İçeriğe atla

Yirmi Dördüncü Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Wahai diri, jika demikian keadaannya, sementara engkau bagian dari yang mengikuti ajaran Ibrahim, maka ucapkanlah “Aku tidak menyukai yang terbenam” seperti yang diucapkan oleh Ib- rahim , lalu menghadaplah kepada Sang Kekasih abadi dan mena- ngislah seperti diriku dengan berkata:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Nah wahai diri, istana pertama tadi adalah sosok muslim dan lampu utama tersebut adalah Nabi x yang terdapat di kalbu muslim itu. Jika ia lupa dan mengeluarkan iman dari kalbunya—wal iyâzu bil- lah—ia tidak akan lagi beriman dengan nabi yang lain, bahkan tidak ada lagi kesempurnaan yang tersisa dalam jiwanya. Lebih dari itu, ia akan lupa kepada Tuhannya. Akhirnya yang masuk ke dalam esensi di- rinya adalah kegelapan dan kalbunya menjadi hancur disel..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
("Wahai diri, jika demikian keadaannya, sementara engkau bagian dari yang mengikuti ajaran Ibrahim, maka ucapkanlah “Aku tidak menyukai yang terbenam” seperti yang diucapkan oleh Ib- rahim , lalu menghadaplah kepada Sang Kekasih abadi dan mena- ngislah seperti diriku dengan berkata:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
492. satır: 492. satır:
Manusia yang tersesat dalam banyaknya makhluk dan tenggelam di alam entitas, lalu mencintai dunia sepenuh hati hingga tertipu oleh senyuman benda-benda fana dan jatuh dalam pelukannya, sudah pasti ia akan mengalami kerugian nyata. Pasalnya, ia jatuh dalam kefanaan dan ketiadaan. Yakni, dengan mengajak ia melenyapkan dirinya.Akan tetapi, ketika ia mengangkat kepala dan mendengar berba- gai pelajaran iman yang bersumber dari al-Qur’an dengan kalbu yang sadar, lalu mengarah kepada keesaan-Nya, maka ia dapat naik dengan mi’raj ibadah menuju arasy kesempurnaan dan keutamaan sehingga menjadi sosok manusia abadi.
Manusia yang tersesat dalam banyaknya makhluk dan tenggelam di alam entitas, lalu mencintai dunia sepenuh hati hingga tertipu oleh senyuman benda-benda fana dan jatuh dalam pelukannya, sudah pasti ia akan mengalami kerugian nyata. Pasalnya, ia jatuh dalam kefanaan dan ketiadaan. Yakni, dengan mengajak ia melenyapkan dirinya.Akan tetapi, ketika ia mengangkat kepala dan mendengar berba- gai pelajaran iman yang bersumber dari al-Qur’an dengan kalbu yang sadar, lalu mengarah kepada keesaan-Nya, maka ia dapat naik dengan mi’raj ibadah menuju arasy kesempurnaan dan keutamaan sehingga menjadi sosok manusia abadi.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai diri, jika demikian keadaannya, sementara engkau bagian dari yang mengikuti ajaran Ibrahim, maka ucapkanlah “Aku tidak menyukai yang terbenam” seperti yang diucapkan oleh Ib- rahim  , lalu menghadaplah kepada Sang Kekasih abadi dan mena- ngislah seperti diriku dengan berkata:
Ey nefsim! Madem hakikat böyledir ve madem millet-i İbrahimiyedensin (as), İbrahimvari لَٓا اُحِبُّ ال۟اٰفِلٖينَ de ve Mahbub-u Bâki’ye yüzünü çevir ve benim gibi şöyle ağla:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">