İçeriğe atla

On Dokuzuncu Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Terkait dengan hal tersebut, kami akan mengetengahkan sebuah kejadian menarik di seputar karamah syekh Abdul Qadir al-Jailani.Kejadiannya sebagai berikut: Seorang wanita tua memiliki anak satu-satunya yang diasuh oleh syekh Abdul Qadir al-Jailani. Pada suatu hari, wanita tersebut pergi menemui anaknya. Ia melihat anaknya sedang memakan sepotong roti kering berwarna coklat dalam rangka melakukan latihan spiritual (riyâdhah rûhiyah) sehingga badannya lem..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Perlu diketahui bahwa daya rasa tersebut boleh mendapatkan kenikmatan dengan syarat tidak berlebihan, semata-mata melaksanakan tugas syukur, dengan niat mengenali berbagai macam nikmat Tuhan, serta dengan syarat halal dan tidak menjadi wasilah untuk mengemis. Dengan kata lain, kita bisa mem- pergunakan lisan yang memiliki daya rasa ini untuk bersyukur kare- na ia bisa memilah-milah di antara berbagai makanan yang nikmat dan lezat." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Terkait dengan hal tersebut, kami akan mengetengahkan sebuah kejadian menarik di seputar karamah syekh Abdul Qadir al-Jailani.Kejadiannya sebagai berikut: Seorang wanita tua memiliki anak satu-satunya yang diasuh oleh syekh Abdul Qadir al-Jailani. Pada suatu hari, wanita tersebut pergi menemui anaknya. Ia melihat anaknya sedang memakan sepotong roti kering berwarna coklat dalam rangka melakukan latihan spiritual (riyâdhah rûhiyah) sehingga badannya lem..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
42. satır: 42. satır:
Perlu diketahui bahwa daya rasa tersebut boleh mendapatkan kenikmatan dengan syarat tidak berlebihan, semata-mata melaksanakan tugas syukur, dengan niat mengenali berbagai macam nikmat Tuhan, serta dengan syarat halal dan tidak menjadi wasilah untuk mengemis. Dengan kata lain, kita bisa mem- pergunakan lisan yang memiliki daya rasa ini untuk bersyukur kare- na ia bisa memilah-milah di antara berbagai makanan yang nikmat dan lezat.
Perlu diketahui bahwa daya rasa tersebut boleh mendapatkan kenikmatan dengan syarat tidak berlebihan, semata-mata melaksanakan tugas syukur, dengan niat mengenali berbagai macam nikmat Tuhan, serta dengan syarat halal dan tidak menjadi wasilah untuk mengemis. Dengan kata lain, kita bisa mem- pergunakan lisan yang memiliki daya rasa ini untuk bersyukur kare- na ia bisa memilah-milah di antara berbagai makanan yang nikmat dan lezat.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Terkait dengan hal tersebut, kami akan mengetengahkan sebuah kejadian menarik di seputar karamah syekh Abdul Qadir al-Jailani.Kejadiannya sebagai berikut:
Bir zaman Hazret-i Gavs-ı A’zam Şeyh Geylanî’nin (ks) terbiyesinde, nazdar ve ihtiyare bir hanımın bir tek evladı bulunuyormuş. O muhterem ihtiyare, gitmiş oğlunun hücresine; bakıyor ki oğlu bir parça kuru ve siyah ekmek yiyor. O riyazattan zafiyetiyle validesinin şefkatini celbetmiş. Ona acımış. Sonra Hazret-i Gavs’ın yanına şekva için gitmiş. Bakmış ki Hazret-i Gavs kızartılmış bir tavuk yiyor.
Seorang wanita tua memiliki anak satu-satunya yang diasuh oleh syekh Abdul Qadir al-Jailani. Pada suatu hari, wanita tersebut pergi menemui anaknya. Ia melihat anaknya sedang memakan sepotong roti kering berwarna coklat dalam rangka melakukan latihan spiritual (riyâdhah rûhiyah) sehingga badannya lemah dan kurus. Kondisi tersebut tentu saja menggugah hati sang ibu. Ia sangat kasihan dengan keadaan anaknya. Ia pun segera pergi mengadukan hal itu kepada syekh Abdul Qadir al-Jailani. Ketika sampai, ia melihat Sang sedang memakan seekor ayam panggang.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">