İçeriğe atla

Yirmi Üçüncü Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Pada tahun 1338 H (1922 M), aku mengunjungi kota Ankara. Aku menyaksikan bagaimana kaum mukminin senang dan gembira dengan kemenangan pasukan Islam terhadap Yunani. Hanya saja, di tengah-tengah gelombang kegembiraan tersebut aku menyaksikan riak-riak ateisme menyusup dengan kekejian dan tipu dayanya. Ideologi tersebut beserta berbagai pahamnya masuk ke dalam keyakinan kaum mukmin guna merusak dan meracuni mereka. Aku sangat sedih melihat hal itu seraya b..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("'''Peringatan'''" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Pada tahun 1338 H (1922 M), aku mengunjungi kota Ankara. Aku menyaksikan bagaimana kaum mukminin senang dan gembira dengan kemenangan pasukan Islam terhadap Yunani. Hanya saja, di tengah-tengah gelombang kegembiraan tersebut aku menyaksikan riak-riak ateisme menyusup dengan kekejian dan tipu dayanya. Ideologi tersebut beserta berbagai pahamnya masuk ke dalam keyakinan kaum mukmin guna merusak dan meracuni mereka. Aku sangat sedih melihat hal itu seraya b..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
14. satır: 14. satır:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّح۪يمِ
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّح۪يمِ


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
“Para rasul itu berkata: Apa ada keraguan tentang Allah, Dzat Pencipta langit dan bumi?” (QS. Ibrâhim [14]: 10).
قَالَت۟ رُسُلُهُم۟ اَفِى اللّٰهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمٰوَاتِ وَال۟اَر۟ضِ
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ayat al-Qur’an berikut pertanyaan retoris yang ada padanya secara tegas dan jelas menunjukkan eksistensi dan keesaan Allah sampai ke tingkat aksiomatik.
Şu âyet-i kerîme, istifham-ı inkârî ile “Cenab-ı Hak hakkında şek olmaz ve olmamalı.” demekle; vücud ve vahdaniyet-i İlahiye, bedahet derecesinde olduğunu gösteriyor.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sebelum menjelaskan rahasia ini, kami ingin menjelaskan beberapa hal berikut:
'''Şu sırrı izahtan evvel bir ihtar'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Pada tahun 1338 H (1922 M), aku mengunjungi kota Ankara. Aku menyaksikan bagaimana kaum mukminin senang dan gembira dengan kemenangan pasukan Islam terhadap Yunani. Hanya saja, di tengah-tengah gelombang kegembiraan tersebut aku menyaksikan riak-riak ateisme menyusup dengan kekejian dan tipu dayanya. Ideologi tersebut beserta berbagai pahamnya masuk ke dalam keyakinan kaum mukmin guna merusak dan meracuni mereka. Aku sangat sedih melihat hal itu seraya berteriak memohon pertolongan kepada Allah Yang Mahatinggi dan Mahakuasa serta bersandar kepada ayat al-Qur’an di atas dari momok menakutkan yang hendak menghancurkan sendi-sendi keimanan tersebut. Lalu aku pun menuliskan
1338’de Ankara’ya gittim. İslâm ordusunun Yunan’a galebesinden neşe alan ehl-i imanın kuvvetli efkârı içinde, gayet müthiş bir zındıka fikri, içine girmek ve bozmak ve zehirlendirmek için dessasane çalıştığını gördüm. “Eyvah!” dedim, “Bu ejderha imanın erkânına ilişecek!” O vakit, şu âyet-i kerîme bedahet derecesinde vücud ve vahdaniyeti ifham ettiği cihetle ondan istimdad edip, o zındıkanın başını dağıtacak derecede Kur’an-ı Hakîm’den alınan kuvvetli bir bürhanı, Arabî risalesinde yazdım. Ankara’da, Yeni Gün Matbaasında tabettirmiştim. Fakat maatteessüf Arabî bilen az ve ehemmiyetle bakanlar da nadir olmakla beraber, gayet muhtasar ve mücmel bir surette o kuvvetli bürhan tesirini göstermedi. Maatteessüf, o dinsizlik fikri hem inkişaf etti hem kuvvet buldu. Bilmecburiye, o bürhanı Türkçe olarak bir derece beyan edeceğim. O bürhanın bazı parçaları, bazı risalelerde tam izah edildiğinden burada icmalen yazılacaktır. Sair risalelerde inkısam etmiş olan müteaddid bürhanlar, bu bürhanda kısmen ittihat ediyor; her biri bunun bir cüzü hükmüne geçiyor.
sebuah argumen kuat dan tajam yang bisa memenggal “kepala” ateisme tersebut dalam sebuah risalah berbahasa Arab. Pokok-pokok pikiran dan inti sarinya aku ambil dari cahaya ayat al-Qur’an di atas untuk membuktikan secara jelas eksistensi dan keesaan Allah . Kemudian risalah tersebut dicetak di percetakan Yenigun, Ankara. Namun sayangnya, penjelasan dan argumentasiku yang sangat kuat itu tidak berhasil melawan paham ateisme dan menghadang lajunya sehingga banyak yang menerima paham tersebut. Hal itu disebabkan oleh bentuk risalahnya yang sangat ringkas, di samping karena jumlah orang Turki yang memahami bahasa Arab ketika itu sangat sedikit. Karena itu, paham tersebut berhasil menyebar di tengah-tengah masyarakat. Hal itu membuatku terpaksa menuliskan kembali risalah tadi berikut argumen-argumennya dalam bahasa Turki, ditambah dengan sedikit penjelasan dan keterangan.Karena sebagian dari argumen tadi telah dijelaskan secara luas dalam beberapa risalah, maka di sini hanya akan disebutkan secara global. Juga, sebagian dari argumen lain yang terdapat pada beberapa risalah lainnya tertuang dalam risalah ini. Seakan-akan setiap argumen darinya merupakan bagian dari risalah ini.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">