İçeriğe atla

On Dördüncü Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"------ <center> KALIMAT KETIGA BELAS ⇐ | Al-Kalimât | ⇒ KALIMAT KELIMA BELAS </center> ------" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Cahayanya yang besar itulah yang meliputi segala sesuatu yang berada dalam ruang lingkupnya sehingga sesuatu sekecil apapun ia tidak dapat bersembunyi atau lari darinya. Dengan kata lain, kebesarannya tidak membuat benda kecil sekalipun berada di luar lingkupnya. Sebaliknya, dengan rahasia cahayanya, ia tetap mencakup semuanya dalam wilayah cakupannya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("------ <center> KALIMAT KETIGA BELAS ⇐ | Al-Kalimât | ⇒ KALIMAT KELIMA BELAS </center> ------" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
 
(Aynı kullanıcının aradaki diğer 35 değişikliği gösterilmiyor)
39. satır: 39. satır:
Cahayanya yang besar itulah yang meliputi segala sesuatu yang berada dalam ruang lingkupnya sehingga sesuatu sekecil apapun ia tidak dapat bersembunyi atau lari darinya. Dengan kata lain, kebesarannya tidak membuat benda kecil sekalipun berada di luar lingkupnya. Sebaliknya, dengan rahasia cahayanya, ia tetap mencakup semuanya dalam wilayah cakupannya.
Cahayanya yang besar itulah yang meliputi segala sesuatu yang berada dalam ruang lingkupnya sehingga sesuatu sekecil apapun ia tidak dapat bersembunyi atau lari darinya. Dengan kata lain, kebesarannya tidak membuat benda kecil sekalipun berada di luar lingkupnya. Sebaliknya, dengan rahasia cahayanya, ia tetap mencakup semuanya dalam wilayah cakupannya.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Andaikan matahari memiliki kehendak dalam melakukan berbagai tugas dan manifestasi yang ia miliki, dengan izin Allah berbagai aktivitasnya mengalir dengan sangat mudah dan luas, mulai dari partikel hingga tetesan air, permukaan laut, dan semua planet yang beredar. Dengan demikian, partikel dan planet memiliki kedudukan yang sama baginya. Sebab, limpahan cahaya yang ia sebarkan ke permukaan laut, juga dilakukan dengan sangat rapi kepada sebuah partikel sesuai dengan kapasitasnya.
Hem güneşi, mazhar olduğu cilvelerde ve vazifelerde farz-ı muhal olarak fâil-i muhtar farz etsek o derece suhulet ve sürat ve vüs’at içinde, zerreden, katreden, deniz yüzünden, seyyarata kadar izn-i İlahî ile öyle işliyor ki şu tasarrufat-ı azîmeyi yalnız bir mahz-ı emir ile yapar, tahayyül edilebilir. Zerre ile seyyare, emrine karşı müsavidirler. Deniz yüzüne verdiği feyzi, zerreye de kabiliyetine göre kemal-i intizam ile verir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Matahari yang merupakan gelembung kecil itu bersinar terang di permukaan lautan langit. Ia merupakan cermin kecil dan tebal yang memantulkan manifestasi nama an-Nur milik Tuhan Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Matahari tersebut menerangkan contoh tiga pilar asasi dari hakikat al-Qur’an. Tentu saja cahaya dan panas matahari itu padat sepadat tanah jika dibandingkan dengan pengetahuan dan qudrah Dzat yang merupakan Cahaya dari segala cahaya, Penerang cahaya, dan Penentu cahaya.Jadi, Dzat Yang Mahaindah dan Mulia tersebut sangat dekat dengan segala sesuatu lewat pengetahuan dan qudrah-Nya. Dia hadir dan menatapnya, sementara segala sesuatu sangat jauh dari-Nya. Dia menangani segala sesuatu tanpa ada kesulitan sedikit pun dan tanpa interaksi langsung dengan sangat mudah. Dapat dipahami bahwa de- ngan sekadar perintah, segala sesuatu sudah terwujud dengan mudah dan cepat. Pada hakikatnya tidak ada sesuatu pun, baik parsial atau integral, kecil atau besar, yang berada di luar wilayah qudrah-Nya dan jauh dari jangkauan kebesaran-Nya. Begitulah kita memahami dan mengimani dengan yakin dan sampai pada tingkat penyaksian. Bahkan demikianlah seharusnya keimanan kita.
İşte, sema denizinin yüzünde ziyadar bir kabarcık ve Kadîr-i Mutlak’ın Nur isminin cilvesine kesif bir âyinecik olan şu güneşin, bilmüşahede şu hakikatin üç esasının numunelerine mazhar olduğunu görüyoruz. Elbette güneşin nur ve harareti, ilim ve kudretine nisbeten toprak gibi kesif hükmünde, “Nuru’n-Nur, Münevviru’n-Nur, Mukaddiru’n-Nur” olan Zat-ı Zülcelal her şeye, ilim ve kudretiyle nihayetsiz yakın ve hazır ve nâzır ve eşya ondan gayet uzak olduğuna hem o derece külfetsiz, mualecesiz, suhuletle işleri yapar ki yalnız mahz-ı emrin sürat ve suhuletiyle icad eder gibi anlaşıldığına hem hiçbir şey; cüz’î küllî, küçük büyük, daire-i kudretinden harice çıkmadığına ve kibriyası ihata ettiğine şuhud derecesinde bir yakîn-i imanî ile iman ederiz ve iman etmek gerektir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Kelima'''
'''Beşincisi:'''
Berbagai ayat seperti berikut ini menjelaskan keagungan dan kebesaran Allah , yaitu mulai dari firman-Nya yang berbunyi:“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat. Dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya...” (QS. az-Zumar [39]: 67).“Ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi (mengetahui) antara manusia dan hatinya...” (QS. al-Anfâl [8]: 24). “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (QS. az-Zumar[39]: 62).Hingga firman-Nya yang berbunyi:
"وَمَا قَدَرُوا اللّٰهَ حَقَّ قَد۟رِهٖ وَال۟اَر۟ضُ جَمٖيعًا قَب۟ضَتُهُ يَو۟مَ ال۟قِيَامَةِ وَالسَّمٰوَاتُ مَط۟وِيَّاتٌ بِيَمٖينِهٖ den tut, tâ وَاع۟لَمُٓوا اَنَّ اللّٰهَ يَحُولُ بَي۟نَ ال۟مَر۟ءِ وَقَل۟بِهٖ ye kadar… Hem اَللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَى۟ءٍ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَى۟ءٍ وَكٖيلٌ den tut, tâ يَع۟لَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُع۟لِنُونَ e kadar… Hem خَلَقَ السَّمٰوَاتِ وَال۟اَر۟ضَ dan tut, tâ خَلَقَكُم۟ وَمَا تَع۟مَلُونَ e kadar… Hem مَا شَٓاءَ اللّٰهُ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللّٰهِ den tut, tâ وَمَا تَشَٓاؤُنَ اِلَّٓا اَن۟ يَشَٓاءَ اللّٰهُ ya kadar hudud-u azamet-i rububiyeti ve kibriya-i uluhiyeti tutmuş olan ezel ve ebed Sultanı, şu âciz ve nihayetsiz zayıf ve nihayetsiz fakir ve nihayetsiz muhtaç ve yalnız cüz’î bir ihtiyar ile icada kabiliyeti olmayan zayıf bir kesb ile mücehhez benî-Âdem’e karşı şedit şikayat-ı Kur’aniyesi ve azîm tehdidatı ve müthiş vaîdleri ne hikmete binaendir ve ne vecihle tevfik edilir? Ne suretle münasip düşer?” demek olan derin ve yüksek hakikate kanaat getirmek için şu gelecek iki temsile bak:
“Dia mengetahui yang mereka sembunyikan dan yang mereka tampakkan.” (QS. al-Baqarah [2]: 77). Kemudian dari firman-Nya yang berbunyi:“Dia menciptakan langit dan bumi...” (QS. al-A’râf [7]: 54). Hingga firman-Nya yang berbunyi:“Dia menciptakan kalian berikut apa yang kalian perbuat.” (QS. ash-Shâffât [37]: 96).
</div>
Lalu dari firman-Nya yang berbunyi:“Atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah…” (QS. al-Kahfi [18]: 39).
Hingga firman-Nya yang berbunyi:“Tidaklah kalian berkehendak kecuali jika dikehendaki oleh Allah.”
(QS. al-Insân [76]: 30).Ayat-ayat tersebut menegaskan integralitas keagungan rububi- yah dan uluhiyah Allah terhadap segala sesuatu. Penguasa agung, azali, dan abadi itu memberikan peringatan dan ancaman kepada manusia yang sangat lemah, fakir, dan tak berdaya, di mana ia hanya memiliki sedikit kehendak dan kemampuan tanpa memiliki kekuasaan untuk mencipta.
Lalu pertanyaan yang muncul, “Apa landasan hikmah dari peri- ngatan dan ancaman tersebut yang bersumber dari kebesaran-Nya terhadap manusia yang lemah? Bagaimana menyelaraskan dan memadukan antara keduanya?
Agar kalbu menjadi tenang, kutegaskan: perhatikan hakikat yang sangat mendalam dan mulia ini lewat dua perumpamaan sebagai berikut:


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Perumpamaan pertama:'''
'''Birinci Temsil:''' Mesela, şahane bir bağ var ki nihayetsiz meyvedar ve çiçektar masnûlar, içinde bulunuyorlar. Ona nezaret etmek için pek çok hademeler tayin edilmiş. Bir hizmetkârın vazifesi dahi yalnız o bağa yayılacak ve içilecek suyun mecrasındaki deliğin kapağını açmaktır. Ve şu hizmetkâr ise tembellik etti, deliğin kapağını açmadı. O bağın tekemmülüne halel geldi veyahut kurudu. O vakit Hâlık’ın sanat-ı Rabbaniyesinden ve Sultan’ın nezaret-i şahanesinden ve ziya ve hava ve toprağın hizmet-i bendegânesinden başka, bütün hademelerin o sersemden şekvaya hakları vardır. Zira hizmetlerini akîm bıraktı veya zarar verdi.
Ada sebuah kebun luas yang berisi buah matang dan bunga indah yang tak terhingga. Sejumlah pekerja ditugaskan untuk mengawasi kebun tersebut. Hanya saja seorang yang ditugaskan membuka saluran air untuk menyirami kebun agak malas dalam menunaikan tugasnya. Ia tidak membuka saluran itu sehingga air tidak mengalir. Artinya, tindakannya membuat seluruh yang terdapat di kebun menjadi rusak dan kering. Maka, semua pekerja di kebun mengeluhkan orang yang tidak menunaikan tugasnya tadi. Di samping itu, semua ciptaan Tuhan dan semua yang berada di bawah tatapan penyaksian-Nya ikut mengeluh. Bahkan tanah, udara, dan cahaya juga mengeluhkan orang malas ini. Sebab, ia telah membuat tugas dan pengabdian mereka tidak berjalan dengan baik. Atau, minimal terganggu.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Perumpamaan kedua:
'''İkinci Temsil:''' Mesela, cesîm bir sefine-i sultaniyede, âdi bir adam cüz’î vazifesini terk etmesiyle, bütün gemideki vazifedarların netaic-i hidematına halel getirdiğinden ve bazı da mahvettiğinden bütün o vazifedarlar namına gemi sahibi ondan şedit şikâyet eder. Kusur sahibi ise diyemez ki: “Ben bir âdi adamım, ehemmiyetsiz ihmalimden şu şiddete müstahak değilim.Çünkü tek bir adem, hadsiz ademleri intac eder. Fakat vücud kendine göre semere verir. Çünkü bir şeyin vücudu, bütün şerait ve esbabın vücuduna mütevakkıf olduğu halde; o şeyin ademi, intifası, tek bir şartın intifasıyla ve tek bir cüzün ademiyle netice itibarıyla mün’adim olur. Bundandır ki “Tahrip, tamirden pek çok defa eshel olduğu” bir düstur-u mütearife hükmüne geçmiştir.
Ada sebuah kapal milik raja. Jika seorang pekerja meninggalkan pekerjaan kecilnya, hal itu akan membuat aktivitas seluruh pekerja di kapal tersebut terganggu. Karena itu, pemilik kapal, yaitu sang raja mengancam pekerja yang lalai tadi atas nama seluruh pekerja di kapal. Orang yang lalai tadi tidak dapat berkata, “Mengapa aku harus mendapat ancaman keras semacam ini, padahal yang kulakukan hanya sebatas pengabaian hal yang sepele?Hal ini lantaran satu “ketiadaan” menyebabkan banyak ketiadaan. Sementara “keberadaan” melahirkan berbagai buah sesuai dengan jenisnya. Sebab, wujud dan keberadaan sesuatu bergantung pada keberadaan seluruh sebab dan syarat. Sebaliknya, ketiadaan sesuatu dari sisi hasil terwujud dengan ketiadaan satu syarat dan satu bagian darinya. Dari sini “merusak lebih mudah daripada membangun” menjadi satu kaidah yang dikenal oleh manusia.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ketika landasan kekufuran, kesesatan, dan maksiat merupakan bentuk pengingkaran, pengabaian, dan penolakan, meski gambaran lahiriahnya tampak positif dan berwujud, namun hakikatnya merupakan bentuk ketiadaan. Karena itu, ia adalah kejahatan besar. Di samping merusak seluruh hasil kerja yang ada, ia juga menghijab berbagai manifiestasi Asmaul Husna yang indah dan membuatnya tak terlihat.
Madem küfür ve dalalet, tuğyan ve masiyet esasları; inkârdır ve reddir, terktir ve adem-i kabuldür. Suret-i zâhiriyede ne kadar müsbet ve vücudlu görünse de hakikatte intifadır, ademdir. Öyle ise cinayet-i sâriyedir. Sair mevcudatın netaic-i amellerine halel verdiği gibi esma-i İlahiyenin cilve-i cemallerine perde çeker.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Demikianlah, seluruh entitas memiliki hak untuk mengeluh tanpa terkecuali. Atas dasar itu, Penguasanya yang agung mengancam manusia yang berbuat maksiat dengan ancaman keras. Ini adalah hikmah yang sesungguhnya, sebab pelaku maksiat memang layak mendapat ancaman keras dan menakutkan.
İşte bu hadsiz şikâyete hakları olan mevcudat namına o mevcudatın sultanı, şu âsi beşerden azîm şikâyet eder ve etmesi ayn-ı hikmettir. Ve o âsi, şiddetli tehdidata elbette müstahaktır ve dehşetli vaîdlere bilâ-şüphe sezadır.
</div>




<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<span id="Hâtime"></span>
== '''Hâtime''' ==
==PENUTUP==
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
(Pelajaran dan Tamparan Keras bagi Orang Lalai)
(Gafil kafaya bir tokmak ve bir ders-i ibrettir.)
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
“Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
وَمَا ال۟حَيٰوةُ الدُّن۟يَٓا اِلَّا مَتَاعُ ال۟غُرُورِ
(QS. Ali Imran [3]: 185).
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai diriku yang terjerumus ke dalam kelalaian! Wahai yang menganggap kehidupan ini sebagai sesuatu yang manis dan nikmat sehingga mengejar dunia, dan melupakan akhirat. Tahukah seperti apa engkau? Engkau seperti burung unta. Ketika melihat pemburu ia tidak dapat terbang. Namun ia memasukkan kepalanya ke dalam pa- sir, sementara badannya yang besar tetap terlihat di luar. Ia mengira bahwa si pemburu tidak melihatnya. Padahal pemburu itu melihatnya, sementara ia sendiri yang tidak melihat si pemburu.
Ey gaflete dalıp ve bu hayatı tatlı görüp ve âhireti unutup dünyaya talip bedbaht nefsim! Bilir misin neye benzersin? Deve kuşuna… Avcıyı görür, uçamıyor; başını kuma sokuyor, tâ avcı onu görmesin. Koca gövdesi dışarıda. Avcı görür. Yalnız o, gözünü kum içinde kapamış, görmez.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai diri! Perhatikan perumpamaan ini dan renungkanlah bagaimana membatasi perhatian pada dunia mengubah nikmat menjadi derita.
Ey nefis! Şu temsile bak, gör; nasıl dünyaya hasr-ı nazar, aziz bir lezzeti, elîm bir eleme kalbeder.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Anggaplah di kampung ini (Barla) terdapat dua orang lelaki. Sembilan puluh sembilan persen sahabat orang pertama telah pergi ke Istanbul di mana di sana mereka hidup tenang dan bahagia. Semen- tara yang tersisa di sini hanya satu orang yang sebentar lagi juga akan menyusul mereka. Tentu orang ini sangat merindukan Istanbul. Bah- kan ia memikirkan dan selalu ingin berjumpa dengan para kekasihnya tersebut. Jika pada suatu saat ada yang berkata, “Ayo pergi ke sana!” ia pasti akan pergi dengan perasaan gembira.Adapun orang yang kedua telah ditinggalkan oleh sembilan puluh sembilan persen kekasihnya. Ia mengira sebagian mereka lenyap dan sebagian lagi tinggal di tempat yang tidak terlihat. Menurutnya, mereka telah binasa dan bercerai-berai. Maka, tentu saja orang malang ini dalam kondisi sakit kronis. Ia mencari pelipur lara bahkan dengan seorang pelancong sekalipun sebagai ganti dari mereka semua. Dengannya, ia ingin menutupi derita akibat perpisahan.
Mesela, şu karyede yani Barla’da iki adam bulunur. Birisinin yüzde doksan dokuz ahbabı İstanbul’a gitmişler, güzelce yaşıyorlar. Yalnız bir tek burada kalmış, o dahi oraya gidecek. Bunun için şu adam İstanbul’a müştaktır, orayı düşünür. Ahbaba kavuşmak ister. Ne vakit ona denilse “Oraya git!”, sevinip gülerek gider. İkinci adam ise yüzde doksan dokuz dostları buradan gitmişler. Bir kısmı mahvolmuşlar. Bir kısmı ne görür ne de görünür yerlere sokulmuşlar. Perişan olup gitmişler, zanneder. Şu bîçare adam ise bütün onlara bedel yalnız bir misafire ünsiyet edip teselli bulmak ister. Onunla o elîm âlâm-ı firakı kapamak ister.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai diri! Seluruh orang yang kau cintai, terutama sang kekasih Allah, Nabi x, mereka semua sekarang berada di penghujung alam kubur. Yang tersisa di sini hanya satu atau dua orang. Mereka pun sedang bersiap-siap pergi. Karena itu, jangan engkau memalingkan kepala karena takut mati dan cemas menghadapi kubur. Namun perhatikan kubur dan lihatlah lubangnya dengan penuh ketegaran. Perhatikan apa yang diminta. Lalu tersenyumlah di hadapan kematian dengan penuh kesatria. Lihat apa yang ia inginkan. Jangan sekali-kali lalai sehingga menjadi seperti orang kedua di atas!
Ey nefis! Başta Habibullah, bütün ahbabın kabrin öbür tarafındadırlar. Burada kalan bir iki tane ise onlar da gidiyorlar. '''Ölümden ürküp kabirden korkup başını çevirme. Merdane kabre bak; dinle, ne talep eder.''' '''Erkekçesine ölümün yüzüne gül; bak, ne ister.''' Sakın gafil olup ikinci adama benzeme.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai diri! Jangan pernah berkata bahwa waktu telah berubah, sementara manusia sibuk dengan dunia dan tertipu dengan kehidupan mereka sehingga mabuk olehnya. Sebab, kematian tidak berubah dan perpisahan juga tetap ada. Kelemahan dan kepapaan manusia merupakan dua unsur yang tidak berubah bahkan semakin bertambah. Perjalanan manusia tidak terputus, namun terus berlanjut.
Ey nefsim! Deme: “Zaman değişmiş, asır başkalaşmış, herkes dünyaya dalmış, hayata perestiş eder. Derd-i maişetle sarhoştur.” Çünkü ölüm değişmiyor. Firak, bekaya kalbolup başkalaşmıyor. Acz-i beşerî, fakr-ı insanî değişmiyor, ziyadeleşiyor. Beşer yolculuğu kesilmiyor, sürat peyda ediyor.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kemudian jangan pula berkata, “Aku hidup seperti yang lain.” Sebab, tidak ada yang akan menyertaimu kecuali hanya sampai pintu kubur. Kalaupun engkau pergi mencari pelipur lara lewat keberadaan orang lain yang sama-sama mendapatkan musibah, itu juga tidak ada gunanya sama sekali saat berada di kubur.
Hem deme: “Ben de herkes gibiyim.” Çünkü herkes sana kabir kapısına kadar arkadaşlık eder. Herkesle musibette beraber olmak demek olan teselli ise kabrin öbür tarafında pek esassızdır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jangan mengira dirimu bebas merdeka. Sebab, jika engkau melihat negeri jamuan dunia dengan pandangan hikmah dan cermat, tidak ada sesuatu yang tanpa aturan dan tujuan. Lalu bagaimana mungkin engkau akan tetap bertahan tanpa aturan dan tujuan?
Hem kendini başıboş zannetme. Zira şu misafirhane-i dünyada nazar-ı hikmetle baksan hiçbir şeyi nizamsız, gayesiz göremezsin. Nasıl sen nizamsız, gayesiz kalabilirsin?
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Bahkan berbagai kejadian alam dan peristiwa yang menyerupai gempa bumi bukanlah sesuatu yang bersifat kebetulan.Misalnya, pada saat engkau menyaksikan sebagian bumi dihias dengan berbagai tumbuhan dan hewan secara sangat rapi dan indah, lalu engkau melihat semuanya mulai dari kepala hingga kaki dibungkus dengan hikmah dan tujuan; pada saat ia berputar menyerupai sebuah tarikan cinta dan kerinduan Maulawi(*<ref>*Sebuah perumpamaan yang tepat di mana ia diserupakan dengan para pengikut Maulawi yang berputar di sekitar dirinya (seperti rotasi bumi) dan di sekitar lingkaran zikir (seperti revolusi bumi) dengan khusyuk dan ingat kepada Tuhan. Maulawiyah me- rupakan tarekat sufi yang tersebar di Turki (Ihsan Qasim ash-Shalihi)—Peny.</ref>)dengan sangat cermat dan rapi dibingkai dengan sejumlah tujuan mulia; pada saat engkau menyaksikan hal ini dan mengetahui bagaimana gempa bumi yang serupa dengan hentakan bola bumi di mana ia menampakkan keti- daksenangannya terhadap kesempitan maknawi yang bersumber dari perilaku manusia, terutama kaum beriman, bagaimana mungkin peristiwa yang berisi kematian itu terjadi tanpa tujuan sebagaimana dinyatakan oleh ateis yang menganggapnya sebagai proses kebetulan sehingga dengan begitu ia melakukan kesalahan besar? Pasalnya, ia menjadikan seluruh harta dan nyawa yang lenyap dari tangan mereka sebagai hal yang percuma seraya mencampakkan mereka dalam keputusasaan yang pahit. Padahal berbagai kejadian semacam itu sebenarnya menyimpan aset kaum beriman dengan mengubahnya menjadi sedekah bagi mereka. Ia menjadi penebus dosa yang bersumber dari sikap kufur nikmat.
Zelzele gibi vakıalar olan şu hâdisat-ı kevniye, tesadüf oyuncağı değiller. Mesela, zemine nebatat ve hayvanat envaından giydirilen birbiri üstünde, birbiri içinde, gayet muntazam ve gayet münakkaş gömlekler; baştan aşağıya kadar gayelerle, hikmetlerle müzeyyen, mücehhez olduklarını gördüğün ve gayet âlî gayeler içinde kemal-i intizam ile meczup mevlevî gibi devredip döndürmesini bildiğin halde, nasıl oluyor ki küre-i arzın benî-Âdem’den, bâhusus ehl-i imandan beğenmediği bir kısım etvar-ı gafletin sıklet-i maneviyesinden omuz silkmeye benzeyen zelzele gibi '''(Hâşiye<ref>'''Hâşiye:''' İzmir’in zelzelesi münasebetiyle yazılmıştır.</ref>)'''mevt-âlûd hâdisat-ı hayatiyesini; bir mülhidin neşrettiği gibi gayesiz, tesadüfî zannederek bütün musibetzedelerin elîm zayiatını bedelsiz, hebaen mensur gösterip müthiş bir yeise atarlar. Hem büyük bir hata hem büyük bir zulmederler.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Hari di mana engkau melihat wajah bumi demikian buruk akan tiba di mana keindahannya dirusak oleh perbuatan syirik dan kekufuran manusia. Ketika itu, wajahnya akan dihapus oleh gempa yang besar sesuai perintah Sang Pencipta. Ia membersihkannya seraya memasukkan kaum musyrik ke dalam neraka dan menyeru kaum yang bersyukur, “Mari masuklah ke dalam surga!”
Belki öyle hâdiseler, bir Hakîm-i Rahîm’in emriyle ehl-i imanın fâni malını, sadaka hükmüne çevirip ibka etmektir ve küfran-ı nimetten gelen günahlara keffarettir. Nasıl ki bir gün gelecek, şu musahhar zemin, yüzünün ziyneti olan âsâr-ı beşeriyeyi şirk-âlûd, şükürsüz görüp çirkin bulur. Hâlık’ın emriyle büyük bir zelzele ile bütün yüzünü siler, temizler. Allah’ın emriyle ehl-i şirki cehenneme döker. Ehl-i şükre “Haydi, cennete buyurun!” der.
</div>




<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<span id="On_Dördüncü_Söz’ün_Zeyli"></span>
== '''On Dördüncü Söz’ün Zeyli''' ==
==LAMPIRAN KALIMAT KEEMPAT BELAS==
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّح۪يمِ
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّح۪يمِ
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
“Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan (yang dahsyat). Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)-nya. Manusia bertanya: ‘Mengapa bumi (menjadi begini)?’ Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu, ma- nusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah sekalipun, niscaya ia akan melihat (balasan)-nya. Barangsiapa yangmengerjakan kejahatan sebesar zarah sekalipun, niscaya akan melihat (balasan)-nya pula.”
اِذَا زُل۟زِلَتِ ال۟اَر۟ضُ زِل۟زَالَهَا ۝ وَاَخ۟رَجَتِ ال۟اَر۟ضُ اَث۟قَالَهَا ۝ وَ قَالَ ال۟اِن۟سَانُ مَالَهَا ۝ يَو۟مَئِذٍ تُحَدِّثُ اَخ۟بَارَهَا ۝ بِاَنَّ رَبَّكَ اَو۟حٰى لَهَا … الخ
(QS. az-Zalzalah [99]: 1-8).
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Surah mulia di atas menegaskan bahwa gempa dan gerakan bumi tidak terlepas dari wahyu dan perintah Allah.
Şu sure kat’iyen ifade ediyor ki: Küre-i arz, hareket ve zelzelesinde vahiy ve ilhama mazhar olarak emir tahtında depreniyor. Bazen de titriyor.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Berkat peringatan maknawi, sejumlah jawaban terhadap beberapa pertanyaan seputar gempa yang baru saja terjadi datang ke dalam kalbu. Meskipun beberapa kali aku bertekad untuk menuliskan jawaban tersebut secara rinci, namun kesempatan itu tidak kunjung tiba. Karenanya, ia akan dituliskan secara singkat dan global.
Manevî ve ehemmiyetli bir canibden şimdiki zelzele münasebetiyle altı yedi cüz’î suale karşı, yine manevî ihtar yardımıyla cevapları kalbe geldi. Tafsilen yazmak kaç defa niyet ettimse de izin verilmedi. Yalnız icmalen kısacık yazılacak.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Pertanyaan Pertama'''
'''Birinci Sual:''' Bu büyük zelzelenin maddî musibetinden daha elîm manevî bir musibeti olarak şu zelzelenin devamından gelen korku ve meyusiyet, ekser halkın ekser memlekette gece istirahatini selbederek dehşetli bir azap vermesi nedendir?
Gempa besar tersebut telah mendatangkan bencana maknawi yang lebih hebat daripada bencana materi. Ia berupa rasa takut, resah,dan putus asa yang menyelimuti jiwa. Pasalnya, gempa tersebut terus berlangsung sehingga mengusik ketenangan sebagian besar manusia di malam hari. Apakah gerangan yang menjadi sebab siksa menyakitkan ini?
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Berkat peringatan maknawi pula, kami menemukan jawabannya sebagai berikut:Sikap lancang dan gila yang dilakukan secara terang-terangan oleh penduduk negeri iniyang merupakan pusat Islam—pada bulan penuh berkah seperti bulan Ramadhan serta di saat salat Tarawih sedang dilaksanakan, lalu tindakan mereka memperdengarkan lagu- lagu yang merangsang lewat suara wanita dan kadang kala lewat radio telah mengakibatkan datangnya rasa takut dan cemas tersebut.
'''Yine manevî cevap:''' Şöyle denildi ki ramazan-ı şerifin teravih vaktinde kemal-i neşe ve sürur ile sarhoşçasına gayet heveskârane şarkıları ve bazen kızların sesleriyle, radyo ağzıyla bu mübarek merkez-i İslâmiyet’in her köşesinde cazibedarane işittirilmesi, bu korku azabını netice verdi.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Pertanyaan Kedua'''
'''İkinci Sual:''' Niçin gâvurların memleketlerinde bu semavî tokat başlarına gelmiyor, bu bîçare Müslümanlara iniyor?
