77.975
düzenleme
("Hadis ini oleh sebagian kalangan sufi ditafsirkan secara aneh, tidak sesuai dan tidak sejalan dengan kaidah-kaidah keimanan. Bahkan, sebagian orang yang sedang tenggelam dalam cinta kepada Tuhan, melihat wajah maknawi manusia dengan pandangan sebagai bentuk ar-Rahmân. Ketika mereka yang tenggelam dalam cinta ke- pada Tuhan itu sedang berada dalam kondisi tidak sadar, maka ucapan-ucapan mereka yang berseberangan dengan hakikat yang ada bisa jadi dimaafka..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Sebagaimana cermin tadi bisa disebut matahari sebagai isyarat bahwa ia sangat terang dan betul-betul menunjukkan keberadaan matahari, demikian pula kita bisa mengatakan—seperti yang telah disebutkan oleh Hadis Nabi di atas—bahwa dalam diri manusia ter- dapat gambaran ar-Rahmân. Hal itu sebagai isyarat bahwa manusia benar-benar menunjukkan nama ar-Rahmân, sangat sesuai dengan nama-Nya itu, serta mempunyai ikatan yang kuat dengan-Nya. Atas dasar itul..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
218. satır: | 218. satır: | ||
Ya, Dzat yang mengelola semua urusan alam dan mengatur semua persoalannya secara mudah seperti mengelola istana atau rumah; Dzat yang menggerakkan bintang-bintang dan benda-benda langit seperti menggerakkan atom dengan penuh hikmah dan sangat gampang; dan Dzat yang semua atom tunduk pada-Nya, bekerja sesuai perintah-Nya, dan patuh terhadap hukum-Nya; Dialah Allah Yang Mahasuci!Sebagaimana Dia suci dari segala bentuk kemusyrikan; tidak memiliki sekutu, lawan, dan padanan, Dia juga tidak memiliki bentuk, tidak ada yang mirip dengan-Nya, dan tidak ada yang menyeru- pai-Nya, sesuai dengan ayat al-Qur’an:“Tidak ada yang serupa dengan-Nya, Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat” (QS. asy-Syurâ [42]: 11).Namun demikian, semua kondisi-Nya, seluruh sifat-Nya, serta semua nama-nama-Nya harus dilihat dengan kacamata perumpamaan dan alegori, sesuai dengan kandungan ayat yang berbunyi:“Dia memiliki perumpamaan yang paling tinggi di langit dan di bumi. Dia Mahamulia dan Mahabijaksana. (QS. ar-Rûm [30]: 27).Artinya, perumpamaan dan alegori tersebut dipakai dalam memperhatikan segala kondisi-Nya. | Ya, Dzat yang mengelola semua urusan alam dan mengatur semua persoalannya secara mudah seperti mengelola istana atau rumah; Dzat yang menggerakkan bintang-bintang dan benda-benda langit seperti menggerakkan atom dengan penuh hikmah dan sangat gampang; dan Dzat yang semua atom tunduk pada-Nya, bekerja sesuai perintah-Nya, dan patuh terhadap hukum-Nya; Dialah Allah Yang Mahasuci!Sebagaimana Dia suci dari segala bentuk kemusyrikan; tidak memiliki sekutu, lawan, dan padanan, Dia juga tidak memiliki bentuk, tidak ada yang mirip dengan-Nya, dan tidak ada yang menyeru- pai-Nya, sesuai dengan ayat al-Qur’an:“Tidak ada yang serupa dengan-Nya, Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat” (QS. asy-Syurâ [42]: 11).Namun demikian, semua kondisi-Nya, seluruh sifat-Nya, serta semua nama-nama-Nya harus dilihat dengan kacamata perumpamaan dan alegori, sesuai dengan kandungan ayat yang berbunyi:“Dia memiliki perumpamaan yang paling tinggi di langit dan di bumi. Dia Mahamulia dan Mahabijaksana. (QS. ar-Rûm [30]: 27).Artinya, perumpamaan dan alegori tersebut dipakai dalam memperhatikan segala kondisi-Nya. | ||
Nah, Hadis Nabi di atas memiliki maksud mulia yang sa- ngat banyak. Di antaranya bahwa manusia tercipta dalam suatu bentuk yang menampakkan manifestasi nama ar-Rahmân secara utuh. Pada rahasia-rahasia sebelumnya, kami telah menjelaskan bahwa se- bagaimana nama ar-Rahmân tampak dari pancaran tampilan seribu satu nama Allah yang ada pada wajah alam semesta, dan sebagaimana ar-Rahmân terpampang dalam manifestasi rubûbiyah-Nya yang tak terhingga yang terdapat di muka bumi, maka demikian pula Allah memperlihatkan hal itu pada manusia dalam skala yang lebih kecil. Sementara, yang Allah tampakkan di bumi dan di alam bentuknya lebih luas dan lebih besar.Dalam Hadis Nabi di atas terdapat sebuah isyarat bahwa dalam diri manusia dan makhluk hidup lainnya ada berbagai tampilan yang menunjukkan sifat kasih sayang Allah, ia berposisi sebagai cermin yang menampakkan manifestasi Allah. Posisi manusia sebagai bukti atas Allah sangat jelas dan kuat, di mana kejelasan dan kekuatannya menyerupai cermin yang memantulkan bayangan matahari. | |||
Sebagaimana cermin tadi bisa disebut matahari sebagai isyarat bahwa ia sangat terang dan betul-betul menunjukkan keberadaan matahari, demikian pula kita bisa mengatakan—seperti yang telah disebutkan oleh Hadis Nabi di atas—bahwa dalam diri manusia ter- dapat gambaran ar-Rahmân. Hal itu sebagai isyarat bahwa manusia benar-benar menunjukkan nama ar-Rahmân, sangat sesuai dengan nama-Nya itu, serta mempunyai ikatan yang kuat dengan-Nya. Atas dasar itulah kalangan moderat dari penganut paham Wahdatul wu- jud berkata, “Lâ Maujûda Illâ Huwa” (Yang ada hanyalah Dia) sebagai perlambang adanya kesesuaian yang sempurna. | |||
Wahai Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, de- ngan kebenaran Bismillâhirrahmânirrahîm, kasihi kami sesuai dengan sifat kasih-Mu. Beri kami pemahaman tentang berbagai rahasia Bismillâhirrahmânirrahîm sesuai dengan sifat sayang-Mu. | |||
< | <span id="Altıncı_Sır"></span> | ||
=== | ===Rahasia Keenam=== | ||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme