İçeriğe atla

On Birinci Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Selama fitrah manusia memiliki kecenderungan tak terhingga untuk mencintai kebaikan, keindahan, dan kesempurnaan, sementara Sang Pencipta alam memiliki keindahan suci yang tak terbatas. Hal itu secara jelas terwujud lewat tanda-tanda lahiriah yang terdapat di alam. Dia juga mempunyai kesempurnaan tak terbatas. Hal itu tampak secara nyata lewat goresan ciptaan-Nya yang terlihat jelas di dunia ini. Dia juga mempunyai kebaikan tak terhingga yang terasa dan..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Manusia telah diberi naluri tak terbatas untuk mencintai Sang Maha Pencipta alam. Sebab, fitrah manusia menyimpan rasa cinta pada keindahan, rasa senang pada kesempurnaan, dan rasa rindu pada kebaikan. Rasa cinta tersebut bertambah besar sesuai dengan tingkat keindahan, kesempurnaan, dan kebaikan yang ada hingga mencapai puncaknya. Ya, di dalam kalbu yang kecil milik manusia yang kerdil tertanam kerinduan sebesar alam. Kemampuan manusia untuk memindahkan..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Selama fitrah manusia memiliki kecenderungan tak terhingga untuk mencintai kebaikan, keindahan, dan kesempurnaan, sementara Sang Pencipta alam memiliki keindahan suci yang tak terbatas. Hal itu secara jelas terwujud lewat tanda-tanda lahiriah yang terdapat di alam. Dia juga mempunyai kesempurnaan tak terbatas. Hal itu tampak secara nyata lewat goresan ciptaan-Nya yang terlihat jelas di dunia ini. Dia juga mempunyai kebaikan tak terhingga yang terasa dan..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
165. satır: 165. satır:
Manusia telah diberi naluri tak terbatas untuk mencintai Sang Maha Pencipta alam. Sebab, fitrah manusia menyimpan rasa cinta pada keindahan, rasa senang pada kesempurnaan, dan rasa rindu pada kebaikan. Rasa cinta tersebut bertambah besar sesuai dengan tingkat keindahan, kesempurnaan, dan kebaikan yang ada hingga mencapai puncaknya. Ya, di dalam kalbu yang kecil milik manusia yang kerdil tertanam kerinduan sebesar alam. Kemampuan manusia untuk memindahkan dan menyimpan isi berbagai buku di sebuah perpustakaan besar ke dalam “daya hafal” yang ada di kalbunya—yang hanya sebesar biji kacang adas—menunjukkan bahwa kalbu manusia mempunyai kemampuan untuk menghimpun alam serta bisa menyimpan rasa cinta sebesar alam.
Manusia telah diberi naluri tak terbatas untuk mencintai Sang Maha Pencipta alam. Sebab, fitrah manusia menyimpan rasa cinta pada keindahan, rasa senang pada kesempurnaan, dan rasa rindu pada kebaikan. Rasa cinta tersebut bertambah besar sesuai dengan tingkat keindahan, kesempurnaan, dan kebaikan yang ada hingga mencapai puncaknya. Ya, di dalam kalbu yang kecil milik manusia yang kerdil tertanam kerinduan sebesar alam. Kemampuan manusia untuk memindahkan dan menyimpan isi berbagai buku di sebuah perpustakaan besar ke dalam “daya hafal” yang ada di kalbunya—yang hanya sebesar biji kacang adas—menunjukkan bahwa kalbu manusia mempunyai kemampuan untuk menghimpun alam serta bisa menyimpan rasa cinta sebesar alam.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Selama fitrah manusia memiliki kecenderungan tak terhingga untuk mencintai kebaikan, keindahan, dan kesempurnaan, sementara Sang Pencipta alam memiliki keindahan suci yang tak terbatas. Hal itu secara jelas terwujud lewat tanda-tanda lahiriah yang terdapat di alam. Dia juga mempunyai kesempurnaan tak terbatas. Hal itu tampak secara nyata lewat goresan ciptaan-Nya yang terlihat jelas di dunia ini. Dia juga mempunyai kebaikan tak terhingga yang terasa dan tampak dalam karunia dan nikmat-Nya kepada seluruh makhluk. Tentu saja, Allah  menuntut rasa cinta yang tak terbatas dari manu- sia yang merupakan makhluk paling sempurna penciptaannya, paling banyak kebutuhannya, paling dalam perenungannya, serta yang paling rindu kepada-Nya.
Madem fıtrat-ı beşeriyede ihsan ve cemal ve kemale karşı böyle hadsiz bir istidad-ı muhabbet vardır. Ve madem bu kâinatın Hâlık’ı, kâinatta tezahür eden âsârıyla, bilbedahe tahakkuku sabit olan hadsiz cemal-i mukaddesi; bu mevcudatta tezahür eden nukuş-u sanatıyla bizzarure sübutu tahakkuk eden hadsiz kemal-i kudsîsi ve bütün zîhayatlarda tezahür eden hadsiz enva-ı ihsan ve in’amatıyla bi’l-yakîn ve belki bilmüşahede vücudu tahakkuk eden hadsiz ihsanatı vardır. Elbette zîşuurların en câmii ve en muhtacı ve en mütefekkiri ve en müştakı olan beşerden, hadsiz bir muhabbeti iktiza ediyor.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">