İçeriğe atla

Yirmi Beşinci Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Bahkan “Kalimat Kedua Puluh Lima” serta penutup “Surat Kesembilan Belas” merupakan salah satu dari ratusan argumen yang dihadirkan Risalah Nur untuk menjelaskan kemukjizatan al- Qur’an. Ia menetapkannya dengan empat puluh aspek yang membuat setiap orang yang menyimaknya menjadi tercengang, kagum, dan takjub. Alih-alih mengkritik dan menentangnya, mereka justru memujinya. Demikianlah, sang pengembara mengalihkan kepada Risalah Nur penetapan aspe..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Karena sang pengembara ini termasuk generasi masa kini, maka pertama-tama ia menelaah “Risalah Nur” yang merupakan kilau kemukjizatan maknawi al-Qur’an. Ia melihat bahwa risalah yang mencapai seratus tiga puluh ini pada dasarnya merupakan penafsiran ber- harga tentang ayatayat al-Qur’an. Pasalnya, ia menyingkap persoalan pentingnya yang mendalam dan cahayanya yang cemerlang.Meskipun Risalah Nur menyebarkan berbagai hakikat al-Qur’an dengan perj..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
("Bahkan “Kalimat Kedua Puluh Lima” serta penutup “Surat Kesembilan Belas” merupakan salah satu dari ratusan argumen yang dihadirkan Risalah Nur untuk menjelaskan kemukjizatan al- Qur’an. Ia menetapkannya dengan empat puluh aspek yang membuat setiap orang yang menyimaknya menjadi tercengang, kagum, dan takjub. Alih-alih mengkritik dan menentangnya, mereka justru memujinya. Demikianlah, sang pengembara mengalihkan kepada Risalah Nur penetapan aspe..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
1.322. satır: 1.322. satır:
Karena sang pengembara ini termasuk generasi masa kini, maka pertama-tama ia menelaah “Risalah Nur” yang merupakan kilau kemukjizatan maknawi al-Qur’an. Ia melihat bahwa risalah yang mencapai seratus tiga puluh ini pada dasarnya merupakan penafsiran ber- harga tentang ayatayat al-Qur’an. Pasalnya, ia menyingkap persoalan pentingnya yang mendalam dan cahayanya yang cemerlang.Meskipun Risalah Nur menyebarkan berbagai hakikat al-Qur’an dengan perjuangan yang terus-menerus hingga ke seluruh pelosok di era yang keras kepala dan ingkar ini, tak seorangpun yang dapat menentang atau mengkritiknya. Hal ini membuktikan bahwa al-Qur’an al-Karim yang merupakan sumber, rujukan, dan mentarinya bersifat samawi dan berasal dari kalam Allah Tuhan semesta alam, bukan ucapan manusia.
Karena sang pengembara ini termasuk generasi masa kini, maka pertama-tama ia menelaah “Risalah Nur” yang merupakan kilau kemukjizatan maknawi al-Qur’an. Ia melihat bahwa risalah yang mencapai seratus tiga puluh ini pada dasarnya merupakan penafsiran ber- harga tentang ayatayat al-Qur’an. Pasalnya, ia menyingkap persoalan pentingnya yang mendalam dan cahayanya yang cemerlang.Meskipun Risalah Nur menyebarkan berbagai hakikat al-Qur’an dengan perjuangan yang terus-menerus hingga ke seluruh pelosok di era yang keras kepala dan ingkar ini, tak seorangpun yang dapat menentang atau mengkritiknya. Hal ini membuktikan bahwa al-Qur’an al-Karim yang merupakan sumber, rujukan, dan mentarinya bersifat samawi dan berasal dari kalam Allah Tuhan semesta alam, bukan ucapan manusia.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Bahkan “Kalimat Kedua Puluh Lima” serta penutup “Surat Kesembilan Belas” merupakan salah satu dari ratusan argumen yang dihadirkan Risalah Nur untuk menjelaskan kemukjizatan al- Qur’an. Ia menetapkannya dengan empat puluh aspek yang membuat setiap orang yang menyimaknya menjadi tercengang, kagum, dan takjub. Alih-alih mengkritik dan menentangnya, mereka justru memujinya. Demikianlah, sang pengembara mengalihkan kepada Risalah Nur penetapan aspek kemukjizatan al-Qur’an al-Karim dan pembuktian bahwa ia merupakan kalam Allah. Hanya saja, ia mencermati sejumlah hal yang diterangkan secara ringkas sebagai berikut:
Hattâ Risale-i Nur’un yüzer hüccetlerinden bir tek hüccet-i Kur’aniyesi olan Yirmi Beşinci Söz ile On Dokuzuncu Mektup’un âhiri, Kur’an’ın kırk vecihle mu’cize olduğunu öyle ispat etmiş ki kim görmüşse değil tenkit ve itiraz etmek, belki ispatlarına hayran olmuş, takdir ederek çok sena etmiş. Kur’an’ın vech-i i’cazını ve hak kelâmullah olduğunu ispat etmek cihetini Risale-i Nur’a havale ederek, yalnız kısa bir işaretle büyüklüğünü gösteren birkaç noktaya dikkat etti.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">