82.761
düzenleme
("Risalah al-Âyat al-Kubrâ yang merupakan “Sinar Ketujuh” telah menjelaskan dan menetapkan lewat tiga puluh tiga kesepakatan besar di mana kekuatan argumen masing-masingnya laksana gunung, bahwa alam ini bersumber dari tangan Dzat Yang Maha Esa dan milik Dzat Yang Maha Esa. Lewat berbagai argumen dan tahapan, secara jelas tauhid memperlihatkan bahwa ia merupakan poros dan inti ke- sempurnaan Ilahi. Risalah tersebut juga menerangkan bahwa dengan keesa..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Kesimpulannya: Selama Allah ada, maka akhirat juga pasti ada." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
751. satır: | 751. satır: | ||
Risalah al-Âyat al-Kubrâ yang merupakan “Sinar Ketujuh” telah menjelaskan dan menetapkan lewat tiga puluh tiga kesepakatan besar di mana kekuatan argumen masing-masingnya laksana gunung, bahwa alam ini bersumber dari tangan Dzat Yang Maha Esa dan milik Dzat Yang Maha Esa. Lewat berbagai argumen dan tahapan, secara jelas tauhid memperlihatkan bahwa ia merupakan poros dan inti ke- sempurnaan Ilahi. Risalah tersebut juga menerangkan bahwa dengan keesaan, seluruh alam berubah laksana prajurit yang siap pakai dan laksana pegawai yang tunduk milik Dzat Yang Maha Esa. Lewat kedatangan dan eksistensi akhirat, kesempurnaan-Nya menjadi terwujud dan terpelihara, keadilan-Nya terbentang dan terbebas dari kezaliman, hikmah-Nya yang bersifat komprehensif menjadi suci dan bersih dari kesia-siaan, rahmat-Nya yang luas menyebar, serta keperkasaan dan qudrah-Nya yang mutlak terlihat dan jauh dari kelemahan. Setiap sifat-Nya tampak suci dan mulia. | Risalah al-Âyat al-Kubrâ yang merupakan “Sinar Ketujuh” telah menjelaskan dan menetapkan lewat tiga puluh tiga kesepakatan besar di mana kekuatan argumen masing-masingnya laksana gunung, bahwa alam ini bersumber dari tangan Dzat Yang Maha Esa dan milik Dzat Yang Maha Esa. Lewat berbagai argumen dan tahapan, secara jelas tauhid memperlihatkan bahwa ia merupakan poros dan inti ke- sempurnaan Ilahi. Risalah tersebut juga menerangkan bahwa dengan keesaan, seluruh alam berubah laksana prajurit yang siap pakai dan laksana pegawai yang tunduk milik Dzat Yang Maha Esa. Lewat kedatangan dan eksistensi akhirat, kesempurnaan-Nya menjadi terwujud dan terpelihara, keadilan-Nya terbentang dan terbebas dari kezaliman, hikmah-Nya yang bersifat komprehensif menjadi suci dan bersih dari kesia-siaan, rahmat-Nya yang luas menyebar, serta keperkasaan dan qudrah-Nya yang mutlak terlihat dan jauh dari kelemahan. Setiap sifat-Nya tampak suci dan mulia. | ||
Jadi, tidak diragukan lagi bahwa kiamat pasti terjadi. Demikian pula dengan pengumpulan dan kebangkitan. Pintu-pintu negeri gan- jaran dan hukuman akan dibuka sesuai dengan hakikat yang terdapat dalam delapan paragraf di atas yang dimulai dengan kata “selama” di mana ia merupakan persoalan penting dan memiliki tujuan halus di antara ratusan bahasan tentang iman kepada Allah. Hal itu agar urgensi dan sentralitas bumi berikut urgensi dan kedudukan manusia terwujud; agar keadilan Tuhan Pemelihara bumi dan manusia, serta hikmah, rahmat, dan kekuasaan-Nya kukuh; agar para wali, kekasih hakiki, dan para perindu Tuhan yang abadi selamat dari kondisi fana dan kebinasaan abadi; agar sosok paling agung, tercinta, dan termulia | |||
dari mereka melihat ganjaran amalnya dan hasil pengabdiannya yang menjadikan alam selalu diridai; serta agar kesempurnaan kekuasaan Tuhan yang abadi bersih dari cacat, qudrah-Nya bersih dari kelema- han, hikmah-Nya jauh dari kebodohan, dan keadilan-Nya jauh dari kezaliman. | |||
Kesimpulannya: Selama Allah ada, maka akhirat juga pasti ada. | |||
Sebagaimana ketiga rukun iman yang disebutkan di atas menetapkan adanya kebangkitan lewat seluruh dalilnya, maka kedua rukun iman lainnya, yaitu iman kepada malaikat serta iman kepada takdir baik dan buruk juga menuntut dan menjadi bukti kuat atas adanya alam abadi. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme