İçeriğe atla

Otuzuncu Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Selanjutnya, engkau bisa membandingkan ribuan contoh lainnya dengan keempat contoh di atas. Sebagiannya telah kami bahas dalam risalah al-Lawâmi (kilau-kilau cahaya)." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("'''Contoh keempat:''' Di antara prinsip kenabian yang bijak adalah bahwa segala se- suatu memiliki banyak hikmah dan manfaat. Bahkan buah memiliki hikmah sebanyak jumlah buah di pohon. Sebagaimana yang dipahami dari ayat yang berbunyi:“Segala sesuatu bertasbih memuji-Nya…”. (al-Isrâ [17]: 44). Jika ada satu hasil atau buah tertuju kepada makhluk itu sendiri serta sebuah hikmahnya kembali kepadanya, maka ribuan hasilnya kembali kepada Penciptanya Y..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Selanjutnya, engkau bisa membandingkan ribuan contoh lainnya dengan keempat contoh di atas. Sebagiannya telah kami bahas dalam risalah al-Lawâmi (kilau-kilau cahaya)." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
131. satır: 131. satır:
Adapun prinsip filsafat berbunyi, “Hikmah dan manfaat pencipta- an setiap makhluk hidup kembali kepada dirinya. Atau, kembali kepada manfaat dan kemaslahatan manusia.” Kaidah ini melenyapkan banyak hikmah yang terkandung di dalam entitas. Ia hanya memberikan satu buah yang sangat kecil laksana sebiji sawi kepada pohon yang besar. Akhirnya, ia mengubah entitas menjadi sesuatu yang tidak berarti.Hikmah yang benar di atas sangat berbeda dengan kaidah filsafat yang rusak yang kosong dari hikmah di mana seluruh eksistensi dicelup dengan celupan kesia-siaan. Kami membatasi pembahasan sampai di sini karena hakikat tersebut telah kami bahas secara agak rinci pada ‘hakikat kesepuluh’ dari “Kalimat Kesepuluh”.
Adapun prinsip filsafat berbunyi, “Hikmah dan manfaat pencipta- an setiap makhluk hidup kembali kepada dirinya. Atau, kembali kepada manfaat dan kemaslahatan manusia.” Kaidah ini melenyapkan banyak hikmah yang terkandung di dalam entitas. Ia hanya memberikan satu buah yang sangat kecil laksana sebiji sawi kepada pohon yang besar. Akhirnya, ia mengubah entitas menjadi sesuatu yang tidak berarti.Hikmah yang benar di atas sangat berbeda dengan kaidah filsafat yang rusak yang kosong dari hikmah di mana seluruh eksistensi dicelup dengan celupan kesia-siaan. Kami membatasi pembahasan sampai di sini karena hakikat tersebut telah kami bahas secara agak rinci pada ‘hakikat kesepuluh’ dari “Kalimat Kesepuluh”.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Selanjutnya, engkau bisa membandingkan ribuan contoh lainnya dengan keempat contoh di atas. Sebagiannya telah kami bahas dalam risalah al-Lawâmi (kilau-kilau cahaya).
İşte bu dört misale, binler misali kıyas edebilirsin. Lemaat namındaki bir risalede bir kısmına işaret etmişiz.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">