Yirmi İkinci Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

    Risale-i Nur Tercümeleri sitesinden
    ("بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّح۪يمِ" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
    ("“Ya Tuhan, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau salah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, jangan Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tidak sanggup Kami pikul. Beri kami maaf; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.Engkaulah penolong Kami. Maka, to- longlah Kami dalam meng-hadapi kaum kafir.” “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadika..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
     
    (Aynı kullanıcının aradaki diğer 116 değişikliği gösterilmiyor)
    11. satır: 11. satır:
    “Berbagai perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.” (QS. al-Hasyr [59]: 21).
    “Berbagai perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.” (QS. al-Hasyr [59]: 21).


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Pada suatu hari ada dua orang yang mandi di sebuah telaga besar. Tiba-tiba keduanya diselimuti sesuatu yang berada di luar kemampuan hingga hilang kesadaran. Begitu sadar keduanya berada di sebuah alam yang menakjubkan. Segala sesuatu yang berada di dalamnya sa- ngat menakjubkan. Karena sangat teratur, alam tersebut laksana se- buah kerajaan, kota atau istana. Kedua orang tersebut melihat keadaan sekitar dengan penuh antusias disertai rasa heran dan takjub dengan alam yang sangat besar yang mereka lihat. Sebab, jika satu sisinya di- lihat ia seperti sebuah kerajaan yang tertata rapi. Lalu jika dilihat dari sisi lain ia bagaikan sebuah kota yang sisi-sisinya sangat sempurna. Adapun jika dilihat dari sisi lain lagi ia laksana istana megah yang ber- isi sebuah alam yang menakjubkan. Keduanya berkeliling bersama-sa- ma di seluruh penjuru alam tadi. Penglihatan mereka tertuju kepada sejumlah makhluk yang bercakap-cakap dengan bahasa tertentu yang tidak mereka pahami. Keduanya hanya mengetahui dari isyarat yang ada bahwa makhluk-makhluk itu sedang menunaikan berbagai tugas besar dan sedang melaksanakan sejumlah kewajiban mulia.
    Bir zaman iki adam, bir havuzda yıkandılar. Fevkalâde bir tesir altında kendilerinden geçtiler. Gözlerini açtıkları vakit gördüler ki acib bir âleme götürülmüşler. Öyle bir âlem ki kemal-i intizamından bir memleket hükmünde, belki bir şehir hükmünde, belki bir saray hükmündedir. Kemal-i hayretlerinden etraflarına baktılar. Gördüler ki bir cihette bakılsa azîm bir âlem görünüyor. Bir cihette bakılsa muntazam bir memleket, bir cihette bakılsa mükemmel bir şehir, diğer bir cihette bakılsa gayet muhteşem bir âlemi içine almış bir saraydır. Şu acayip âlemde gezerek seyran ettiler. Gördüler ki bir kısım mahluklar var, bir tarz ile konuşuyorlar fakat bunlar onların dillerini bilmiyorlar. Yalnız işaretlerinden anlaşılıyor ki mühim işler görüyorlar ve ehemmiyetli vazifeler yapıyorlar.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Kemudian salah satu dari mereka berkata kepada yang lain, “Pas- ti ada pengatur yang menata seluruh kondisi alam yang menakjubkan ini. Pasti ada penguasa yang memperhatikan kondisi kerajaan ini. Pasti ada yang menangani urusan kota yang indah ini. Serta pasti ada pen- cipta hebat yang menciptakan istana megah ini. Karena itu, kita harus berusaha mengenalnya. Sebab, tampaknya ia yang mendatangkan kita ke tempat ini, bukan yang lain. Seandainya kita tidak mengetahuinya, lalu siapa lagi yang bisa menolong kita dan bisa memenuhi kebutuhan kita di alam asing ini? Layakkah kita berharap kepada makhluk yang lemah dan papa itu di mana kita tidak memahami bahasa mereka dan mereka pun tidak memperhatikan ucapan kita? Selain itu, Dzat yang menciptakan alam besar ini dalam bentuk kerajaan, kota atau istana, lalu menjadikannya sebagai khazanah berbagai hal menakjubkan, memperindahnya dengan perhiasan terbaik, serta melengkapi seluruh bagiannya dengan berbagai mukjizat penuh hikmah, maka pencipta segala kehebatan dan keindahan ini di mana ia telah menghadirkan kita ke sini sudah barang tentu memiliki tujuan. Karenanya, perta- ma-tama kita harus mengenalnya dan mengetahui dengan baik apa yang ia inginkan dari kita?
    O iki adamdan birisi, arkadaşına dedi ki: “Şu acib âlemin elbette bir müdebbiri ve şu muntazam memleketin bir mâliki, şu mükemmel şehrin bir sahibi, şu musanna sarayın bir ustası vardır. Biz çalışmalıyız, onu tanımalıyız. Çünkü anlaşılıyor ki bizi buraya getiren odur. Onu tanımazsak kim bize meded verecek? Dillerini bilmediğimiz ve onlar bizi dinlemedikleri şu âciz mahluklardan ne bekleyebiliriz? Hem koca bir âlemi bir memleket suretinde, bir şehir tarzında, bir saray şeklinde yapan ve baştan başa hârika şeylerle dolduran ve müzeyyenatın envaıyla tezyin eden ve ibret-nüma mu’cizatlarla donatan bir zat, elbette bizden ve buraya gelenlerden bir istediği vardır. Onu tanımalıyız. Hem ne istediğini bilmekliğimiz lâzımdır.”
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Namun temannya itu menjawab, “Tidak usah berbicara sema- cam itu. Aku tidak percaya bahwa ada yang mengatur alam ini.”
    Öteki adam dedi: “İnanmam, böyle bahsettiğin gibi bir zat bulunsun ve bütün bu âlemi tek başıyla idare etsin.”
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Mendengar hal itu ia berkata, “Sebentar wahai teman. Dengar- kan baik-baik! Seandainya kita tidak mengenalnya, sudah pasti kita tidak akan beruntung dan tidak mendapat apa-apa. Dan jika hal itu mendatangkan bahaya, sudah pasti bahayanya sangat besar. Sebalik- nya, jika kita berusaha mengenalnya, hal itu tidak berat dan tidak akan menimbulkan kerugian. Justru kita akan mendapatkan banyak man- faat. Karena itu, tidak tepat kalau kita terus tidak mau mengenalnya.”
    Arkadaşı cevaben dedi ki: “Bunu tanımazsak, lâkayt kalsak menfaati hiç yok; zararı olsa pek azîmdir. Eğer tanımasına çalışsak meşakkati pek hafiftir, menfaati olursa pek azîmdir. Onun için ona karşı lâkayt kalmak, hiç kâr-ı akıl değildir.”
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Akan tetapi, temannya yang lalai tersebut menyergah, “Aku ti- dak sependapat denganmu. Aku malah merasa senang jika tidak me- mikirkan hal semacam itu dan tidak mengenali pencipta hebat yang kau katakan tadi. Aku merasa tidak perlu bersusah payah mencari se- suatu yang tidak dijangkau oleh akal. Bahkan bagiku semua aktivitas ini terjadi secara kebetulan dan terjadi dengan sendirinya. Maka apa urusanku dengannya?
    O serseri adam dedi: “Ben bütün rahatımı, keyfimi onu düşünmemekte görüyorum. Hem böyle aklıma sığışmayan şeylerle uğraşmayacağım. Bütün bu işler, tesadüfî ve karmakarışık işlerdir, kendi kendine dönüyor; benim neme lâzım.”
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Orang yang berakal itu membantah temannya. “Aku khawatir sikap keras kepalamu itu akan membuat kita dan yang lain tertimpa bencana dan musibah. Bukankah sejumlah negeri dihancurkan akibat sikap orang yang tidak beradab?
    Akıllı arkadaşı ona dedi: “Senin bu temerrüdün beni de belki çokları da belaya atacaktır. Bir edepsizin yüzünden bazen olur ki bir memleket harap olur.”
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Namun lagi-lagi si lalai itu menentangnya dengan berujar, “Kita sudahi pembicaraan ini dengan cara engkau memberikan bukti kuat yang tidak mengandung keraguan bahwa pada kerajaan ini memiliki penguasa dan pencipta. Atau engkau tidak perlu mengurus diriku.”
    Yine o serseri dönüp dedi ki: “Ya kat’iyen bana ispat et ki bu koca memleketin tek bir mâliki, tek bir sâni’i vardır. Yahut bana ilişme.”
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Sang teman menjawab, “Karena engkau masih tetap keras kepala hingga mengigau di mana hal itu bisa membuat kita berikut kerajaan ini menjadi hancur, maka aku akan menjelaskan padamu dua belas argumen untuk membuktikan bahwa alam yang laksana istana atau kota ini memiliki seorang pencipta yang hebat. Dialah yang menata semua urusannya. Karenanya engkau tidak melihat cacat sedikitpun padanya. Tidak ada kekurangan dalam hal apapun. Sang pencipta yang tak terlihat oleh kita dapat melihat kita sekaligus melihat segala se- suatu. Dia juga mendengar ucapan segala sesuatu. Seluruh perbuatan- nya merupakan mukjizat, tanda kekuasaan, hal luar biasa, sekaligus sesuatu yang menakjubkan. Semua makhluk yang bahasanya tidak kita pahami ini hanyalah pesuruh dan pekerja dalam kerajaannya.
    Cevaben arkadaşı dedi: “Madem inadın divanelik derecesine çıkmış, o inadınla bizi ve belki memleketi bir kahra giriftar edeceksin. Ben de sana on iki bürhan ile göstereceğim ki bir saray gibi şu âlemin, bir şehir gibi şu memleketin tek bir ustası vardır ve o usta, her şeyi idare eden yalnız odur. Hiçbir cihette noksaniyeti yoktur. Bize görünmeyen o usta, bizi ve her şeyi görür ve sözlerini işitir. Bütün işleri mu’cize ve hârikadır. Bütün bu gördüğümüz ve dillerini bilmediğimiz şu mahluklar onun memurlarıdır.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="BİRİNCİ_BÜRHAN"></span>
    === BİRİNCİ BÜRHAN ===
    ===Argumen Pertama===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai teman, mari kita perhatikan segala hal yang terdapat di sekitar kita. Tidakkah engkau melihat bahwa ada tangan gaib yang bekerja di belakangnya? Bukankah engkau dapat melihat sesuatu yang pada dasarnya tidak memiliki kekuatan serta tidak mampu memikul dirinya(*<ref>*Mengarah kepada benih dan biji yang mampu membawa pohon-pohon besar— Penulis.</ref>)dapat membawa beban ribuan kilogram?! Tidakkah engkau menyaksikan bahwa sesuatu yang tidak memiliki pengetahuan dan perasaan dapat menunaikan sejumlah tugas yang penuh hikmah?!(*<ref>*Mengarah kepada batang anggur, misalnya, di mana tangan-tangannya yang lem- but membentang dan memeluk pohon-pohon lain lantaran ia sendiri tak mampu memi- kul kuntumnya yang rimbun—Penulis.</ref>)Semua itu tentu tidak bekerja sendiri. Namun, ada Pencipta Yang Mahakuasa yang menatanya dari balik tabir. Sebab, kalau ia bekerja sendiri dan memegang urusannya sendiri, tentu segala sesuatu di sini memiliki mukjizat luar biasa. Ini jelas mengada-ada.
    Gel, her tarafa bak, her şeye dikkat et! Bütün bu işler içinde gizli bir el işliyor. Çünkü bak, bir dirhem (Hâşiye<ref>'''Hâşiye:''' Ağaçları başlarında taşıyan çekirdeklere işarettir. </ref>) kadar kuvveti olmayan bir çekirdek küçüklüğünde bir şey, binler batman yükü kaldırıyor. Zerre kadar şuuru olmayan, (Hâşiye-1<ref>'''Hâşiye-1:''' Kendi kendine yükselmeyen ve meyvelerin sıkletine dayanmayan üzüm çubukları gibi nâzenin nebatatın başka ağaçlara latîf eller atıp sarmalarına ve onlara yüklenmelerine işarettir. </ref>) gayet hakîmane işler görüyor. Demek, bunlar kendi kendilerine işlemiyorlar. Onları işlettiren gizli bir kudret sahibi vardır. Eğer kendi başına olsa bütün baştan başa bu gördüğümüz memlekette her iş mu’cize, her şey mu’cizekâr bir hârika olmak lâzım gelir. Bu ise bir safsatadır.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="İKİNCİ_BÜRHAN"></span>
    === İKİNCİ BÜRHAN ===
    ===Argumen Kedua===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai teman, mari kita mencermati segala sesuatu yang meng- hias berbagai lembah dan hamparan padang ini. Pada setiap hiasan terdapat sejumlah hal yang menginformasikan kepada kita tentang Sang Pemiliknya yang tersembunyi. Seolah-olah ia merupakan cap dan stempel milik Dzat yang tersembunyi itu. Engkau bisa melihat kepada fisik yang sangat kecil ini yang beratnya nyaris tidak diketahui oleh manusia.(*<ref>*Maksudnya benih yang beragam. Benih melon, aprikot dan sejenisnya membentuk dedaunan yang lebih indah daripada kain. Ia juga mempersembahkan buah yang nikmat yang lebih lezat daripada kue di mana ia berasal dari khazanah rahmat ilahi—Penulis.</ref>)
    Gel, bütün bu ovaları, bu meydanları, bu menzilleri süslendiren şeyler üstüne dikkat et! Her birisinde o gizli zattan haber veren işler var. Âdeta her biri birer turra, birer sikke gibi o gaybî zattan haber veriyorlar. İşte gözünün önünde, bak; bir dirhem pamuktan (Hâşiye-2<ref>'''Hâşiye-2:''' Tohuma işarettir. Mesela, zerre gibi bir afyon büzrü, bir dirhem gibi bir zerdali nüvatı, bir kavun çekirdeği, nasıl çuhadan daha güzel dokunmuş yapraklar, patiskadan daha beyaz ve sarı çiçekler, şekerlemeden daha tatlı ve köftelerden ve konserve kutularından daha latîf daha leziz daha şirin meyveleri hazine-i rahmetten getiriyorlar, bize takdim ediyorlar. </ref>) ne yapıyor. Bak, kaç top çuha ve patiska ve çiçekli kumaş çıktı. Bak, ondan ne kadar şekerlemeler, yuvarlak tatlı köfteler yapılıyor ki bizim gibi binler adam giyse ve yese kâfi gelir. Hem de bak, bu demiri, toprağı, suyu, kömürü, bakırı, gümüşü, altını gaybî avucuna aldı, bir et parçası (Hâşiye-3<ref>'''Hâşiye-3:''' Unsurlardan cism-i hayvanîyi halk ve nutfeden zîhayatı icad etmeye işarettir. </ref>) yaptı; bak, gör. İşte ey akılsız adam! Bu işler öyle bir zata mahsustur ki bütün bu memleket, bütün eczasıyla onun mu’cize-i kuvveti altında duruyor, her arzusuna râm oluyor.
    Darinya Tuhan membentuk ukuran panjang dari tenunan yang diberi warna cemerlang dan dihias dengan dekorasi indah. Dia juga mengeluarkan darinya sesuatu yang lebih lezat daripada kue. An- daikan ribuan orang seperti kita mengenakan tenunan tersebut dan memakan berbagai makanan itu tentu ia tidak akan habis.
    </div>
    Kemudian perhatikan bagaimana Dia mengambil, lewat tangan- Nya yang tak terlihat, barang seperti besi, tanah, air, karbon, tembaga, perak, dan emas guna dibuat daging.(*<ref>*Maksudnya penciptaan tubuh binatang dari berbagai unsur, dan pengadaan makhluk hidup dari nutfah—Penulis.</ref>)Wahai orang lalai, segala sesuatu dan semua perbuatan ini hanya bisa dilakukan oleh Dzat yang memegang kendali kerajaan, yang me- ngetahui segala sesuatu di mana semua tunduk pada kehendak-Nya.


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="ÜÇÜNCÜ_BÜRHAN"></span>
    === ÜÇÜNCÜ BÜRHAN ===
    ===Argumen Ketiga===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Mari kita melihat berbagai ciptaan-Nya yang menakjubkan dan dinamis.(*<ref>*Maksudnya hewan dan manusia. Sebab, hewan adalah tabel miniatur alam dan manusia merupakan model miniatur seluruh entitas. Semua yang terdapat di alam ini prototipenya terdapat pada manusia—Penulis.               </ref>)Masing-masing dibuat laksana salinan miniatur istana yang besar. Pasalnya, padanya terdapat semua yang ada di dalam ista- na. Mungkinkah ada yang memasukkan istana tersebut dalam bentuk miniaturnya ke sebuah mesin kecil selain Penciptanya?! Atau, mung- kinkah engkau melihat sesuatu yang sia-sia atau bersifat kebetulan dialam dalam sebuah mesin yang kecil? Artinya, semua mesin yang kau saksikan laksana tanda yang menunjukkan Penciptanya. Bahkan seti- ap mesin menjadi petunjuk atas-Nya dan merupakan informasi yang menjelaskan keagungan-Nya. Secara lisan hal ia berkata, “Kami ada- lah kreasi Dzat yang menciptakan alam ini dengan sangat mudah se- bagaimana Dia menghadirkan kami dengan mudah pula.”
    Gel, bu müteharrik antika (Hâşiye-4<ref>'''Hâşiye-4:''' Hayvanlara ve insanlara işarettir. zira hayvan, şu âlemin küçük bir fihristesi ve mahiyet-i insaniye, şu kâinatın bir misal-i musağğarı olduğundan âdeta âlemde ne varsa insanda numunesi vardır. </ref>) sanatlarına bak! Her birisi öyle bir tarzda yapılmış, âdeta bu koca sarayın bir küçük nüshasıdır. Bütün bu sarayda ne varsa o küçücük müteharrik makinelerde bulunuyor. Hiç mümkün müdür ki bu sarayın ustasından başka birisi gelip bu acib sarayı küçük bir makinede dercetsin? Hem hiç mümkün müdür ki bir kutu kadar bir makine bütün bir âlemi içine aldığı halde, tesadüfî veyahut abes bir iş içinde bulunsun? Demek, bütün gözün gördüğü ne kadar antika makineler var, o gizli zatın birer sikkesi hükmündedirler. Belki birer dellâl, birer ilanname hükmündedirler. Lisan-ı halleriyle derler ki: “Biz öyle bir zatın sanatıyız ki bütün bu âlemimizi, bizi yaptığı ve suhuletle icad ettiği gibi kolaylıkla yapabilir bir zattır.”
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="DÖRDÜNCÜ_BÜRHAN"></span>
    === DÖRDÜNCÜ BÜRHAN ===
    ===Argumen Keempat===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai saudaraku yang keras kepala, aku akan memperlihat- kan kepadamu sesuatu yang lebih menakjubkan. Lihatlah semua hal di kerajaan ini berganti dan segala sesuatunya berubah. Kita melihat secara langsung perubahan dan pergantian tersebut. Tidak ada yang tetap, namun semuanya selalu berubah dan menjadi baru kembali. Lihatlah fisik mati yang terlihat di mana ia tidak memiliki perasaan. Seolah-olah masing-masing darinya mendapat kedudukan sebagai penguasa mutlak, sementara yang lain sebagai rakyat yang berada di bawah kekuasaannya. Juga seolah-olah masing-masing mereka me- ngendalikan segala sesuatu. Perhatikan mesin yang berada di dekat kita ini.(*<ref>*Maksudnya tumbuhan yang berbuah. Sebab, ia membawa ratusan pabrik dan laboratorium yang cermat di setiap bagiannya yang halus. Ia menumbuhkan dedaunan lembut dan bunga-bunga yang cemerlang serta mematangkan buah lalu mempersembah- kannya kepada kita. Di antaranya pohon cemara yang tinggi yang laboratoriumnya tegak di atas batu-batu karang di atas pegunungan—Penulis.</ref>)
    Ey muannid arkadaş! Gel, sana daha acibini göstereceğim. Bak, bu memlekette bütün bu işler, bu şeyler değişti, değişiyor, bir halette durmuyor. Dikkat et ki bu gördüğümüz camid cisimler, hissiz kutular birer hâkim-i mutlak suretini aldılar. Âdeta her bir şey, bütün eşyaya hükmediyor. İşte bu yanımızdaki bu makineye bak, (Hâşiye-1<ref>'''Hâşiye-1:''' Makine, meyvedar ağaçlara işarettir. Çünkü yüzer tezgâhları, fabrikaları incecik dallarında taşıyor gibi hayret-nüma yaprakları, çiçekleri, meyveleri dokuyor, süslendiriyor, pişiriyor, bizlere uzatıyor. Halbuki çam ve katran gibi muhteşem ağaçlar, kuru bir taşta tezgâhını atmış, çalışıp duruyorlar. </ref>) güya emrediyor. İşte onun tezyinatına ve işlemesine lâzım levazımat ve maddeler, uzak yerlerden koşup geliyorlar. İşte oraya bak, o şuursuz cisim (Hâşiye-2<ref>'''Hâşiye-2:''' Hububata, tohumlara, sineklerin tohumcuklarına işarettir. Mesela, bir sinek bir kara ağacın yaprağında yumurtasını bırakır. Birden o koca kara ağaç, yapraklarını o yumurtalara bir rahm-ı mader, bir beşik, bal gibi bir gıda ile dolu bir mahzene çeviriyor. Âdeta o meyvesiz ağaç, o surette zîruh meyveler veriyor. </ref>) güya bir işaret ediyor, en büyük bir cismi kendine hizmetkâr ediyor, kendi işlerinde çalıştırıyor. Daha başka şeyleri bunlara kıyas et. Âdeta her bir şey, bütün bu âlemdeki hilkatleri musahhar ediyor.
    Seolah-olah ia memerintah dan semua kebutuhan yang ia butuhkan untuk hiasan dan pekerjaannya mendatanginya dengan segera. Perhatikan fisik yang tidak memiliki perasaan tersebut.(*<ref>*Maksudnya benih dan biji serta telur-telur serangga. Nyamuk, misalnya, meletak- kan telur kecilnya di atas dedaunan pohon sehingga dengan seketika daun menjadi rahim dan buaian yang lembut baginya. Ia penuh nutrisi yang lezat seperti madu. Seolah-olah pohon yang tak berbuah itu membuahkan makhluk hidup—Penulis.</ref>)Le- wat isyarat yang samar seolah-olah ia menundukkan fisik yang paling besar untuk memenuhi kebutuhannya sekaligus menjadikannya patuh terhadap petunjuknya. Demikian juga dengan yang lain.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Jika urusan penataan kerajaan ini tidak diserahkan kepada Sang Penguasa yang tak kita lihat, berarti engkau harus mengembalikan ke- cermatan dan kesempurnaan Sang Pencipta itu kepada setiap ciptaan meskipun berupa batu, tanah, hewan, manusia atau makhluk apapun juga.Jika akalmu sulit menerima bahwa Sang Pencipta Yang Maha- esa adalah penguasa kerajaan ini dan Dialah yang menatanya, maka engkau harus menerima miliaran pencipta yang ada, bahkan sebanyak jumlah entitas. Masing-masing menjadi sekutu bagi yang lain dan mengintervensi urusannya. Padahal, penataan yang cermat mengha- ruskan ketiadaan intervensi.
    Eğer o gizli zatı kabul etmezsen bütün bu memleketteki taşında, toprağında, hayvanında, insana benzer mahluklarda; o zatın bütün hünerlerini, sanatlarını, kemalâtlarını, birer birer (o şeylere) vereceksin. İşte aklın uzak gördüğü bir tek mu’ciz-nüma zatın bedeline, milyarlar onun gibi mu’ciz-nüma hem birbirine zıt hem birbirine misil hem birbiri içinde bulunsun; bu intizam bozulmasın, ortalığı karıştırmasınlar.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Andaikan ada intervensi sekecil apapun ia, dari manapun adanya, dan dalam urusan apapun di kerajaan besar ini, tentu dampaknya akan terlihat. Berbagai urusan akan tumpang tindih jika terdapat dua pemimpin dalam sebuah daerah, provinsi, kota, atau terdapat dua penguasa dalam sebuah kerajaan. Jadi, mana mungkin terdapat penguasa dalam jumlah tak terhingga di sebuah kerajaan yang rapi dan menakjubkan?!
    Halbuki bu koca memlekette iki parmak karışsa karıştırır. Çünkü bir köyde iki müdür, bir şehirde iki vali, bir memlekette iki padişah bulunsa karıştırır. Nerede kaldı, hadsiz hâkim-i mutlak beraber bulunsun!
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="BEŞİNCİ_BÜRHAN"></span>
    === BEŞİNCİ BÜRHAN ===
    ===Argumen Kelima===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai teman yang masih ragu, mari kita mencermati ukiran pada istana yang besar ini. Mari kita memperhatikan berbagai hiasan kota yang megah ini. Mari kita menyaksikan tatanan indah yang ter- dapat pada kerajaan luas ini. Mari kita merenungkan kreasi cermat pada alam ini. Kita melihat bahwa jika tulisan tersebut bukan goresan pena Sang Penguasa yang mukjizat dan ukirannya tak terhingga, lalu ia disandarkan kepada berbagai sebab yang tidak memiliki perasaan, ke- pada unsur kebetulan, dan kepada alam yang buta, berarti pada setiap batu kerajaan dan rumputnya terdapat pelukis yang hebat dan penulis menakjubkan yang mampu menulis ribuan buku dalam sebuah huruf dan dapat memasukkan jutaan pekerjaan cermat dalam satu tulisan. Pasalnya, engkau melihat tulisan yang terdapat di batu bata(*<ref>*Ia mengarah pada manusia yang merupakan buah penciptaan, buah yang memuat indeks dan program pohonnya. Maka apa yang dituliskan oleh pena qudrah-Nya dalam kitab alam yang besar ini telah ditulis secara global dalam substansi manusia. Serta apa yang ditulis oleh pena qudrah-Nya dalam pohon telah dimasukkan ke dalam buahnya yang kecil—Penulis.</ref>)di ha- dapanmu berisi ukiran seluruh istana. Ia mengandung semua hukum dan sistem tata kota. Ia juga berisi garis-garis kerjanya. Dengan kata lain, proses menghadirkan ukiran menakjubkan tersebut adalah muk- jizat besar, sama seperti menghadirkan kerajaan itu sendiri. Setiap kreasi mengagumkan tidak lain merupakan papan reklame dan tan- da yang memberitahukan sifat-sifat Sang Pencipta yang tersembunyi. Setiap ukiran indah merupakan salah satu stempel yang dengan jelas
    Ey vesveseli arkadaş! Gel, bu azîm sarayın nakışlarına dikkat et ve bütün bu şehrin ziynetlerine bak ve bütün bu memleketin tanzimatını gör ve bütün bu âlemin sanatlarını tefekkür et! İşte bak, eğer nihayetsiz mu’cizeleri ve hünerleri olan gizli bir zatın kalemi işlemezse bu nakışları sair şuursuz sebeplere, kör tesadüfe, sağır tabiata verilse o vakit ya bu memleketin her bir taşı, her bir otu, öyle mu’ciz-nüma nakkaş, öyle bir hârikulâde kâtip olması lâzım gelir ki bir harfte bin kitabı yazabilsin, bir nakışta milyonlar sanatı dercedebilsin. Çünkü bak bu taşlardaki nakşa, (Hâşiye-1<ref>'''Hâşiye-1:''' Şecere-i hilkatin meyvesi olan insana ve kendi ağacının programını ve fihristesini taşıyan meyveye işarettir. zira kalem-i kudret, âlemin kitab-ı kebirinde ne yazmış ise icmalini mahiyet-i insaniyede yazmıştır. Kalem-i kader, dağ gibi bir ağaçta ne yazmış ise tırnak gibi meyvesinde dahi dercetmiştir. </ref>) her birisinde bütün sarayın nakışları var, bütün şehrin tanzimat kanunları var, bütün memleketin teşkilat programları var. Demek, bu nakışları yapmak, bütün memleketi yapmak kadar hârikadır. Öyle ise her bir nakış, her bir sanat, o gizli zatın bir ilannamesidir, bir hâtemidir.
    menunjukkan keberadaan-Nya.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Sebagaimana sebuah huruf menun- jukkan penulisnya, lalu sebuah ukiran memberitahukan tentang pe- ngukirnya, maka sudah pasti sebuah huruf yang dituliskan dalam kitab besar menunjukkan Penulisnya serta ukiran yang ditulis menun- jukkan keberadaan Pengukirnya.
    Madem bir harf, kâtibini göstermeksizin olmaz. Sanatlı bir nakış, nakkaşını bildirmemek olmaz. Nasıl olur ki bir harfte koca bir kitabı yazan, bir nakışta bin nakşı nakşeden nakkaş, kendi kitabıyla ve nakşıyla bilinmesin?
