82.809
düzenleme
("Badiuzzaman mengorbankan kesenangan duniawinya guna berkhidmah untuk al-Qur’an, iman, dan Islam. Beliau tidak menyimpan kekayaan duniawi dan pribadi. Beliau menghabiskan hidupnya dalam kondisi zuhud, bertakwa, melakukan olah ruhani, hemat, dan qanaah. Beliau juga memutuskan hubungan secara total dengan dunia." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Berdasarkan empat kaidah di atas, ratusan ribu orang yang me- nyimpan rasa cinta dalam hatinya kepada Said Nursi memperhatikan dan mengikuti hal yang paling kecil dari Said Nursi. Oleh karena itu, sebagian saudara kita yang hadir di sini menuntut penjelasan tentang kehidupan, karya, metode dan manhaj Said Nursi." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
174. satır: | 174. satır: | ||
Meski Ustadz menjauhi popularitas dengan perbuatan dan keadaannya, namun orang-orang tetap mendatanginya. Mereka meminta bantuan dari beliau. Seakan-akan ada tarikan ilahi yang men- dorong mereka melakukan hal tersebut. Karenanya, keutamaan yang beliau miliki ini benar-benar menjadi sarana bagi karya dan jejak beli- au yang mendunia seperti Risalah Nur. | Meski Ustadz menjauhi popularitas dengan perbuatan dan keadaannya, namun orang-orang tetap mendatanginya. Mereka meminta bantuan dari beliau. Seakan-akan ada tarikan ilahi yang men- dorong mereka melakukan hal tersebut. Karenanya, keutamaan yang beliau miliki ini benar-benar menjadi sarana bagi karya dan jejak beli- au yang mendunia seperti Risalah Nur. | ||
Sejak kecil, Badiuzzaman tidak menerima hadiah dari siapapun tanpa imbalan. Ketidakmauannya menerima hadiah menjadi prinsip kuat beliau. Prinsip ini tidak beliau rusak sepanjang hayat yang lebih dari delapan puluh tahun. Bahkan meski di masa beliau berpindah dari satu penjara ke penjara yang lain, serta dari satu pengasingan ke pengasingan yang lain. Beliau tetap menjaganya walau di usia lanjut. Bila ada salah seorang murid khususnya yang memberi hadiah, beliau tidak menerima sebelum sang murid mau mengambil imbalan. Jika tidak, beliau tidak mau menerima. | |||
Terkait dengan sebab keengganannya menerima hadiah, beliau berkata, “Zaman sekarang tidak seperti zaman dulu. Bila dulu bisa sepuluh tangan yang menyelamatkan iman, sekarang jumlahnya su- dah berkurang menjadi satu. Bila dulu terdapat beberapa sebab yang menggiring orang menjadi ingkar, sekarang sudah mencapai seratus sebab. Begitulah adanya. Karena itu, untuk melakukan pengabdian iman di masa sekarang, aku mengucilkan diri dari dunia dan tidak mengharapkan apa-apa darinya. Aku tidak ingin pengabdianku terse- but menjadi alat untuk mendapatkan sesuatu.” Oleh sebab itu, jika seseorang penat karena Said Nursi dan melakukan khidmah pribadi untuknya, maka beliau memberikan upah atas pekerjaannya tersebut. Bila tidak, pengabdian orang tersebut menjadi beban bagi jiwanya dan menurut beliau hal itu tidak baik. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme