77.975
düzenleme
("Jadi, barangsiapa bergantung kepada Allah, percaya kepada-Nya, serta meminta lewat lisan potensi yang Tuhan berikan, dan menja- lani kehidupan sesuai dengan ketentuan ilahi, maka dunia yang luas ini bisa berubah baginya menjadi seperti kota yang tertata rapi di ha- dapannya sebagaimana yang terjadi pada Sulaiman . Lewat lisan kenabian yang terpelihara dari kesalahan, Sulaiman meminta agar singgasana Balqis dihadirkan hanya dalam sekedip mata. Ternyata ha..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("------ <center> KALIMAT KESEMBILAN BELAS ⇐ | Al-Kalimât | ⇒ KALIMAT KEDUA PULUH SATU </center> ------" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
(Aynı kullanıcının aradaki diğer 48 değişikliği gösterilmiyor) | |||
202. satır: | 202. satır: | ||
Jadi, barangsiapa bergantung kepada Allah, percaya kepada-Nya, serta meminta lewat lisan potensi yang Tuhan berikan, dan menja- lani kehidupan sesuai dengan ketentuan ilahi, maka dunia yang luas ini bisa berubah baginya menjadi seperti kota yang tertata rapi di ha- dapannya sebagaimana yang terjadi pada Sulaiman . Lewat lisan kenabian yang terpelihara dari kesalahan, Sulaiman meminta agar singgasana Balqis dihadirkan hanya dalam sekedip mata. Ternyata hal itu terwujud di hadapannya secara langsung di negeri Syam setelah se- belumnya berada di Yaman. Tentu saja, suara orang-orang yang berada di sekitar singgasana terdengar disertai bentuk rupa mereka.Ayat di atas secara menakjubkan menunjukkan proses pengha- diran gambar dan suara dari jarak yang jauh. | Jadi, barangsiapa bergantung kepada Allah, percaya kepada-Nya, serta meminta lewat lisan potensi yang Tuhan berikan, dan menja- lani kehidupan sesuai dengan ketentuan ilahi, maka dunia yang luas ini bisa berubah baginya menjadi seperti kota yang tertata rapi di ha- dapannya sebagaimana yang terjadi pada Sulaiman . Lewat lisan kenabian yang terpelihara dari kesalahan, Sulaiman meminta agar singgasana Balqis dihadirkan hanya dalam sekedip mata. Ternyata hal itu terwujud di hadapannya secara langsung di negeri Syam setelah se- belumnya berada di Yaman. Tentu saja, suara orang-orang yang berada di sekitar singgasana terdengar disertai bentuk rupa mereka.Ayat di atas secara menakjubkan menunjukkan proses pengha- diran gambar dan suara dari jarak yang jauh. | ||
Ayat tersebut menegaskan, “Wahai penguasa, wahai yang menerima mandat mengurus negara, jika kalian ingin menebarkan keadilan di seluruh kerajaan, contohlah Sulaiman . Berusahalah menyaksikan apa yang terjadi di seluruh negeri dan mengetahui peristiwa yang terjadi di seluruh pen- juru. Penguasa adil yang berusaha menebarkan keadilan ke berbagai pelosok negeri, serta raja yang memperhatikan urusan rakyat baru bisa mencapai tujuannya ketika mampu melihat seluruh sisi kerajaannya. Ketika itulah keadilan benar-benar bisa terwujud dan iapun selamat dari tanggung jawab secara moral.” | |||
Secara implisit Allah seolah-olah menegaskan hal sebagai berikut:“Wahai manusia, Aku telah memberikan kepada salah seorang hamba-Ku kekuasaan untuk mengurus kerajaan yang sangat luas. Aku berikan kepadanya kemampuan untuk melihat kondisi dan berbagai peristiwa yang terjadi di negerinya secara langsung agar ia dapat me- nerapkan keadilan secara sempurna. Ketika Aku telah memberikan kepada setiap manusia potensi alamiah untuk menjadi khalifah di muka bumi, tentu sesuai dengan hikmah-Ku Kubekali ia dengan ber- bagai kapasitas dan kemampuan yang sesuai dengan potensi alamiah tadi untuk bisa menyaksikan seluruh sisi bumi. Meskipun manusia mungkin tidak bisa mencapai hal tersebut secara perorangan, namun ia bisa melakukannya secara berkelompok. Jika ia tidak mampu men- capainya secara fisik, ia bisa mencapainya secara maknawi sebagaima- na yang terjadi pada para wali yang saleh. Karena itu, kalian mampu memanfaatkan karunia yang diberikan kepada kalian. Maka, segeralah bekerja keras dan berusaha sekuat tenaga untuk bisa mengubah bumi menjadi seperti taman kecil yang rimbun. | |||
Kalian bisa berkeliling di dalamnya seraya melihat seluruh sisinya dan mendengar berbagai peristiwanya dari seluruh penjuru tanpa melupakan tugas ubudiyah yang ada. Renungkanlah ayat berikut:“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu. Maka ber- jalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari reze- ki-Nya. Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. al-Mulk [67]: 15). | |||
Demikianlah, kita melihat bagaimana ayat di atas menggugah minat dan membangkitkan semangat manusia untuk menemukan sa- rana yang bisa dipergunakan untuk menghadirkan gambar dan suara dari tempat yang paling jauh dalam ruang lingkup industri mereka. | |||
'''Contoh Keenam:''' | |||
“Dan setan yang lain yang terikat dalam belenggu.” (QS. Shâd [38]: 38). | |||
Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain itu. | |||
Kamilah yang memelihara mereka.” (QS. al-Anbiyâ [21]: 82). | |||
Ayat-ayat di atas menginformasikan penundukan jin, setan, serta seluruh roh jahat oleh Sulaiman serta penangkalan kejahatan mereka dan penggunaan mereka dalam berbagai urusan yang bermanfaat. | |||
Ayat tersebut berkata bahwa jin sebagai makhluk penting yang tinggal di bumi dapat menjadi pelayan manusia. Manusia bisa men- jalin hubungan dan bertemu dengan mereka. Bahkan setan dapat menanggalkan permusuhannya dengan manusia serta terpaksa me- layani mereka sebagaimana Allah telah menundukkannya untuk salah seorang hamba-Nya yang tunduk pada perintah-Nya. | |||
Dengan kata lain, secara implisit seakan-akan Allah berkata ke- pada manusia, “Wahai manusia, Kutundukkan jin dan setan berikut kejahatan mereka untuk seorang hamba yang taat kepada-Ku. Kubuat mereka tunduk kepadanya. Maka, jika engkau menundukkan dirimu untuk taat kepada perintah-Ku, maka seluruh entitas ini bisa ditun- dukkan untukmu termasuk jin dan setan.” | |||
Ayat di atas menggariskan batas terjauh dan menetapkan jalan terbaik untuk mengambil manfaat. Bahkan ia membuka sejumlah cara untuk menghadirkan roh dan berbicara dengan jin yang terserap dari campuran sejumlah pengetahuan manusia serta muncul dari berbagai kekuatan luar biasa yang terdapat di dalamnya, baik yang bersifat fisik ataupun maknawi. Hanya saja, kondisinya tidak seperti pada masa se- karang ini di mana orang yang sibuk dengannya menjadi bahan olok- olok dan mainan jin yang kadangkala menyebut nama orang-orang mati. Akhirnya mereka yang justru tunduk kepada setan dan roh jahat. Padahal maksudnya adalah menaklukkan jin lewat rahasia al-Qur’an seraya selamat dari kejahatannya. | |||
Kemudian ayat lain berbunyi:“Kami mengutus roh Kami kepadanya. Maka iapun menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.” (QS. Maryam [19]: 17). | |||
Ayat tersebut dan yang sejenisnya yang menunjukkan penjelma- an roh, lalu ayat-ayat lain yang menunjukkan bagaimana jin Ifrit di- tundukkan untuk Sulaiman . Di samping menjelaskan penjelmaan makhluk ruhaniyyûn, ia juga mengisyaratkan tentang penghadiran roh. Hanya saja, penghadiran roh baik tidak seperti cara yang dilakukan orang-orang sekarang di mana mereka menghadirkan roh tersebut ketempat permainan dan senda gurau mereka. Hal ini tentu saja merupa- kan bentuk gurauan murahan dan sikap meremehkan yang tak layak bagi roh yang mulia yang memenuhi seluruh alam dengan sikap seri- us, bukan dengan canda. Bahkan, dimungkinkan pula menghadirkan roh seperti yang dilakukan oleh para wali semacam Muhyiddin Ibnu Arabi untuk urusan yang serius dan tujuan mulia di mana mereka bisa menemui roh tersebut kapan saja. Mereka ditarik padanya, dihadirkan kepadanya, serta terpaut dengannya. Lalu mereka pergi mendatangi tempatnya, mendekati dunianya, serta mengambil manfaat dari kondi- si spiritualitasnya. Inilah yang diisyaratkan oleh ayat tersebut. Ia men- dorong manusia sekaligus menetapkan batas maksimal bagi pengeta- huan dan kemahiran yang samar itu. Ia juga menampilkan bentuknya yang paling indah dan paling utama. | |||
'''Contoh Ketujuh:''' | |||
“Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama- nya (Daud) di waktu petang dan pagi. (QS. Shâd [38]: 18).“Wahai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah be- rulang-ulang bersama Daud.” Kami juga telah melunakkan besi un- tuknya. (QS. Saba [34]: 10). | |||
“Kami telah diajari Bahasa (suara) burung…” (QS. an-Naml [27]:16).Ayat-ayat di atas yang menyebutkan sejumlah mukjizat nabiDaud menunjukkan bahwa Allah telah memberikan kekua- tan besar, suara yang lembut, dan perbuatan yang indah yang men- jadikan gunung berada dalam kondisi rindu dan cinta. Gunung itu seperti gramofon besar yang menyuarakan tasbih dan zikir secara be- rulang-ulang. Atau gunung itu seperti manusia besar yang bertasbih dalam sebuah lingkaran zikir. | |||
Apakah mungkin hakikat tersebut ada? Mungkinkah ia be- nar-benar terjadi? | |||
Ya, ia merupakan hakikat yang tak diragukan. Setiap gunung memiliki goa yang dengan lisannya ia bisa berbicara kepada setiap manusia seperti burung Beo. Jika engkau mengucap alhamdulillah di hadapan gunung, ia juga akan berkata alhamdulillah. Hal itu akibat gema yang ditimbulkannya. Ketika Allah memberikan kemampuan tersebut kepada gunung, maka potensi itu bisa tersingkap dan bisa terbentang secara lebih luas. | |||
Allah telah menjadikan nabi Daud sebagai khalifah di muka bumi di samping sebagai pembawa ri- salah-Nya. Maka, Allah menyingkap benih dari potensi tadi padanya serta menumbuhkan dan menghamparkannya secara menakjubkan di mana hal itu sesuai dengan karakter kerasulan yang luas sehingga gunung-gunung yang tinggi itu tunduk padanya. Sama seperti prajurit yang taat kepada perintahnya, seperti pekerja yang amanah terhadap- nya, atau seperti murid yang khusyuk dalam zikirnya. Gunung-gunung itu bertasbih dengan memuji Sang Pencipta Yang Mahaagung dengan lisan dan perintah beliau. Saat nabi Daus berzikir dan bertasbih, gunung juga ikut meniru zikirnya.Ya, pemimpin dalam pasukan mampu membuat para praju- ritnya yang tersebar di atas gunung mengatakan Allahu akbar lewat sejumlah sarana komunikasi, sehingga seolah-olah gunung itulah yang berbicara, bertahlil dan bertakbir. Jika seorang pemimpin ma- nusia mampu membuat gunung “berbicara” lewat lisan penghuninya, apalagi pemimpin besar utusan Allah ?! Bukankah ia dapat mem- buat gunung benar-benar berbicara dan bertasbih?! Di samping itu, kami telah menjelaskan dalam “kalimat-kalimat” terdahulu bahwa setiap gunung memiliki sosok maknawi, memiliki tasbih yang sesuai dengannya, serta memiliki ibadah yang khusus. | |||
Maka, sebagaimana setiap gunung bertasbih lewat pantulan gema suara manusia, ia juga memiliki tasbih untuk Sang Pencipta Yang Mahamulia dengan ber- bagai lisan khususnya.Demikian pula ayat berikut:“(Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkum- pul.” (QS. Shâd [38]: 19).“Kami telah diajari bahasa (suara) burung.” (QS. an-Naml [27]:16). | |||
Ayat-ayat di atas menerangkan bahwa Allah telah mengajari nabi Daud dan Sulaiman tentang pembicaraan berbagai jenis burung, serta bahasa sejumlah potensi dan kemampuannya, yaitu apa saja pekerjaan yang sesuai dengannya serta bagaimana cara meman- faatkannya? | |||
Ya, hakikat ini merupakan hakikat yang agung. Pasalnya, sepan- jang muka bumi merupakan hidangan kasih sayang-Nya yang dibe- rikan sebagai bentuk penghormatan kepada manusia, maka sebagian besar hewan dan burung yang mengambil manfaat dari hidangan itu ditundukkan untuk manusia yang berada di bawah kewenangan dan pengabdian padanya. Manusia yang memanfaatkan lebah dan ulat sutra—para pelayan kecil—lalu mengambil manfaat dari ilham ilahi yang ada pada mereka (madu dan sutra), lalu manusia yang meman- faatkan burung merpati sebagai kurir dalam sejumlah kegiatannya, yang berbicara dengan burung beo dan sejumlah burung sejenis serta menambahkan hal-hal yang baik kepada peradaban manusia. | |||
Jadi, manusia dapat mengambil banyak manfaat jika diberi ke- mampuan memahami bahasa potensi alamiah burung, serta berbagai potensi hewan lain di mana jenisnya sangat banyak sebagaimana ma- nusia dapat memanfaatkan binatang jinak lainnya. Misalnya, jika ma- nusia diberi pemahaman bahasa burung pipit yang memakan belalang tanpa membiarkannya tumbuh berkembang, maka ia bisa dipergu- nakan untuk melawan hama belalang sehingga dengan demikian ma- nusia bisa memanfaatkan dan mempergunakannya secara gratis untuk berbagai hal penting. | |||
Memanfaatkan potensi burung semacam ini dan berbicara de- ngan benda mati lewat telepon dan gramofon telah disebutkan oleh ayat-ayat di atas dalam dimensi yang paling jauh. | |||
Jadi, secara implisit seolah-olah Allah berkata, | |||
“Wahai manu- sia, Aku telah menundukkan untuk seorang hamba dari jenis kalian, hamba yang saleh dan tulus, Kutundukkan untuknya berbagai makhluk besar dalam kerajaan-Ku sekaligus Kubuat makhluk tersebut ber- bicara dengannya. Kujadikan ia sebagai pelayan yang amanah dan pra- juritnya yang patuh guna menjaga kenabian yang diembannya serta keadilan dalam kerajaannya. Kuberikan pada setiap kalian potensi dan kemampuan untuk menjadi khalifah di bumi. Kuserahkan pada kalian sebuah amanah besar yang langit, bumi, dan gunung menolak untuk memikulnya. Karena itu, kalian harus patuh dan tunduk pada perintah Dzat yang pada-Nya tergenggam seluruh kunci dan kendali perbenda- haraan makhluk agar makhluk yang tersebar di kerajaan-Nya ini taat pada kalian. Jalannya terbentang di hadapan kalian jika kalian mampu memegang kendali makhluk tersebut dengan nama Tuhan Sang Pen- cipta Yang Mahaagung. Jika demikian, kalian akan naik ke tingkatan yang layak dengan potensi kalian itu.” | |||
