan kelanjutan dari nama al-Hakîm (Yang Mahabijak) sekaligus hasil dari limpahan makna al- Qur’an agar kalbu bisa menerima dan diri ini siap tunduk.
İşte baştan buraya kadar beyanatımız, ism-i Hakîm’den istimdad ve feyz-i Kur’an’dan istifade suretinde kalbi kabule, nefsi teslime, aklı iknaya ihzar için dört esas söyledik. Fakat biz neyiz ki buna dair söz söyleyeceğiz. Asıl şu dünyanın sahibi, şu kâinatın Hâlık’ı, şu mevcudatın Mâlik’i ne söylüyor; onu dinlemeliyiz. Mülk sahibi söz söylerken başkalarının ne haddi var ki fuzuliyane karışsın.
Sebetulnya kita tidak pantas untuk membicarakan persoalan ini. Kita harus mendengar apa yang dikatakan oleh pemilik hakiki dunia, pencipta alam, dan pemilik entitas ini. Ketika pemilik kerajaan berbicara, siapa yang berani berbicara selain-Nya.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div class="mw-translate-fuzzy">
İşte o Sâni’-i Hakîm, dünya mescidinde ve arz mektebinde, asırlar arkasında oturan taifelerin umum saflarına hitaben îrad ettiği hutbe-i ezeliyesinde, kâinatı zelzeleye veren
Tuhan Sang Pencipta Yang Maha Bijak mengarahkan kalam azali-Nya ke seluruh barisan entitas di ruangan masjid dunia dan sekolah bumi yang terus ada sepanjang masa. Dia yang mengguncang alam seluruhnya.“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat, lalu bumi mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)-nya, dan manusia bertanya, “Mengapa bumi (menjadi begini)?” pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam supaya diperlihatkan ke- pada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah sekalipun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarah sekalipun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. az-Zal- zalah [99]: 1-8).Ia mengutarakan satu ucapan yang membuat gembira semua makhluk dan melahirkan rasa rindu:
اِذَا زُل۟زِلَتِ ال۟اَر۟ضُ زِل۟زَالَهَا ۝ وَاَخ۟رَجَتِ ال۟اَر۟ضُ اَث۟قَالَهَا ۝ وَ قَالَ ال۟اِن۟سَانُ مَالَهَا ۝ يَو۟مَئِذٍ تُحَدِّثُ اَخ۟بَارَهَا ۝ بِاَنَّ رَبَّكَ اَو۟حٰى لَهَا ۝ يَو۟مَئِذٍ يَص۟دُرُ النَّاسُ اَش۟تَاتًا لِيُرَو۟ا اَع۟مَالَهُم۟ ۝ فَمَن۟ يَع۟مَل۟ مِث۟قَالَ ذَرَّةٍ خَي۟رًا يَرَهُ ۝ وَمَن۟ يَع۟مَل۟ مِث۟قَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Sampaikanlah kabar gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka disediakan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surge, mereka berkata, “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Baqarah [2]: 25).Kita harus mendengar dan memperhatikan perkataan tersebut yang bersumber dari Sang Pemilik kerajaan serta Pemelihara dunia dan akhirat. Kita ucapkan, “Kami beriman dan percaya.
ve bütün mahlukatı neşelendiren, şevke getiren
وَبَشِّرِ الَّذٖينَ اٰمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ اَنَّ لَهُم۟ جَنَّاتٍ تَج۟رٖى مِن۟ تَح۟تِهَا ال۟اَن۟هَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِن۟هَا مِن۟ ثَمَرَةٍ رِز۟قًا قَالُوا هٰذَا الَّذٖى رُزِق۟نَا مِن۟ قَب۟لُ وَاُتُوا بِهٖ مُتَشَابِهًا وَلَهُم۟ فٖيهَٓا اَز۟وَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُم۟ فٖيهَا خَالِدُونَ
gibi binler fermanları, Mâlikü’l-mülk’ten, Sahib-i Dünya ve Âhiret’ten dinlemeliyiz. “Âmennâ ve Saddaknâ” demeliyiz.
</div>
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Mahasuci Engkau. Kami tidak memiliki pengetahuan kecuali yang Kau ajarkan pada kami. Engkau Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.
سُب۟حَانَكَ لَا عِل۟مَ لَنَٓا اِلَّا مَا عَلَّم۟تَنَٓا اِنَّكَ اَن۟تَ ال۟عَلٖيمُ ال۟حَكٖيمُ
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai Tuhan, jangan Kau hukum kami jika lupa atau alpa.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذ۟نَٓا اِن۟ نَسٖينَٓا اَو۟ اَخ۟طَا۟نَا
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
“Ya Allah, limpahkan salawat kepada junjungan kami, Muhammad, dan kepada keluarga junjungan kami, Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan salawat kepada junjungan kami, Ibrahim, dan kepada keluarga junjungan kami, Ibrahim.Engkau Maha Terpuji dan Mahaagung.”
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّي۟تَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِب۟رَاهٖيمَ وَ عَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِب۟رَاهٖيمَ اِنَّكَ حَمٖيدٌ مَجٖيدٌ
</div>




<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
------
------
<center> [[Yirmi Sekizinci Söz]] ⇐ | [[Sözler]] | ⇒ [[Otuzuncu Söz]] </center>
<center> [[Yirmi Sekizinci Söz/id|KALIMAT KEDUA PULUH DELAPAN]] ⇐ | [[Sözler/id|Al-Kalimât]] | ⇒ [[Otuzuncu Söz/id|KALIMAT KETIGA PULUH]] </center>
------
------
</div>