77.975
düzenleme
("Demikianlah, lewat berbagai tugas ubudiah yang beragam, me- reka menunaikan kewajiban sepanjang hayat dan tugas hidup di mas- jid besar bernama dunia sehingga mereka mengambil posisi terbaik dan mendapatkan kedudukan yang mengalahkan seluruh makhluk. Pasalnya, mereka menjadi khalifah yang dapat dipercaya di muka bumi lewat iman dan amanah yang dititipkan pada mereka." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("------ <center> KALIMAT KESEPULUH ⇐ | Al-Kalimât | ⇒ KALIMAT KEDUA BELAS </center> ------" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
(Aynı kullanıcının aradaki diğer 29 değişikliği gösterilmiyor) | |||
96. satır: | 96. satır: | ||
Demikianlah, lewat berbagai tugas ubudiah yang beragam, me- reka menunaikan kewajiban sepanjang hayat dan tugas hidup di mas- jid besar bernama dunia sehingga mereka mengambil posisi terbaik dan mendapatkan kedudukan yang mengalahkan seluruh makhluk. Pasalnya, mereka menjadi khalifah yang dapat dipercaya di muka bumi lewat iman dan amanah yang dititipkan pada mereka. | Demikianlah, lewat berbagai tugas ubudiah yang beragam, me- reka menunaikan kewajiban sepanjang hayat dan tugas hidup di mas- jid besar bernama dunia sehingga mereka mengambil posisi terbaik dan mendapatkan kedudukan yang mengalahkan seluruh makhluk. Pasalnya, mereka menjadi khalifah yang dapat dipercaya di muka bumi lewat iman dan amanah yang dititipkan pada mereka. | ||
Setelah masa ujian selesai, mereka dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Pemurah menuju kebahagiaan abadi dan nikmat yang kekal se- bagai balasan atas iman mereka. Mereka mendapat anugerah masuk ke dalam negeri kedamaian sebagai balasan atas keislaman mereka. Me- reka diberi berbagai nikmat yang tak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga, dan tak pernah terlintas dalam benak manusia. Sebab, makhluk yang menyaksikan dan merindukan keinda- han abadi serta pecinta yang memantulkannya laksana cermin, sudah pasti kekal dan berjalan menuju keabadian. | |||
Inilah ganjaran bagi para murid al-Qur’an. Ya Allah, masukkan kami ke dalam kelompok mereka! | |||
Adapun kelompok yang kedua adalah kalangan fasik dan jahat. Ketika pada usia akil balig mereka masuk ke dalam istana alam ini, mereka menanggapi berbagai petunjuk keesaan Allah dengan keku- furan serta mengingkari berbagai nikmat yang Allah berikan. Mereka menghinakan seluruh entitas dan menganggapnya sia-sia. Mereka me- nolak manifestasi nama-nama Ilahi yang terdapat pada seluruh enti- tas. Karena itu, mereka melakukan kejahatan besar dalam waktu yang singkat sehingga layak mendapatkan siksa abadi. | |||
Ya, modal umur dan berbagai perangkat istimewa yang diberi- kan kepada manusia tidak lain adalah untuk menunaikan berbagai tu- gas mulia yang telah disebutkan. | |||
Wahai diri yang bingung dan teman yang terpedaya dengan hawa nafsu! Apakah kalian mengira bahwa tugas hidup kalian hanya terba- tas pada upaya memenuhi tuntutan nafsu ammârah dan memeliha- ranya dengan berbagai perangkat modern guna memuaskan syahwat perut dan kemaluan? Atau kalian mengira bahwa berbagai perangkat maknawi, indra sensitif, perangkat menakjubkan, serta perasaan ha- lus yang diberikan kepada kalian hanya ditujukan untuk memuaskan berbagai kebutuhan rendah dari nafsu yang hina dalam kehidupan fana ini? Hal itu sama sekali tidak benar. Namun penciptaan berbagai perangkat, indra, dan perasaan dalam diri dan fitrah kalian tidak lain didasarkan pada dua pilar: | |||
Pertama, agar kalian dapat mensyukuri setiap jenis nikmat yang Allah berikan. Dengan kata lain, kalian harus menyadari nikmat terse- but, bersyukur kepada Allah dan menyembah-Nya. | |||
Kedua, agar kalian dapat mengenal berbagai bentuk manifesta- si Asmaul Husna yang meliputi seluruh alam sekaligus mengecapnya satu-persatu. Artinya, kalian harus memercayai dan mengenali semua nama-Nya secara spiritual. | |||
Di atas kedua pilar itu, kesempurnaan manusia akan tumbuh se- hingga menjadi manusia sejati. | |||
Lihatlah contoh berikut agar engkau mengetahui bahwa manu- sia berbeda dengan binatang. | |||
Manusia dilengkapi dengan berbagai perangkat tersebut tidak hanya untuk meraih kehidupan dunia sema- ta. Hal ini dapat dipahami dengan perumpamaan berikut ini: | |||
Sang majikan memberi pelayannya dua puluh koin emas agar ia bisa membeli pakaian untuk dirinya. Maka si pelayan itu pun per- gi membeli pakaian yang paling baik. | |||
Kemudian pakaian itu dipakai. Setelah itu, sang majikan memberi seribu koin emas kepada pelayan lain. Namun sang majikan meletakkan sebuah kertas instruksi di sakunya dan mengirimnya untuk berdagang. Setiap orang yang ber- akal pasti meyakini bahwa uang tersebut bukan untuk membeli pa- kaian. Pasalnya pakaian telah dibeli oleh pelayan pertama hanya de- ngan dua puluh koin emas.Andaikan pelayan yang kedua tidak membaca tulisan pada ker- tas tadi, lalu memberikan semua uang miliknya kepada pemilik toko dan membeli satu setel pakaian seperti yang dilakukan pelayan perta- ma, berarti ia telah melakukan tindakan bodoh yang patut diberi sank- si dan hukuman berat. | |||
Wahai sahabat dan wahai nafsu ammârah! Renungkan baik-baik! Jangan kau gunakan modal umurmu serta jangan kau habiskan potensi hidupmu hanya untuk dunia yang fana ini dan untuk merasakan kenikmatan materi semata. Akibatnya de- mikian buruk. Sebab, engkau akan terperosok ke tingkatan yang lebih rendah daripada binatang. Pasalnya, modalmu lebih berharga daripa- da binatang yang paling istimewa sekalipun. | |||
Wahai diri yang lalai!Jika engkau ingin memahami tujuan, esensi, gambaran, rahasia, dan sempurnanya kebahagiaan hidupmu, lihatlah gambaran umum dari “tujuan hidupmu”. | |||
Ia berisi sembilan hal: | |||
Pertama, bersyukur secara universal dan mengukur berbagai nikmat yang tersimpan di perbendaharaan Ilahi dengan “neraca indra” yang terdapat dalam dirimu. | |||
Kedua, membuka kekayaan nama-nama Ilahi yang tersembunyi lewat “kunci perangkat” yang tersimpan dalam fitrahmu sekaligus mengenal Allah dengan nama-nama tersebut. | |||
Ketiga, mengungkap berbagai manifestasi dan keindahan kreasi Asmaul Husna yang terdapat dalam dirimu serta menampakkannya di hadapan seluruh makhluk dengan pengetahuan dan kesadaran serta dengan seluruh sisi hidupmu di galeri dunia. | |||
Keempat, memperlihatkan ubudiah di hadapan keagungan ru- bubiyah Pencipta lewat lisan hal dan verbal. | |||
Kelima, menghias diri dengan berbagai “perangkat halus” yang diberikan oleh manifestasi Asmaul Husna sekaligus memperlihat- kannya di hadapan Tuhan Sang Saksi azali. Dalam hal ini engkau tak ubahnya seperti prajurit yang memakai sejumlah lencana dan lambang yang diberikan oleh penguasa dalam berbagai kesempatan formal, yang kemudian diperlihatkan untuk menampakkan jejak kemurahan dan perhatiannya pada prajurit tadi. | |||
Keenam, menyaksikan berbagai fenomena kehidupan makh- luk bernyawa yang dilandasi dengan pengetahuan dan kesadaran di mana ia menjadi petunjuk atas Penciptanya; melihat tasbih mereka terhadap-Nya yang disertai dengan perenungan karena ia merupakan simbol kehidupannya; serta menampakkan ibadahnya kepada Sang Pemberi kehidupan sekaligus bersaksi atasnya di mana ia merupakan tujuan hidupnya. | |||
Ketujuh, mengenal sifat-sifat Tuhan Sang Pencipta yang bersi- fat mutlak berikut semua atribut-Nya yang penuh hikmah, lalu mengukurnya dengan pengetahuan, kemampuan, dan kehendak parsial yang Allah berikan untuk hidupmu. Yaitu dengan menjadikannya sebagai miniatur dan satuan standar guna mengetahui berbagai sifat Tuhan yang bersifat mutlak tersebut.Misalnya, sebagaimana engkau mengukuhkan rumah ini dengan tatanan yang sempurna lewat kemampuan, kehendak, dan pengeta- huanmu yang parsial dan terbatas, maka dibandingkan dengan besar- nya istana alam dan sistemnya yang rapi engkau juga harus mengeta- hui bahwa Dzat Yang Membangunnya Mahakuasa, Maha Mengetahui, Mahabijak, dan Maha Mengatur. | |||
Kedelapan, memahami berbagai ungkapan yang berasal dari se- tiap entitas alam serta mengetahui sejumlah ucapan maknawinya—se- suai dengan bahasa masing-masing—terkait dengan keesaan Pencipta dan rububiyah Tuhan. | |||
Kesembilan, mengetahui berbagai tingkatan kekuasaan Ilahi dan kekayaan rabbani yang bersifat mutlak lewat neraca kelemahan, keti- dakberdayaan, dan rasa butuh yang terdapat dalam dirimu. Sebab, se- bagaimana berbagai jenis makanan dan kelezatannya dapat dirasakan lewat tingkat rasa lapar dan kadar kebutuhan yang ada, engkau juga harus memahami tingkat qudrah dan kekayaan Ilahi yang bersifat mutlak lewat kelemahan dan kefakiranmu yang tak terhingga. | |||
Sembilan hal di atas dan yang sejenisnya merupakan gambaran global dari tujuan hidupmu.Adapun “esensi hidupmu” secara garis besar adalah sebagai barikut: | |||
Ia merupakan indeks berbagai hal menakjubkan dari Asmaul Husna, tolok ukur untuk mengetahui atribut dan sifat-sifat Ilahi, ne- raca berbagai alam yang terdapat di alam semesta, daftar isi bagi alam yang besar, peta alam semesta yang luas, rangkuman buku alam yang besar, kumpulan kunci pembuka perbendaharaan qudrah Ilahi yang tersembunyi, dan bentuk terbaik atas berbagai kesempurnaan yang tersebar di seluruh entitas sepanjang waktu. Semua ini dan yang se- jenisnya merupakan esensi hidupmu. | |||
Sekarang kami ketengahkan “gambaran hidupmu” dan bentuk tugasmu, yaitu sebagai berikut: | |||
Hidupmu merupakan kalimat penuh hikmah yang ditulis de- ngan pena qudrah Ilahi. Ia merupakan ungkapan penuh makna yang menunjukkan Asmaul Husna yang terlihat dan terdengar. Ia dan yang sejenisnya merupakan gambaran hidupmu. | |||
Lalu “hakikat hidupmu” adalah sebagai berikut: | |||
Ia merupakan cermin manifestasi keesaan dan Shamadiyah. De- ngan kata lain, hidupmu laksana cermin yang memantulkan manifes- tasi Dzat yang Maha Esa dan Mahakekal secara universal. Seolah-olah hidupmu merupakan satu titik pusat yang mengumpulkan berbagai jenis manifestasi Asmaul Husna yang terlihat di seluruh alam. | |||
Lalu, “kesempurnaan kebahagiaan hidupmu” | |||
adalah merasakan dan mencintai sejumlah cahaya manifestasi Ilahi yang terlihat pada cermin hidupmu. Engkau merasakan hal ini sekaligus larut dalam cin- tanya, dan mengukuhkan cahaya tadi dalam mata hatimu. | |||
Karena itu, terdapat hadis qudsi yang terkait dengan makna di atas di mana ia mengangkatmu menuju tingkatan paling tinggi yang maknanya: | |||
Langit dan bumi-Ku tidak mampu menampung-Ku. Namun yang bisa menampung adalah kalbu hamba-Ku yang mukmin. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | ||
224. satır: | 165. satır: | ||
</div> | </div> | ||
Wahai diri! | |||
Hidupmu yang mengarah kepada berbagai tujuan mulia di atas menggabungkan semua perbendaharan yang berharga. Secara logika, pantaskah ia diarahkan untuk memenuhi berbagai kepentingan yang hina guna memenuhi selera nafsu ammârah dan menikmati kesena- ngan duniawi yang fana di mana setelah itu lenyap tak berbekas? | |||
Jika engkau ingin ia tidak hilang percuma, renungkan dan perha- tikan sumpah berikut jawaban sumpah Allah dalam surat asy-Syams. | |||
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. Demi bulan apabila me- ngiringinya. Demi siang apabila menampakkannya. Demi malam apabila menutupinya. Demi langit serta pembinaannya. Demi bumi serta penghamparannya. Dan demi jiwa serta penyem- purnaan ciptaannya. Maka Dia mengilhamkan kepada- | |||
nya (jalan) kejahatan dan ketakwaanya. Sungguh beruntung orang yang menyucikanya. Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.(QS. asy-Syams [91]: 1-10).” | |||
Lalu beramallah seraya mengingat cerita imajiner yang disebutkan pada pendahuluan di mana ia mengisyaratkan surah tersebut. | |||
Ya Allah, limpahkan salawat dan salam kepada mentari langit kera- sulan dan bulan konstelasi kenabian, serta kepada keluarga dan para sahabatnya yang merupakan bintang petunjuk. Kasihi kami dan juga seluruh kaum yang beriman. | |||
------ | ------ | ||
<center> [[Onuncu Söz]] ⇐ | [[Sözler]] | ⇒ [[On İkinci Söz]] </center> | <center> [[Onuncu Söz/id|KALIMAT KESEPULUH]] ⇐ | [[Sözler/id|Al-Kalimât]] | ⇒ [[On İkinci Söz/id|KALIMAT KEDUA BELAS]] </center> | ||
------ | ------ | ||
düzenleme