İçeriğe atla

Otuz Üçüncü Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Menurut kami, memperlihatkan stempel khusus milik Sang Pen- cipta segala sesuatu yang ada pada segala sesuatu lebih mudah dan lebih jelas daripada petunjuk tentang terputusnya rangkaian sebab akibat yang disusul dengan penetapan Tuhan Sang Pencipta. Dengan limpahan al-Qur’an, seluruh pembahasan “al-Kalimât” dan “Jendela” meniti jalan yang mudah dan pasti tersebut. Di samping itu, bahasan tentang “al-Imkân” sangat luas. Ia menjelaskan kebe..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("para ahli kalam mengatakan bahwa kondisi “mungkin” memiliki dua sisi yang sama. Artinya, jika keberadaan sesuatu bersifat “mungkin” (mungkin ada dan mungkin tidak ada), maka harus ada Dzat yang memastikan, menentukan, dan menciptakan. Pasalnya, sesuatu yang bersifat mungkin tidak dapat menghadirkan sesuatu yang bersifat mungkin lainnya. Sebab, wujudnya adalah rangkaian yang berasal dari sejumlah hal yang bersifat mungkin. Oleh karena itu, harus a..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Menurut kami, memperlihatkan stempel khusus milik Sang Pen- cipta segala sesuatu yang ada pada segala sesuatu lebih mudah dan lebih jelas daripada petunjuk tentang terputusnya rangkaian sebab akibat yang disusul dengan penetapan Tuhan Sang Pencipta. Dengan limpahan al-Qur’an, seluruh pembahasan “al-Kalimât” dan “Jendela” meniti jalan yang mudah dan pasti tersebut. Di samping itu, bahasan tentang “al-Imkân” sangat luas. Ia menjelaskan kebe..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
532. satır: 532. satır:
para ahli kalam mengatakan bahwa kondisi “mungkin” memiliki dua sisi yang sama. Artinya, jika keberadaan sesuatu bersifat “mungkin” (mungkin ada dan mungkin tidak ada), maka harus ada Dzat yang memastikan, menentukan, dan menciptakan. Pasalnya, sesuatu yang bersifat mungkin tidak dapat menghadirkan sesuatu yang bersifat mungkin lainnya. Sebab, wujudnya adalah rangkaian yang berasal dari sejumlah hal yang bersifat mungkin. Oleh karena itu, harus ada Dzat Yang wujudnya bersifat mutlak (Wâjibul wujûd) yang meng- hadirkan atau menciptakan segala sesuatu.Para ahli kalam telah menyangkal konsep “rangkaian sebab-akibat” serta menetapkan kesalahannya dengan dua belas petunjuk. Mereka memutus rangkaian sebab-akibat dan dengan itu menetapkan keberadaan Dzat Wajibul wujud.
para ahli kalam mengatakan bahwa kondisi “mungkin” memiliki dua sisi yang sama. Artinya, jika keberadaan sesuatu bersifat “mungkin” (mungkin ada dan mungkin tidak ada), maka harus ada Dzat yang memastikan, menentukan, dan menciptakan. Pasalnya, sesuatu yang bersifat mungkin tidak dapat menghadirkan sesuatu yang bersifat mungkin lainnya. Sebab, wujudnya adalah rangkaian yang berasal dari sejumlah hal yang bersifat mungkin. Oleh karena itu, harus ada Dzat Yang wujudnya bersifat mutlak (Wâjibul wujûd) yang meng- hadirkan atau menciptakan segala sesuatu.Para ahli kalam telah menyangkal konsep “rangkaian sebab-akibat” serta menetapkan kesalahannya dengan dua belas petunjuk. Mereka memutus rangkaian sebab-akibat dan dengan itu menetapkan keberadaan Dzat Wajibul wujud.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Menurut kami, memperlihatkan stempel khusus milik Sang Pen- cipta segala sesuatu yang ada pada segala sesuatu lebih mudah dan lebih jelas daripada petunjuk tentang terputusnya rangkaian sebab akibat yang disusul dengan penetapan Tuhan Sang Pencipta. Dengan limpahan al-Qur’an, seluruh pembahasan “al-Kalimât” dan “Jendela” meniti jalan yang mudah dan pasti tersebut. Di samping itu, bahasan tentang “al-Imkân” sangat luas. Ia menjelaskan keberadaan Tuhan dari banyak sisi yang tak terhingga, tidak terbatas pada jalan yang ditempuh para ahli kalam dalam menetapkan keberadaan Tuhan dengan cara menetapkan terputusnya rangkaian tersebut. Jalannya luas dan tak terbatas. Pasalnya, ia mengantar pada pengetahuan yang tak bertepi guna mengetahui Sang Wajibul wujud. Penjelasannya sebagai berikut:
Biz de deriz ki: Esbab, teselsülün berahini ile âlemin nihayetinde kesilmesinden ise her şeyde Hâlık-ı külli şey’e has sikkeyi göstermek daha kat’î, daha kolaydır. Kur’an’ın feyziyle bütün Pencereler ve bütün Sözler, o esas üzerine gitmişler. Bununla beraber imkân noktasının hadsiz bir vüs’ati var. Hadsiz cihetlerle Vâcibü’l-vücud’un vücudunu gösteriyor. Yalnız, mütekellimînin teselsülün kesilmesi yoluna, elhak geniş ve büyük olan o caddeye münhasır değildir. Belki hadd ü hesaba gelmeyen yollar ile Vâcibü’l-vücud’un marifetine yol açar. Şöyle ki:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">