Mengapa azab dan peringatan Ilahi itu tidak menimpa negara kafir dan ateis, malah menimpa kaum muslim yang lemah?
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jawaban: Sebagaimana berbagai kejahatan besar dialihkan ke Pengadilan Tinggi dan hukumannya tidak langsung diberikan, sementara kejahatan kecil langsung diputuskan di pengadilan setempat. Demikian pula dengan sebagian besar hukuman kaum kafir. Hukuman mereka ditangguhkan ke pengadilan terbesar di Akhirat. Sementara kesalahan kaum beriman dihukum di dunia. Hal itu sesuai dengan hikmah Rabbani yang penting.(*<ref>*Sikap negara Rusia dan sejenisnya yang menanggalkan agama yang telah menyimpang tidak melahirkan murka Allah, berbeda dengan sikap menghina agama yang benar dan abadi (di Turki). Karena itu, bumi membiarkan yang pertama, dan marah terhadap yang kedua—Penulis.</ref>)
'''Elcevap:''' Büyük hatalar ve cinayetler tehir ile büyük merkezlerde ve küçücük cinayetler tacil ile küçük merkezlerde verildiği gibi; mühim bir hikmete binaen ehl-i küfrün cinayetlerinin kısm-ı a’zamı, mahkeme-i kübra-yı haşre tehir edilerek ehl-i imanın hataları, kısmen bu dünyada cezası verilir. '''(Hâşiye<ref>'''Hâşiye:''' Hem Rus gibi olanlar, mensuh ve tahrif edilmiş bir dini terk etmekle, hak ve ebedî ve kabil-i nesh olmayan bir dine ihanet etmek derecesinde gayretullaha dokunmadığından, zemin şimdilik onları bırakıp bunlara hiddet ediyor.</ref>)'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Pertanyaan Ketiga'''
'''Üçüncü Sual:''' Bazı eşhasın hatasından gelen bu musibet, bir derece memlekette umumî şekle girmesinin sebebi nedir?
Mengapa musibah ini menimpa seluruh negeri, padahal ia bersumber dari dosa yang dilakukan oleh sebagian dari mereka?
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jawaban: Sebagian besar mereka ikut serta bersama kalangan yang berbuat zalim itu, entah dalam bentuk perbuatan, masuk ke barisan mereka, atau bisa pula dalam bentuk patuh terhadap perintah mereka. Yakni, ikut secara tidak langsung sehingga bencananya berlaku
'''Elcevap:''' Umumî musibet, ekseriyetin hatasından ileri gelmesi cihetiyle, ekser nâsın o zalim eşhasın harekâtına fiilen veya iltizamen veya iltihaken taraftar olmasıyla manen iştirak eder, musibet-i âmmeye sebebiyet verir.
umum. Jadi, bencana itu terjadi akibat maksiat yang dilakukan oleh mayoritas.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Pertanyaan Keempat'''
'''Dördüncü Sual:''' Madem bu zelzele musibeti, hataların neticesi ve keffaretü’z-zünubdur. Masumların ve hatasızların o musibet içinde yanması nedendir? Adaletullah nasıl müsaade eder?
Karena gempa terjadi akibat pelanggaran dan kerusakan yang dilakukan, dan merupakan bentuk penebus dosa, lalu mengapa orang- orang yang tak berdosa juga tertimpa dan terkena dampaknya, padahal mereka tidak mendekati dosa? Bagaimana keadilan Ilahi membiarkan hal ini terjadi?
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jawaban: Persoalan ini terkait dengan ketentuan Ilahi. Karena itu, ia bisa dirujuk ke “Risalah Takdir”. Di sini kami hanya akan menjawab sebagai berikut:
'''Yine manevî canibden elcevap:''' Bu mesele sırr-ı kadere taalluk ettiği için Risale-i Kader’e havale edip yalnız burada bu kadar denildi:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Allah berfirman:وَاتَّقُوا فِت۟نَةً لَا تُصٖيبَنَّ الَّذٖينَ ظَلَمُوا مِن۟كُم۟ خَاصَّةً
وَاتَّقُوا فِت۟نَةً لَا تُصٖيبَنَّ الَّذٖينَ ظَلَمُوا مِن۟كُم۟ خَاصَّةً
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya”. (QS. al-Anfâl [8]: 25).
Yani “Bir bela, bir musibetten çekininiz ki geldiği vakit yalnız zalimlere mahsus kalmayıp masumları da yakar.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Makna yang tersirat dalam ayat di atas adalah sebagai berikut:Dunia ini merupakan negeri ujian dan cobaan, serta negeri taklif dan perjuangan. Nah, ujian dan perjuangan menuntut agar berbagai hakikat senantiasa terselubung sehingga spirit persaingan tetap ter- pelihara, serta agar orang-orang yang jujur naik ke tingkat tertinggi bersama Abu Bakar d, sementara para pendusta jatuh ke tingkat terendah bersama Musailimah al-Kazzâb. Andaikan kalangan yang tak berdosa selamat dari bencana serta tidak terkena dampaknya, maka keimanan akan menjadi perkara aksiomatis (lumrah). Artinya, kaum kafir dan mukmin akan sama-sama tunduk sehingga beban taklif menjadi percuma. Tidak dibutuhkan lagi upaya untuk naik ke ber- bagai tingkatan iman.
Şu âyetin sırrı şudur ki: Bu dünya bir meydan-ı tecrübe ve imtihandır ve dâr-ı teklif ve mücahededir. İmtihan ve teklif iktiza ederler ki hakikatler perdeli kalıp tâ müsabaka ve mücahede ile Ebubekirler a’lâ-yı illiyyîne çıksınlar ve Ebucehiller esfel-i safilîne girsinler. Eğer masumlar böyle musibetlerde sağlam kalsaydılar Ebucehiller aynen Ebubekirler gibi teslim olup mücahede ile manevî terakki kapısı kapanacaktı ve sırr-ı teklif bozulacaktı.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jika musibah menimpa pihak yang zalim dan yang dizalimi sesuai dengan hikmah Ilahi, maka bagaimana pihak yang dizalimi mendapat keadilan Ilahi dan rahmat-Nya yang luas?
Madem mazlum, zalim ile beraber musibete düşmek, hikmet-i İlahîce lâzım geliyor. Acaba o bîçare mazlumların rahmet ve adaletten hisseleri nedir?
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Jawaban:'''Di celah-celah murka dan bencana tersirat manifestasi (perwujudan) kasih sayang Allah. Sebab, aset harta yang fana milik orang yang tak berdosa akan dikekalkan untuk mereka di akhirat dan akan disimpan sebagai sedekah. Sementara kehidupan mereka yang fana akan berubah menjadi kehidupan abadi yang mendapat sejenis tingkatan mati syahid. Artinya, musibah dan ujian tersebut bagi kaum yang tak berdosa sebenarnya merupakan wujud kasih sayang Ilahi yang tersirat di dalam penderitaan yang bersifat sementara. Pasalnya, lewat penderitaan yang bersifat sementara dan kecil itu, mereka diberi aset yang kekal dan besar.
'''Bu suale karşı cevaben denildi ki:''' O musibetteki gazap ve hiddet içinde onlara bir rahmet cilvesi var. Çünkü o masumların fâni malları, onların hakkında sadaka olup bâki bir mal hükmüne geçtiği gibi fâni hayatları dahi bir bâki hayatı kazandıracak derecede bir nevi şehadet hükmünde olarak, nisbeten az ve muvakkat bir meşakkat ve azaptan büyük ve daimî bir kazancı kazandıran bu zelzele, onlar hakkında ayn-ı gazap içinde bir rahmettir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Pertanyaan Kelima'''
'''Beşinci Sual:''' Âdil ve Rahîm, Kadîr ve Hakîm, neden hususi hatalara hususi ceza vermeyip koca bir unsuru musallat eder. Bu hal cemal-i rahmetine ve şümul-ü kudretine nasıl muvafık düşer?
Allah sebagai Dzat Yang Mahaadil dan Penyayang, Mahakuasa dan Bijaksana, tidak membalas dosa khusus dengan hukuman khusus. Namun Dia menguasakan unsur yang besar seperti bumi untuk memberi pelajaran. Apakah ini sesuai dengan keuniversalan qudrah dan keindahan rahmat-Nya?
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Jawaban:'''Dzat Mahakuasa dan agung telah memberikan kepa- da setiap unsur begitu banyak tugas. Pada setiap tugas tersebut Dia menciptakan hasil yang banyak pula. Andaikan sebuah hasil yang buruk—keburukan musibah dan bencana—muncul dari salah satu unsur pada salah satu tugas di antara sekian tugas yang banyak, maka seluruh hasil yang baik dari unsur tersebut akan menjadikan hasil buruk tadi sebagai hasil yang baik dan indah. Sebab, andaikan unsur yang murka pada manusia itu dilarang melakukan tugasnya sehingga sebuah hasil yang buruk tidak datang, tentu banyak kebaikan sebanyak hasil baik yang disebabkan oleh seluruh tugas unsur tersebut akan diting- galkan. Artinya, akan muncul banyak keburukan sebanyak hasil yang baik. Pasalnya, sebagaimana diketahui bahwa tidak menunaikan suatu kebaikan hanya untuk menghalangi datangnya satu keburukan merupakan keburukan. Hal ini tentu saja bertentangan dengan hikmah. Ia benar-benar buruk, jauh dari hakikat kebenaran, dan merupakan bentuk kekurangan. Sementara hikmah, qudrah, dan hakikat kebe- naran bersih dari segala kekurangan.
'''Elcevap:''' Kadîr-i Zülcelal, her bir unsura çok vazifeler vermiş ve her bir vazifede çok neticeler verdiriyor. Bir unsurun bir tek vazifesinde, bir tek neticesi çirkin ve şer ve musibet olsa da sair güzel neticeler, bu neticeyi de güzel hükmüne getirir. Eğer bu tek çirkin netice vücuda gelmemek için insana karşı hiddete gelmiş o unsur, o vazifeden men’edilse o vakit o güzel neticeler adedince hayırlar terk edilir. Ve lüzumlu bir hayrı yapmamak, şer olması haysiyetiyle; o hayırlar adedince şerler yapılır. Tâ bir tek şer gelmesin gibi gayet çirkin ve hilaf-ı hikmet ve hilaf-ı hakikat bir kusurdur. Kudret ve hikmet ve hakikat kusurdan münezzehtirler.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Karena kesalahan semacam itu merupakan bentuk pembangkangan yang menyeluruh terhadap hak banyak makhluk sekaligus bentuk penghinaan terhadapnya sehingga layak mendapat murka berbagai unsur, terutama bumi, sehingga ia marah, maka perintah kepada unsur yang besar untuk menghukum para pembangkang itu merupakan bentuk hikmah dan keadilan, sekaligus sebagai wujud kasih sayang Allah terhadap kaum yang dizalimi.
Madem bir kısım hatalar, unsurları ve arzı hiddete getirecek derecede bir şümullü isyandır ve çok mahlukatın hukukuna bir tahkirli tecavüzdür. Elbette o cinayetin fevkalâde çirkinliğini göstermek için koca bir unsura, küllî vazifesi içinde “Onları terbiye et!” diye emir verilmesi ayn-ı hikmettir ve adalettir ve mazlumlara ayn-ı rahmettir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Pertanyaan Keenam'''
'''Altıncı Sual:''' Zelzele, küre-i arzın içinde inkılabat-ı madeniyenin neticesi olduğunu ehl-i gaflet işaa edip âdeta tesadüfî ve tabiî ve maksatsız bir hâdise nazarıyla bakarlar. Bu hâdisenin manevî esbabını ve neticelerini görmüyorlar tâ ki intibaha gelsinler. Bunların istinad ettiği maddenin bir hakikati var mıdır?
Kaum yang lalai menyebarkan pemahaman di tengah-tengah masyarakat bahwa gempa hanyalah hasil dari pergolakan sejumlah unsur mineral yang terdapat di perut bumi (pergeseran lempeng bumi). Mereka menganggapnya sebagai sebuah peristiwa yang terjadi secara kebetulan dan alami. Mereka tidak melihat adanya sebab-sebab dan pengaruh maknawi dari peristiwa tersebut yang dapat menyadarkan mereka dari kealpaan. Adakah kebenaran di balik argumen mereka?
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Jawaban:'''Tidak, yang ada hanya kesesatan. Sebab, kita menyaksikan bahwa setiap spesies dari ribuan makhluk yang jumlahnya lebih dari 50 juta di atas permukaan bumi memakai pakaiannya sendiri yang sesuai dengannya di mana ia diganti setiap tahun. Bahkan, satu sayap sekalipun yang merupakan salah satu dari ratusan organ lalat bukan hasil dari sebuah proses kebetulan, tetapi ada tujuan, kehendak, dan hikmah di dalamnya.
'''Elcevap:''' Dalaletten başka hiçbir hakikati yoktur. Çünkü her sene elli milyondan ziyade münakkaş, muntazam gömlekleri giyen ve değiştiren küre-i arzın üstünde binler envaın bir tek nev’i olan, mesela, sinek taifesinden hadsiz efradından bir tek ferdin yüzer azasından bir tek uzvu olan kanadının kasd ve irade ve meşiet ve hikmet cilvesine mazhariyeti ve ona lâkayt kalmaması ve başıboş bırakmaması gösteriyor ki değil hadsiz zîşuurun beşiği ve anası ve mercii ve hâmisi olan koca küre-i arzın ehemmiyetli ef’al ve ahvali belki hiçbir şeyi –cüz’î olsun küllî olsun– irade ve ihtiyar ve kasd-ı İlahî haricinde olmaz.
Hal itu menunjukkan bahwa aktivitas dan kondisi bumi yang besar ini—sebagai tempat tinggal makhluk yang jumlahnya tak terhingga—tidak berada di luar kehendak dan maksud Ilahi. Bahkan tidak ada satu pun yang berada di luar kehendak tersebut, baik secara parsial maupun universal.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Akan tetapi Dzat Yang Mahakuasa menghadirkan sebab-sebab lahiriah sebagai tirai dari berbagai tindakan-Nya sesuai dengan hikmah-Nya yang bersifat mutlak. Nah, ketika Dia berkehendak untuk menciptakan gempa, Dia—biasanya—menyuruh salah satu unsur mineral untuk berguncang dan bergerak sehingga gempa itu pun terjadi.
Fakat Kadîr-i Mutlak hikmetinin muktezasıyla zâhir esbabı tasarrufatına perde ediyor. Zelzeleyi irade ettiği vakit, bazen de bir madeni harekete emredip, ateşlendiriyor. Haydi madenî inkılabat dahi olsa yine emir ve hikmet-i İlahî ile olur, başka olamaz.