Jika demikian, berusahalah wahai manusia untuk tidak sibuk dengan permainan yang tak berguna dan dengan senda gurau yang tak berkesudahan, misalnya sibuk dengan gramofon, merpati, dan beo. Tetapi berusahalah mencari permainan yang paling halus dan bersih, serta hibur diri dengan hiburan yang paling menyenangkan. Ja- dikan gunung sebagai gramofon zikirmu sebagaimana yang dilakukan Daud . Buatlah telingamu menikmati irama zikir dan tasbih pohon dan tumbuhan yang mengeluarkan sejumlah suara menarik dengan sekadar merasakan hembusannya yang laksana senar perangkat suara. Dengan zikir yang keras, gunung memperlihatkan ribuan lisan yang berzikir dan bertasbih sekaligus menampilkan makhluk menakjubkan di hadapanmu. Ketika itulah sebagian besar burung—seperti Hud-hud Sulaiman—yang berhias dan memakai busana sahabat yang dekat dan jinak. Mereka menjadi pelayanmu yang taat. Mereka juga menghibur- mu dan bermain-main bersamamu dengan sebuah permainan yang bersih. Di samping itu, zikir mulia tersebut juga menggiringmu menu- ju hamparan potensi yang tersimpan dalam dirimu sehingga esensi dan kedudukanmu yang mulia sebagai manusia tidak jatuh. Engkau juga tidak ditarik oleh sejumlah permainan yang tak berguna menuju dasar jurang. | |||
'''Contoh Kedelapan:''' | |||
Kami berfirman, “Wahai api, hendaknya engkau menjadi dingin dan selamat bagi Ibrahim.” (QS. al-Anbiyâ [21]: 69).Ayat di atas menerangkan mukjizat nabi Ibrahim . Di dalam- nya terdapat tiga petunjuk halus: | |||
Pertama: sebagaimana sebab yang lain, api tidak bisa bekerja sesuka hati sesuai dengan keinginannya. Namun api menunaikan tu- gasnya sesuai dengan perintah yang ditetapkan atasnya. Ia tidak bisa membakar nabi Ibrahim karena diperintah untuk tidak memba- kar. | |||
Kedua: api memiliki tingkatan untuk membakar dengan suhu dinginnya. Artinya suhu dingin tersebut bisa membakar dan menu- suk. Maka, Allah berkata kepada suhu dingin tadi (سَلَامًا) ‘dan se- lamat’(*<ref>*Salah satu tafsir menyebutkan bahwa seandainya Allah tidak mengatakan, “dan hendaknya selamat” tentu ia bisa membakar dengan suhu dinginnya—Penulis.</ref>) | |||
agar tidak membakar Ibrahim sebagaimana sifat panas api. Artinya, api pada tingkatan tersebut bisa memberikan pengaruh lewat suhu dinginnya sehingga seolah-olah membakar pula meski berupa api yang dingin.Ya, seperti dalam ilmu alam, api memiliki sejumlah tingkatan yang beragam. Di antaranya tingkatan dalam bentuk “api putih” yang tidak menyebarkan panas, namun mendapatkan suhu panas dari seki- tarnya. Dengan suhu dingin ini ia membuat beku cairan yang berada di sekitarnya. Seolah-olah ia membakar dengan suhu dinginnya. Be- gitulah yang disebut dengan zamharir. Ia merupakan satu bentuk api yang membakar dengan suhu dinginnya. Jadi, keberadaannya sangat penting di neraka yang mencakup seluruh tingkatan dan jenis api. | |||
'''Ketiga:'''sebagaimana iman yang merupakan unsur maknawi menangkal pengaruh api neraka serta menyelamatkan kaum beriman darinya, sebagaimana Islam merupakan tameng pelindung dan benteng kokoh yang melindungi dari api, demikian pula terdapat unsur materi yang dapat menangkal pengaruh api dunia. Ia menjadi tameng baginya. Sebab, Allah menjalankan berbagai prosedur-Nya di dunia di bawah tirai sebab sesuai dengan nama al-Hakîm (Yang Mahabijak). Karena itu, api tidak membakar tubuh nabi Ibrahim di samping tidak membakar pakaiannya. | |||
''' | |||
Ayat di atas menegaskan, “Wahai pengikut Ibrahim, contohlah Ibrahim agar pakaian kalian berupa pakaian takwa yang merupakan busana Ibrahim. Juga agar ia menjadi benteng pelindung di dunia dan akhirat dalam menghadapi musuh terbesar kalian. Allah telah menyimpan berbagai unsur di dalam tanah yang bisa menjaga kalian dari jahatnya api sebagaimana pakaian takwa dan iman yang kalian ke- nakan untuk jiwa kalian bisa melindungi kalian dari panas api neraka. Marilah menyingkap berbagai unsur yang bisa melindungi dari panas. Keluarkanlah ia dari dalam tanah lalu kenakan!” | |||
Demikianlah, berkat usahanya, manusia telah menemukan bah- an anti api yang bisa dibuat pakaian dan baju. | |||
Buatlah komparasi terhadap ayat di atas dan ukurlah keting- giannya terkait dengan upaya manusia menyingkap bahan anti api. Ketahuilah bagaimana ia menunjukkan sebuah pakaian bersih yang dihasilkan di pabrik hanîfan musliman di mana ia tidak robek dan ti- dak usang dengan keindahannya yang terus terjaga secara abadi. | |||
'''Contoh Kesembilan:''' | |||
“Dia mengajarkan seluruh nama kepada Adam…” (QS. al-Baqa- rah [2]: 31).Ayat di atas menerangkan bahwa mukjizat terbesar Adam dalam pengakuan kekhalifahannya yang terbesar adalah pengajaran atas berbagai nama.Sebagaimana mukjizat seluruh nabi menunjukkan hal luar bia- sa yang secara khusus menjadi milik setiap mereka, mukjizat bapak para nabi dan pembuka rangkaian kenabian, Adam , secara jelas menunjukkan puncak kesempurnaan manusia, puncak kemajuannya, serta puncak tujuannya. | |||
Seakan-akan secara implisit Allah menegas- kan, | |||
