İçeriğe atla

Üçüncü Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Selama manusia sangat mendambakan keabadian, pastilah semua kesempurnaan dan perasaannya bergantung pada keabadian itu. Selama kekekalan tersebut menjadi sifat istimewa Dzat Yang Ma- hakekal Pemilik Keagungan, seluruh nama-Nya yang mulia bersifat kekal, dan semua cermin yang memantulkan manifestasi nama-nama tersebut diwarnai keabadian dan mengambil hukumnya—maksud- nya, semua nama tersebut juga memperoleh sejenis keabadian—maka tentu yang paling uta..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Dalam fitrah manusia ada hasrat yang sangat kuat terhadap keabadian. Sampai-sampai ia mengangan-angankan sifat keabadian pada semua yang ia cintai. Bahkan, ia hanya mau mencintai sesuatu yang disangkanya abadi. Akan tetapi, ketika ia menyadari bahwa apa yang dicintainya hanya bersifat sementara atau ia menyaksikan bahwa apa yang dicintainya itu musnah, ia akan segera mengalami kesedihan yang mendalam. Ya, semua ratapan yang muncul akibat adanya perpisaha..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Selama manusia sangat mendambakan keabadian, pastilah semua kesempurnaan dan perasaannya bergantung pada keabadian itu. Selama kekekalan tersebut menjadi sifat istimewa Dzat Yang Ma- hakekal Pemilik Keagungan, seluruh nama-Nya yang mulia bersifat kekal, dan semua cermin yang memantulkan manifestasi nama-nama tersebut diwarnai keabadian dan mengambil hukumnya—maksud- nya, semua nama tersebut juga memperoleh sejenis keabadian—maka tentu yang paling uta..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
36. satır: 36. satır:
Selama manusia sangat mendambakan keabadian, pastilah semua kesempurnaan dan perasaannya bergantung pada keabadian itu. Selama kekekalan tersebut menjadi sifat istimewa Dzat Yang Ma- hakekal Pemilik Keagungan, seluruh nama-Nya yang mulia bersifat kekal, dan semua cermin yang memantulkan manifestasi nama-nama tersebut diwarnai keabadian dan mengambil hukumnya—maksud- nya, semua nama tersebut juga memperoleh sejenis keabadian—maka tentu yang paling utama untuk dilakukan manusia serta tugasnya paling agung adalah menguatkan ikatan dan hubungan dengan Dzat Yang Mahakekal dan Agung, serta berpegang teguh pada nama-nama-Nya yang mulia.
Selama manusia sangat mendambakan keabadian, pastilah semua kesempurnaan dan perasaannya bergantung pada keabadian itu. Selama kekekalan tersebut menjadi sifat istimewa Dzat Yang Ma- hakekal Pemilik Keagungan, seluruh nama-Nya yang mulia bersifat kekal, dan semua cermin yang memantulkan manifestasi nama-nama tersebut diwarnai keabadian dan mengambil hukumnya—maksud- nya, semua nama tersebut juga memperoleh sejenis keabadian—maka tentu yang paling utama untuk dilakukan manusia serta tugasnya paling agung adalah menguatkan ikatan dan hubungan dengan Dzat Yang Mahakekal dan Agung, serta berpegang teguh pada nama-nama-Nya yang mulia.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sebab, apa yang dikorbankan di jalan Dzat Yang Mahakekal, akan memperoleh sejenis sifat kekal.
'''Elbette insana en lâzım iş en mühim vazife, o Bâki’ye karşı alâka peyda etmektir ve esmasına yapışmaktır. Çünkü Bâki yoluna sarf olunan her şey, bir nevi bekaya mazhar olur.''' İşte o ikinci يَا بَاقٖى اَن۟تَ ال۟بَاقٖى cümlesi bu hakikati ifade ediyor. İnsanın hadsiz manevî yaralarını tedavi etmekle beraber, fıtratındaki gayet şiddetli arzu-yu bekayı onunla tatmin ediyor.
Hakikat ini dijelaskan oleh kalimat yang kedua, Yâ Bâqî Anta al-Bâqî. Ia tidak hanya menyembuhkan luka maknawi manusia yang tak terhingga, tetapi juga memenuhi hasratnya yang kuat untuk bisa kekal seperti yang tertanam dalam fitrahnya.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<span id="Üçüncü_Nükte"></span>
== Üçüncü Nükte ==
==Nuktah Ketiga==
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Dalam kehidupan dunia ini, pengaroh waktu terhadap mus- nahnya segala sesuatu berbeda-beda. Walaupun semua entitas, antara yang satu dengan lainnya, saling mengitari seperti lingkaran yang saling bersambung, namun dilihat dari kemusnahannya ada perbedaan yang sangat mencolok.Sebagaimana pergerakan jarum jam yang menunjukkan detik, menit, dan jam berbeda kecepatan meskipun bentuk lahiriahnya sama, demikian pula dengan kondisi manusia.
Şu dünyada zamanın, fena ve zeval-i eşyadaki tesiratı gayet muhteliftir. Ve mevcudat ise mütedâhil daireler gibi birbiri içinde iken, hükümleri zeval noktasında ayrı ayrı oluyor. Nasıl ki saatin saniyelerini sayan dairesi, dakikayı ve saati ve günleri sayan daireleri zâhiren birbirine benzer fakat süratte birbirine muhaliftir. Öyle de insandaki cisim, nefis, kalp, ruh daireleri öyle mütefavittir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">