İçeriğe atla

Sekizinci Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"------ <center> KALIMAT KETUJUH ⇐ | Al-Kalimât | ⇒ KALIMAT KESEMBILAN </center> ------" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Setelah itu, ia mu- lai berdoa. Ia memohon dengan penuh harap agar diilhamkan kunci pembuka misteri tadi. Ia berujar:“Wahai penguasa negeri ini! Aku berada dalam genggamanmu. Aku berlindung kepadamu. Aku adalah pelayanmu. Aku mengharap ridamu. Aku mencarimu.” Seusai berdoa, dinding sumur itu pun seketika terbelah. Tampak sebuah pintu menuju kebun yang rimbun, suci dan indah. Barangkali mulut ular itu berubah menjadi pintu tersebut. Sementara singa da..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("------ <center> KALIMAT KETUJUH ⇐ | Al-Kalimât | ⇒ KALIMAT KESEMBILAN </center> ------" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
 
(Aynı kullanıcının aradaki diğer 12 değişikliği gösterilmiyor)
34. satır: 34. satır:
Seusai berdoa, dinding sumur itu pun seketika terbelah. Tampak sebuah pintu menuju kebun yang rimbun, suci dan indah. Barangkali mulut ular itu berubah menjadi pintu tersebut. Sementara singa dan ularnya menjadi seperti pelayan. Maka, keduanya mulai mengajak- nya menuju kebun tadi hingga singa itu berubah bentuk menjadi kuda yang jinak.
Seusai berdoa, dinding sumur itu pun seketika terbelah. Tampak sebuah pintu menuju kebun yang rimbun, suci dan indah. Barangkali mulut ular itu berubah menjadi pintu tersebut. Sementara singa dan ularnya menjadi seperti pelayan. Maka, keduanya mulai mengajak- nya menuju kebun tadi hingga singa itu berubah bentuk menjadi kuda yang jinak.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai diri yang malas! Wahai sahabat dalam khayalan!
İşte ey tembel nefsim ve ey hayalî arkadaşım! Geliniz, bu iki kardeşin vaziyetlerini muvazene edelim. Tâ iyilik, nasıl iyilik getirir ve fenalık, nasıl fenalık getirir; görelim, bilelim.
Mari kita bandingkan antara kondisi kedua saudara di atas untuk mengetahui bahwa kebaikan menghasilkan kebaikan, dan keburukan akan mendatangkan keburukan.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Musafir pesimis yang meniti jalan sebelah kiri itu setiap waktu berpotensi masuk ke dalam mulut ular. Karenanya, ia senantiasa mera- sa takut dan cemas. Sementara, musafir yang optimis tersebut diajak ke kebun indah yang memiliki beragam buah. Lalu, kalbu orang pesimis itu tercabik-cabik dalam rasa takut yang luar biasa, sementara orang yang optimis tersebut melihat segala sesuatu yang aneh sebagai sebuah pelajaran yang indah, rasa takut yang nikmat, dan pengetahuan yang disuka. Orang pesimis itu merasa sangat tersiksa akibat kesepian dan putus asa, sementara orang yang optimis tersebut merasa nyaman de- ngan rasa harap dan rindunya.Selanjutnya, orang yang sial itu melihat dirinya dihukum—la- yaknya narapidana—dengan serangan serangga yang mengganggu, sementara orang yang beruntung tersebut merasakan kenikmatan layaknya tamu yang mulia. Bagaimana tidak, sedangkan ia menjadi tamu bagi tuan rumah yang sangat pemurah. Ia merasa nyaman dan bersenang-senang dengan para pelayan tuan rumah.Kemudian, orang yang bernasib buruk itu mempercepat siksanya dengan memakan makanan yang secara lahiriah nikmat, namun pada hakikatnya beracun. Pasalnya, buah-buahan itu hanyalah sampel. Ia hanya diizinkan untuk dicicipi guna menjadi pemicu untuk meminta (barang) orisinalnya dan perangsang untuk menikmati buah aslinya. Jika tidak demikian, tentu ia tidak diperbolehkan untuk melahapnya seperti hewan. Adapun orang yang bernasib baik dan mulia tersebut, ia mencicipinya dengan penuh kesadaran di mana ia menunda untuk memakannya dan menikmati masa penantiannya.
