İçeriğe atla

Yirmi Altıncı Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Adapun dalam hal kebaikan, manusia tidak berhak untuk som- bong dan bangga. Pasalnya, bagiannya dalam kebaikan sangatlah kecil karena rahmat Allah-lah yang menghendaki dan menuntut kebaikan tersebut. Qudrah Allah-lah yang telah menghadirkannya. Perminta- an dan pemberian, sebab dan faktor pemicu, semuanya berasal dari Allah. Manusia bisa menjadi pemilik dari kebaikan tersebut dengan berdoa, beriman, sadar dan rida terhadapnya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Dengan kata lain, takdir bukan bertujuan untuk menghindar dari kewajiban dan tanggungjawab, akan tetapi un- tuk menyelamatkan manusia dari sikap bangga dan sombong. Oleh karena itu, ia termasuk dalam pembahasan iman. Adapun ikhtiar, ia termasuk dalam pembahasan akidah, guna menjadi sumber perbuatan maksiat; bukan sumber perbuatan baik dan terpuji yang bisa menggi- ring manusia pada sifat sombong dan melampaui batas.Ya, al-Qur’an menjelaskan bahwa manus..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Adapun dalam hal kebaikan, manusia tidak berhak untuk som- bong dan bangga. Pasalnya, bagiannya dalam kebaikan sangatlah kecil karena rahmat Allah-lah yang menghendaki dan menuntut kebaikan tersebut. Qudrah Allah-lah yang telah menghadirkannya. Perminta- an dan pemberian, sebab dan faktor pemicu, semuanya berasal dari Allah. Manusia bisa menjadi pemilik dari kebaikan tersebut dengan berdoa, beriman, sadar dan rida terhadapnya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
22. satır: 22. satır:
Dengan kata lain, takdir bukan bertujuan untuk menghindar dari kewajiban dan tanggungjawab, akan tetapi un- tuk menyelamatkan manusia dari sikap bangga dan sombong. Oleh karena itu, ia termasuk dalam pembahasan iman. Adapun ikhtiar, ia termasuk dalam pembahasan akidah, guna menjadi sumber perbuatan maksiat; bukan sumber perbuatan baik dan terpuji yang bisa menggi- ring manusia pada sifat sombong dan melampaui batas.Ya, al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia bertanggungjawab se- cara penuh atas segala dosa yang dilakukannya. Sebab, manusia itulah yang menghendaki perbuatan dosa. Karena dosa termasuk hal yang bersifat merusak, manusia bisa membuat kerusakan yang besar dengan satu dosa saja. Misalnya, membakar sebuah rumah dengan sebatang korek api. Karena itu, ia berhak mendapatkan hukuman yang berat.
Dengan kata lain, takdir bukan bertujuan untuk menghindar dari kewajiban dan tanggungjawab, akan tetapi un- tuk menyelamatkan manusia dari sikap bangga dan sombong. Oleh karena itu, ia termasuk dalam pembahasan iman. Adapun ikhtiar, ia termasuk dalam pembahasan akidah, guna menjadi sumber perbuatan maksiat; bukan sumber perbuatan baik dan terpuji yang bisa menggi- ring manusia pada sifat sombong dan melampaui batas.Ya, al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia bertanggungjawab se- cara penuh atas segala dosa yang dilakukannya. Sebab, manusia itulah yang menghendaki perbuatan dosa. Karena dosa termasuk hal yang bersifat merusak, manusia bisa membuat kerusakan yang besar dengan satu dosa saja. Misalnya, membakar sebuah rumah dengan sebatang korek api. Karena itu, ia berhak mendapatkan hukuman yang berat.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Adapun dalam hal kebaikan, manusia tidak berhak untuk som- bong dan bangga. Pasalnya, bagiannya dalam kebaikan sangatlah kecil karena rahmat Allah-lah yang menghendaki dan menuntut kebaikan tersebut. Qudrah Allah-lah yang telah menghadirkannya. Perminta- an dan pemberian, sebab dan faktor pemicu, semuanya berasal dari Allah. Manusia bisa menjadi pemilik dari kebaikan tersebut dengan berdoa, beriman, sadar dan rida terhadapnya.
Fakat hasenatta iftihara hakkı yoktur. Onda onun hakkı pek azdır. Çünkü hasenatı isteyen, iktiza eden rahmet-i İlahiye ve icad eden kudret-i Rabbaniyedir. Sual ve cevap, dâî ve sebep, ikisi de Hak’tandır. İnsan yalnız dua ile iman ile şuur ile rıza ile onlara sahip olur.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">