77.975
düzenleme
("Dia menciptakan begitu banyak makhluk yang memiliki ruh yang berbeda bedasebagaimana jenis hewan yang demikian beragamsehingga dari sana muncul kelompok malaikat, jin, dan ruhaniyyûn lainnya.Lewat contoh berikut ini akan menjadi jelas betapa konsep ke- beradaan malaikat dan makhluk spiritual sebagaimana yang diterangkan al-Qur’an merupakan sebuah hakikat, kepastian, dan persoalan yang rasional. Sebaliknya, sikap menolak hal tersebut sangat bertentanga..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Ada dua orang yang saling berteman. Yang satu orang kampung, sementara satunya lagi orang kota. Keduanya berjalan bersama menuju sebuah kota besarseperti Istanbul. Sebelum masuk kota, di satu sisinya mereka menemui satu bangunan kecil dan tempat kerja yang kotor. Keduanya melihat tempat tersebut dipenuhi oleh orang-orang miskin yang bekerja keras. Di sekitar bangunan itu terdapat sejumlah hewan dan makhluk hidup lain yang menyambung hidup dengan caranya..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
64. satır: | 64. satır: | ||
Dia menciptakan begitu banyak makhluk yang memiliki ruh yang berbeda bedasebagaimana jenis hewan yang demikian beragamsehingga dari sana muncul kelompok malaikat, jin, dan ruhaniyyûn lainnya.Lewat contoh berikut ini akan menjadi jelas betapa konsep ke- beradaan malaikat dan makhluk spiritual sebagaimana yang diterangkan al-Qur’an merupakan sebuah hakikat, kepastian, dan persoalan yang rasional. Sebaliknya, sikap menolak hal tersebut sangat bertentangan dengan hakikat dan hikmah yang ada. Bahkan ia menjadi khurafat, kesesatan, dan satu bentuk kebodohan. | Dia menciptakan begitu banyak makhluk yang memiliki ruh yang berbeda bedasebagaimana jenis hewan yang demikian beragamsehingga dari sana muncul kelompok malaikat, jin, dan ruhaniyyûn lainnya.Lewat contoh berikut ini akan menjadi jelas betapa konsep ke- beradaan malaikat dan makhluk spiritual sebagaimana yang diterangkan al-Qur’an merupakan sebuah hakikat, kepastian, dan persoalan yang rasional. Sebaliknya, sikap menolak hal tersebut sangat bertentangan dengan hakikat dan hikmah yang ada. Bahkan ia menjadi khurafat, kesesatan, dan satu bentuk kebodohan. | ||
Ada dua orang yang saling berteman. Yang satu orang kampung, sementara satunya lagi orang kota. Keduanya berjalan bersama menuju sebuah kota besarseperti Istanbul. Sebelum masuk kota, di satu sisinya mereka menemui satu bangunan kecil dan tempat kerja yang kotor. Keduanya melihat tempat tersebut dipenuhi oleh orang-orang miskin yang bekerja keras. Di sekitar bangunan itu terdapat sejumlah hewan dan makhluk hidup lain yang menyambung hidup dengan caranya masing-masing. Ada yang makan tumbuhan, ada yang makan | |||
ikan saja, dan seterusnya. Ketika sedang memperhatikan keadaan mereka, keduanya terkejut manakala dari kejauhan melihat ribuan bangunan indah dan istana tinggi yang dipisah dengan lapangan yang luas. Hanya saja, penghuni bangunan tersebut tidak tampak oleh mereka. Entah karena jarak yang terlalu jauh, karena lemahnya pengliha- tan mereka, atau karena penghuni istana itu bersembunyi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan seperti yang terdapat di bangunan kecil ini pada istana yang tinggi itu.Maka orang kampung yang sepanjang hidup belum pernah melihat kota segera berkomentar, “Bangunan tersebut kosong tidak ber- penghuni. Aku tidak melihat makhluk hidup di dalamnya, serta tidak ada tanda-tanda kehidupan padanya seperti kehidupan kita.” Dengan celotehannya, ia memperlihatkan kedunguannya. | |||
Namun, temannya yang berakal menjawab, “Wahai fulan, tidakkah engkau melihat bahwa bangunan yang kecil dan sederhana ini dipenuhi oleh makhluk hidup tanpa ada satu jengkalpun di sekitar kita yang kosong dari makhluk dan para pekerja. Selalu ada orang- orang yang menggantikan mereka. Sekarang perhatikan, mungkinkah bangunan indah yang rapi, serta istana itu kosong dari makhluk yang sesuai dengan keadaannya?! Tentulah semuanya dipenuhi dengan makhluk yang memiliki ruh. Mereka memiliki tanda-tanda kehidupan lain yang khusus. Bisa jadi sebagai ganti dari kayu dan ikan, mereka memakan sesuatu yang lain. Jadi, tidak terlihatnya merekaentah karena jauh, keterbatasan penglihatan, atau karena bersembunyitidak bisa menjadi dalil bahwa mereka tidak ada. Sebab, ketidakterlihatan sama sekali tidak menunjukkan ketiadaan. Demikian pula dengan ketidaktampakan.” | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme