İçeriğe atla

Konferans/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Saat membacakan Risalah Nur kepada salah seorang muridnya, Ustadz Said Nursi berkata, “Ini adalah pelajaranku. Aku membacanya untuk diriku. Aku telah membaca risalah ini sampai sekarang barangkali sudah seratus kali. Namun demikian, aku tetap merindukannya dan butuh membacanya lagi seakan-akan baru pertama kali melihatnya.”" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Maknanya, uzlah dari dunia yang dilakukan oleh Badiuzzaman adalah demi kebahagiaan dan kemajuan umat Islam sehingga beliau dapat mendedikasikan setiap menit dari usianya untuk pengabdian iman sekaligus mendapat taufik untuk benar-benar tulus dan ikhlas. Ya, Badiuzzaman naik menuju posisi pelayan al-Qur’an yang tulus dan relawan Islam yang tercatat dalam sejarah. Beliau telah mempersembah- kan pengorbanan teragung demi berkhidmah untuk iman dan Islam. M..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Saat membacakan Risalah Nur kepada salah seorang muridnya, Ustadz Said Nursi berkata, “Ini adalah pelajaranku. Aku membacanya untuk diriku. Aku telah membaca risalah ini sampai sekarang barangkali sudah seratus kali. Namun demikian, aku tetap merindukannya dan butuh membacanya lagi seakan-akan baru pertama kali melihatnya.”" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
164. satır: 164. satır:
Salah seorang delegasi perwakilan pemerintah sebelumnya yang menentang agama memberikan pernyataan (di saat dilakukan musyawarah tentang hukum-hukum yang tidak demokratis di Parlemen), “Selama dua puluh lima tahun kami tidak mampu menghalangi Badiuzzaman melakukan sejumlah aktivitas keagamaan.”
Salah seorang delegasi perwakilan pemerintah sebelumnya yang menentang agama memberikan pernyataan (di saat dilakukan musyawarah tentang hukum-hukum yang tidak demokratis di Parlemen), “Selama dua puluh lima tahun kami tidak mampu menghalangi Badiuzzaman melakukan sejumlah aktivitas keagamaan.”


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kami juga ingin menegaskan bahwa Ustadz Said Nursi memiliki kekuatan dan semangat yang luar biasa. Beliau juga sosok yang jenius. Hal itu diakui dan dibenarkan meski secara tidak langsung bahkan oleh para musuh agama yang menentang beliau.
Biz de deriz ki: Evet Said Nursî Hazretleri, emsali görülmemiş dinamik ve enerjik bir zattır. Bediüzzaman’ın hârika bir insan olduğunu, din düşmanları olan muarızları dahi kalben tasdik ve takdir etmektedirler.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Saat membacakan Risalah Nur kepada salah seorang muridnya, Ustadz Said Nursi berkata, “Ini adalah pelajaranku. Aku membacanya untuk diriku. Aku telah membaca risalah ini sampai sekarang barangkali sudah seratus kali. Namun demikian, aku tetap merindukannya dan butuh membacanya lagi seakan-akan baru pertama kali melihatnya.”
Said Nursî, bazen bir talebesine Risale-i Nur’dan okuyuvermek nimetini lütfettiği zaman der ki: “Bu benim dersimdir. Ben kendim için okuyorum. Bu risaleyi, şimdiye kadar belki yüz defa okumuşum. Fakat, şimdi yeni görüyorum gibi tekrar okumaya ihtiyaç ve iştiyakım var.”
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Beliau juga berkata, “Aku tidak menulis buku untuk orang lain. Namun pertama-tama untuk diriku. Orang yang menginginkan obat yang kuracik dari al-Qur’an ini bisa membacanya pula.” Ya, Badiuz- zaman meyakini dan berkata, “Aku membutuhkan pelajaran-pelaja- ran Risalah Nur untuk mendidik dan memperbaiki diri.” Bila orang sekaliber Badiuzzaman mengungkapkan kebutuhannya terhadap Risalah Nur sedemikian rupa, apalagi kita.
Hem yine der ki: “Ben başkaları için kitap yazmamışım. Kendim için yazmışım. Kur’an’dan bulduğum bu devalarımı arzu edenler okuyabilir.” Evet, Bediüzzaman itikad ediyor ve diyor ki: “Ben derse, terbiyeye ve nefsimi ıslaha muhtacım.” Bediüzzaman gibi bir zat böyle derse bizim bu eserlere ne kadar muhtaç olduğumuz artık kıyas edilsin.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sepanjang hayatnya, Badiuzzaman Said Nursi tidak mau dikenal, disambut, dan dihormati. Ia hidup dalam kondisi merasa cukup tidak membutuhkan bantuan orang. Dalam tulisannya yang berbahasa Arab beliau berbicara tentang popularitas dengan berkata, “Aku melihat popularitas sebagai hal yang mengantar pada riya dan madu beracun yang mematikan hati. Karena itu, jangan kau cari agar tidak menjadi budak manusia. Bila seseorang jatuh pada musibah dan ujian tersebut hendaknya ia berkata, Innâ lillâh wa innâ ilaihi râjiun.”(*<ref>*Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuri, hal 176.             </ref>)Maknanya, siapa yang ingin terkenal dan populer ia akan mencari muka karena ujub dengan dirinya dan ingin disanjung mereka.
Bediüzzaman Said Nursî bütün hayatında, şan ve şöhretten, hürmetten kaçmış ve insanlardan istiğna etmiştir. Arabî bir eserinde, şöhret hakkında diyor ki: “Şöhret, ayn-ı riyadır ve kalbi öldüren zehirli bir baldır. İnsanı, insanlara abd ve köle yapar. Yani, nam ve şöhret isteyen adam; halklara kendini beğendirmek, sevdirmek için insanlara riyakârlık, dalkavukluk yapar. Tasannukâr tavırlar takınır. O bela ve musibete düşersen   اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّٓا اِلَي۟هِ رَاجِعُونَ   de.”
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">