İçeriğe atla

Yirmi Üçüncü Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Sama dengan contoh tentang jam dan buku di atas, Allah Sang Pencipta Yang agung dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu itulah yang menciptakan segala sebab-akibat. Dialah yang mengaitkan antara sebab dan akibat lewat hikmah-Nya. Dia menentukan karakter alamiah sesuatu dengan kehendak-Nya untuk kemudian dijadikan cermin yang memantulkan wujud manifestasi syariat alamiah agung yang menjadi landasan alam. Selain itu, ia merupakan sunnatullah yang khusus berl..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Dalam hal ini, tentu saja harus disediakan bahan-bahan penciptaan yang khusus. Lalu ia diletakkan pada tempat-tempatnya. Kemudian dimasukkanlah semua unsur yang diperlukan untuk membentuk wajah itu. Semuanya pasti membutuhkan pabrik atau percetakan sendiri yang khusus untuk masing-masing wajah.Bahan-bahan yang terdapat di tubuh setiap makhluk hidup ratusan kali lebih rumit daripada bahan-bahan percetakan berikut penyusunannya. Penyediaan bahan-bahan ters..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Sama dengan contoh tentang jam dan buku di atas, Allah Sang Pencipta Yang agung dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu itulah yang menciptakan segala sebab-akibat. Dialah yang mengaitkan antara sebab dan akibat lewat hikmah-Nya. Dia menentukan karakter alamiah sesuatu dengan kehendak-Nya untuk kemudian dijadikan cermin yang memantulkan wujud manifestasi syariat alamiah agung yang menjadi landasan alam. Selain itu, ia merupakan sunnatullah yang khusus berl..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
189. satır: 189. satır:
Dalam hal ini, tentu saja harus disediakan bahan-bahan penciptaan yang khusus. Lalu ia diletakkan pada tempat-tempatnya. Kemudian dimasukkanlah semua unsur yang diperlukan untuk membentuk wajah itu. Semuanya pasti membutuhkan pabrik atau percetakan sendiri yang khusus untuk masing-masing wajah.Bahan-bahan yang terdapat di tubuh setiap makhluk hidup ratusan kali lebih rumit daripada bahan-bahan percetakan berikut penyusunannya. Penyediaan bahan-bahan tersebut dari seluruh pen- juru alam dengan perhitungan tertentu dan ukuran yang cermat, lalu penyusunannya sesuai kebutuhan, kemudian diserahkan ke “percetakan”, semua rangkaian proses yang panjang ini tentu saja pertama-tama membutuhkan unsur yang menghadirkan “percetakan” tersebut. Ia tidak lain adalah kekuasaan dan kehendak Sang Pencipta Yang Mahakuasa. Dengan demikian, membayangkan alam sebagai mesin percetakan merupakan khurafat belaka yang sama sekali tidak benar.
Dalam hal ini, tentu saja harus disediakan bahan-bahan penciptaan yang khusus. Lalu ia diletakkan pada tempat-tempatnya. Kemudian dimasukkanlah semua unsur yang diperlukan untuk membentuk wajah itu. Semuanya pasti membutuhkan pabrik atau percetakan sendiri yang khusus untuk masing-masing wajah.Bahan-bahan yang terdapat di tubuh setiap makhluk hidup ratusan kali lebih rumit daripada bahan-bahan percetakan berikut penyusunannya. Penyediaan bahan-bahan tersebut dari seluruh pen- juru alam dengan perhitungan tertentu dan ukuran yang cermat, lalu penyusunannya sesuai kebutuhan, kemudian diserahkan ke “percetakan”, semua rangkaian proses yang panjang ini tentu saja pertama-tama membutuhkan unsur yang menghadirkan “percetakan” tersebut. Ia tidak lain adalah kekuasaan dan kehendak Sang Pencipta Yang Mahakuasa. Dengan demikian, membayangkan alam sebagai mesin percetakan merupakan khurafat belaka yang sama sekali tidak benar.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sama dengan contoh tentang jam dan buku di atas, Allah Sang Pencipta Yang agung dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu itulah yang menciptakan segala sebab-akibat. Dialah yang mengaitkan antara sebab dan akibat lewat hikmah-Nya. Dia menentukan karakter alamiah sesuatu dengan kehendak-Nya untuk kemudian dijadikan cermin yang memantulkan wujud manifestasi syariat alamiah agung yang menjadi landasan alam. Selain itu, ia merupakan sunnatullah yang khusus berlaku untuk pengaturan urusan alam. Lewat kekuasaan-Nya, Dia menciptakan “hukum alam” yang menjadi landasan alam nyata. Selanjutnya Dia menciptakan segala entitas berdasarkan hukum alam tadi sekaligus mencampurkan antara keduanya dengan hikmah-Nya yang sempurna.
İşte bu saat ve kitap misalleri gibi Sâni’-i Zülcelal, Kādir-i külli şey’, esbabı halk etmiş; müsebbebatı da halk ediyor. Hikmetiyle, müsebbebatı esbaba bağlıyor. Kâinatın harekâtının tanzimine dair kavanin-i âdetullahtan ibaret olan şeriat-ı fıtriye-i kübra-yı İlahiyenin bir cilvesini ve eşyadaki o cilvesine yalnız bir âyine ve bir ma’kes olan tabiat-ı eşyayı, iradesiyle tayin etmiştir. Ve o tabiatın vücud-u haricîye mazhar olan vechini, kudretiyle icad etmiş ve eşyayı o tabiat üzerinde halk etmiş, birbirine mezcetmiş. Acaba gayet derecede makul ve hadsiz bürhanların neticesi olan bu hakikatin kabulü mü daha kolaydır? –Acaba vücub derecesinde lâzım değil midir?– Yoksa camid, şuursuz, mahluk, masnû, basit olan o sebep ve tabiat dediğiniz maddelere, her bir şeyin vücuduna lâzım hadsiz cihazat ve âlâtı verip hakîmane, basîrane olan işleri kendi kendilerine yaptırmak mı daha kolaydır? –Acaba imtina derecesinde, imkân haricinde değil midir?– Senin, o insafsız aklının insafına havale ediyoruz.
Sekarang kita kembalikan persoalan tersebut kepada objek- tivitas akalmu agar bisa melihat mana yang lebih rasional dan lebih mudah diyakini? Apakah kenyataan logis di atas yang bersumber dari berbagai bukti yang menyakinkan? Atau, mempersembahkan berbagai perangkat yang dibutuhkan entitas lain, dan menyandar- kan semua pekerjaan yang didasari oleh hikmah dan pengetahuan kepada entitas itu sendiri? Dengan kata lain, engkau menisbatkannya kepada apa yang kalian sebut dengan “hukum alam” dan berbagai sebab-sebab materi yang merupakan benda mati tak berperasaan dan juga sama-sama makhluk? Bukankah ini merupakan khurafat yang sama sekali tidak rasional?
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">