Kalaupun kita mengasumsikan gempa itu terjadi karena adanya gerakan unsur mineral, itu juga hanya mungkin terwujud atas perintah Ilahi sesuai dengan hikmah-Nya.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Merupakan sebuah kebodohan dan bentuk pengabaian hak pihak terbunuh jika si pembunuh tidak dipersoalkan lantaran membatasi perhatian pada mesiu yang menyala pada letupan senapan. Demikian pula sungguh bodoh jika hanya melihat alam dan melupakan perintah Ilahi yang menyuruh peledakan bom yang tersimpan di perut bumi lewat hikmah dan kehendak-Nya.
Mesela, bir adam bir tüfek ile birisini vurdu. Vuran adama hiç bakılmasa yalnız fişekteki barutun ateş alması noktasına hasr-ı nazar edip bîçare maktûlün büsbütün hukukunu zayi etmek, ne derece belâhet ve divaneliktir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Bumi—yang laksana kapal, pesawat dan pesuruh ilahi—diperintah oleh Dzat Yang Maha Kuasa untuk terbelah demi membangunkan orang-orang lalai dan memberi peringatan kepada para pembangkang.
Aynen öyle de Kadîr-i Zülcelal’in musahhar bir memuru, belki bir gemisi, bir tayyaresi olan küre-i arzın içinde bulunan ve hikmet ve irade ile iddihar edilen bir bombayı, ehl-i gaflet ve tuğyanı uyandırmak için “Ateşlendir!” diye olan emr-i Rabbanîyi unutmak ve tabiata sapmak, hamakatin en eşneidir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Lanjutan Pertanyaan Keenam'''
'''Altıncı Sualin Tetimmesi ve Hâşiyesi:''' Ehl-i dalalet ve ilhad, mesleklerini muhafaza ve ehl-i imanın intibahlarına mukabele ve mümanaat etmek için o derece garib bir temerrüd ve acib bir hamakat gösteriyorlar ki insanı insaniyetten pişman eder.
Kaum sesat dan kufur menampakkan pembangkangan yang aneh dan sikap bodoh yang mengherankan sampai membuat manusia menyesali keberadaannya sebagai manusia. Hal itu dilakukan untuk melestarikan cara hidup mereka yang menentang kebangkitan iman.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Sebagi contoh:''' Pembangkangan berlebihan yang ditunjukkan oleh manusia akhir-akhir ini, yang berkembang secara merata, mengundang murka seluruh unsur. Bahkan, rububiyah Tuhan Pencipta bumi dan langit tampak sebagai Pemelihara semesta alam dan Pengua- sa entitas di seluruh alam secara komprehensif, tidak hanya parsial.
Mesela, bu âhirde beşerin bir derece umumiyet şeklini alan zulümlü, zulümatlı isyanından, kâinat ve anâsır-ı külliye kızdıklarından ve Hâlık-ı arz ve semavat dahi değil hususi bir rububiyet belki bütün kâinatın, bütün âlemlerin Rabb’i ve Hâkim’i haysiyetiyle, küllî ve geniş bir tecelli ile kâinatın heyet-i mecmuasında ve rububiyetin daire-i külliyesinde nev-i insanı uyandırmak ve dehşetli tuğyanından vazgeçirmek ve tanımak istemedikleri kâinat Sultanı’nı tanıttırmak için emsalsiz, kesilmeyen bir su, hava ve elektrikten; zelzeleyi, fırtınayı ve Harb-i Umumî gibi umumî ve dehşetli âfatı nev-i insanın yüzüne çarparak onunla hikmetini, kudretini, adaletini, kayyumiyetini, iradesini ve hâkimiyetini pek zâhir bir surette gösterdiği halde; insan suretinde bir kısım ahmak şeytanlar ise o küllî işarat-ı Rabbaniyeye ve terbiye-i İlahiyeye karşı eblehane bir temerrüd ile mukabele edip diyorlar ki: “Tabiattır, bir madenin patlamasıdır, tesadüfîdir. Güneşin harareti elektrikle çarpmasıdır ki Amerika’da beş saat bütün makineleri durdurmuş ve Kastamonu vilayeti cevvinde ve havasında semayı kızartmış, yangın suretini vermiş.” diye manasız hezeyanlar ediyorlar.
Maka, Tuhan semesta alam menghukum umat manusia dengan sejumlah bencana dan musibah yang bersifat umum dan mencekam. Misalnya Perang Dunia, gempa, banjir besar, angin topan, petir, dan air bah yang menghancurkan. Semua itu untuk menyadarkan manusia, yang sedang lalai, dari kealpaannya serta mendorong mereka untuk tidak sombong dan melampaui batas. Juga, untuk memperkenalkan manusia kepada Tuhan yang ia tentang. Tuhan memperlihatkan hikmah, kekuasaan, keadilan, kehendak, dan sifat hâkimiyah-Nya secara sangat jelas. Meski demikian, setan dungu yang berbentuk manusia demikian keras kepala dalam menyaksikan semua petunjuk dan tarbi- yah Ilahi tersebut. Mereka berkata, “Ia hanya faktor alam. Ia merupakan bentuk letupan sejumlah unsur dan pergerakan isi bumi. Ia hanya bersifat kebetulan. Panas matahari dan listrik berbenturan sehingga semua mesin di Amerika menjadi berhenti selama lima jam dan iklim di Kastamonu memerah hingga seakan-akan menyala.” Demikianlah igauan tak berarti yang mereka ucapkan.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kebodohan yang bersumber dari kesesatan dan sikap keras kepala yang lahir dari kekufuran menghalangi mereka untuk dapat menangkap esensi berbagai sebab-sebab lahiriah. Itulah yang mem- buat mereka terhijab dari kekuasaan Ilahi.Karena saking bodohnya, salah seorang dari mereka memperlihatkan sebab-sebab lahiriah dengan berkata, “Pohon cemara yang besar ini, misalnya, tumbuh besar dari benih.” Ia mengingkari mukjizat Penciptanya Yang Mahaagung. Padahal andaikan ia diserahkan kepada sebab-sebab lahiriah, tentu seratus pabrik takkan cukup untuk membentuk pohon tersebut.
Dalaletten gelen hadsiz bir cehalet ve zındıkadan neş’et eden çirkin bir temerrüd sebebiyle bilmiyorlar ki esbab yalnız birer bahanedirler, birer perdedirler. Dağ gibi bir çam ağacının cihazatını dokumak ve yetiştirmek için bir köy kadar yüz fabrika ve tezgâh yerine küçücük çekirdeği gösterir: “İşte bu ağaç bundan çıkmış.” diye Sâni’inin o çamdaki gösterdiği bin mu’cizatı inkâr eder misillü bazı zâhirî sebepleri irae eder. Hâlık’ın ihtiyar ve hikmet ile işlenen pek büyük bir fiil-i rububiyetini hiçe indirir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Maka, sikap memperlihatkan sebab-sebab lahiriah seperti di atas merupakan bentuk pelecehan terhadap kreasi rububiyah agung Tuhan yang penuh hikmah. Sementara itu, di sisi lain ada yang memberi- kan istilah ilmiah terhadap hakikat penting yang tak mampu ditangkap oleh akal. Seakan-akan hakikat tersebut telah dikenal dan diketahui dengan sekadar memberi istilah tersebut. Ia pun menjadi biasa tanpa ada hikmah di dalamnya.
Bazen gayet derin ve bilinmez ve çok ehemmiyetli, bin cihette de hikmeti olan bir hakikate fennî bir nam takar. Güya o nam ile mahiyeti anlaşıldı, âdileşti, hikmetsiz, manasız kaldı. İşte gel! Belâhet ve hamakatin nihayetsiz derecelerine bak ki yüz sahife ile tarif edilse ve hikmetleri beyan edilse ancak tamamıyla bilinecek derin ve geniş bir hakikat-i meçhuleye bir nam takar, malûm bir şey gibi: “Bu budur.” der. Mesela “Güneşin bir maddesi, elektrikle çarpmasıdır.”
Renungkan sikap bodoh yang tak berujung itu. Hakikat yang hikmahnya tak mampu dijelaskan oleh seratus halaman seolah-olah dengan sekadar diberi istilah tadi membuatnya dikenal dan biasa. Mereka berkata, “Sesuatu itu berasal dari ini. Ia diakibatkan oleh materi matahari yang berbenturan dengan listrik.” Perkataan ini mem- buatnya seakan-akan sudah dikenal dan dipahami.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Bahkan salah seorang dari mereka memperlihatkan sikap yang lebih bodoh daripada Abu Jahal. Ia menisbatkan sebuah peristiwa rububiyah yang memiliki tujuan khusus kepada salah satu hukum alamiah. Seolah-olah hukum itulah yang bekerja dan berbuat. Dengan sikap itu, ia memutuskan korelasinya dengan kehendak dan kekuasaan Ilahi yang bersifat komprehensif di mana ia tercermin dalam sunnatullah yang berlaku di alam. Kemudian ia mengalihkan peristiwa tadi kepada unsur kebetulan dan alam. Maka, ia seperti orang dungu yang keras kepala yang menisbatkan kemenangan seorang prajurit dan pa- sukannya dalam perang kepada sistem keprajuritan dan militer yang ada tanpa mengaitkannya dengan sang panglima, pemimpin negara, dan sejumlah perbuatan yang memiliki maksud tertentu.
Hem birer irade-i külliye ve birer ihtiyar-ı âmm ve birer hâkimiyet-i neviyenin unvanları bulunan ve “âdetullah” namıyla yâd edilen fıtrî kanunların birisine, hususi ve kasdî bir hâdise-i rububiyeti ircâ eder. O ircâ ile onun nisbetini irade-i ihtiyariyeden keser; sonra tutar tesadüfe, tabiata havale eder. Ebucehil’den ziyade muzaaf bir echeliyet gösterir. Bir neferin veya bir taburun zaferli harbini bir nizam ve kanun-u askeriyeye isnad edip kumandanından, padişahından, hükûmetinden ve kasdî harekâttan alâkasını keser misillü âsi bir divane olur.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Mari kita melihat sikap bodoh mereka yang demikian jelas lewat contoh berikut:
Hem meyvedar bir ağacın bir çekirdekten icadı gibi bir tırnak kadar bir odun parçasından çok mu’cizatlı bir usta, yüz okka muhtelif taamları, yüz arşın muhtelif kumaşları yapsa bir adam o odun parçasını gösterip dese: “Bu işler, tabiî ve tesadüfî olarak bundan olmuş.” o ustanın hârika sanatlarını, hünerlerini hiçe indirse ne derece bir hamakattir. Aynen öyle de…
Seorang produsen handal membuat seratus ons beragam makanan, dan seratus meter aneka kain dari sepotong kayu kecil yang ukurannya tidak lebih dari panjang jari. Lalu salah seorang dari me- reka berkata bahwa pekerjaan luar biasa itu dilakukan oleh sepotong kayu kecil tadi. Bukankah ia sangat bodoh? Ini sama dengan orang yang menampilkan sebuah benih yang keras dengan mengingkari kehebatan kreasi Sang Pencipta dalam menciptakan pohon. Ia telah merendahkan nilai kreasi menakjubkan itu dengan menisbatkannya kepada proses kebetulan dan sebab-sebab alam. Ini sama persis dengan di atas.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Pertanyaan Ketujuh'''
'''Yedinci Sual:''' Bu hâdise-i arziye, bu memleketin ahali-i İslâmiyesine bakması ve onları hedef etmesi ne ile anlaşılıyor ve neden Erzincan ve İzmir taraflarına daha ziyade ilişiyor?
Bagaimana memahami bahwa peristiwa gempa bumi ini meng- arah kepada kaum muslim negeri ini? Artinya, mereka yang menjadi sasaran. Mengapa ia justru sering terjadi di wilayah Izmir dan Erzinjan?
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Jawaban:'''Terdapat banyak petunjuk bahwa peristiwa tersebut tertuju kepada kaum beriman. Sebab, ia terjadi di musim dingin, di malam hari, khususnya di negeri ini yang tidak menghormati kehadiran bulan Ramadhan. Ia terus berlangsung lantaran manusia tidak mau mengambil pelajaran darinya. Jadi, ia terjadi untuk menyadarkan kaum yang lalai dari tidur panjang mereka. Selain itu, terdapat petunjuk yang menegaskan bahwa gempa tersebut mengarah kepada kaum beriman. Ia mengguncang mereka guna mengajak mereka menunaikan salat, berdoa, dan bersimpuh di hadapan-Nya.Adapun guncangan keras yang terjadi di Erzinjan memiliki dua makna:
'''Elcevap:''' Bu hâdise hem şiddetli kışta hem karanlıklı gecede hem dehşetli soğukta hem ramazanın hürmetini tutmayan bu memlekete mahsus olması hem tahribatından intibaha gelmediklerinden, hafifçe gafilleri uyandırmak için o zelzelenin devam etmesi gibi çok emarelerin delâletiyle bu hâdise ehl-i imanı hedef edip, onlara bakıp namaza ve niyaza uyandırmak için sarsıyor ve kendisi de titriyor. Bîçare Erzincan gibi yerlerde daha ziyade sarsmasının iki vechi var:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Pertama, ia disegerakan untuk menjadi penebus dosa kecil mereka.
'''Biri:''' Hataları az olmak cihetiyle temizlemek için tacil edildi.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kedua, bisa jadi bahwa guncangannya pertama-tama terjadi di tempat tersebut karena dijadikan pusat kegiatan kaum zindik (fasik) yang menggunakan kesempatan ketika melihat sedikitnya jumlah pembela Islam yang kuat dan kondisi mereka yang lemah.
'''İkincisi:''' O gibi yerlerde kuvvetli ve hakikatli iman muhafızları ve İslâmiyet hâmileri az veya tam mağlup olmak fırsatıyla, ehl-i zındıkanın orada tesirli bir merkez-i faaliyet tesisleri cihetiyle en evvel oraları tokatladı ihtimali var.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Hanya Allah yang mengetahui perkara gaib.
لَا يَع۟لَمُ ال۟غَي۟بَ اِلَّا اللّٰهُ
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
“Mahasuci Engkau. Tidak ada yang kami ketahui, kecuali apa yang telah engkau ajarkan pada kami. Engkau Maha Mengetahui dan Mahabijaksana”.
سُب۟حَانَكَ لَا عِل۟مَ لَنَٓا اِلَّا مَا عَلَّم۟تَنَٓا اِنَّكَ اَن۟تَ ال۟عَلٖيمُ ال۟حَكٖيمُ
</div>




<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
------
------
<center> [[On Üçüncü Söz]] ⇐ | [[Sözler]] | ⇒ [[On Beşinci Söz]] </center>
<center> [[On Üçüncü Söz/id|KALIMAT KETIGA BELAS]] ⇐ | [[Sözler/id|Al-Kalimât]] | ⇒ [[On Beşinci Söz/id|KALIMAT KELIMA BELAS]] </center>
------
------
</div>