82.698
düzenleme
("Pada suatu ketika, aku sempat tenggelam dalam “kondisi spiritual” yang bersumber dari perenungan terhadap râbitatul maût, keyakinan bahwa “mati itu pasti”, dan refleksi yang panjang terhadap fananya dunia. Ketika itu, aku merasa berada dalam alam yang ajaib. Aku saksikan diriku seolah-olah seonggok jenazah yang berada di hadapan tiga jenazah penting dan besar. Yaitu:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Selain itu, beban yang ada menjadi berat, sementara aku betul- betul lemah, pandanganku menjadi sangat terbatas, dan jalannya menjadi gelap. Ketika aku berpegang kepada sunnah, ketika itu pula jalan di depanku menjadi terang dan tampak sebagai jalan yang aman dan selamat. Serta, beban yang ada menjadi ringan dan rintangannya pun menjadi sirna.Ya, seperti itulah yang kurasakan saat itu sehingga aku mengakui kebenaran pernyataan Imam Rabbâni di atas." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
59. satır: | 59. satır: | ||
Di saat aku berada dalam kegoncangan spiritual dan kesedihan mendalam yang menjerat kalbu, tiba-tiba bantuan dari al-Qur’an dan iman datang kepadaku. Al-Qur’an menghiburku dengan firman-Nya: “Jika mereka berpaling, maka katakan: Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung.” (QS. at-Taubah [9]: 129)Ayat ini pun kemudian bagaikan perahu penyelamat yang mem- berikan kedamaian dan ketenangan. Akhirnya, jiwa ini menjadi aman dan tenteram dalam naungan ayat yang mulia itu. Pada saat tersebut, aku memahami bahwa ada makna implisit (isyarat) yang dikandung oleh ayat di atas selain makna eksplisitnya. Makna itu menghibur jiwa, sehingga aku mendapat ketenteraman dan kebahagiaan. | Di saat aku berada dalam kegoncangan spiritual dan kesedihan mendalam yang menjerat kalbu, tiba-tiba bantuan dari al-Qur’an dan iman datang kepadaku. Al-Qur’an menghiburku dengan firman-Nya: “Jika mereka berpaling, maka katakan: Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung.” (QS. at-Taubah [9]: 129)Ayat ini pun kemudian bagaikan perahu penyelamat yang mem- berikan kedamaian dan ketenangan. Akhirnya, jiwa ini menjadi aman dan tenteram dalam naungan ayat yang mulia itu. Pada saat tersebut, aku memahami bahwa ada makna implisit (isyarat) yang dikandung oleh ayat di atas selain makna eksplisitnya. Makna itu menghibur jiwa, sehingga aku mendapat ketenteraman dan kebahagiaan. | ||
Ya, makna eksplisit dari ayat tersebut menegaskan kepada Rasulullah, “Jika kaum yang sesat itu enggan mendengar al-Qur’an serta berpaling dari syariat dan sunnahmu, tidak usah kau bersedih dan risau. Katakanlah, “Cukuplah Allah bagiku”. Dia yang mencuku- piku dan aku pun pasrah kepada-Nya. Dialah yang menjamin akan menggantikan kalian dengan orang-orang yang mau mengikutiku. Arasy-Nya yang agung meliputi segala sesuatu. Tak ada pembangkang yang bisa lari dari-Nya. Serta, orang-orang yang meminta bantuan-Nya pasti akan dibantu-Nya.” Jika makna eksplisit ayat di atas menyebutkan hal tersebut, maka makna implisitnya berbunyi sebagai berikut: | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme