82.764
düzenleme
("==Nuktah Keempat==" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Pada suatu ketika, aku sempat tenggelam dalam “kondisi spiritual” yang bersumber dari perenungan terhadap râbitatul maût, keyakinan bahwa “mati itu pasti”, dan refleksi yang panjang terhadap fananya dunia. Ketika itu, aku merasa berada dalam alam yang ajaib. Aku saksikan diriku seolah-olah seonggok jenazah yang berada di hadapan tiga jenazah penting dan besar. Yaitu:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
55. satır: | 55. satır: | ||
Kedua: Jenazah besar yang mencakup keseluruhan spesies makhluk hidup yang terkait dengan kehidupan seluruh umat manusia, serta yang mati dan dikubur di kuburan masa lalu yang meliputi seluruh bumi. Sementara aku hanyalah satu titik yang segera lenyap dan seekor semut kecil yang segera mati pada wajah masa ini, yang tidak lain adalah batu nisan jenazah tersebut. | Kedua: Jenazah besar yang mencakup keseluruhan spesies makhluk hidup yang terkait dengan kehidupan seluruh umat manusia, serta yang mati dan dikubur di kuburan masa lalu yang meliputi seluruh bumi. Sementara aku hanyalah satu titik yang segera lenyap dan seekor semut kecil yang segera mati pada wajah masa ini, yang tidak lain adalah batu nisan jenazah tersebut. | ||
Ketiga: Jenazah besar yang mencakup alam ini saat kiamat tiba. Karena kematian alam semesta merupakan perkara yang pasti terjadi, maka dalam pandanganku ia merupakan realitas yang terjadi saat ini. Aku pun terperanjat melihat kedahsyatan sakarat yang dialami jenazah besar itu. Selain itu, tampak olehku kematianku yang pasti akan kualami, seolah-olah terjadi sekarang ini. Semua entitas dan seluruh yang dicintai berbalik dan pergi dariku dan meninggalkan aku sesuai dengan rahasia firman Allah dalam al-Qur’an: “Jika mereka berpaling...” (QS. at-Taubah [9]: 129). Aku merasa seo- lah-olah jiwaku digiring ke masa depan yang terbentang menuju keabadian, yang tampak seperti samudra yang tak bertepi. Dan mau tak mau jiwa ini harus jatuh ke dalam samudra itu. | |||
Di saat aku berada dalam kegoncangan spiritual dan kesedihan mendalam yang menjerat kalbu, tiba-tiba bantuan dari al-Qur’an dan iman datang kepadaku. Al-Qur’an menghiburku dengan firman-Nya: “Jika mereka berpaling, maka katakan: Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung.” (QS. at-Taubah [9]: 129)Ayat ini pun kemudian bagaikan perahu penyelamat yang mem- berikan kedamaian dan ketenangan. Akhirnya, jiwa ini menjadi aman dan tenteram dalam naungan ayat yang mulia itu. Pada saat tersebut, aku memahami bahwa ada makna implisit (isyarat) yang dikandung oleh ayat di atas selain makna eksplisitnya. Makna itu menghibur jiwa, sehingga aku mendapat ketenteraman dan kebahagiaan. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme