82.619
düzenleme
("Maknanya, uzlah dari dunia yang dilakukan oleh Badiuzzaman adalah demi kebahagiaan dan kemajuan umat Islam sehingga beliau dapat mendedikasikan setiap menit dari usianya untuk pengabdian iman sekaligus mendapat taufik untuk benar-benar tulus dan ikhlas. Ya, Badiuzzaman naik menuju posisi pelayan al-Qur’an yang tulus dan relawan Islam yang tercatat dalam sejarah. Beliau telah mempersembah- kan pengorbanan teragung demi berkhidmah untuk iman dan Islam. M..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Saat membacakan Risalah Nur kepada salah seorang muridnya, Ustadz Said Nursi berkata, “Ini adalah pelajaranku. Aku membacanya untuk diriku. Aku telah membaca risalah ini sampai sekarang barangkali sudah seratus kali. Namun demikian, aku tetap merindukannya dan butuh membacanya lagi seakan-akan baru pertama kali melihatnya.”" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
164. satır: | 164. satır: | ||
Salah seorang delegasi perwakilan pemerintah sebelumnya yang menentang agama memberikan pernyataan (di saat dilakukan musyawarah tentang hukum-hukum yang tidak demokratis di Parlemen), “Selama dua puluh lima tahun kami tidak mampu menghalangi Badiuzzaman melakukan sejumlah aktivitas keagamaan.” | Salah seorang delegasi perwakilan pemerintah sebelumnya yang menentang agama memberikan pernyataan (di saat dilakukan musyawarah tentang hukum-hukum yang tidak demokratis di Parlemen), “Selama dua puluh lima tahun kami tidak mampu menghalangi Badiuzzaman melakukan sejumlah aktivitas keagamaan.” | ||
Kami juga ingin menegaskan bahwa Ustadz Said Nursi memiliki kekuatan dan semangat yang luar biasa. Beliau juga sosok yang jenius. Hal itu diakui dan dibenarkan meski secara tidak langsung bahkan oleh para musuh agama yang menentang beliau. | |||
Saat membacakan Risalah Nur kepada salah seorang muridnya, Ustadz Said Nursi berkata, “Ini adalah pelajaranku. Aku membacanya untuk diriku. Aku telah membaca risalah ini sampai sekarang barangkali sudah seratus kali. Namun demikian, aku tetap merindukannya dan butuh membacanya lagi seakan-akan baru pertama kali melihatnya.” | |||
Said | |||
Beliau juga berkata, “Aku tidak menulis buku untuk orang lain. Namun pertama-tama untuk diriku. Orang yang menginginkan obat yang kuracik dari al-Qur’an ini bisa membacanya pula.” Ya, Badiuz- zaman meyakini dan berkata, “Aku membutuhkan pelajaran-pelaja- ran Risalah Nur untuk mendidik dan memperbaiki diri.” Bila orang sekaliber Badiuzzaman mengungkapkan kebutuhannya terhadap Risalah Nur sedemikian rupa, apalagi kita. | |||
Sepanjang hayatnya, Badiuzzaman Said Nursi tidak mau dikenal, disambut, dan dihormati. Ia hidup dalam kondisi merasa cukup tidak membutuhkan bantuan orang. Dalam tulisannya yang berbahasa Arab beliau berbicara tentang popularitas dengan berkata, “Aku melihat popularitas sebagai hal yang mengantar pada riya dan madu beracun yang mematikan hati. Karena itu, jangan kau cari agar tidak menjadi budak manusia. Bila seseorang jatuh pada musibah dan ujian tersebut hendaknya ia berkata, Innâ lillâh wa innâ ilaihi râjiun.”(*<ref>*Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuri, hal 176. </ref>)Maknanya, siapa yang ingin terkenal dan populer ia akan mencari muka karena ujub dengan dirinya dan ingin disanjung mereka. | |||
</ | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme