İçeriğe atla

Yirmi Dokuzuncu Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"kekuasaan ilahi yang azali adalah milik Dzat-Nya yang suci. Dengan kata lain, ia terkait dengan Dzat-Nya se- hingga tidak mungkin terpisah darinya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Kami akan menerangkan ketiga persoalan di atas sebagai berikut:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("kekuasaan ilahi yang azali adalah milik Dzat-Nya yang suci. Dengan kata lain, ia terkait dengan Dzat-Nya se- hingga tidak mungkin terpisah darinya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
390. satır: 390. satır:
Kami akan menerangkan ketiga persoalan di atas sebagai berikut:
Kami akan menerangkan ketiga persoalan di atas sebagai berikut:


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Persoalan Pertama,'''
'''Birinci Mesele'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
kekuasaan ilahi yang azali adalah milik Dzat-Nya yang suci. Dengan kata lain, ia terkait dengan Dzat-Nya se- hingga tidak mungkin terpisah darinya.  
''Kudret-i ezeliye, Zat-ı Akdes-i İlahiye’nin lâzıme-i zaruriye-i zatiyesidir.''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Karena itu, otomatis kelemahan yang merupakan lawan dari kekuasaan tidak mungkin masuk ke dalam Dzat-Nya yang berhias dengan qudrah. Sebab, jika tidak, berarti akan terkumpul dua hal yang saling berlawanan. Ini mustahil.Karena kelemahan tidak mungkin menghampiri Dzat-Nya, tentu saja ia juga tidak mungkin bisa masuk ke dalam qudrah-Nya yang menyatu dengan dzat. Karena itu, qudrah Allah tidak memiliki tingkatan, sebab keberadaan tingkatan pada segala sesuatu terwujud karena keberadaan lawannya bersamanya. Misalnya, tingkatan hawa panas yang terwujud karena masuknya hawa dingin, juga tingkatan kebaikan yang terwujud karena masuknya keburukan. Demikian seterusnya.
Yani, bizzarure zatın lâzımesidir. Hiçbir cihet-i infikâki olamaz. Öyle ise kudretin zıddı olan acz, o kudreti istilzam eden zata bilbedahe ârız olamaz. Çünkü o halde cem’-i zıddeyn lâzım gelir. Madem acz, zata ârız olamaz; bilbedahe o zatın lâzımı olan kudrete tahallül edemez. Madem acz, kudretin içine giremez; bilbedahe o kudret-i zatiyede meratib olamaz. Çünkü her şeyin vücud meratibi, o şeyin zıtlarının tedahülü iledir. Mesela, hararetteki meratib, bürudetin tahallülü iledir; hüsündeki derecat, kubhun tedahülü iledir ve hâkeza kıyas et…
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">