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="ALTINCI_BÜRHAN"></span>
    === ALTINCI BÜRHAN ===
    ===Argumen Keenam===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai teman, mari kita pergi bertamasya mengelilingi padang luas yang terhampar di depan kita.(*<ref>*Mengarah pada muka bumi di musim semi dan musim panas di mana ratusan ribu makhluk dicipta secara bercampur baur lalu dituliskan di atas lembaran bumi tanpa ada yang keliru dan salah. Kemudian ia juga diganti secara rapi. Ribuan jamuan Tuhan Yang Maha penyayang juga dihamparkan untuk kemudian diangkat dan diganti dengan yang baru. Setiap pohon laksana pelayan dan setiap kebun laksana dapur tempat menyiap- kan beragam makanan—Penulis.</ref>)Di sini ada gunung yang ting- gi. Mari kita naik agar dapat menyaksikan seluruh sisi dengan mu- dah. Kita juga perlu membawa teropong untuk mendekatkan apa yang tampak jauh dari mata. Kerajaan ini berisi berbagai hal menakjubkan dan sejumlah peristiwa asing yang tak terlintas dalam benak siapa- pun. Lihatlah pegunungan, dataran yang terhampar, serta sejumlah kota yang ramai. Ia benar-benar menakjubkan. Sebab, semuanya ber- ganti secara sekaligus. Bahkan jutaan perbuatan yang saling bercam- pur berganti secara rapi dan selaras. Seolah-olah jutaan produk ber- warna-warni yang terpampang di hadapan kita dibentuk dalam satu waktu. Ya, berbagai transformasi tersebut sangat menakjubkan. Mana bunga-bunga yang tersenyum kepada kita yang membuat kita senang? Ia telah pergi digantikan oleh beragam jenis yang berbeda bentuk, na- mun esensinya sama. Seolah-olah daratan dan pegunungan yang tegak di atas lembaran kitab itu masing-masing bertuliskan sejumlah buku beragam secara sangat rapi tanpa ada yang keliru. Kemudian buku- buku itu dihapus dan diganti dengan tulisan lain. Wahai teman, mung- kinkah pergantian sejumlah kondisi di atas dan perubahan keadaan ini yang terjadi secara sangat rapi dan terukur terjadi secara kebetu- lan? Bukankah ini sangat mustahil?!
    Gel, bu geniş ovaya çıkacağız (Hâşiye-2<ref>'''Hâşiye-2:''' Bahar ve yaz mevsiminde zeminin yüzüne işarettir. zira yüz binler muhtelif mahlukatın taifeleri, birbiri içinde beraber icad edilir, rûy-i zeminde yazılır. Galatsız, kusursuz, kemal-i intizamla değiştirilir. Binler sofra-i Rahman açılır, kaldırılır, taze taze gelir. Her bir ağaç birer tablacı, her bir bostan birer kazan hükmüne geçer. </ref>). İşte o ova içinde yüksek bir dağ var. Üstüne çıkacağız, tâ bütün etrafı görülsün. Hem her şeyi yakınlaştıracak güzel dürbünleri de beraber alacağız. Çünkü bu acib memlekette, acib işler oluyor. Her saatte hiç aklımıza gelmeyen işler oluyor. İşte bak, bu dağlar ve ovalar ve şehirler birden değişiyor. Hem nasıl değişiyor, öyle bir tarzda ki milyonlarla birbiri içinde işler gayet muntazam surette değişiyor. Âdeta milyonlar mütenevvi kumaşlar birbiri içinde beraber dokunuyor gibi pek acib tahavvülat oluyor. Bak, o kadar ünsiyet ettiğimiz ve tanıdığımız çiçekli miçekli şeyler kayboldular. Muntazaman yerlerine ve mahiyetçe onlara benzer fakat suretçe ayrı, başkaları geldiler. Âdeta şu ova, dağlar birer sahife; yüz binlerle ayrı ayrı kitaplar içinde yazılıyor. Hem hatasız, noksansız olarak yazılıyor. İşte, bu işler yüz derece muhaldir ki kendi kendine olsun.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Kita tidak bisa menisbatkan segala sesuatu yang berada di ha- dapan kita di mana ia sangat rapi dan cermat kepada dirinya sendiri. Hal itu sangat mustahil. Sebaliknya, ia justru merupakan dalil yang jelas yang menunjukkan Penciptanya lebih jelas daripada petunjuk atas dirinya sendiri. Sebab, ia menerangkan bahwa Penciptanya yang luar biasa tidak bisa dikalahkan oleh apapun. Penulisan seribu buku merupakan hal yang mudah bagi-Nya sebagaimana penulisan sebuah huruf. Kemudian wahai saudaraku, perhatikan seluruh penjuru! Eng- kau akan melihat bahwa Sang Pencipta Yang Mahaagung telah mele- takkan segala sesuatu di tempatnya yang tepat dengan penuh hikmah. Dia mencurahkan nikmat, kemurahan, kelembutan, dan karunia-Nya yang berlimpah pada segala sesuatu. Sebagaimana membuka berbagai pintu nikmat dan karunia-Nya yang berlimpah di hadapan segala se- suatu, Dia juga memenuhi keinginan segala sesuatu dan mengirimkan apa yang membuatnya tenang.
