İçeriğe atla

On Üçüncü Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Oleh karena itu, ada dua perasaan manusia yang tidak bisa kudeskripsikan, tidak terkendali oleh kehendak dan ikhtiar, mungkin mereka tidak bertanggung jawab hingga hal itu mempengaruhi diri manusia tanpa mengindahkan seruan kebenaran lalu membuat mereka terjerumus pada kesalahan. Pada saat itulah setan membisikkan pada manusia ini, “Fitrahmu sudah rusak, bertentangan dengan nilai-nilai iman dan kebenaran. Tidakkah kamu sadari bahwa fitrahmu meluncur ta..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Demikianlah sesungguhnya benteng kokoh seorang mukmin dari tipu daya setan seperti contoh pertama adalah petunjuk-petunjuk al-Qur’an serta hakikat-hakikat keimanan yang batas-batas- nya telah dijelaskan oleh para ulama yang saleh. Adapun benteng untuk godaan seperti contoh yang kedua adalah dengan memohon perlindungan kepada Allah dan mengabaikan bisikan-bisikan tersebut karena tabiat bisikan setan adalah semakin kita memperhatikan bisikannya maka sema..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Oleh karena itu, ada dua perasaan manusia yang tidak bisa kudeskripsikan, tidak terkendali oleh kehendak dan ikhtiar, mungkin mereka tidak bertanggung jawab hingga hal itu mempengaruhi diri manusia tanpa mengindahkan seruan kebenaran lalu membuat mereka terjerumus pada kesalahan. Pada saat itulah setan membisikkan pada manusia ini, “Fitrahmu sudah rusak, bertentangan dengan nilai-nilai iman dan kebenaran. Tidakkah kamu sadari bahwa fitrahmu meluncur ta..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
110. satır: 110. satır:
Demikianlah sesungguhnya benteng kokoh seorang mukmin dari tipu daya setan seperti contoh pertama adalah petunjuk-petunjuk al-Qur’an serta hakikat-hakikat keimanan yang batas-batas- nya telah dijelaskan oleh para ulama yang saleh. Adapun benteng untuk godaan seperti contoh yang kedua adalah dengan memohon perlindungan kepada Allah dan mengabaikan bisikan-bisikan tersebut karena tabiat bisikan setan adalah semakin kita memperhatikan bisikannya maka semakin gencar bisikan tersebut. Karena itu, sunnah rasul adalah obat bagi penyakit-penyakit ruhani.
Demikianlah sesungguhnya benteng kokoh seorang mukmin dari tipu daya setan seperti contoh pertama adalah petunjuk-petunjuk al-Qur’an serta hakikat-hakikat keimanan yang batas-batas- nya telah dijelaskan oleh para ulama yang saleh. Adapun benteng untuk godaan seperti contoh yang kedua adalah dengan memohon perlindungan kepada Allah dan mengabaikan bisikan-bisikan tersebut karena tabiat bisikan setan adalah semakin kita memperhatikan bisikannya maka semakin gencar bisikan tersebut. Karena itu, sunnah rasul adalah obat bagi penyakit-penyakit ruhani.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<span id="Yedinci_İşaret"></span>
== Yedinci İşaret ==
==Isyarat Ketujuh==
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Pertanyaan: Karena para tokoh Mu’tazilah berpendapat bahwa penciptaan keburukan adalah suatu keburukan, maka mereka tidak mengembalikan penciptaan kekufuran dan kesesatan kepada Allah. Seolah-olah dengan pendapatnya itu mereka mensucikan Allah. Mereka menuju kesesatan dengan ucapan, “Manusia adalah pencipta bagi perbuatannya sendiri.”
'''Sual:''' Mutezile imamları, şerrin icadını şer telakki ettikleri için küfür ve dalaletin hilkatini Allah’a vermiyorlar. Güya onunla Allah’ı takdis ediyorlar. “Beşer kendi ef’alinin hâlıkıdır.” diye dalalete gidiyorlar.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Mereka juga berpendapat bahwa pelaku dosa besar batal keimanannya karena percaya kepada Allah dan membenarkan adanya neraka tidak bisa dibarengi dengan dosa-dosa besar. Manusia yang melindungi dirinya dari segala hal yang melanggar hukum karena khawatir dipenjara, sementara melakukan dosa-dosa besar tanpa memperhatikan murka Allah dan siksa neraka jahannam, maka hal itu menjadi dalil hilangnya keimanan dalam diri mereka.
Hem derler: “Bir günah-ı kebireyi işleyen bir mü’minin imanı gider. Çünkü Cenab-ı Hakk’a itikad ve cehennemi tasdik etmek, öyle günahı işlemekle kabil-i tevfik olamaz. Çünkü dünyada gayet cüz’î bir hapis korkusuyla kendini hilaf-ı kanun her şeyden muhafaza eden adam, ebedî bir azab-ı cehennemi ve Hâlık’ın gazabını nazar-ı ehemmiyete almayacak derecede büyük günahları işlerse, elbette imansızlığa delâlet eder.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jawaban
'''Elcevap:'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">