“Wahai manusia, jika ayah kalian, Adam , dengan kedudu- kannya sebagai khalifah mampu mengungguli malaikat lewat seluruh nama yang Kuajarkan padanya, maka kalian sebagai anak keturunan- nya dan pewaris potensi yang dimilikinya harus belajar seluruh nama agar kalian juga layak menggenggam amanat besar itu di hadapan seluruh makhluk. Jalan telah terbuka di hadapan kalian untuk men- capai tingkatan tertinggi di alam. Bumi, makhluk yang sangat besar ini, telah ditundukkan untuk kalian. Karena itu, marilah beranjak dan maju ke depan. Jalan terbuka di hadapan kalian. Berpeganglah dengan setiap nama dari nama-nama-Ku yang mulia. Bersandarlah padanya agar kalian bisa naik dan tinggi. Hati-hati, setan telah berhasil mem- perdaya ayah kalian satu kali hingga ia turun dari surga—kedudukan yang tinggi itu—ke bumi untuk sementara waktu. | |||
Maka, dalam kondi- si tinggi dan maju kalian tidak boleh mengikuti setan, sebab hal itu akan membuat kalian turun dari langit hikmah ilahi menuju kesesatan materi. Angkatlah kepala kalian tinggi-tinggi. Perhatikan dan renung- kan nama-nama-Ku yang mulia. Jadikan pengetahuan dan kemajuan kalian sebagai tangga menuju langit tersebut agar kalian bisa mencapai berbagai hakikat pengetahuan dan kesempurnaan kalian. Dari sana kalian mencapai sumber-sumbernya yang asli. Itulah nama-nama-Ku yang mulia. Lihatlah Tuhan kalian dengan mata hati lewat teropong nama-nama tersebut. | |||
< | <span id="Bir_nükte-i_mühimme_ve_bir_sırr-ı_ehemm"></span> | ||
=== | ===Pelajaran dan Rahasia yang sangat Penting=== | ||
Semua kesempurnaan ilmiah dan kemajuan sains yang dicapai manusia—dilihat dari universalitas potensi yang Allah tanamkan da- lam dirinya—serta kemampuannya mencapai industri dan berbagai penemuan menakjubkan diungkapkan oleh ayat Al-Qur’an di atas dengan pengajaran sejumlah nama ‘Dia mengajar- kan seluruh nama kepada Adam.’ Ungkapan ini berisi satu petunjuk yang penting dan mulia, yaitu sebagia berikut: | |||
Setiap kesempurnaan, pengetahuan, kemajuan, dan disiplin ilmu apapun memiliki hakikat yang tinggi dan mulia. Hakikat tersebut bersandar kepada salah satu nama-Nya yang mulia. Dengan bersandar kepada nama itu—yang memiliki beragam tirai yang berbeda, mani- festasi yang beragam, dan wilayah penampakan yang bermacam-ma- cam—maka setiap disiplin, kesempurnaan, dan kreasi tersebut menemukan kesempurnaannya dan menjadi hakikat nyata. Jika tidak, ia hanya berupa bayangan yang cacat, terputus, pudar, dan membi- ngungkan. | |||
Ilmu Teknik, misalnya, merupakan salah satu disiplin ilmu. Hakikat dan tujuan utamanya adalah mencapai salah satu nama-Nya al-Adl (Yang Mahaadil) dan al-Muqaddir (Yang Maha Menentukan) serta kemampuan menyaksikan manifestasi penuh hikmah dari nama tersebut dengan segala keagungannya dalam cermin ilmu Teknik. | |||
Ilmu kedokteran, misalnya, merupakan sebuah ilmu, kecaka- pan, dan sekaligus profesi. Puncak dan hakikatnya juga mengacu pada salah satu nama-Nya yang mulia, yaitu asy-Syâfî (Maha Menyembuh- kan). Maka kedokteran mencapai kesempurnaan dan menjadi hakikat nyata lewat penyaksian sejumlah menifestasi penuh rahmat dari nama asy-Syâfi dalam berbagai obat yang terhampar di muka bumi yang lak- sana apotek besar. | |||
Ilmu eksakta seperti fisika, kimia, botani, dan zoologi, semua- nya bisa menjadi “hikmah hakiki” lewat penyaksian berbagai mani- festasi besar dari nama Allah al-Hakîm (Yang Mahabijak) pada segala sesuatu, yaitu menifestasi pengaturan, penataaan, dan pemeliharaan. Dengan menyaksikan berbagai menifestasi tersebut dalam sejumlah manfaat dan kemaslahatan, maka berbagai ilmu di atas menjadi hik- mah yang sesungguhnya. Artinya, dengan bersandar kepada nama tadi (al-Hakîm) dan kepada wujudnya, maka hikmah dari nama itu menjadi nyata. Jika tidak, ia bisa berubah menjadi khurafat dan sia-sia. Atau, ia membuka jalan bagi kesesatan sebagaimana yang terjadi saat ini dalam filsafat materialisme. | |||
Engkau dapat melihat ketiga contoh yang telah disebutkan, lalu analogikan dengan disiplin ilmu dan berbagai kesempurnaan lainnya. | |||
Demikianlah, lewat ayat di atas al-Qur’an memberikan stimulan kepada umat manusia seraya menunjukkan titik tertinggi, batas terjauh, dan kedudukan puncak yang sulit digapai banyak orang pada era kemajuan saat ini. Seakan-akan ia berkata, “Ayo majulah!”Kami cukupkan dan kami tutup pembahasan ini dengan permata berharga berikut yang berasal dari khazanah kekayaan terbesar ayat di atas. | |||
