İçeriğe atla

Yirmi Altıncı Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Adapun yang meng- hendaki dosa dan keburukan adalah nafsu manusia, baik dengan po- tensi maupun upayanya secara sengaja. Sama seperti sejumlah benda yang menjadi busuk dan hitam setelah terkena cahaya matahari yang indah berkilau. Warna hitam tersebut kembali kepada potensi materi tersebut. Hanya saja, Dzat yang telah menghadirkan keburukan terse- but lewat aturan ilahi yang mengandung banyak kemaslahatan adalah Allah. Artinya, sebabnya berasal dari nafs..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Adapun dalam hal kebaikan, manusia tidak berhak untuk som- bong dan bangga. Pasalnya, bagiannya dalam kebaikan sangatlah kecil karena rahmat Allah-lah yang menghendaki dan menuntut kebaikan tersebut. Qudrah Allah-lah yang telah menghadirkannya. Perminta- an dan pemberian, sebab dan faktor pemicu, semuanya berasal dari Allah. Manusia bisa menjadi pemilik dari kebaikan tersebut dengan berdoa, beriman, sadar dan rida terhadapnya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Adapun yang meng- hendaki dosa dan keburukan adalah nafsu manusia, baik dengan po- tensi maupun upayanya secara sengaja. Sama seperti sejumlah benda yang menjadi busuk dan hitam setelah terkena cahaya matahari yang indah berkilau. Warna hitam tersebut kembali kepada potensi materi tersebut. Hanya saja, Dzat yang telah menghadirkan keburukan terse- but lewat aturan ilahi yang mengandung banyak kemaslahatan adalah Allah. Artinya, sebabnya berasal dari nafs..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
24. satır: 24. satır:
Adapun dalam hal kebaikan, manusia tidak berhak untuk som- bong dan bangga. Pasalnya, bagiannya dalam kebaikan sangatlah kecil karena rahmat Allah-lah yang menghendaki dan menuntut kebaikan tersebut. Qudrah Allah-lah yang telah menghadirkannya. Perminta- an dan pemberian, sebab dan faktor pemicu, semuanya berasal dari Allah. Manusia bisa menjadi pemilik dari kebaikan tersebut dengan berdoa, beriman, sadar dan rida terhadapnya.
Adapun dalam hal kebaikan, manusia tidak berhak untuk som- bong dan bangga. Pasalnya, bagiannya dalam kebaikan sangatlah kecil karena rahmat Allah-lah yang menghendaki dan menuntut kebaikan tersebut. Qudrah Allah-lah yang telah menghadirkannya. Perminta- an dan pemberian, sebab dan faktor pemicu, semuanya berasal dari Allah. Manusia bisa menjadi pemilik dari kebaikan tersebut dengan berdoa, beriman, sadar dan rida terhadapnya.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Adapun yang meng- hendaki dosa dan keburukan adalah nafsu manusia, baik dengan po- tensi maupun upayanya secara sengaja. Sama seperti sejumlah benda yang menjadi busuk dan hitam setelah terkena cahaya matahari yang indah berkilau. Warna hitam tersebut kembali kepada potensi materi tersebut. Hanya saja, Dzat yang telah menghadirkan keburukan terse- but lewat aturan ilahi yang mengandung banyak kemaslahatan adalah Allah. Artinya, sebabnya berasal dari nafsu atau diri manusia di mana ia bertanggungjawab atasnya, sementara proses penciptaan dan peng- hadirannya yang terkait dengan Allah indah dan baik, sebab memiliki sejumlah buah dan hasil yang indah pula.
Fakat seyyiatı isteyen, nefs-i insaniyedir (ya istidat ile ya ihtiyar ile). Nasıl ki beyaz, güzel güneşin ziyasından bazı maddeler siyahlık ve taaffün alır. O siyahlık, onun istidadına aittir. Fakat o seyyiatı, çok mesalihi tazammun eden bir kanun-u İlahî ile icad eden yine Hak’tır. Demek, sebebiyet ve sual nefistendir ki mes’uliyeti o çeker. Hakk’a ait olan halk ve icad ise daha başka güzel netice ve meyveleri olduğu için güzeldir, hayırdır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">