Bakınız, sol yolun bedbaht yolcusu, her vakit ejderhanın ağzına girmeye muntazırdır, titriyor. Ve şu bahtiyar ise meyvedar ve revnaktar bir bahçeye davet edilir. Hem o bedbaht, elîm bir dehşette ve azîm bir korku içinde kalbi parçalanıyor. Ve şu bahtiyar ise leziz bir ibret, tatlı bir havf, mahbub bir marifet içinde garib şeyleri seyir ve temaşa ediyor. Hem o bedbaht, vahşet ve meyusiyet ve kimsesizlik içinde azap çekiyor. Ve şu bahtiyar ise ünsiyet ve ümit ve iştiyak içinde telezzüz ediyor. Hem o bedbaht, kendini vahşi canavarların hücumuna maruz bir mahpus hükmünde görüyor. Ve şu bahtiyar ise bir aziz misafirdir ki misafiri olduğu Mihmandar-ı Kerîm’in acib hizmetkârları ile ünsiyet edip eğleniyor. Hem o bedbaht zâhiren leziz, manen zehirli yemişleri yemekle azabını tacil ediyor. Zira o meyveler, numunelerdir, tatmaya izin var, tâ asıllarına talip olup müşteri olsun. Yoksa hayvan gibi yutmaya izin yoktur. Ve şu bahtiyar ise tadar, işi anlar, yemesini tehir eder ve intizar ile telezzüz eder. Hem o bedbaht, kendi kendine zulmetmiş. Gündüz gibi güzel bir hakikati ve parlak bir vaziyeti, basîretsizliği ile kendisine muzlim ve zulümatlı bir evham, bir cehennem şekline getirmiş. Ne şefkate müstahaktır ve ne de kimseden şekvaya hakkı vardır.
Lalu, orang yang malang itu telah berbuat zalim kepada dirinya sendiri dengan cara menempatkan diri pada kegelapan dan ilusi yang pekat sehingga seolah-olah ia sedang berada di neraka lantaran tidak melihat berbagai hakikat yang demikian terang laksana siang dan berbagai kondisi indah. Karenanya, ia tidak layak mendapat rasa kasi- han dan tidak berhak mengeluh.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kondisinya sama seperti orang yang berada di tengah-tengah orang yang dicintai pada musim panas di se- buah taman indah dalam satu pesta kebahagiaan. Namun karena tidak merasa puas dengannya, ia mereguk minuman keras hingga mabuk. Akhirnya ia berteriak dan merintih serta mulai menangis. Ia mengira dirinya sedang berada di puncak musim dingin. Ia juga mengira dirinya sedang lapar, telanjang, dan berada di tengah-tengah binatang buas. Nah, sebagaimana orang ini tidak layak dikasihani karena telah berbuat zalim kepada dirinya sendiri dengan menganggap temannya sebagai binatang buas, demikian pula dengan musafir malang di atas.
Mesela bir adam; güzel bir bahçede, ahbaplarının ortasında, yaz mevsiminde, hoş bir ziyafetteki keyfe kanaat etmeyip kendini pis müskirlerle sarhoş edip; kendisini kış ortasında, canavarlar içinde aç, çıplak tahayyül edip bağırmaya ve ağlamaya başlasa, nasıl şefkate lâyık değil, kendi kendine zulmediyor. Dostlarını canavar görüp tahkir ediyor. İşte bu bedbaht dahi öyledir. Ve şu bahtiyar ise hakikati görür. Hakikat ise güzeldir. Hakikatin hüsnünü derk etmekle hakikat sahibinin kemaline hürmet eder, rahmetine müstahak olur. İşte '''“Fenalığı kendinden, iyiliği Allah’tan bil.”''' olan hükm-ü Kur’anînin sırrı zâhir oluyor.
