İçeriğe atla

On Dördüncü Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Jangan mengira dirimu bebas merdeka. Sebab, jika engkau melihat negeri jamuan dunia dengan pandangan hikmah dan cermat, tidak ada sesuatu yang tanpa aturan dan tujuan. Lalu bagaimana mungkin engkau akan tetap bertahan tanpa aturan dan tujuan?" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Wahai diri! Perhatikan perumpamaan ini dan renungkanlah bagaimana membatasi perhatian pada dunia mengubah nikmat menjadi derita." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
("Jangan mengira dirimu bebas merdeka. Sebab, jika engkau melihat negeri jamuan dunia dengan pandangan hikmah dan cermat, tidak ada sesuatu yang tanpa aturan dan tujuan. Lalu bagaimana mungkin engkau akan tetap bertahan tanpa aturan dan tujuan?" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
79. satır: 79. satır:
Wahai diri! Seluruh orang yang kau cintai, terutama sang kekasih Allah, Nabi x, mereka semua sekarang berada di penghujung alam kubur. Yang tersisa di sini hanya satu atau dua orang. Mereka pun sedang bersiap-siap pergi. Karena itu, jangan engkau memalingkan kepala karena takut mati dan cemas menghadapi kubur. Namun perhatikan kubur dan lihatlah lubangnya dengan penuh ketegaran. Perhatikan apa yang diminta. Lalu tersenyumlah di hadapan kematian dengan penuh kesatria. Lihat apa yang ia inginkan. Jangan sekali-kali lalai sehingga menjadi seperti orang kedua di atas!
Wahai diri! Seluruh orang yang kau cintai, terutama sang kekasih Allah, Nabi x, mereka semua sekarang berada di penghujung alam kubur. Yang tersisa di sini hanya satu atau dua orang. Mereka pun sedang bersiap-siap pergi. Karena itu, jangan engkau memalingkan kepala karena takut mati dan cemas menghadapi kubur. Namun perhatikan kubur dan lihatlah lubangnya dengan penuh ketegaran. Perhatikan apa yang diminta. Lalu tersenyumlah di hadapan kematian dengan penuh kesatria. Lihat apa yang ia inginkan. Jangan sekali-kali lalai sehingga menjadi seperti orang kedua di atas!


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai diri! Jangan pernah berkata bahwa waktu telah berubah, sementara manusia sibuk dengan dunia dan tertipu dengan kehidupan mereka sehingga mabuk olehnya. Sebab, kematian tidak berubah dan perpisahan juga tetap ada. Kelemahan dan kepapaan manusia merupakan dua unsur yang tidak berubah bahkan semakin bertambah. Perjalanan manusia tidak terputus, namun terus berlanjut.
Ey nefsim! Deme: “Zaman değişmiş, asır başkalaşmış, herkes dünyaya dalmış, hayata perestiş eder. Derd-i maişetle sarhoştur.” Çünkü ölüm değişmiyor. Firak, bekaya kalbolup başkalaşmıyor. Acz-i beşerî, fakr-ı insanî değişmiyor, ziyadeleşiyor. Beşer yolculuğu kesilmiyor, sürat peyda ediyor.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kemudian jangan pula berkata, “Aku hidup seperti yang lain.” Sebab, tidak ada yang akan menyertaimu kecuali hanya sampai pintu kubur. Kalaupun engkau pergi mencari pelipur lara lewat keberadaan orang lain yang sama-sama mendapatkan musibah, itu juga tidak ada gunanya sama sekali saat berada di kubur.
Hem deme: “Ben de herkes gibiyim.” Çünkü herkes sana kabir kapısına kadar arkadaşlık eder. Herkesle musibette beraber olmak demek olan teselli ise kabrin öbür tarafında pek esassızdır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jangan mengira dirimu bebas merdeka. Sebab, jika engkau melihat negeri jamuan dunia dengan pandangan hikmah dan cermat, tidak ada sesuatu yang tanpa aturan dan tujuan. Lalu bagaimana mungkin engkau akan tetap bertahan tanpa aturan dan tujuan?
Hem kendini başıboş zannetme. Zira şu misafirhane-i dünyada nazar-ı hikmetle baksan hiçbir şeyi nizamsız, gayesiz göremezsin. Nasıl sen nizamsız, gayesiz kalabilirsin?
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">