77.975
düzenleme
("3. Harga diri yang islami yang merupakan pondasi semua kemuliaan dan kemajuan manusia." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Karena itu, saat membaca dan mendengar satu karya kita harus meletakkan kaidah dasar di bawah ini:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
121. satır: | 121. satır: | ||
3. Harga diri yang islami yang merupakan pondasi semua kemuliaan dan kemajuan manusia. | 3. Harga diri yang islami yang merupakan pondasi semua kemuliaan dan kemajuan manusia. | ||
Wahai teman-teman! | |||
Dalam hadis disebutkan bahwa ulama yang hakiki adalah ulama yang berani menyuarakan kebenaran di hadapan pemimpin yang zalim. Kami hanya bisa percaya kepada karya ulama yang bertakwa dan seperti yang disebutkan dalam hadis. | |||
Di masa sekarang ini Risalah Nur yang menjadi contoh konkret dari hadis di atas berada di hadapan kita. Badiuzzaman adalah seorang mujahid benar-benar mengikuti sunnah nabi x dalam memperjuangan agama, khidmah al-Qur’an dan ubudiyah. Rasul x menunaikan salat berjamaah dengan para sahabat secara bergantian pada saat perang Badar yang merupakan peristiwa politik terbesar di dunia ini. Yakni, Rasul x mengutamakan sebuah kebaikan seperti salat berjamaah yang bersifat sunnah dibanding sebuah peristiwa politik yang terbesar di dunia. Dia tidak meninggalkan sebuah pahala dalam dahsyatnya perang. | |||
Demikian pula pada perang melawan Rusia di mana Imam Nursi ikut serta sebagai pemimpin pasukan relawan, hal itu tidak membuatnya lupa dalam menuliskan tafsirnya yang berharga terkait ba- lagah dan susunan huruf al-Qur’an, Isyarat al-I’jaz fi Mazhan al-Ijaz. Sebuah karya agung yang diterima secara luas oleh sebagian besar ulama di dunia Islam dan mendapat apresiasi mereka. Mereka tidak pernah melihat sebuah tafsir yang seperti itu sebelumnya. Tidak ada yang mengingkari hal tersebut. Di dalamnya sang penulis telah menyingkap persoalan al-Qur’an yang paling rumit dan paling mendalam. Beliau juga memperlihatkan aspek balagah, kefasihan luar biasa, dan sisi kemukjizatannya yang tiada tara. Bahkan ketika ia menjelaskan salah satu poin penting dari sebuah huruf pada saat perang berkecamuk, meriam musuh tidak mampu mengalihkan perhatiannya dan dahsyatnya perang tidak menghalanginya. | |||
Saat adzan dilarang dan orang-orang dipaksa mendengar adzan baru, tullabunnur tidak mau mengumandangkan adzan bid’ah tersebut. Mereka menghadapi bid’ah semacam ini dan tidak mau ikut di dalamnya. Mereka memerlihatkan sikap heroik dalam rangka menjaga diri mereka. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme