82.619
düzenleme
("Ayat di atas menggambarkan kesempurnaan sifat kasih sayang Rasul terhadap umatnya. Ya, ada beberapa riwayat sahih yang menjelaskan sifat kasih sayang beliau yang sempurna terhadap umatnya. Contohnya adalah pada saat seluruh manusia dibangkitkan nanti, beliau menyeru dengan berkata, “Umatku, umatku.”(*<ref>*Lihat: al-Bukhari, at-Tauhid, 32; Muslim, al-Iman, 326.</ref>)Padahal di saat tersebut setiap orang, bahkan para nabi sekalipun, menyeru dengan un..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Maka dari itu, sikap berpaling dari sunnah beliau yang mulia betul-betul merupakan satu bentuk kekufuran yang sangat besar, bahkan hal itu menjadi indikasi atas matinya hati nurani seseorang. Silahkan menilai diri sendiri!" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
23. satır: | 23. satır: | ||
Ayat di atas menggambarkan kesempurnaan sifat kasih sayang Rasul terhadap umatnya. Ya, ada beberapa riwayat sahih yang menjelaskan sifat kasih sayang beliau yang sempurna terhadap umatnya. Contohnya adalah pada saat seluruh manusia dibangkitkan nanti, beliau menyeru dengan berkata, “Umatku, umatku.”(*<ref>*Lihat: al-Bukhari, at-Tauhid, 32; Muslim, al-Iman, 326.</ref>)Padahal di saat tersebut setiap orang, bahkan para nabi sekalipun, menyeru dengan ungkapan, “Diriku, diriku”. Mereka mengucapkan hal tersebut karena situasi yang mencekam dan menakutkan. Dalam riwayat lain, di saat kelahirannya, ibu beliau juga mendengar beliau mengucapkan, “Umatku, umatku.” Riwayat ini dibenarkan oleh para waliyullah yang telah mencapai tingkat kasyaf. | Ayat di atas menggambarkan kesempurnaan sifat kasih sayang Rasul terhadap umatnya. Ya, ada beberapa riwayat sahih yang menjelaskan sifat kasih sayang beliau yang sempurna terhadap umatnya. Contohnya adalah pada saat seluruh manusia dibangkitkan nanti, beliau menyeru dengan berkata, “Umatku, umatku.”(*<ref>*Lihat: al-Bukhari, at-Tauhid, 32; Muslim, al-Iman, 326.</ref>)Padahal di saat tersebut setiap orang, bahkan para nabi sekalipun, menyeru dengan ungkapan, “Diriku, diriku”. Mereka mengucapkan hal tersebut karena situasi yang mencekam dan menakutkan. Dalam riwayat lain, di saat kelahirannya, ibu beliau juga mendengar beliau mengucapkan, “Umatku, umatku.” Riwayat ini dibenarkan oleh para waliyullah yang telah mencapai tingkat kasyaf. | ||
Demikian pula, keseluruhan perjalanan hidup beliau yang ha- rum semerbak, serta akhlak terpuji yang beliau tebarkan di alam yang bermahkotakan kasih sayang menjelaskan kesempurnaan kasih sayang beliau. Selain itu, beliau memperlihatkan kasih sayang yang begitu besar terhadap umatnya dengan menampakkan rasa butuh beliau yang tak terhingga terhadap kiriman salawat dari umatnya. Salawat tersebut menggambarkan sebegitu besar ikatan beliau yang penuh kasih terhadap kebahagiaan umatnya. | |||
Maka dari itu, sikap berpaling dari sunnah beliau yang mulia betul-betul merupakan satu bentuk kekufuran yang sangat besar, bahkan hal itu menjadi indikasi atas matinya hati nurani seseorang. Silahkan menilai diri sendiri! | |||
< | <span id="İkinci_Nükte"></span> | ||
=== | ===Nuktah Kedua=== | ||
Rasul yang mulia telah memperlihatkan kasih sayang yang besar terhadap sesuatu yang remeh dan bersifat khusus dalam naungan misi kenabian yang bersifat umum dan komprehensif. Secara lahiriah, kelihatannya rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesuatu yang remeh dan bersifat khusus itu tidak sesuai dengan tugas kenabian be- liau yang agung. Namun, sebenarnya unsur yang kelihatannya remeh dan khusus tersebut mewakili satu sisi dari sebuah silsilah yang pada masa selanjutnya akan mengemban seluruh misi kenabian. Karena itu, perhatian yang besar diberikan kepada sosok yang mewakili mereka. | |||
< | Contohnya adalah sikap Rasul yang menunjukkan kasih sayang dan perhatian yang besar kepada Imam Hasan dan Husein di saat mereka masih muda belia(*<ref>* Lihat: al-Bukhari, Fadhâil al-Ashhâb, 22; Muslim, Fadhâil as-Shahâbah, 56-60.</ref>)bukan semata-mata karena naluri kasih sayang dan rasa cinta yang muncul dari adanya hubungan keluarga. Akan tetapi, karena keduanya (Hasan dan Husein) merupakan pangkal dari silsilah bercahaya yang membawa salah satu misi kenabian beliau yang agung. Keduanya menjadi pelopor dari kelompok besar yang mewarisi kenabian, serta menjadi wakil dan teladan bagi mereka. | ||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme