82.195
düzenleme
("2. Orang Primitif Masuk Barak Militer atau Masjid Seseorang yang sama sekali tak mengenal budaya dan peradaban masuk ke tengah-tengah kampung militer besar. Ia tercengang tatkala melihat berbagai latihan yang dengan sangat teratur dan penuh disiplin dilakukan oleh para prajurit di kampung tersebut. Gerakan mereka yang seragam itu tampak seolah-olah seperti satu gerakan. Semua prajurit secara serempak bergerak dengan gerakan salah seorang di antara mereka..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Kemudian ia mulai merenungkan kehebatan tali yang diasumsikan tadi sehingga ia pun bertambah heran dan bingung. Lalu Ia pergi.Selanjutnya pada hari jumat ia masuk ke sebuah masjid besar seperti Hagia Sophia(*<ref>*Ketika itu Hagia Sophia masih berfungsi sebagai masjid, sebelum ia kemudian dialih-fungsikan menjadi museum pada tahun 1935 M sampai sekarang―Peny.</ref>) . Di sana ia menyaksikan begitu banyak orang yang shalat di belakang imam. Orang-orang..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
161. satır: | 161. satır: | ||
Seseorang yang sama sekali tak mengenal budaya dan peradaban masuk ke tengah-tengah kampung militer besar. Ia tercengang tatkala melihat berbagai latihan yang dengan sangat teratur dan penuh disiplin dilakukan oleh para prajurit di kampung tersebut. Gerakan mereka yang seragam itu tampak seolah-olah seperti satu gerakan. Semua prajurit secara serempak bergerak dengan gerakan salah seorang di antara mereka dan mereka juga diam dengan diamnya ia. Lalu semua prajurit melepaskan tembakan segera setelah orang tadi mengeluarkan perintah. Orang yang tak mengenal budaya dan peradaban itu pun terheran-heran melihatnya. Akalnya yang polos tak mampu memahami bagaimana mungkin kepemimpinan seorang panglima dipatuhi sedemikian rupa dan dilaksanakan secara rapi. Lalu ia mengasumsikan adanya seutas tali yang mengikat masing-masing prajurit. | Seseorang yang sama sekali tak mengenal budaya dan peradaban masuk ke tengah-tengah kampung militer besar. Ia tercengang tatkala melihat berbagai latihan yang dengan sangat teratur dan penuh disiplin dilakukan oleh para prajurit di kampung tersebut. Gerakan mereka yang seragam itu tampak seolah-olah seperti satu gerakan. Semua prajurit secara serempak bergerak dengan gerakan salah seorang di antara mereka dan mereka juga diam dengan diamnya ia. Lalu semua prajurit melepaskan tembakan segera setelah orang tadi mengeluarkan perintah. Orang yang tak mengenal budaya dan peradaban itu pun terheran-heran melihatnya. Akalnya yang polos tak mampu memahami bagaimana mungkin kepemimpinan seorang panglima dipatuhi sedemikian rupa dan dilaksanakan secara rapi. Lalu ia mengasumsikan adanya seutas tali yang mengikat masing-masing prajurit. | ||
< | Kemudian ia mulai merenungkan kehebatan tali yang diasumsikan tadi sehingga ia pun bertambah heran dan bingung. Lalu Ia pergi.Selanjutnya pada hari jumat ia masuk ke sebuah masjid besar seperti Hagia Sophia(*<ref>*Ketika itu Hagia Sophia masih berfungsi sebagai masjid, sebelum ia kemudian dialih-fungsikan menjadi museum pada tahun 1935 M sampai sekarang―Peny.</ref>) | ||
. Di sana ia menyaksikan begitu banyak orang yang shalat di belakang imam. Orang-orang itu berdiri, duduk, sujud, dan ruku mengikuti gerakan dan seruan seorang imam. Karena orang tadi sama sekali tidak mengetahui tentang syariat Tuhan serta tidak mengetahui aturan yang ada di balik perintah-Nya, ia berasumsi bahwa kelompok orang yang shalat tadi saling diikat dengan tali. Tali itulah yang mengatur gerakan mereka. Serta, tali itu pula yang membuat mereka bergerak dan diam. Demikianlah. Ia pun pergi dengan pikiran dan anggapan keliru yang nyaris menjadi bahan ejekan dan tertawaan, bahkan oleh orang yang paling kejam dan buas. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme