İçeriğe atla

On Dokuzuncu Mektup/id: Revizyonlar arasındaki fark

"6. Dalam riwayat sahih disebutkan bahwa Syaibah ibn Utsman al-Hajbi mendapati Nabi pada perang Hunain atau Uhud. Ayah dan pamannya telah dibunuh oleh Hamzah d. Ia berkata, “Sekarang aku bisa melakukan balas dendam kepada Muhammad.” Ketika kedua pasukan sudah mulai beraduk, ia mendatangi Nabi dari belakang lalu mengangkat pedang untuk menghantam beliau. Namun ia berkata, “Nabi menyadari hal tersebut. Ia malah memanggilku dan meletakkan tangannya di..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("5. Lewat riwayat sahih terdapat hadis bahwa Amir ibn Thufail dan Arbad ibn Qays datang menemui Nabi  untuk mencelakai beliau. Ketika itu Amir berkata kepada Arbad, “Aku akan membuatnya sibuk. Nah, ketika itu engkau bisa memukulnya.” Namun, Amir tidak melihat Arbad melakukan sesuatu. Ketika ditanya mengapa demikian, ia menjawab, “Demi Allah, ketika aku hendak memukulnya kulihat engkau berada di hadapanku. Apa kamu ingin aku memukulmu?”(*<ref>*I..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("6. Dalam riwayat sahih disebutkan bahwa Syaibah ibn Utsman al-Hajbi mendapati Nabi pada perang Hunain atau Uhud. Ayah dan pamannya telah dibunuh oleh Hamzah d. Ia berkata, “Sekarang aku bisa melakukan balas dendam kepada Muhammad.” Ketika kedua pasukan sudah mulai beraduk, ia mendatangi Nabi dari belakang lalu mengangkat pedang untuk menghantam beliau. Namun ia berkata, “Nabi menyadari hal tersebut. Ia malah memanggilku dan meletakkan tangannya di..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
1.509. satır: 1.509. satır:
5. Lewat riwayat sahih terdapat hadis bahwa Amir ibn Thufail dan Arbad ibn Qays datang menemui Nabi  untuk mencelakai beliau. Ketika itu Amir berkata kepada Arbad, “Aku akan membuatnya sibuk. Nah, ketika itu engkau bisa memukulnya.” Namun, Amir tidak melihat Arbad melakukan sesuatu. Ketika ditanya mengapa demikian, ia menjawab, “Demi Allah, ketika aku hendak memukulnya kulihat engkau berada di hadapanku. Apa kamu ingin aku memukulmu?”(*<ref>*Ibnu Hisyam, as-Sirah an-Nabawiyyah 5/260-261; ath-Thabrani, al-Mu’jam al-Kabir 10/312; al-Baihaqi, Dalâ’il an-Nubuwwah 5/318-320; Abu Nu`aim, Dalâ’il an-Nubuwwah 1/49 dan 228.</ref>)
5. Lewat riwayat sahih terdapat hadis bahwa Amir ibn Thufail dan Arbad ibn Qays datang menemui Nabi  untuk mencelakai beliau. Ketika itu Amir berkata kepada Arbad, “Aku akan membuatnya sibuk. Nah, ketika itu engkau bisa memukulnya.” Namun, Amir tidak melihat Arbad melakukan sesuatu. Ketika ditanya mengapa demikian, ia menjawab, “Demi Allah, ketika aku hendak memukulnya kulihat engkau berada di hadapanku. Apa kamu ingin aku memukulmu?”(*<ref>*Ibnu Hisyam, as-Sirah an-Nabawiyyah 5/260-261; ath-Thabrani, al-Mu’jam al-Kabir 10/312; al-Baihaqi, Dalâ’il an-Nubuwwah 5/318-320; Abu Nu`aim, Dalâ’il an-Nubuwwah 1/49 dan 228.</ref>)


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
6. Dalam riwayat sahih disebutkan bahwa Syaibah ibn Utsman al-Hajbi mendapati Nabi pada perang Hunain atau Uhud. Ayah dan pamannya telah dibunuh oleh Hamzah d. Ia berkata, “Sekarang aku bisa melakukan balas dendam kepada Muhammad.” Ketika kedua pasukan sudah mulai beraduk, ia mendatangi Nabi dari belakang lalu mengangkat pedang untuk menghantam beliau. Namun ia berkata, “Nabi menyadari hal tersebut. Ia malah memanggilku dan meletakkan tangannya di dadaku. Beliaulah orang yang paling kubenci ketika itu. Namun
'''Altıncı Hâdise:''' Nakl-i sahih ile haber veriliyor ki: Gazve-i Uhud’da veya Huneyn’de Şeybe İbn-i Osmane’l-Hacebî –ki Hazret-i Hamza, onun hem amcasını hem pederini öldürmüştü– intikamını almak için gizli geldi. Tâ Resul-i Ekrem aleyhissalâtü vesselâmın arkasından yalın kılınç kaldırdı. Birden kılınç elinden düştü. Resul-i Ekrem aleyhissalâtü vesselâm ona baktı, elini göğsüne koydu. Şeybe der ki: “O dakikada dünyada ondan daha sevgili adam bana olmazdı.” İmana geldi. Resul-i Ekrem aleyhissalâtü vesselâm ferman etti: “Haydi git, harp et!” Şeybe dedi: “Ben gittim, Resul-i Ekrem aleyhissalâtü vesselâm önünde harp ettim. Eğer o vakit pederim de rast gelseydi vuracaktım.”
saat mengangkat tangannya, beliau menjadi orang yang pa- ling kucintai. Beliau berkata, ‘Mendekatlah dan berperanglah!’ Maka akupun berada di hadapan beliau. Dengan pedang ini, aku menebas musuh dan melindungi beliau. Andaikan pada saat itu aku bertemu dengan ayahku, tentu aku juga akan menghabisinya demi membela beliau.”(*<ref>*Ath-Thabrani, al-Mu’jam al-Kabir 7/298. Lihat al-Wâqidi, Kitab al-Maghâzi 3/909-910; Abu Nu`aim, Dalâ’il an-Nubuwwah 195; al-Ashbihani, Dalâ’il an-Nubuwwah 1/49 dan 228.</ref>)
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">