İçeriğe atla

Dördüncü Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Tanggapan atas pernyataan di atas adalah sebagai berikut:Pengakuan berulang kali yang diberikan oleh Sayyidina Ali(*<ref>*Lihat: al-Bukhari, Fadhâil al-Ashhâb, 5; Abu Daud, as-Sunnah, 7; Ahmad ibn Hambal, al-Musnad, 1/106.</ref>)dan kepatuhannya terhadap tiga khalifah sebelumnya, pengangkatan dirinya sebagai Syaikhul Qudhât (Hakim Tertinggi), dan keberadaan- nya sebagai anggota Ahlul halli wal aqdi selama lebih dari 20 tahun, semua itu merupakan kenya..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Namun menurut kalangan Syiah, “Hak kekhalifahan tersebut berada di tangan Ali d. Hanya saja ia kemudian dizalimi. Ali-lah yang paling utama dari semua khalifah yang ada.” Kesimpulan dari keseluruhan argumen mereka adalah bahwa banyak sekali hadis yang menyebutkan keutamaan Sayyidina Ali d. Ia merupakan rujukan bagi sebagian besar wali dan tarekat sufi sehingga ia disebut sebagai Sulthânul auliyâ (pemimpin para wali). Selain itu, ia memiliki berbaga..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Tanggapan atas pernyataan di atas adalah sebagai berikut:Pengakuan berulang kali yang diberikan oleh Sayyidina Ali(*<ref>*Lihat: al-Bukhari, Fadhâil al-Ashhâb, 5; Abu Daud, as-Sunnah, 7; Ahmad ibn Hambal, al-Musnad, 1/106.</ref>)dan kepatuhannya terhadap tiga khalifah sebelumnya, pengangkatan dirinya sebagai Syaikhul Qudhât (Hakim Tertinggi), dan keberadaan- nya sebagai anggota Ahlul halli wal aqdi selama lebih dari 20 tahun, semua itu merupakan kenya..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
71. satır: 71. satır:
Namun menurut kalangan Syiah, “Hak kekhalifahan tersebut berada di tangan Ali d. Hanya saja ia kemudian dizalimi. Ali-lah yang paling utama dari semua khalifah yang ada.” Kesimpulan dari keseluruhan argumen mereka adalah bahwa banyak sekali hadis yang menyebutkan keutamaan Sayyidina Ali d. Ia merupakan rujukan bagi sebagian besar wali dan tarekat sufi sehingga ia disebut sebagai Sulthânul auliyâ (pemimpin para wali). Selain itu, ia memiliki berbagai kemuliaan, baik dalam hal pengetahuan, keberanian, dan ibadah. Terlebih lagi, Rasul telah memperlihatkan hubungan yang sangat kuat dengannya dan dengan ahlul bait yang berasal dari keturunannya. Semua itu menjadi petunjuk bahwa Ali d adalah yang paling utama. Jadi, kekhalifahan merupakan haknya, hanya saja kekhalifahan itu kemudian dirampas darinya.
Namun menurut kalangan Syiah, “Hak kekhalifahan tersebut berada di tangan Ali d. Hanya saja ia kemudian dizalimi. Ali-lah yang paling utama dari semua khalifah yang ada.” Kesimpulan dari keseluruhan argumen mereka adalah bahwa banyak sekali hadis yang menyebutkan keutamaan Sayyidina Ali d. Ia merupakan rujukan bagi sebagian besar wali dan tarekat sufi sehingga ia disebut sebagai Sulthânul auliyâ (pemimpin para wali). Selain itu, ia memiliki berbagai kemuliaan, baik dalam hal pengetahuan, keberanian, dan ibadah. Terlebih lagi, Rasul telah memperlihatkan hubungan yang sangat kuat dengannya dan dengan ahlul bait yang berasal dari keturunannya. Semua itu menjadi petunjuk bahwa Ali d adalah yang paling utama. Jadi, kekhalifahan merupakan haknya, hanya saja kekhalifahan itu kemudian dirampas darinya.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Tanggapan atas pernyataan di atas adalah sebagai berikut:Pengakuan berulang kali yang diberikan oleh Sayyidina Ali(*<ref>*Lihat: al-Bukhari, Fadhâil al-Ashhâb, 5; Abu Daud, as-Sunnah, 7; Ahmad ibn Hambal, al-Musnad, 1/106.</ref>)dan kepatuhannya terhadap tiga khalifah sebelumnya, pengangkatan dirinya sebagai Syaikhul Qudhât (Hakim Tertinggi), dan keberadaan- nya sebagai anggota Ahlul halli wal aqdi selama lebih dari 20 tahun, semua itu merupakan kenyataan yang membantah klaim kalangan Syiah. Apalagi berbagai kemenangan Islam dan perjuangan melawan para musuh berlangsung di masa tiga khalifah sebelumnya. Sementara pada masa kekhalifahan Ali d terjadi banyak fitnah. Hal ini
'''Elcevap:''' Hazret-i Ali (ra) mükerreren kendi ikrarı ve yirmi seneden ziyade o hulefa-i selâseye ittiba ederek onların şeyhülislâmlığı makamında bulunması, Şîaların bu davalarını cerh ediyor. Hem hulefa-i selâsenin zaman-ı hilafetlerinde fütuhat-ı İslâmiye ve mücahede-i a’da hâdiseleri ve Hazret-i Ali’nin (ra) zamanındaki vakıalar, yine hilafet-i İslâmiye noktasında Şîaların davalarını cerh ediyor. Demek Ehl-i Sünnet ve Cemaat’in davası haktır.
tentu juga membantah klaim Syiah dari sisi kekhalifahan. Artinya, pendapat kalangan Ahlu Sunnah adalah benar.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">