78.073
düzenleme
("Sebagai kesimpulan, setiap mukjizat para nabi menjadi petun- juk atas berbagai temuan dan kreasi luar biasa manusia. Sedangkan mukjizat nabi Adam menunjukkan indeks ilmu pengetahuan dan kesempurnaan yang luar biasa sekaligus mendorong semua untuk menuju kepadanya disertai berbagai isyaratnya tentang landasan krea- si secara global. Sementara mukjizat terbesar Rasul x, yaitu al-Qur’an yang memiliki penjelasan menakjubkan, karena hakikat pengajaran n..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("------ <center> KALIMAT KESEMBILAN BELAS ⇐ | Al-Kalimât | ⇒ KALIMAT KEDUA PULUH SATU </center> ------" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
(Aynı kullanıcının aradaki diğer 18 değişikliği gösterilmiyor) | |||
299. satır: | 299. satır: | ||
Sebagai kesimpulan, setiap mukjizat para nabi menjadi petun- juk atas berbagai temuan dan kreasi luar biasa manusia. Sedangkan mukjizat nabi Adam menunjukkan indeks ilmu pengetahuan dan kesempurnaan yang luar biasa sekaligus mendorong semua untuk menuju kepadanya disertai berbagai isyaratnya tentang landasan krea- si secara global. Sementara mukjizat terbesar Rasul x, yaitu al-Qur’an yang memiliki penjelasan menakjubkan, karena hakikat pengajaran nama-nama-Nya tampak secara jelas di dalamnya dan secara rinci, maka ia menerangkan sejumlah tujuan yang tepat dari berbagai di- siplin ilmu. Ia menampilkan secara jelas berbagai kesempurnaan dunia dan akhirat berikut kebahagiaan di kedua alam tersebut. Ia membim- bing manusia menuju kepadanya seraya membangkitkan keinginan yang sangat kuat di dalamnya, sehingga al-Qur’an menerangkan de- ngan gaya bahasa yang memberikan motivasi. | Sebagai kesimpulan, setiap mukjizat para nabi menjadi petun- juk atas berbagai temuan dan kreasi luar biasa manusia. Sedangkan mukjizat nabi Adam menunjukkan indeks ilmu pengetahuan dan kesempurnaan yang luar biasa sekaligus mendorong semua untuk menuju kepadanya disertai berbagai isyaratnya tentang landasan krea- si secara global. Sementara mukjizat terbesar Rasul x, yaitu al-Qur’an yang memiliki penjelasan menakjubkan, karena hakikat pengajaran nama-nama-Nya tampak secara jelas di dalamnya dan secara rinci, maka ia menerangkan sejumlah tujuan yang tepat dari berbagai di- siplin ilmu. Ia menampilkan secara jelas berbagai kesempurnaan dunia dan akhirat berikut kebahagiaan di kedua alam tersebut. Ia membim- bing manusia menuju kepadanya seraya membangkitkan keinginan yang sangat kuat di dalamnya, sehingga al-Qur’an menerangkan de- ngan gaya bahasa yang memberikan motivasi. | ||
Yaitu “Wahai manusia, tujuan utama penciptaan alam ini adalah agar engkau dapat menjalan- kan ubudiyah komprehensif di hadapan rububiyah Tuhan. | |||
Serta, tu- juan tertinggi dari penciptaanmu adalah agar engkau mencapai ubudi- yah tersebut lewat ilmu dan sejumlah kesempurnaan.” | |||
Al-Qur’an mengungkapkan dengan berbagai ungkapan yang be- ragam dan menakjubkan di mana dengan itu ia menunjukkan bahwa umat manusia di akhir-akhir era mereka di muka bumi akan meru- juk kepada sains dan berbagai disiplin ilmu. Seluruh kekuatan mereka bersandar pada ilmu pengetahuan sehingga ilmu menjadi kendali hu- kum dan kekuatan.Ketika al-Qur’an mempergunakan kefasihan penyampaian dan retorika pembicaraan secara berulang-ulang, seolah-olah ia menun- jukkan bahwa retorika dan kefasihan ucapan—sebagai satu disiplin ilmu yang paling cemerlang—akan mengenakan pakaian paling bersinar dan gambaran paling menakjubkan di akhir zaman. Sehingga manusia akan mendapatkan senjata paling tajam mereka dari kefasi- han ucapan. Mereka juga akan menerima kekuatan terbesar mereka dari retorika dalam penyampaian. Hal itu terwujud di saat menjelas- kan pemikiran dan ideologi mereka guna meyakinkan pihak lain atau di saat mengaplikasikan pandangan dan keputusan mereka. | |||
Dari sana dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ayat al- Qur’an merupakan kunci khazanah kesempurnaan yang luar biasa dan kekayaan ilmiah yang agung. | |||
Jika engkau ingin mencapai langit al-Qur’an al-Karim dan bintang ayat-ayatnya, jadikanlah kedua pu- luh kalimat di atas sebagai dua puluh tangga untuk naik kepadanya.(*<ref>*Bahkan ketiga puluh tiga kalimat (al-Kalimât), ketiga puluh tiga surat (al-Mak- tûbât), ketiga puluh satu cahaya (al-Lama’ât), ketiga belas kilau (as-Syua’ât) menjadi tang- ga di mana ia memiliki seratus dua puluh tingkat—Penulis.</ref>)Perhatikan dengannya sejauh mana sinar mentari al-Qur’an al-Karim. Cermati bagaimana al-Qur’an menebarkan cahayanya secara terang terhadap hakikat uluhiyah serta berbagai hakikat entitas dan makh- luk, juga bagaimana ia menebarkan cahaya yang bersinar atas setiap entitas. | |||
Kesimpulannya: selama ayat-ayat yang terkait dengan mukjizat para nabi memiliki sejenis petunjuk tentang berbagai kemajuan sains dan industri masa kini yang luar biasa, dengan satu model ung- kapan yang seolah-olah menetapkan batas akhir baginya di mana jelas bahwa setiap ayat memiliki sejumlah petunjuk tentang beragam mak- na sebagaimana disepakati oleh para ulama, dan juga terdapat sejum- lah perintah untuk mengikuti para nabi, maka dapat dikatakan bahwa di samping berbagai petunjuk ayat di atas yang sangat jelas, terdapat pula petunjuk implisit yang memberikan motivasi kepada sejumlah disiplin ilmu dan industri yang paling penting. | |||
< | <span id="İki_mühim_suale_karşı_iki_mühim_cevap"></span> | ||
=== | ===Dua Jawaban Penting terhadap Dua Pertanyaan Penting=== | ||
< | <span id="Birincisi:"></span> | ||
==== | ====Pertanyaan Pertama==== | ||
jika engkau berkata, “Ketika al-Qur’an turun demi manusia, mengapa berbagai hal yang terkait dengan peradaban masa kini yang sangat penting dalam pandangannya tidak ia sebutkan secara eksplisit? Namun ia hanya menyebutkannya secara simbolis, samar, dan implisit. | |||
'''Jawaban:'''berbagai hal luar biasa dalam peradaban umat manu- sia tidak layak mendapatkan perhatian yang lebih daripada itu. Sebab, fungsi dasar al-Qur’an adalah mengajarkan berbagai urusan rububi- yah, berikut sejumlah kesempurnaan, dan tugas wilayah ubudiyah berikut berbagai kondisinya.Karena itu, hak dan kadar dari berbagai peradaban manusia yang menakjubkan cukup berupa isyarat yang lemah dan samar. Andai- kan ia mengklaim hak-haknya dari wilayah rububiyah, maka yang ia dapatkan hanya hak yang sangat kecil. | |||
''' | |||
Misalnya, jika pesawat buatan manusia(*<ref>*Saat membahas topik yang serius ini pena mengalir begitu saja hingga sampai pada dialog di atas, sehingga kubiarkan ia demikian dengan harapan bahwa gaya bahasanya tidak merusak topiknya yang serius—Penulis.</ref>)menuntut al-Qur’an dengan berkata, “Berikan padaku hak untuk berbicara dan satu tempat di antara ayat-ayatmu,” maka pesawat wilayah rububiyah yang berupa bintang, planet, bumi, dan bulan akan berkata lewat lisan al-Qur’an, “Engkau dapat mengambil tempat di sini sesuai dengan ukuranmu, tidak lebih.” | |||
Jika kapal selam manusia ingin mendapat tempat bagi dirinya di antara sejumlah ayat al-Qur’an, maka sejumlah kapal selam rububi- yah-Nya yang berupa bumi yang berenang di lautan udara dan bintang yang berenang di laut eter akan berkata, “Tempatmu di antara kami sangat kecil, nyaris tak terlihat.” | |||
Jika listrik ingin masuk ke wilayah ayat-ayat-Nya lewat lampu- nya yang terang laksana bintang, maka lampu wilayah rububiyah-Nya yang berupa matahari, meteor, dan bintang yang menghias langit akan menjawabnya dengan berkata, “Engkau dapat masuk bersama kami dalam bahasan dan penjelasan al-Qur’an sesuai dengan kapasitas ca- haya yang kau miliki.” | |||
Andaikan peradaban menakjubkan manusia menuntut haknya dan menginginkan kedudukan di antara sejumlah ayat al-Qur’an le- wat lisan kreasinya yang cermat, maka seekor lalat akan mengatakan, “Diamlah! Engkau tidak layak, bahkan jika dibandingkan dengan salah satu dari dua sayapku ini sekalipun. Andaikata seluruh produk dan penemuan yang ada pada kalian dikumpulkan bersama seluruh perangkat hebat milik kalian, hal itu tidak akan lebih menakjubkan dibandingkan dengan perangkat halus dan kreasi cermat yang terdapat dalam tubuhku. | |||
Ayat berikut ini membuat kalian tidak berdaya:“Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali ti- dak dapat menciptakan seekor lalat, walaupun mereka bersatu mencip- takannya. Jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyem- bah dan yang disembah.” (QS al-Hajj [22]: 73). | |||
Jika peradaban tersebut pergi menuju wilayah ubudiyah dan menuntut hak darinya ia akan menerima jawaban sebagai berikut, “Hubungan kalian dengan kami sangat lemah dan kecil. Kalian tidak akan bisa masuk ke wilayah kami dengan mudah. Sebab, program kami adalah bahwa dunia merupakan negeri jamuan. Sementara ma- nusia merupakan tamu yang hanya tinggal sebentar. Ia memiliki ba- nyak tugas dan dibebani untuk menghadirkan semua yang dibutuhkan untuk kehidupan abadinya di usia yang singkat ini. Karena itu, ia harus mempersembahkan apa yang lebih penting dan lebih wajib. | |||
Hanya saja, tampak pada kalian secara mayoritas sejumlah tanda kecintaan kepada dunia yang fana yang dibungkus tirai kelalaian dan permainan. Seolah-olah ia merupakan negeri yang kekal dan abadi. Karena itu, bagian kalian dari wilayah ubudiyah yang didasarkan pada petunjuk kebenaran dan tafakkur terhadap jejak-jejak akhirat sangat sedikit.Akan tetapi, jika pada diri kalian atau di belakang kalian terdapat pencipta yang mahir dan penemu yang mendapat inspirasi yang jum- lahnya sedikit lalu mereka mengerjakan berbagai karya yang tulus un- tuk memberikan manfaat kepada hamba Allah sebagai sebuah ibadah yang berharga serta mereka mengerahkan upaya untuk memberikan ke- maslahatan kepada masyarakat umum guna meningkatkan kehidupan sosial mereka, maka petunjuk dan isyarat al-Qur’an tersebut tentu saja sudah memadai bagi mereka yang memiliki kepekaan. Ayat tersebut sudah cukup untuk mengapresiasi kemahiran mereka dan mendorong mereka melakukan upaya dan usaha yang sungguh-sungguh. | |||
< | <span id="İkinci_suale_cevap:"></span> | ||
==== | ====Pertanyaan Kedua,==== | ||
jika engkau berkata, “Setelah melakukan pe- nelaahan, saat ini tidak ada keraguan pada diriku. Aku sangat yakin dan percaya bahwa al-Qur’an al-Karim berisi semua yang mendatang- kan kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai dengan nilai dan urgensinya. Dalam hal ini, terdapat petunjuk dan isyarat tentang peradaban saat ini yang menakjubkan, bahkan tentang berbagai hakikat lain yang lebih jauh darinya disertai sejumlah hakikat agung di dalamnya. Hanya saja, mengapa al-Qur’an tidak menyebutkan berbagai hal menakjubkan tadi dengan jelas agar kaum kafir mau percaya, beriman dan yakin? | |||
'''Jawaban:'''agama adalah ujian. Taklif ilahi adalah ujian agar jiwa yang mulia dan hina berkompetisi sehingga yang satu dengan yang lain dapat dibedakan. | |||
''' | Sebagaimana barang tambang atau mineral diuji dengan cara di- bakar dengan api agar berlian dapat dibedakan dari arang dan emas dapat dibedakan dari tanah, demikian pula dengan sejumlah taklif ilahi di negeri ujian ini. Ia merupakan ujian dan sarana kompetisi se- hingga hal berharga yang ada pada potensi manusia bisa dibedakan dari yang rendah dan hina. | ||
Nah, di negeri ujian ini, ketika al-Qur’an turun sebagai ujian bagi manusia agar ia menyempurnakan kemampuannya di arena kompeti- si, maka tidak aneh jika ia hanya memberikan isyarat kepada sejum- lah urusan duniawi yang bersifat gaib di mana ia akan menjadi jelas pada masa mendatang seraya membuka pintu untuk akal sesuai de- ngan argumen yang diberikan. Jika tidak, yakni seandainya al-Qur’an al-Karim menyebutkan secara jelas, tentu hikmah taklif menjadi cacat. Pasalnya, ia menjadi sangat jelas. Misalnya, penulisan lâ ilâha illallâh secara jelas dengan bintang di langit di mana hal itu akan membuat manusia terpaksa percaya. Jika demikian, tidak ada ujian, kompetisi, dan pembedaan. Jiwa yang rendah seperti arang akan sama dengan yang seperti berlian.(*<ref>*Maka, Abu Jahal yang terkutuk dan Abu Bakar ash-Shiddiq akan berada dalam tingkatan yang sama. Jika demikian, keberadaan beban taklif tidak berguna—Penulis.</ref>) | |||
Kesimpulannya, al-Qur’an al-Hakim penuh dengan hikmah. Ia memberikan kedudukan yang tepat kepada setiap sesuatu. Dari buah yang gaib, al-Qur’an melihat kemajuan peradaban manusia sejak 13 abad yang lalu yang tersembunyi di balik tirai masa depan dalam bentuk yang lebih baik dan lebih jelas daripada yang kita lihat dan akan kita lihat. | |||
Jadi, al-Qur’an merupakan kalam Dzat yang melihat setiap zaman berikut berbagai urusan yang terdapat di dalamnya secara seka- ligus. | |||
Itulah satu kilau dari kemukjizatan al-Qur’an yang bersinar di wajah mukjizat para nabi. | |||
Ya Allah buatlah kami bisa memahami sejumlah rahasia al-Qur’an dan beri kami taufik untuk mengabdi padanya setiap saat. | |||
“Mahasuci Engkau. Tidak ada yang kami ketahui, kecuali apa yang Kau ajarkan pada kami. Engkau Maha Mengetahui | |||
dan Maha Bijaksana.” | |||
“Wahai Tuhan, jangan Kau hukum kami ketika kami lupa dan alpa.” | |||
Ya Allah, limpahkan salawat, salam, dan keberkahan kepada jun- jungan kami, Muhammad, hamba, nabi, dan rasul-Mu, sosok nabi yang buta huruf; serta kepada keluarga, para sahabat,istri, dan keturunan beliau; juga kepada para nabi, rasul, malaikat muqarrabin, para wali, dan orang-orang saleh, dengan salawat terbaik, salam paling suci, dan ke- berkahan paling besar sebanyak surah,ayat, huruf, kata, makna, isyarat, dan petunjuk al-Qur’an.Ampuni kami, kasihi kami, sayangi kami wahai Tuhan Pencipta kami lewat setiap salawat darinya dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih. | |||
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.Amin. | |||
------ | ------ | ||
<center> [[On Dokuzuncu Söz]] ⇐ | [[Sözler]] | ⇒ [[Yirmi Birinci Söz]] </center> | <center> [[On Dokuzuncu Söz/id|KALIMAT KESEMBILAN BELAS]] ⇐ | [[Sözler/id|Al-Kalimât]] | ⇒ [[Yirmi Birinci Söz/id|KALIMAT KEDUA PULUH SATU]] </center> | ||
------ | ------ | ||
düzenleme