96.334
düzenleme
("'''Kesimpulan''' Penyebutan Laut Barat dengan air yang keruh hanya berlaku bagi Dzulqarnain yang dari jauh ia melihat laut tersebut seperti sumber mata air. Adapun pandangan al-Qur’an yang dekat dengan segala sesuatu, ia tidak melihatnya dalam perspektif Dzulqarnain yang penglihatannya telah tertipu. Tetapi, karena al-Qur’an turun dari langit sekaligus melihatnya, serta karena ia menyaksikan bumi sebagai lapangan, istana, atau kadangkala sebagai hamp..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Sebagai jawabannya, dulu aku pernah menulis risalah seputar hal ini. Ketika itu, aku mengetengahkan argumen yang kuat. Namun, sekarang aku tidak lagi memiliki risalah tersebut dan aku pun sudah tak mampu lagi mengingatnya secara utuh. Selain itu, persoalan ini juga telah sedikit disinggung dalam ranting ketiga dari “Kalimat Kedua Puluh Empat” dalam buku al-Kalimât. Karenanya, secara sangat singkat, di sini kami akan menjelaskan dua atau tiga hal yan..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
108. satır: | 108. satır: | ||
Penyebutan Laut Barat dengan air yang keruh hanya berlaku bagi Dzulqarnain yang dari jauh ia melihat laut tersebut seperti sumber mata air. Adapun pandangan al-Qur’an yang dekat dengan segala sesuatu, ia tidak melihatnya dalam perspektif Dzulqarnain yang penglihatannya telah tertipu. Tetapi, karena al-Qur’an turun dari langit sekaligus melihatnya, serta karena ia menyaksikan bumi sebagai lapangan, istana, atau kadangkala sebagai hamparan, maka penggu- naan kata “mata air” untuk lautan luas tersebut, yaitu Lautan Atlantik, yang tertutup oleh asap adalah untuk menjelaskan ketinggian, kemuliaan, dan keagungannya. | Penyebutan Laut Barat dengan air yang keruh hanya berlaku bagi Dzulqarnain yang dari jauh ia melihat laut tersebut seperti sumber mata air. Adapun pandangan al-Qur’an yang dekat dengan segala sesuatu, ia tidak melihatnya dalam perspektif Dzulqarnain yang penglihatannya telah tertipu. Tetapi, karena al-Qur’an turun dari langit sekaligus melihatnya, serta karena ia menyaksikan bumi sebagai lapangan, istana, atau kadangkala sebagai hamparan, maka penggu- naan kata “mata air” untuk lautan luas tersebut, yaitu Lautan Atlantik, yang tertutup oleh asap adalah untuk menjelaskan ketinggian, kemuliaan, dan keagungannya. | ||
< | <span id="İkinci_Sualiniz"></span> | ||
== | ==Pertanyaan Kedua== | ||
Di mana letak dinding Dzulqarnain? Dan siapa itu Ya’juj dan Ma’juj? | |||
Sebagai jawabannya, dulu aku pernah menulis risalah seputar hal ini. Ketika itu, aku mengetengahkan argumen yang kuat. Namun, sekarang aku tidak lagi memiliki risalah tersebut dan aku pun sudah tak mampu lagi mengingatnya secara utuh. Selain itu, persoalan ini juga telah sedikit disinggung dalam ranting ketiga dari “Kalimat Kedua Puluh Empat” dalam buku al-Kalimât. Karenanya, secara sangat singkat, di sini kami akan menjelaskan dua atau tiga hal yang mengacu kepada persoalan tersebut. Yaitu: | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme