İçeriğe atla

Yirmi Dördüncü Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Jadi, engkau harus mencintai Kekasih azali tersebut sehingga dengan kebahagiaanmu dan kebahagiaan mereka engkau dapat me- nikmati kenikmatan tak terhingga dari rasa cinta terhadap kesempur- naan mutlak. Sebenarnya cintamu yang amat sangat terhadap dirimu dan yang tertanam dalam dirimu tidak lain merupakan cinta yang mengarah kepada dzat Allah . Hanya saja, engkau keliru dalam memperguna- kan cinta tersebut sehingga engkau arahkan pada dirimu. Maka, wa..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Wahai jiwa, jika engkau berakal, kumpulkan seluruh jenis cinta itu dan serahkan kepada Pemiliknya yang hakiki, sehingga engkau se- lamat dari bencana yang ada.Berbagai jenis cinta tak terhingga itu hanya khusus untuk Pemi- lik kesempurnaan dan keindahan tak terhingga. Ketika engkau menye- rahkannya kepada Pemiliknya yang hakiki, engkau akan bisa mencin- tai segala sesuatu atas nama-Nya yang merupakan cermin-Nya tanpa disertai rasa gelisah.Artinya, engkau..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Jadi, engkau harus mencintai Kekasih azali tersebut sehingga dengan kebahagiaanmu dan kebahagiaan mereka engkau dapat me- nikmati kenikmatan tak terhingga dari rasa cinta terhadap kesempur- naan mutlak. Sebenarnya cintamu yang amat sangat terhadap dirimu dan yang tertanam dalam dirimu tidak lain merupakan cinta yang mengarah kepada dzat Allah . Hanya saja, engkau keliru dalam memperguna- kan cinta tersebut sehingga engkau arahkan pada dirimu. Maka, wa..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
411. satır: 411. satır:
Sekarang wahai jiwa, dalam sejumlah “kalimat”, kami telah me- negaskan secara meyakinkan bahwa esensi aslimu adalah adonan yang tersusun dari berbagai kekurangan, cacat, kefakiran, dan kelemahan. Sesuai dengan “hukum kebalikan” engkau menunaikan tugas cermin. Dengan cacat, kekurangan, kefakiran, dan kelemahan yang terdapat dalam dirimu engkau menampilkan kesempurnaan Sang Pencipta Yang Maha Mulia berikut keindahan, qudrah, dan rahmat-Nya seba- gaimana kegelapan yang pekat memperjelas terangnya cahaya.
Sekarang wahai jiwa, dalam sejumlah “kalimat”, kami telah me- negaskan secara meyakinkan bahwa esensi aslimu adalah adonan yang tersusun dari berbagai kekurangan, cacat, kefakiran, dan kelemahan. Sesuai dengan “hukum kebalikan” engkau menunaikan tugas cermin. Dengan cacat, kekurangan, kefakiran, dan kelemahan yang terdapat dalam dirimu engkau menampilkan kesempurnaan Sang Pencipta Yang Maha Mulia berikut keindahan, qudrah, dan rahmat-Nya seba- gaimana kegelapan yang pekat memperjelas terangnya cahaya.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai jiwa, engkau tidak boleh mencintai dirimu. Namun yang lebih tepat adalah memusuhinya, mengasihani kondisinya, dan me- nyayanginya setelah ia mencapai derajat muthmainnah.Jika engkau mencintai dirimu karena keberadaannya sebagai tempat munculnya kenikmatan dan manfaat lalu engkau senang de- ngan rasa nikmat dan manfaat tersebut, maka jangan sampai engkau mengutamakan kenikmatan itu sedikitpun atas kenikmatan dan manfaat yang tak terhingga. Jangan seperti kunang-kunang yang meneng- gelamkan segala sesuatu dan semua yang dicintai dalam kegelapan lalu merasa cukup dengan seberkas cahaya kecil yang ada pada dirinya. Sebab, kenikmatan dan manfaat yang kau miliki, apa yang kau dapat di balik manfaat yang mereka peroleh, serta kebahagiaan yang kau dapat dari kebahagiaan mereka, semuanya bersumber dari kelembutan Sang Kekasih azali, Allah.
Demek ey nefis! Nefsine muhabbet değil belki adâvet etmelisin veyahut acımalısın veyahut mutmainne olduktan sonra şefkat etmelisin. Eğer nefsini seversen –çünkü senin nefsin lezzet ve menfaatin menşeidir, sen de lezzet ve menfaatin zevkine meftunsun– o zerre hükmünde olan lezzet ve menfaat-i nefsiyeyi, nihayetsiz lezzet ve menfaatlere tercih etme. Yıldız böceği gibi olma. Çünkü o, bütün ahbabını ve sevdiği eşyayı karanlığın vahşetine gark eder, nefsinde bir lem’acık ile iktifa eder. Zira nefsî olan lezzet ve menfaatinle beraber bütün alâkadar olduğun ve bütün menfaatleriyle intifa’ ettiğin ve saadetleriyle mesud olduğun mevcudatın ve bütün kâinatın menfaatleri, nimetleri, iltifatına tabi bir Mahbub-u Ezelî’yi sevmekliğin lâzımdır. Tâ hem kendinin hem bütün onların saadetleriyle mütelezziz olasın. Hem Kemal-i Mutlak’ın muhabbetinden aldığın nihayetsiz bir lezzeti alasın.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jadi, engkau harus mencintai Kekasih azali tersebut sehingga dengan kebahagiaanmu dan kebahagiaan mereka engkau dapat me- nikmati kenikmatan tak terhingga dari rasa cinta terhadap kesempur- naan mutlak.
Zaten sana, sende senin nefsine olan şedit muhabbetin, onun zatına karşı muhabbet-i zatiyedir ki sen sû-i istimal edip kendi zatına sarf ediyorsun. Öyle ise nefsindeki eneyi yırt, hüveyi göster. Ve kâinata dağınık bütün muhabbetlerin, onun esma ve sıfâtına karşı verilmiş bir muhabbettir. Sen sû-i istimal etmişsin, cezasını da çekiyorsun. Çünkü yerinde sarf olunmayan bir muhabbet-i gayr-ı meşruanın cezası, merhametsiz bir musibettir. Rahmanu’r-Rahîm ismiyle, hurilerle müzeyyen cennet gibi senin bütün arzularına câmi’ bir meskeni, senin cismanî hevesatına ihzar eden ve sair esmasıyla senin ruhun, kalbin, sırrın, aklın ve sair letaifin arzularını tatmin edecek ebedî ihsanatını o cennette sana müheyya eden ve her bir isminde manevî çok hazine-i ihsan ve kerem bulunan bir Mahbub-u Ezelî’nin elbette bir zerre muhabbeti, kâinata bedel olabilir. Kâinat onun bir cüz’î tecelli-i muhabbetine bedel olamaz. Öyle ise o Mahbub-u Ezelî’nin kendi Habib’ine söylettirdiği şu ferman-ı ezelîyi dinle, ittiba et:
Sebenarnya cintamu yang amat sangat terhadap dirimu dan yang tertanam dalam dirimu tidak lain merupakan cinta yang mengarah kepada dzat Allah . Hanya saja, engkau keliru dalam memperguna- kan cinta tersebut sehingga engkau arahkan pada dirimu. Maka, wahai jiwa hempaskan rasa ego yang terdapat dalam dirimu dan tampakkan- lah “Dia”. Sebab, semua jenis cintamu yang terpencar pada berbagai entitas merupakan rasa cinta yang diberikan padamu terkait dengan nama-nama dan sifat-Nya yang mulia. Hanya saja, engkau salah dalam mempergunakannya sehingga engkau akan mendapatkan hukuman dari perbuatanmu. Sebab, balasan terhadap rasa cinta yang tidak syar’i dan tidak pada tempatnya adalah bencana yang tidak mengenal kasih sayang.Sang Kekasih azali—dengan nama-Nya Yang Maha Pengasih dan Penyayang—telah menyiapkan satu tempat komprehensif bagi semua keinginanmu yang bersifat materi, yaitu surga yang berhias bidadari. Dengan seluruh nama-Nya yang mulia, Dia menyiapkan berbagai ka- runia-Nya yang menyeluruh untuk memuaskan keinginan ruh, kalbu, akal, dan semua perangkat halusmu. Bahkan pada setiap nama-Nya Dia memiliki perbendaharaan kebaikan maknawi yang tidak pernah habis. Sudah pasti satu butir cinta-Nya sudah cukup menjadi ganti dari seluruh alam. Sementara seluruh alam tidak bisa menggantikan salah satu manifestasi cinta-Nya.Wahai jiwa, perhatikan dan cermati perjanjian azali di mana Sang kekasih azali telah menyuruh kekasih-Nya yang mulia untuk mengucap:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">