Sebaliknya, orang beruntung tersebut melihat hakikat. Hakikat tersebut demikian indah. Dengan mengetahui keindahan hakikat yang ada, ia juga menghormati kesempurnaan pemilik hakikat sehingga layak mendapat kasih sayangnya. Dengan demikian, engkau dapat mengetahui salah satu rahasia ayat yang berbunyi:
</div>
“Kebaikan yang kau terima berasal dari Allah. sementara, keburu- kan yang kau terima berasal dari dirimu sendiri.” (QS. an-Nisâ [4]: 79).


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jika engkau membandingkan seluruh perbedaan di atas dan se- jenisnya, tentu engkau mengetahui bahwa nafsu ammârah milik orang pertama telah menghasilkan neraka maknawi dalam dirinya. Semen- tara yang kedua, lewat niat, prasangka, perangai dan pikiran baiknya mendapatkan limpahan karunia, kebahagiaan dan kebaikan.
Daha bunlar gibi sair farkları muvazene etsen anlayacaksın ki evvelkisinin nefs-i emmaresi, ona bir manevî cehennem ihzar etmiş. Ve ötekisinin hüsn-ü niyeti ve hüsn-ü zannı ve hüsn-ü hasleti ve hüsn-ü fikri, onu büyük bir ihsan ve saadete ve parlak bir fazilete ve feyze mazhar etmiş.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai diriku! Wahai yang ikut menyimak cerita di atas!
Ey nefsim ve ey nefsimle beraber bu hikâyeyi dinleyen adam! '''Eğer bedbaht kardeş olmak istemezsen ve bahtiyar kardeş olmak istersen, Kur’an’ı dinle ve hükmüne mutî ol ve ona yapış ve ahkâmıyla amel et.'''
Jika engkau tidak ingin menjadi seperti orang pesimis di atas dan ingin menjadi seperti saudaranya yang optimis, camkan pesan al- Qur’an, tunduk dan berpeganglah pada ketetapannya, serta amalkan hukum-hukumnya.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jika engkau telah memahami berbagai hakikat yang terdapat pada cerita singkat di atas, engkau dapat menerapkan hakikat agama, dunia, manusia dan iman padanya. Aku akan menjelaskan pilar-pilar dasarnya, lalu detail-detailnya bisa kau simpulkan sendiri.
Şu hikâye-i temsiliyede olan hakikatleri eğer fehmettin ise hakikat-i dini ve dünyayı ve insanı ve imanı ona tatbik edebilirsin. Mühimlerini ben söyleyeceğim, incelerini sen kendin istihraç et.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kedua saudara di atas, yang satu jiwa seorang mukmin dan hati orang yang saleh, sementara yang lainnya jiwa orang kafir dan hati orang fasik.
İşte bak! O iki kardeş ise biri ruh-u mü’min ve kalb-i salihtir. Diğeri, ruh-u kâfir ve kalb-i fâsıktır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Adapun jalan sebelah kanan adalah jalan al-Qur’an dan iman, sementara jalan sebelah kiri adalah jalan kemaksiatan dan keku- furan.
Ve o iki tarîkten sağ ise tarîk-i Kur’an ve imandır, sol ise tarîk-i isyan ve küfrandır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sementara kebun yang terdapat di jalan adalah kehidupan so- sial yang bersifat temporer dalam masyarakat dan peradaban manusia yang mana di dalamnya terdapat kebaikan dan keburukan, serta se- suatu yang bersih dan kotor. Orang berakal adalah yang menerapkan
Ve o yoldaki bahçe ise cemiyet-i beşeriye ve medeniyet-i insaniye içinde muvakkat hayat-ı içtimaiyedir ki hayır ve şer, iyi ve fena, temiz ve pis şeyler beraber bulunur. Âkıl odur ki:  خُذْ مَا صَفَا دَعْ مَا كَدَرْ kaidesiyle amel eder, selâmet-i kalp ile gider.
kaidah, “Ambil yang jernih (baik) dan tinggalkan yang keruh (buruk)!” Maka, ia berjalan dengan hati yang lapang dan pikiran yang tenang.  
