İçeriğe atla

On Altıncı Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Berbagai makna tersebut dapat terwujud dengan sangat jelas, universal, dan beragam usai ibadah haji, di saat salat hari raya. Demikian pula dalam salat Istisqa, salat gerhana bulan dan matahari, serta salat berjamaah. Dari sini urgensi syiar-syiar Islam tampak jelas bahkan meskipun ia termasuk dalam kategori sunnah." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Mahasuci Dzat yang menjadikan khazanah kekayaan-Nya antara kaf dan nun." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Berbagai makna tersebut dapat terwujud dengan sangat jelas, universal, dan beragam usai ibadah haji, di saat salat hari raya. Demikian pula dalam salat Istisqa, salat gerhana bulan dan matahari, serta salat berjamaah. Dari sini urgensi syiar-syiar Islam tampak jelas bahkan meskipun ia termasuk dalam kategori sunnah." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
140. satır: 140. satır:
==LAMPIRAN SINGKAT==
==LAMPIRAN SINGKAT==


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Dzat Mahakuasa yang Maha Mengetahui dan Pencipta Yang Mahabijak memperlihatkan qudrah dan hikmah-Nya serta ketiadaan proses kebetulan pada setiap perbuatan-Nya dengan sangat teratur dan apik di mana ia diperlihatkan oleh berbagai kebiasaan-Nya dalam bentuk hukum alam. Di lain sisi, lewat hal-hal di luar hukum alam, lewat sesuatu yang tidak lazim, lewat sejumlah perubahan lahiriah, le- wat perbedaan karakteristik, serta lewat pergantian waktu turun dan kemunculan, Dia memperlihatkan kehendak-Nya bahwa Dia Pelaku yang memilih, serta bahwa pilihan-Nya tidak terikat oleh apa pun. Dengan itu, Dia menembus tirai monoton yang ada. Dia memberita- hukan bahwa segala sesuatu, pada setiap waktu, pada setiap kondisi- nya, pada segala hal yang terkait dengannya, sangat membutuhkan Allah  dan tunduk pada rububiyah-Nya. Dengan demikian, Dia melenyapkan kelalaian, mengalihkan perhatian jin dan manusia dari sebab menuju “sumber segala sebab”. Kepada prinsip inilah berbagai penjelasan al-Qur’an mengarah.
Kadîr-i Alîm ve Sâni’-i Hakîm, kanuniyet şeklindeki âdâtının gösterdiği nizam ve intizamla, kudretini ve hikmetini ve hiçbir tesadüf işine karışmadığını izhar ettiği gibi; şüzuzat-ı kanuniye ile âdetinin hârikalarıyla, tagayyürat-ı suriye ile teşahhusatın ihtilafatıyla, zuhur ve nüzul zamanının tebeddülüyle meşietini, iradetini, fâil-i muhtar olduğunu ve ihtiyarını ve hiçbir kayıt altında olmadığını izhar edip yeknesak perdesini yırtarak ve her şey, her anda her şe’nde her şeyinde ona muhtaç ve rububiyetine münkad olduğunu i’lam etmekle gafleti dağıtıp, ins ve cinnin nazarlarını esbabdan Müsebbibü’l-esbab’a çevirir. Kur’an’ın beyanatı şu esasa bakıyor.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Contoh: pada sebagian besar tempat, sekelompok pohon berbuah dalam setahun. Artinya, buah itu diberikan kepadanya dari khazanah rahmat-Nya, lalu dari sana ia diserahkan kepada kita. Namun pada tahun yang lain pohon tersebut tidak menghasilkan buah meskipun berbagai sebab lahiriah bagi tumbuhnya buah sudah ada.
Mesela, ekser yerlerde bir kısım meyvedar ağaçlar bir sene meyve verir, yani rahmet hazinesinden ellerine verilir, o da verir. Öbür sene, bütün esbab-ı zâhiriye hazırken meyveyi alıp vermiyor.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">