Misalnya: penutup rangkaian kenabian dan penghulu para rasul yang seluruh mukjizat rasul dianggap sebagai sebuah mukjizat yang membenarkan pengakuan kerasulannya di mana beliau merupa- kan kebanggaan seluruh alam, adalah bukti kekuasaan yang sangat jelas yang secara detail menerangkan seluruh kedudukan Asmaul Hus- na yang Allah ajarkan kepada Adam secara global. Sang Rasul ter- cinta, Muhammad x, mengangkat jari-jemarinya tinggi-tinggi lewat keagungan Allah hingga membelah bulan. Lalu beliau menurunkan jari-jemarinya yang penuh berkah lewat keindahan Allah hingga me- mancarkan air laksana telaga al-Kautsar. Belum lagi berbagai mukjizat menakjubkan lainnya yang berjumlah lebih dari seribu. Rasul mulia tersebut telah memperlihatkan al-Qur’an al-Karim sebagai mukjizat terbesar yang menantang seluruh jin dan manusia, sebagaimana fir- man Allah : | |||
“Katakanlah, ‘Jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.’” (QS al-Isrâ [17]: 88).Ayat tersebut dan ayat sejenis menarik perhatian jin dan manusia kepada sisi kemukjizatan yang paling jelas pada mukjizat yang kekal abadi ini. Ia mengarahkan perhatian pada kefasihan yang terdapat da- lam penjelasannya, retorika istimewa yang terdapat dalam ungkapan- nya, integralitas dan universalitas yang terdapat pada maknanya, serta ketinggian, kemuliaan, dan kenikmatan yang terdapat dalam gaya bahasanya. | |||
Al-Qur’an yang merupakan mukjizat senantiasa menantang seluruh jin dan manusia. Ia membangkitkan kerinduan di hati para sahabatnya, menggerakkan sikap keras kepala para musuhnya, men- dorong semua untuk menirunya dengan penuh semangat dan moti- vasi guna menghadirkan yang serupa dengannya. Bahkan Allah meletakkan mukjizat terbesar ini di hadapan manusia di tempat yang tinggi seakan-akan tujuan satu-satunya dari datangnya manusia kedunia hanya untuk menjadikan mukjizat terbesar ini sebagai pedoman hidup dan tujuan harapannya. | |||
Sebagai kesimpulan, setiap mukjizat para nabi menjadi petun- juk atas berbagai temuan dan kreasi luar biasa manusia. Sedangkan mukjizat nabi Adam menunjukkan indeks ilmu pengetahuan dan kesempurnaan yang luar biasa sekaligus mendorong semua untuk menuju kepadanya disertai berbagai isyaratnya tentang landasan krea- si secara global. Sementara mukjizat terbesar Rasul x, yaitu al-Qur’an yang memiliki penjelasan menakjubkan, karena hakikat pengajaran nama-nama-Nya tampak secara jelas di dalamnya dan secara rinci, maka ia menerangkan sejumlah tujuan yang tepat dari berbagai di- siplin ilmu. Ia menampilkan secara jelas berbagai kesempurnaan dunia dan akhirat berikut kebahagiaan di kedua alam tersebut. Ia membim- bing manusia menuju kepadanya seraya membangkitkan keinginan yang sangat kuat di dalamnya, sehingga al-Qur’an menerangkan de- ngan gaya bahasa yang memberikan motivasi. | |||
Yaitu “Wahai manusia, tujuan utama penciptaan alam ini adalah agar engkau dapat menjalan- kan ubudiyah komprehensif di hadapan rububiyah Tuhan. | |||
Serta, tu- juan tertinggi dari penciptaanmu adalah agar engkau mencapai ubudi- yah tersebut lewat ilmu dan sejumlah kesempurnaan.” | |||
Al-Qur’an mengungkapkan dengan berbagai ungkapan yang be- ragam dan menakjubkan di mana dengan itu ia menunjukkan bahwa umat manusia di akhir-akhir era mereka di muka bumi akan meru- juk kepada sains dan berbagai disiplin ilmu. Seluruh kekuatan mereka bersandar pada ilmu pengetahuan sehingga ilmu menjadi kendali hu- kum dan kekuatan.Ketika al-Qur’an mempergunakan kefasihan penyampaian dan retorika pembicaraan secara berulang-ulang, seolah-olah ia menun- jukkan bahwa retorika dan kefasihan ucapan—sebagai satu disiplin ilmu yang paling cemerlang—akan mengenakan pakaian paling bersinar dan gambaran paling menakjubkan di akhir zaman. Sehingga manusia akan mendapatkan senjata paling tajam mereka dari kefasi- han ucapan. Mereka juga akan menerima kekuatan terbesar mereka dari retorika dalam penyampaian. Hal itu terwujud di saat menjelas- kan pemikiran dan ideologi mereka guna meyakinkan pihak lain atau di saat mengaplikasikan pandangan dan keputusan mereka. | |||
Dari sana dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ayat al- Qur’an merupakan kunci khazanah kesempurnaan yang luar biasa dan kekayaan ilmiah yang agung. | |||
Jika engkau ingin mencapai langit al-Qur’an al-Karim dan bintang ayat-ayatnya, jadikanlah kedua pu- luh kalimat di atas sebagai dua puluh tangga untuk naik kepadanya.(*<ref>*Bahkan ketiga puluh tiga kalimat (al-Kalimât), ketiga puluh tiga surat (al-Mak- tûbât), ketiga puluh satu cahaya (al-Lama’ât), ketiga belas kilau (as-Syua’ât) menjadi tang- ga di mana ia memiliki seratus dua puluh tingkat—Penulis.</ref>)Perhatikan dengannya sejauh mana sinar mentari al-Qur’an al-Karim. Cermati bagaimana al-Qur’an menebarkan cahayanya secara terang terhadap hakikat uluhiyah serta berbagai hakikat entitas dan makh- luk, juga bagaimana ia menebarkan cahaya yang bersinar atas setiap entitas. | |||
Kesimpulannya: selama ayat-ayat yang terkait dengan mukjizat para nabi memiliki sejenis petunjuk tentang berbagai kemajuan sains dan industri masa kini yang luar biasa, dengan satu model ung- kapan yang seolah-olah menetapkan batas akhir baginya di mana jelas bahwa setiap ayat memiliki sejumlah petunjuk tentang beragam mak- na sebagaimana disepakati oleh para ulama, dan juga terdapat sejum- lah perintah untuk mengikuti para nabi, maka dapat dikatakan bahwa di samping berbagai petunjuk ayat di atas yang sangat jelas, terdapat pula petunjuk implisit yang memberikan motivasi kepada sejumlah disiplin ilmu dan industri yang paling penting. | |||
< | <span id="İki_mühim_suale_karşı_iki_mühim_cevap"></span> | ||
=== | ===Dua Jawaban Penting terhadap Dua Pertanyaan Penting=== | ||
< | <span id="Birincisi:"></span> | ||
==== | ====Pertanyaan Pertama==== | ||
jika engkau berkata, “Ketika al-Qur’an turun demi manusia, mengapa berbagai hal yang terkait dengan peradaban masa kini yang sangat penting dalam pandangannya tidak ia sebutkan secara eksplisit? Namun ia hanya menyebutkannya secara simbolis, samar, dan implisit. | |||
'''Jawaban:'''berbagai hal luar biasa dalam peradaban umat manu- sia tidak layak mendapatkan perhatian yang lebih daripada itu. Sebab, fungsi dasar al-Qur’an adalah mengajarkan berbagai urusan rububi- yah, berikut sejumlah kesempurnaan, dan tugas wilayah ubudiyah berikut berbagai kondisinya.Karena itu, hak dan kadar dari berbagai peradaban manusia yang menakjubkan cukup berupa isyarat yang lemah dan samar. Andai- kan ia mengklaim hak-haknya dari wilayah rububiyah, maka yang ia dapatkan hanya hak yang sangat kecil. | |||
''' | |||
Misalnya, jika pesawat buatan manusia(*<ref>*Saat membahas topik yang serius ini pena mengalir begitu saja hingga sampai pada dialog di atas, sehingga kubiarkan ia demikian dengan harapan bahwa gaya bahasanya tidak merusak topiknya yang serius—Penulis.</ref>)menuntut al-Qur’an dengan berkata, “Berikan padaku hak untuk berbicara dan satu tempat di antara ayat-ayatmu,” maka pesawat wilayah rububiyah yang berupa bintang, planet, bumi, dan bulan akan berkata lewat lisan al-Qur’an, “Engkau dapat mengambil tempat di sini sesuai dengan ukuranmu, tidak lebih.” | |||
Jika kapal selam manusia ingin mendapat tempat bagi dirinya di antara sejumlah ayat al-Qur’an, maka sejumlah kapal selam rububi- yah-Nya yang berupa bumi yang berenang di lautan udara dan bintang yang berenang di laut eter akan berkata, “Tempatmu di antara kami sangat kecil, nyaris tak terlihat.” | |||
Jika listrik ingin masuk ke wilayah ayat-ayat-Nya lewat lampu- nya yang terang laksana bintang, maka lampu wilayah rububiyah-Nya yang berupa matahari, meteor, dan bintang yang menghias langit akan menjawabnya dengan berkata, “Engkau dapat masuk bersama kami dalam bahasan dan penjelasan al-Qur’an sesuai dengan kapasitas ca- haya yang kau miliki.” | |||
Andaikan peradaban menakjubkan manusia menuntut haknya dan menginginkan kedudukan di antara sejumlah ayat al-Qur’an le- wat lisan kreasinya yang cermat, maka seekor lalat akan mengatakan, “Diamlah! Engkau tidak layak, bahkan jika dibandingkan dengan salah satu dari dua sayapku ini sekalipun. Andaikata seluruh produk dan penemuan yang ada pada kalian dikumpulkan bersama seluruh perangkat hebat milik kalian, hal itu tidak akan lebih menakjubkan dibandingkan dengan perangkat halus dan kreasi cermat yang terdapat dalam tubuhku. | |||
Ayat berikut ini membuat kalian tidak berdaya:“Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali ti- dak dapat menciptakan seekor lalat, walaupun mereka bersatu mencip- takannya. Jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyem- bah dan yang disembah.” (QS al-Hajj [22]: 73). | |||
Jika peradaban tersebut pergi menuju wilayah ubudiyah dan menuntut hak darinya ia akan menerima jawaban sebagai berikut, “Hubungan kalian dengan kami sangat lemah dan kecil. Kalian tidak akan bisa masuk ke wilayah kami dengan mudah. Sebab, program kami adalah bahwa dunia merupakan negeri jamuan. Sementara ma- nusia merupakan tamu yang hanya tinggal sebentar. Ia memiliki ba- nyak tugas dan dibebani untuk menghadirkan semua yang dibutuhkan untuk kehidupan abadinya di usia yang singkat ini. Karena itu, ia harus mempersembahkan apa yang lebih penting dan lebih wajib. | |||