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Selanjutnya, padang pasir itu berupa dunia dan bumi ini. Singa- nya berupa ajal dan kematian. Sumurnya berupa jasad manusia dan rentang waktu kehidupan. Kedalamannya yang mencapai enam puluh hasta adalah petunjuk tentang usia pada umumnya. Rata-rata usia ma- nusia adalah enam puluh tahun. Lalu pohon tersebut berupa rentang usia dan kehidupan. Selanjutnya kedua hewan yang ada, yakni yang putih dan hitam, ia adalah siang dan malam.
Ve o sahra ise şu arz ve dünyadır. Ve o arslan ise ölüm ve eceldir. Ve o kuyu ise beden-i insan ve zaman-ı hayattır. Ve o altmış arşın derinlik ise ömr-ü vasatî ve ömr-ü galibî olan altmış seneye işarettir. Ve o ağaç ise müddet-i ömür ve madde-i hayattır. Ve o siyah ve beyaz iki hayvan ise gece ve gündüzdür.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Mulut ularnya berupa pintu kubur yang terbuka menuju jalan barzakh dan gerbang akhirat. Hanya saja, kubur tadi bagi orang mukmin merupakan pintu yang ter- buka dari penjara menuju kebun.
Ve o ejderha ise ağzı kabir olan tarîk-i berzahiye ve revak-ı uhrevîdir. Fakat o ağız, mü’min için zindandan bir bahçeye açılan bir kapıdır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kemudian, sejumlah serangga ber- bahaya merupakan aneka musibah di dunia. Hanya saja, bagi orang mukmin ia seperti peringatan Ilahi yang penuh kasih agar tidak lalai.
Ve o haşerat-ı muzırra ise musibat-ı dünyeviyedir. Fakat mü’min için gaflet uykusuna dalmamak için tatlı ikazat-ı İlahiye ve iltifatat-ı Rahmaniye hükmündedir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Buah-buahan yang terdapat di pohon itu adalah berbagai nikmat duniawi yang diciptakan oleh Tuhan Yang Mahamulia dan Pemurah guna menjadi daftar nikmat ukhrawi sekaligus pengingat atasnya kare- na memiliki kemiripan dengannya.
Ve o ağaçtaki yemişler ise dünyevî nimetlerdir ki Cenab-ı Kerîm-i Mutlak, onları âhiret nimetlerine bir liste hem ihtar edici hem müşabihleri hem cennet meyvelerine müşterileri davet eden numuneler suretinde yapmış.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Allah Yang Mahabijak telah men- ciptakannya sebagai sampel dan contoh guna mengajak mereka kepa- da buah-buahan surga. Keberadaan sebuah pohon yang memberikan beragam buah menjadi isyarat atas tanda kekuasaan Allah, stempel rububiyah Ilahi dan cap kekuasaan uluhiyah. Pasalnya, Dia mencip- takan segala sesuatu dari yang satu. Maksudnya, Dia menciptakan seluruh tumbuhan dan buahnya dari satu tanah, menjadikan seluruh hewan dari satu air, serta menciptakan seluruh perangkat hewani dari makanan yang sederhana. Sebaliknya, Dia menciptakan sesuatu dari segala sesuatu. Misalnya pembuatan daging tertentu dan kulit sederha- na pada makhluk hidup dari makanan yang beraneka macam. Semua itu adalah tanda dan stempel khusus serta cap yang tak bisa ditiru dari Penguasa azali dan abadi yang merupakan Dzat Yang Mahaesa dan Mahakekal.Ya, penciptaan sesuatu dari segala sesuatu serta penciptaan se- gala sesuatu dari sesuatu adalah ciri khas milik Sang Pencipta segala sesuatu, serta atribut milik Dzat Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.
Ve o ağacın birliğiyle beraber muhtelif başka başka meyveler vermesi ise kudret-i Samedaniyenin sikkesine ve rububiyet-i İlahiyenin hâtemine ve saltanat-ı uluhiyetin turrasına işarettir. Çünkü “Bir tek şeyden her şeyi yapmak” yani bir topraktan bütün nebatat ve meyveleri yapmak, hem bir sudan bütün hayvanatı halk etmek, hem basit bir yemekten bütün cihazat-ı hayvaniyeyi icad etmek; bununla beraber “Her şeyi bir tek şey yapmak” yani zîhayatın yediği gayet muhtelifü’l-cins taamlardan o zîhayata bir lahm-ı mahsus yapmak, bir cild-i basit dokumak gibi sanatlar; Zat-ı Ehad-i Samed olan Sultan-ı ezel ve ebed’in sikke-i hâssasıdır, hâtem-i mahsusudur, taklit edilmez bir turrasıdır. Evet, bir şeyi her şey ve her şeyi bir şey yapmak; her şeyin Hâlık’ına has ve Kādir-i külli şey’e mahsus bir nişandır, bir âyettir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Selanjutnya, misteri yang ada merupakan rahasia hikmah pen- ciptaan yang hanya bisa terbuka dengan rahasia iman. Kuncinya berupa Allâhu lâ ilâha illa Huwal Hayy al-Qayyûm, yâ Allâh, dan lâ ilâha illallâh.  
Ve o tılsım ise sırr-ı iman ile açılan sırr-ı hikmet-i hilkattir ve o miftah ise   يَا اَللّٰهُ ❀ لَااِلٰهَ اِلَّااللّٰهُ ❀ اَللّٰهُ لااِلٰهَ اِلَّاهُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ dur.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kemudian, perubahan mulut ular menjadi pintu kebun ada- lah simbol bahwa kubur merupakan penjara soliter yang sempit dan menyulitkan. Ia ibarat perut ular bagi kaum yang sesat dan pembang- kang. Akan tetapi, bagi kaum beriman dan kaum yang dekat dengan al-Qur’an, ia merupakan pintu yang terbuka, dari penjara dunia menu- ju kebun keabadian, dari medan ujian menuju taman surga, dan dari sulitnya hidup menuju kasih sayang Tuhan. Adapun berubahnya singa yang buas menjadi kuda yang jinak dan pelayan adalah petunjuk bah- wa kematian bagi kaum yang sesat merupakan perpisahan abadi—yang menyakitkan—dengan semua orang yang dicinta, serta kondisi keluar dari surga dunia yang palsu menuju penjara kubur. Sementara, bagi kaum yang mendapat petunjuk dan ahlul-Qur’an kematian merupa- kan perjalanan menuju alam lain, sarana untuk bertemu dengan para kekasih dan teman lama, media untuk masuk ke dalam tanah air haki- ki dan tempat kebahagiaan abadi, undangan untuk keluar dari penjara dunia menuju taman surga, serta penantian untuk mengambil upah pengabdian sebagai bentuk karunia dari Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kematian juga merupakan bentuk pembebasan dari tugas hidup serta pemberitahuan berakhirnya kewajiban ubudiyah.
Ve o ejderha ağzı bahçe kapısına inkılab etmesi ise işarettir ki kabir ehl-i dalalet ve tuğyan için vahşet ve nisyan içinde, zindan gibi sıkıntılı ve bir ejderha batnı gibi dar bir mezara açılan bir kapı olduğu halde, ehl-i Kur’an ve iman için zindan-ı dünyadan bostan-ı bekaya ve meydan-ı imtihandan ravza-i cinana ve zahmet-i hayattan rahmet-i Rahman’a açılan bir kapıdır. Ve o vahşi arslanın dahi munis bir hizmetkâra dönmesi ve musahhar bir at olması ise işarettir ki mevt, ehl-i dalalet için bütün mahbubatından elîm bir firak-ı ebedîdir. Hem kendi cennet-i kâzibe-i dünyeviyesinden ihraç ve vahşet ve yalnızlık içinde zindan-ı mezara idhal ve hapis olduğu halde, ehl-i hidayet ve ehl-i Kur’an için öteki âleme gitmiş eski dost ve ahbaplarına kavuşmaya vesiledir. Hem hakiki vatanlarına ve ebedî makam-ı saadetlerine girmeye vasıtadır. Hem zindan-ı dünyadan bostan-ı cinana bir davettir. Hem Rahman-ı Rahîm’in fazlından kendi hizmetine mukabil ahz-ı ücret etmeye bir nöbettir. Hem vazife-i hayat külfetinden bir terhistir. Hem ubudiyet ve imtihanın talim ve talimatından bir paydostur.
Dari penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa seti- ap orang yang menjadikan kehidupan fana sebagai tujuannya, maka hidupnya akan tersiksa dan ia bakal masuk neraka, meskipun secara lahiriah ia tampak hidup dengan nyaman.  
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sebaliknya, siapa yang mengarah kepada kehidupan abadi serta berusaha dengan sungguh-sungguh dan tulus untuk mendapatkannya, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Bahkan meskipun kehidupan dunianya buruk dan sempit, ia akan melihatnya manis dan indah serta akan melihatnya sebagai aula penantian bagi surganya. Karenanya, ia dapat menjalani sekaligus mensyukurinya dengan penuh kesabaran.
'''Elhasıl:''' Her kim hayat-ı fâniyeyi esas maksat yapsa zâhiren bir cennet içinde olsa da manen cehennemdedir. Ve her kim hayat-ı bâkiyeye ciddi müteveccih ise saadet-i dâreyne mazhardır. Dünyası ne kadar fena ve sıkıntılı olsa da dünyasını, cennetin intizar salonu hükmünde gördüğü için hoş görür, tahammül eder, sabır içinde şükreder.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ya Allah, jadikan kami termasuk mereka yang mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan, serta pelayan
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ اَهْلِ السَّعَادَةِ وَالسَّلَامَةِ وَالْقُرْآنِ وَالْاِيمَانِ آمِينَ ❀ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ بِعَدَدِ جَمِيعِ الْحُرُوفَاتِ الْمُتَشَكِّلَةِ فِي جَمِيعِ الْكَلِمَاتِ الْمُتَمَثِّلَةِ بِاِذْنِ الرَحْمٰنِ فِي مَرَايَا تَمَوُّجَاتِ الْهَوَاءِ عِنْدَ قِرَائَةِ كُلِّ كَلِمَةٍ مِنَ الْقُرْآنِ مِنْ كُلِّ قَارِئٍ مِنْ اَوَّلِ النُّزُولِ اِلٰى آخِرِ الزَّمَانِ وَارْحَمْنَا وَوَالِدَيْنَا وَارْحَمِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِعَدَدِهَا بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ ❀ آمِينَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
al-Qur’an dan iman. Amin!Ya Allah, sampaikan salawat dan salam kami kepada junjungan kami, Muhammad x, serta kepada keluarga dan sahabatnya, sebanyak huruf yang terbentuk pada seluruh kata yang dengan izin Allah terwujud pada cermin gelombang udara di saat membaca setiap kata al-Qur’an yang keluar dari mulut pembaca, dari awal turunnya hingga akhir zaman. Kasihi kami, orang tua kami, serta kaum mukmin dan mukminah sebanyak itu pula lewat rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha pengasih. Amin. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
</div>






<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
------
------
<center> [[Yedinci Söz]] ⇐ | [[Sözler]] | ⇒ [[Dokuzuncu Söz]] </center>
<center> [[Yedinci Söz/id|KALIMAT KETUJUH]] ⇐ | [[Sözler/id|Al-Kalimât]] | ⇒ [[Dokuzuncu Söz/id|KALIMAT KESEMBILAN]] </center>
------
------
</div>