İçeriğe atla

Otuz Üçüncü Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Dari pandangan tersebut, muncullah hakikat berikut ini:Sebagaimana setiap stempel pada sebuah surat menjadi tanda pengenal si pemiliki surat tersebut, maka segala sesuatu ibarat stempel yang menyandarkan semua hal yang meliputinya kepada Penciptanya. Jadi, sebuah ciptaan ibarat stempel, sementara segala sesuatu yang ada disekelilingnya adalah surat milik pencipta stempel tersebut." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Setelah gambaran imajinasi tersebut, muncul pandangan berikut ini: Stempel yang dibubuhkan pada surat manapun, pasti menunjukkan si pemilik surat. Demikian halnya dengan bunga ini. Ia merupakan stempel kasih sayang Tuhan yang dibubuhkan pada “surat rahmani”. Surat tersebut adalah lereng bukit yang berisi untaian kata tumbuhan dan rerumputan. Di atasnya terukir ornamen yang sangat indah. Surat ini (bukit) sudah pasti milik sang pemilik stempelnya (bun..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Dari pandangan tersebut, muncullah hakikat berikut ini:Sebagaimana setiap stempel pada sebuah surat menjadi tanda pengenal si pemiliki surat tersebut, maka segala sesuatu ibarat stempel yang menyandarkan semua hal yang meliputinya kepada Penciptanya. Jadi, sebuah ciptaan ibarat stempel, sementara segala sesuatu yang ada disekelilingnya adalah surat milik pencipta stempel tersebut." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
501. satır: 501. satır:
Kemudian aku larut dalam renungan yang lebih jauh. Tiba-tiba lereng bukit yang indah tadi berubah dalam pandanganku menjadi stempel besar di atas gurun yang luas. Dataran luas yang terbentang dalam imajinasiku menjadi sebuah “surat rahmani” yang berstempelkan lereng bukit yang indah.
Kemudian aku larut dalam renungan yang lebih jauh. Tiba-tiba lereng bukit yang indah tadi berubah dalam pandanganku menjadi stempel besar di atas gurun yang luas. Dataran luas yang terbentang dalam imajinasiku menjadi sebuah “surat rahmani” yang berstempelkan lereng bukit yang indah.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Dari pandangan tersebut, muncullah hakikat berikut ini:Sebagaimana setiap stempel pada sebuah surat menjadi tanda pengenal si pemiliki surat tersebut, maka segala sesuatu ibarat stempel yang menyandarkan semua hal yang meliputinya kepada Penciptanya. Jadi, sebuah ciptaan ibarat stempel, sementara segala sesuatu yang ada disekelilingnya adalah surat milik pencipta stempel tersebut.
İşbu tasavvurdan şöyle bir hakikat zihne geldi ki: Her bir şey, bir mühr-ü Rabbanî hükmünde bütün eşyayı kendi Hâlık’ına isnad eder. Kendi kâtibinin mektubu olduğunu ispat eder. İşte her bir şey, öyle bir pencere-i tevhiddir ki bütün eşyayı bir Vâhid-i Ehad’e mal eder.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">