77.975
düzenleme
("Demikian pula dengan ayam betina yang menjaga anak-anaknya. Ia lebih mementingkan mereka ketimbang dirinya sendiri. Ia membiarkan dirinya lapar demi mengenyangkan anak-anaknya. Bahkan ia juga rela berkorban demi mereka. Ia hadapi anjing yang menyerang demi menjaga kelangsungan hidup anaknya.Dengan demikian, di dalam pengabdian terdapat kenikmatan yang melebihi segala sesuatu. Bahkan kenikmatan tersebut mengalahkan rasa lapar dan sakitnya mati. Para induk..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Demikianlah, semua hewan jantan akan sama seperti ayam jantan tadi, sementara semua induknya sama seperti ayam betina. Perhatikan bagaimana mereka tidak melaksanakan tugas dan tidak mengerjakan apa pun untuk dirinya sendiri atau untuk kesempurnaannya pribadi. Tetapi ia melaksanakan tugas demi Sang Pemberi nikmat Yang Mahamulia yang telah memberi berbagai karunia kepadanya, dan demi Sang Pencipta Yang Agung yang telah memberinya tugas tersebut." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği |
||
200. satır: | 200. satır: | ||
Demikian pula dengan ayam betina yang menjaga anak-anaknya. Ia lebih mementingkan mereka ketimbang dirinya sendiri. Ia membiarkan dirinya lapar demi mengenyangkan anak-anaknya. Bahkan ia juga rela berkorban demi mereka. Ia hadapi anjing yang menyerang demi menjaga kelangsungan hidup anaknya.Dengan demikian, di dalam pengabdian terdapat kenikmatan yang melebihi segala sesuatu. Bahkan kenikmatan tersebut mengalahkan rasa lapar dan sakitnya mati. Para induk hewan merasakan kenikmatan yang luar biasa tatkala bisa memberikan perlindungan kepada anak-anaknya yang masih kecil. Namun ketika anaknya itu tumbuh dewasa sehingga tugas sang induk pun selesai, maka kenikmatan tadi menjadi hilang. Sang induk mulai memukul anak yang tadinya ia jaga bahkan kadangkala ia juga merebut makanan anaknya. Inilah hukum Tuhan yang berlaku pada hewan. Tentu saja hal ini berbeda dengan manusia. Dalam kehidupan manusia tugas seorang ibu dengan kualitas tertentu terus berlangsung. Sebab, sifat kekanakan senantiasa terdapat dalam diri manusia di mana kelemahan dan ketidakberdayaan selalu menyertainya sepanjang hidup. Karena itu, ia membutuhkan rasa kasih sayang setiap waktu. | Demikian pula dengan ayam betina yang menjaga anak-anaknya. Ia lebih mementingkan mereka ketimbang dirinya sendiri. Ia membiarkan dirinya lapar demi mengenyangkan anak-anaknya. Bahkan ia juga rela berkorban demi mereka. Ia hadapi anjing yang menyerang demi menjaga kelangsungan hidup anaknya.Dengan demikian, di dalam pengabdian terdapat kenikmatan yang melebihi segala sesuatu. Bahkan kenikmatan tersebut mengalahkan rasa lapar dan sakitnya mati. Para induk hewan merasakan kenikmatan yang luar biasa tatkala bisa memberikan perlindungan kepada anak-anaknya yang masih kecil. Namun ketika anaknya itu tumbuh dewasa sehingga tugas sang induk pun selesai, maka kenikmatan tadi menjadi hilang. Sang induk mulai memukul anak yang tadinya ia jaga bahkan kadangkala ia juga merebut makanan anaknya. Inilah hukum Tuhan yang berlaku pada hewan. Tentu saja hal ini berbeda dengan manusia. Dalam kehidupan manusia tugas seorang ibu dengan kualitas tertentu terus berlangsung. Sebab, sifat kekanakan senantiasa terdapat dalam diri manusia di mana kelemahan dan ketidakberdayaan selalu menyertainya sepanjang hidup. Karena itu, ia membutuhkan rasa kasih sayang setiap waktu. | ||
Demikianlah, semua hewan jantan akan sama seperti ayam jantan tadi, sementara semua induknya sama seperti ayam betina. Perhatikan bagaimana mereka tidak melaksanakan tugas dan tidak mengerjakan apa pun untuk dirinya sendiri atau untuk kesempurnaannya pribadi. Tetapi ia melaksanakan tugas demi Sang Pemberi nikmat Yang Mahamulia yang telah memberi berbagai karunia kepadanya, dan demi Sang Pencipta Yang Agung yang telah memberinya tugas tersebut. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme