79.281
düzenleme
("Para ulama dan wali telah sepakat bahwa “ketiadaan” adalah suatu keburukan yang nyata, sementara “keberadaan” adalah suatu kebaikan yang nyata. Ya, pada umumnya kebaikan dan kesempurnaan bersandar pada keberadaan dan kembali kepadanya, maka asasnya merupakan suatu hal yang positif dan realistis, meskipun kehampaan dan sisi negatif kadang muncul. Dasar dari kesesatan, keburukan, kemaksiatan dan sebagainya adalah ketiadaan dan kenegatifan. Karena i..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Berdasarkan dua hal tersebut maka setan, baik dari jenis jin maupun manusia, tidak memiliki kekuasaan apa pun dalam hal penciptaan dan tidak memiliki porsi dalam kekuasaan Ilahi, meskipun mereka melakukan penghancuran, beragam kekafiran, kesesatan, dan kejahatan. Mereka tidak melakukan hal tersebut berdasarkan kemampuan dan kekuatan, tetapi dari meninggalkan suatu perbuatan dan bersikap lalai. Karena itu, mereka berbuat buruk dengan menghalangi kebaikan." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
59. satır: | 59. satır: | ||
Suatu bangunan yang kokoh dengan semua bagian-bagiannya dapat dirusak hanya dengan menghancurkan salah satu tiangnya. Dengan kata lain, “keberadaan” membutuhkan suatu sebab yang nyata dan sebab tersebut haruslah sebab yang hakiki; sementara “ketiadaan” dapat saja berlandaskan pada hal-hal yang tidak riil yang men- jadi sebab ketiadaannya. | Suatu bangunan yang kokoh dengan semua bagian-bagiannya dapat dirusak hanya dengan menghancurkan salah satu tiangnya. Dengan kata lain, “keberadaan” membutuhkan suatu sebab yang nyata dan sebab tersebut haruslah sebab yang hakiki; sementara “ketiadaan” dapat saja berlandaskan pada hal-hal yang tidak riil yang men- jadi sebab ketiadaannya. | ||
Berdasarkan dua hal tersebut maka setan, baik dari jenis jin maupun manusia, tidak memiliki kekuasaan apa pun dalam hal penciptaan dan tidak memiliki porsi dalam kekuasaan Ilahi, meskipun mereka melakukan penghancuran, beragam kekafiran, kesesatan, dan kejahatan. Mereka tidak melakukan hal tersebut berdasarkan kemampuan dan kekuatan, tetapi dari meninggalkan suatu perbuatan dan bersikap lalai. Karena itu, mereka berbuat buruk dengan menghalangi kebaikan. | |||
Karena keburukan adalah suatu bentuk penghancuran, maka tidak semestinya sebabnya berasal dari suatu keberadaan yang aktif, tidak juga dari suatu kemampuan yang diadakan, melainkan peng- hancuran itu mungkin dari suatu “ketiadaan” dan dari satu pelang- garan terhadap suatu syarat kebaikan. Karena ketidaktahuan mengenai hal inilah maka orang-orang Majusi meyakini adanya tuhan kebaikan yang mereka sebut sebagai “yazdan” dan tuhan keburukan yang disebut “ahriman” yang sebenarnya tidak lain setan yang men- jadi sebab dan sarana terjadinya keburukan melalui kehendak untuk menyempal atau melalui suatu aksi, bukan melalui suatu penciptaan. | |||
Demikianlah, wahai orang-orang yang beriman! Pedang kalian yang paling tajam melawan setan serta sarana terpenting untuk mem- bangun dan memelihara kehidupan adalah istigfar dan ta’awudz, serta ketahuilah bahwa benteng kalian adalah sunnah rasul kalian. | |||
< | <span id="Beşinci_İşaret"></span> | ||
== | ==Isyarat Kelima== | ||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme