İçeriğe atla

Yirmi Dokuzuncu Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Ada dua orang yang saling berteman. Yang satu orang kampung, sementara satunya lagi orang kota. Keduanya berjalan bersama menuju sebuah kota besarseperti Istanbul. Sebelum masuk kota, di satu sisinya mereka menemui satu bangunan kecil dan tempat kerja yang kotor. Keduanya melihat tempat tersebut dipenuhi oleh orang-orang miskin yang bekerja keras. Di sekitar bangunan itu terdapat sejumlah hewan dan makhluk hidup lain yang menyambung hidup dengan caranya..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Dia menciptakan begitu banyak makhluk yang memiliki ruh yang berbeda bedasebagaimana jenis hewan yang demikian beragamsehingga dari sana muncul kelompok malaikat, jin, dan ruhaniyyûn lainnya.Lewat contoh berikut ini akan menjadi jelas betapa konsep ke- beradaan malaikat dan makhluk spiritual sebagaimana yang diterangkan al-Qur’an merupakan sebuah hakikat, kepastian, dan persoalan yang rasional. Sebaliknya, sikap menolak hal tersebut sangat bertentanga..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Ada dua orang yang saling berteman. Yang satu orang kampung, sementara satunya lagi orang kota. Keduanya berjalan bersama menuju sebuah kota besarseperti Istanbul. Sebelum masuk kota, di satu sisinya mereka menemui satu bangunan kecil dan tempat kerja yang kotor. Keduanya melihat tempat tersebut dipenuhi oleh orang-orang miskin yang bekerja keras. Di sekitar bangunan itu terdapat sejumlah hewan dan makhluk hidup lain yang menyambung hidup dengan caranya..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
64. satır: 64. satır:
Dia menciptakan begitu banyak makhluk yang memiliki ruh yang berbeda bedasebagaimana jenis hewan yang demikian beragamsehingga dari sana muncul kelompok malaikat, jin, dan ruhaniyyûn lainnya.Lewat contoh berikut ini akan menjadi jelas betapa konsep ke- beradaan malaikat dan makhluk spiritual sebagaimana yang diterangkan al-Qur’an merupakan sebuah hakikat, kepastian, dan persoalan yang rasional. Sebaliknya, sikap menolak hal tersebut sangat bertentangan dengan hakikat dan hikmah yang ada. Bahkan ia menjadi khurafat, kesesatan, dan satu bentuk kebodohan.
Dia menciptakan begitu banyak makhluk yang memiliki ruh yang berbeda bedasebagaimana jenis hewan yang demikian beragamsehingga dari sana muncul kelompok malaikat, jin, dan ruhaniyyûn lainnya.Lewat contoh berikut ini akan menjadi jelas betapa konsep ke- beradaan malaikat dan makhluk spiritual sebagaimana yang diterangkan al-Qur’an merupakan sebuah hakikat, kepastian, dan persoalan yang rasional. Sebaliknya, sikap menolak hal tersebut sangat bertentangan dengan hakikat dan hikmah yang ada. Bahkan ia menjadi khurafat, kesesatan, dan satu bentuk kebodohan.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ada dua orang yang saling berteman. Yang satu orang kampung, sementara satunya lagi orang kota. Keduanya berjalan bersama menuju sebuah kota besarseperti Istanbul. Sebelum masuk kota, di satu sisinya mereka menemui satu bangunan kecil dan tempat kerja yang kotor. Keduanya melihat tempat tersebut dipenuhi oleh orang-orang miskin yang bekerja keras. Di sekitar bangunan itu terdapat sejumlah hewan dan makhluk hidup lain yang menyambung hidup dengan caranya masing-masing. Ada yang makan tumbuhan, ada yang makan
İki adam; biri bedevî, vahşi; biri medeni, aklı başında olarak arkadaş olup İstanbul gibi haşmetli bir şehre gidiyorlar. O medeni muhteşem şehrin uzak bir köşesinde pis, perişan, küçük bir haneye, bir fabrikaya rast geliyorlar. Görüyorlar ki o hane; amele, sefil, miskin adamlarla doludur. Acib bir fabrika içinde çalışıyorlar. O hanenin etrafı da zîruh ve zîhayatlarla doludur. Fakat onların medar-ı taayyüşü ve hususi şerait-i hayatiyeleri vardır ki onların bir kısmı âkilü’n-nebattır, yalnız nebatat ile yaşıyorlar. Diğer bir kısmı âkilü’s-semektir, balıktan başka bir şey yemiyorlar. O iki adam, bu hali görüyorlar. Sonra bakıyorlar ki uzakta binler müzeyyen saraylar, âlî kasırlar görünüyor. O sarayların ortalarında geniş tezgâhlar ve vüs’atli meydanlar vardır. O iki adam, uzaklık sebebiyle veyahut göz zayıflığıyla veya o sarayın sekenelerinin gizlenmesi sebebiyle; o sarayın sekeneleri, o iki adama görünmüyorlar. Hem şu perişan hanedeki şerait-i hayatiye, o saraylarda bulunmuyor. O vahşi bedevî, hiç şehir görmemiş adam, bu esbaba binaen görünmediklerinden ve buradaki şerait-i hayat orada bulunmadığından der: “O saraylar sekenelerden hâlîdir, boştur, zîruh içinde yoktur.” der, vahşetin en ahmakça bir hezeyanını yapar. İkinci adam der ki: “Ey bedbaht! Şu hakir, küçük haneyi görüyorsun ki zîruh ile amelelerle doldurulmuş ve biri var ki bunları her vakit tazelendiriyor, istihdam ediyor. Bak, bu hane etrafında boş bir yer yoktur. Zîhayat ve zîruh ile doldurulmuştur. Acaba hiç mümkün müdür ki şu uzakta bize görünen şu muntazam şehrin, şu hikmetli tezyinatın, şu sanatlı sarayların onlara münasip âlî sekeneleri bulunmasın? Elbette o saraylar, umumen doludur ve onlarda yaşayanlara göre başka şerait-i hayatiyeleri var. Evet, ot yerine belki börek yerler; balık yerine baklava yiyebilirler. Uzaklık sebebiyle veyahut gözünün kabiliyetsizliği veya onların gizlenmekliği ile sana görünmemeleri, onların olmamalarına hiçbir vakit delil olamaz.
ikan saja, dan seterusnya. Ketika sedang memperhatikan keadaan mereka, keduanya terkejut manakala dari kejauhan melihat ribuan bangunan indah dan istana tinggi yang dipisah dengan lapangan yang luas. Hanya saja, penghuni bangunan tersebut tidak tampak oleh mereka. Entah karena jarak yang terlalu jauh, karena lemahnya pengliha- tan mereka, atau karena penghuni istana itu bersembunyi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan seperti yang terdapat di bangunan kecil ini pada istana yang tinggi itu.Maka orang kampung yang sepanjang hidup belum pernah melihat kota segera berkomentar, “Bangunan tersebut kosong tidak ber- penghuni. Aku tidak melihat makhluk hidup di dalamnya, serta tidak ada tanda-tanda kehidupan padanya seperti kehidupan kita.” Dengan celotehannya, ia memperlihatkan kedunguannya.
</div>
Namun, temannya yang berakal menjawab, “Wahai fulan, tidakkah engkau melihat bahwa bangunan yang kecil dan sederhana ini dipenuhi oleh makhluk hidup tanpa ada satu jengkalpun di sekitar kita yang kosong dari makhluk dan para pekerja. Selalu ada orang- orang yang menggantikan mereka. Sekarang perhatikan, mungkinkah bangunan indah yang rapi, serta istana itu kosong dari makhluk yang sesuai dengan keadaannya?! Tentulah semuanya dipenuhi dengan makhluk yang memiliki ruh. Mereka memiliki tanda-tanda kehidupan lain yang khusus. Bisa jadi sebagai ganti dari kayu dan ikan, mereka memakan sesuatu yang lain. Jadi, tidak terlihatnya merekaentah karena jauh, keterbatasan penglihatan, atau karena bersembunyitidak bisa menjadi dalil bahwa mereka tidak ada. Sebab, ketidakterlihatan sama sekali tidak menunjukkan ketiadaan. Demikian pula dengan ketidaktampakan.”


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">