Hanya saja, tampak pada kalian secara mayoritas sejumlah tanda kecintaan kepada dunia yang fana yang dibungkus tirai kelalaian dan permainan. Seolah-olah ia merupakan negeri yang kekal dan abadi. Karena itu, bagian kalian dari wilayah ubudiyah yang didasarkan pada petunjuk kebenaran dan tafakkur terhadap jejak-jejak akhirat sangat sedikit.Akan tetapi, jika pada diri kalian atau di belakang kalian terdapat pencipta yang mahir dan penemu yang mendapat inspirasi yang jum- lahnya sedikit lalu mereka mengerjakan berbagai karya yang tulus un- tuk memberikan manfaat kepada hamba Allah sebagai sebuah ibadah yang berharga serta mereka mengerahkan upaya untuk memberikan ke- maslahatan kepada masyarakat umum guna meningkatkan kehidupan sosial mereka, maka petunjuk dan isyarat al-Qur’an tersebut tentu saja sudah memadai bagi mereka yang memiliki kepekaan. Ayat tersebut sudah cukup untuk mengapresiasi kemahiran mereka dan mendorong mereka melakukan upaya dan usaha yang sungguh-sungguh. | |||
< | <span id="İkinci_suale_cevap:"></span> | ||
==== | ====Pertanyaan Kedua,==== | ||
jika engkau berkata, “Setelah melakukan pe- nelaahan, saat ini tidak ada keraguan pada diriku. Aku sangat yakin dan percaya bahwa al-Qur’an al-Karim berisi semua yang mendatang- kan kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai dengan nilai dan urgensinya. Dalam hal ini, terdapat petunjuk dan isyarat tentang peradaban saat ini yang menakjubkan, bahkan tentang berbagai hakikat lain yang lebih jauh darinya disertai sejumlah hakikat agung di dalamnya. Hanya saja, mengapa al-Qur’an tidak menyebutkan berbagai hal menakjubkan tadi dengan jelas agar kaum kafir mau percaya, beriman dan yakin? | |||
'''Jawaban:'''agama adalah ujian. Taklif ilahi adalah ujian agar jiwa yang mulia dan hina berkompetisi sehingga yang satu dengan yang lain dapat dibedakan. | |||
''' | Sebagaimana barang tambang atau mineral diuji dengan cara di- bakar dengan api agar berlian dapat dibedakan dari arang dan emas dapat dibedakan dari tanah, demikian pula dengan sejumlah taklif ilahi di negeri ujian ini. Ia merupakan ujian dan sarana kompetisi se- hingga hal berharga yang ada pada potensi manusia bisa dibedakan dari yang rendah dan hina. | ||
Nah, di negeri ujian ini, ketika al-Qur’an turun sebagai ujian bagi manusia agar ia menyempurnakan kemampuannya di arena kompeti- si, maka tidak aneh jika ia hanya memberikan isyarat kepada sejum- lah urusan duniawi yang bersifat gaib di mana ia akan menjadi jelas pada masa mendatang seraya membuka pintu untuk akal sesuai de- ngan argumen yang diberikan. Jika tidak, yakni seandainya al-Qur’an al-Karim menyebutkan secara jelas, tentu hikmah taklif menjadi cacat. Pasalnya, ia menjadi sangat jelas. Misalnya, penulisan lâ ilâha illallâh secara jelas dengan bintang di langit di mana hal itu akan membuat manusia terpaksa percaya. Jika demikian, tidak ada ujian, kompetisi, dan pembedaan. Jiwa yang rendah seperti arang akan sama dengan yang seperti berlian.(*<ref>*Maka, Abu Jahal yang terkutuk dan Abu Bakar ash-Shiddiq akan berada dalam tingkatan yang sama. Jika demikian, keberadaan beban taklif tidak berguna—Penulis.</ref>) | |||
Kesimpulannya, al-Qur’an al-Hakim penuh dengan hikmah. Ia memberikan kedudukan yang tepat kepada setiap sesuatu. Dari buah yang gaib, al-Qur’an melihat kemajuan peradaban manusia sejak 13 abad yang lalu yang tersembunyi di balik tirai masa depan dalam bentuk yang lebih baik dan lebih jelas daripada yang kita lihat dan akan kita lihat. | |||
Jadi, al-Qur’an merupakan kalam Dzat yang melihat setiap zaman berikut berbagai urusan yang terdapat di dalamnya secara seka- ligus. | |||
Itulah satu kilau dari kemukjizatan al-Qur’an yang bersinar di wajah mukjizat para nabi. | |||
Ya Allah buatlah kami bisa memahami sejumlah rahasia al-Qur’an dan beri kami taufik untuk mengabdi padanya setiap saat. | |||
“Mahasuci Engkau. Tidak ada yang kami ketahui, kecuali apa yang Kau ajarkan pada kami. Engkau Maha Mengetahui | |||
dan Maha Bijaksana.” | |||
“Wahai Tuhan, jangan Kau hukum kami ketika kami lupa dan alpa.” | |||
Ya Allah, limpahkan salawat, salam, dan keberkahan kepada jun- jungan kami, Muhammad, hamba, nabi, dan rasul-Mu, sosok nabi yang buta huruf; serta kepada keluarga, para sahabat,istri, dan keturunan beliau; juga kepada para nabi, rasul, malaikat muqarrabin, para wali, dan orang-orang saleh, dengan salawat terbaik, salam paling suci, dan ke- berkahan paling besar sebanyak surah,ayat, huruf, kata, makna, isyarat, dan petunjuk al-Qur’an.Ampuni kami, kasihi kami, sayangi kami wahai Tuhan Pencipta kami lewat setiap salawat darinya dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih. | |||
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.Amin. | |||
------ | ------ | ||
<center> [[On Dokuzuncu Söz]] ⇐ | [[Sözler]] | ⇒ [[Yirmi Birinci Söz]] </center> | <center> [[On Dokuzuncu Söz/id|KALIMAT KESEMBILAN BELAS]] ⇐ | [[Sözler/id|Al-Kalimât]] | ⇒ [[Yirmi Birinci Söz/id|KALIMAT KEDUA PULUH SATU]] </center> | ||
------ | ------ | ||
düzenleme