    Evet, nihayet derecede sanatlı, dikkatli şu işler, kendi kendine olmak bin derece muhaldir ki kendilerinden ziyade, sanatkârlarını gösteriyorlar. Hem bunları işleyici öyle mu’ciz-nüma bir zattır ki hiçbir iş, ona ağır gelmez. Bin kitap yazmak, bir harf kadar ona kolay gelir. Bununla beraber her tarafa bak ki hem öyle bir hikmetle her şeyi yerli yerine koyuyor ve öyle mükrimane herkese lâyık oldukları lütufları yapıyor hem öyle ihsan-perverane umumî perdeler ve kapılar açıyor ki herkesin arzularını tatmin ediyor. Hem öyle sehavet-perverane sofralar kuruyor ki bütün bu memleketin halklarına, hayvanlarına, her bir taifesine has ve lâyık, belki her bir ferdine mahsus ismiyle ve resmiyle bir tabla-yı nimet veriliyor.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Pada waktu yang sama, Dia menyajikan berbagai hidangan me- wah yang berlimpah. Bahkan Dia memberikan kepada makhluk yang terdapat di kerajaan ini, baik hewan maupun tumbuhan, nikmat yang jumlahnya tak terhingga. Lebih dari itu, Dia mengirim nikmat-Nya yang sesuai kebutuhan kepada setiap orang dengan nama dan ben- tuknya tanpa keliru dan salah. Jadi, adakah yang lebih mustahil daripa- da sangkaan bahwa segala sesuatu terjadi secara kebetulan meskipun kecil adanya?! Atau di dalamnya terdapat sesuatu yang sia-sia? Atau ada selain Pencipta yang ikut campur dalam urusan kerajaan-Nya? Atau muncul persepsi bahwa segala sesuatu dalam kerajaan ini tidak tunduk pada-Nya? Wahai teman, adakah alasan untuk mengingkari apa yang kau lihat?
    İşte dünyada bundan muhal bir şey var mı ki bu gördüğümüz işler içinde tesadüfî işler bulunsun veya abes ve faydasız olsun veya müteaddid eller karışsın veya ustası her şeye muktedir olmasın veya her şey ona musahhar olmasın! İşte ey arkadaş! Haddin varsa buna karşı bir bahane bul!
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="YEDİNCİ_BÜRHAN"></span>
    === YEDİNCİ BÜRHAN ===
    ===Argumen Ketujuh===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai teman, kita tinggalkan hal-hal parsial. Kita menuju ke alam yang menakjubkan ini. Mari kita menyaksikan keadaan bagian-bagi- annya yang saling berhadapan. Pada alam ini terdapat tatanan yang komprehensif dan keteraturan yang sempurna seolah-olah segala se- suatu berbuat, berkehendak, hidup dan mengawasi seluruh tatanan kerajaan. Ia bergerak selaras dengan tatanan yang bersifat universal tadi sehingga segala hal yang saling berjauhan berusaha mendekati yang lain untuk bekerjasama dan saling membantu.
    Ey arkadaş! Gel, şimdi bu cüz’iyatı bırakıp saray şeklindeki bu acib âlemin eczalarının birbirine karşı olan vaziyetlerine dikkat edeceğiz. İşte bak, bu âlemde o derece intizam ile küllî işler yapılıyor ve umumî inkılablar oluyor ki âdeta bütün bu saraydaki mevcud taşlar, topraklar, ağaçlar, her bir şey, birer fâil-i muhtar gibi bütün bu âlemin nizamat-ı külliyesini gözetip ona göre tevfik-i hareket ediyor. Birbirinden en uzak şeyler, birbirinin imdadına koşuyor.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Perhatikan bahwa rombongan besar bergerak dari alam gaib(*<ref>*Yaitu rombongan tumbuhan yang membawa rezeki seluruh makhluk hidup— Penulis.</ref>)untuk mendatangi kita. Ia adalah rombongan yang membawa piringpiring rezeki makhluk hidup. Kemudian lihatlah lentera terang(*<ref>*Maksudnya matahari—Penulis. </ref>)yang bergantung di kubah kerajaan. Ia menerangi seluruh sisi sekaligus me- matangkan makanan yang bergantung pada benang halus(*<ref>*Maksudnya ranting pohon yang halus yang membawa buah-buahan lezat—Penu-
    İşte bak, gaibden acib bir kafile (Hâşiye-1<ref>'''Hâşiye-1:''' Umum hayvanatın erzakını taşıyan, nebatat ve eşcar kafileleridir. </ref>) çıkıp geliyor. Merkepleri ağaçlara, nebatlara, dağlara benzerler. Başlarında birer tabla-yı erzak taşıyorlar. İşte bak, bu tarafta bekleyen muhtelif hayvanatın erzaklarını getiriyorlar. Hem de bak, bu kubbede o azîm elektrik lambası (Hâşiye-2<ref>'''Hâşiye-2:''' O azîm elektrik lambası, Güneşe işarettir.</ref>) onlara ışık verdiği gibi bütün taamlarını öyle güzel pişiriyor; yalnız, pişirilecek taamlar bir dest-i gaybî tarafından birer ipe takılıp (Hâşiye-3<ref>'''Hâşiye-3:''' İp ve ipe takılan taam ise ağacın ince dalları ve leziz meyveleridir. </ref>) ona karşı tutuluyor. Bu tarafa da bak, bu bîçare zayıf, nahif, kuvvetsiz hayvancıklar; nasıl onların başı önünde, latîf gıda ile dolu iki tulumbacık (Hâşiye-1<ref>'''Hâşiye-1:''' İki tulumbacık ise validelerin memelerine işarettir. </ref>) takılmış, iki çeşme gibi yalnız o kuvvetsiz mahluk, onu ağzına yapıştırması kâfidir.
    lis.</ref>)di mana ia terhampar di hadapan kita lewat tangan yang tak terlihat. Tidak- kah engkau melihat seluruh hewan yang kurus dan lemah bagaimana mulutnya mendapatkan curahan nutrisi halus yang mengalir dari dari pompa air(*<ref>*Maksudnya susu ibu atau induk hewan—Penulis.</ref>)yang bergantung di atas kepalanya dan cukup baginya menempelkan mulut kepadanya.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semua yang terdapat di alam ini seakan-akan melihat kepada yang lain sekaligus menolong- nya. Dengan kata lain, ia melihat kepada yang lain lalu membantu dan menolongnya. Yang satu melengkapi dan menyempurnakan pekerjaan yang lain. Semua saling mengisi dalam menjalani kehidupan. Demiki- an seterusnya.
    Elhasıl, bütün bu âlemin bütün eşyası, birbirine bakar gibi birbirine yardım eder. Birbirini görür gibi birbirine el ele verir. Birbirinin işini tekmil için birbirine omuz omuza veriyor. Bel bele verip beraber çalışıyorlar. Her şeyi buna kıyas et, ta’dad ile bitmez.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Semua yang tampak ini menunjukkan secara jelas dan meyakin- kan bahwa segala sesuatu di dalam istana menakjubkan ini ditunduk- kan oleh Pemilik dan Penciptanya Yang Mahakuasa. Semua bekerja atas nama-Nya dan di jalan-Nya. Bahkan segala sesuatu laksana praju- rit yang taat dan siap untuk menerima perintah. Segala sesuatu menu- naikan tugas yang diberikan dengan kekuatan Pemiliknya, bergerak sesuai perintah-Nya, tertata sesuai dengan hikmah-Nya, saling beker- jasama lewat kemurahan dan karunia-Nya, dan membantu yang lain dengan rahmat-Nya. Wahai saudaraku, jika engkau bisa menunjukkan alasan keberatan dan keraguan di hadapan argumen ini, silakan!
    İşte bütün bu haller, iki kere iki dört eder derecesinde kat’î gösterir ki şu saray-ı acibin ustasına yani şu garib âlemin sahibine her şey musahhardır. Her şey onun hesabına çalışır. Her şey ona bir emirber nefer hükmündedir. Her şey onun kuvvetiyle döner. Her şey onun emriyle hareket eder. Her şey onun hikmetiyle tanzim olur. Her şey onun keremiyle muavenet eder. Her şey onun merhametiyle başkasının imdadına koşar, yani koşturulur. Ey arkadaş! Haddin varsa buna karşı bir söz söyle!
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="SEKİZİNCİ_BÜRHAN"></span>
    === SEKİZİNCİ BÜRHAN ===
    ===Argumen Kedelapan===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai teman yang merasa dirinya pintar seperti nafsu am- mârah-ku. Wahai teman, aku melihat dirimu tidak mau mengenal pemilik istana menakjubkan ini padahal segala sesuatu menunjuk- kan kepadanya, mengarah kepadanya, serta menjadi saksi atas ke- beradaannya. Mengapa engkau berani mendustakan semua kesaksian yang ada? Kalau begitu, engkau harus mengingkari wujud istana itu sendiri. Bahkan engkau harus mengumumkan bahwa istana, kerajaan,dan segalanya tidak ada. Lebih dari itu, engkau harus mengingkari di- rimu dan menganggapnya tidak berwujud, atau engkau harus sadar dan mendengarkanku dengan baik. Perhatikan hal berikut ini:
    Gel, ey nefsim gibi kendini âkıl zanneden akılsız arkadaş! Şu saray-ı muhteşemin sahibini tanımak istemiyorsun! Halbuki her şey onu gösteriyor, ona işaret ediyor, ona şehadet ediyor. Bütün bu şeylerin şehadetini nasıl tekzip ediyorsun? Öyle ise bu sarayı da inkâr et ve “Âlem yok, memleket yok.” de ve kendini de inkâr et, ortadan çık. Yahut aklını başına al, beni dinle!
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Renungkan semua unsur(*<ref>*Maksudnya unsur udara, air, cahaya dan tanah yang menunaikan tugas penting yang beragam. Ia memberi kepada setiap yang membutuhkan dengan izin Allah. Ia terse- bar di mana-mana. Ia menyiapkan segala kebutuhan makhluk hidup. Ia merupakan sum- ber goresan ciptaan ilahi—Penulis.</ref>)
    İşte bak, şu saray içinde bulunan ve memleketi ihata eden yeknesak unsurlar, madenler var (Hâşiye-2<ref>'''Hâşiye-2:''' Unsurlar, madenler ise pek çok muntazam vazifeleri bulunan ve izn-i Rabbanî ile her muhtacın imdadına koşan ve emr-i İlahî ile her bir yere giren, meded veren ve hayatın levazımatını yetiştiren ve zîhayatı emziren ve masnuat-ı İlahiyenin nescine, nakşına menşe ve müvellid ve beşik olan hava, su, ziya, toprak unsurlarına işarettir. </ref>). Âdeta memleketten çıkan her şey, o maddelerden yapılıyor. Demek, o maddeler kimin mülkü ise bütün ondan yapılan şeyler de onundur. Tarla kimin ise mahsulat da onundur. Deniz kimin ise içindekiler de onundur.
    dan yang terdapat di seluruh ke- rajaan ini. Seperti diketahui bahwa tidak ada sesuatupun yang dihasil- kan di kerajaan ini kecuali dari bahan dan unsur tersebut. Maka, pihak yang memiliki dan menguasai unsur dan materi itulah yang mengua- sai segala yang diciptakan dan dihasilkan di dalamnya. Sebab, pemi- lik ladang adalah pemilik panenannya. Penguasa laut merupakan pe- nguasa semua yang terdapat di dalamnya.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Kemudian wahai teman perhatikan susunan dan kain berwar- na-warni yang berhias bunga tersebut. Ia terbuat dari satu unsur atau bahan. Pihak yang menyiapkan dan memintal unsur dan bahan terse- but pasti satu, sebab kreasi itu tidak bisa dilakukan oleh banyak pi- hak. Susunan dan konstruksi yang rapi itu hanya dilakukan olehnya. Kemudian perhatikan berbagai jenis konstruksi itu yang terdapat pada setiap bagian alam yang menakjubkan ini. Ia tersebar secara luas hing- ga ditenun secara bersamaan, saling bercampur, dan dengan sebuah pola yang sama di setiap tempat. Artinya, ia adalah perbuatan seorang pelaku. Semuanya bergerak dengan satu perintah. Jika tidak, musta- hil terwujud keharmonisan dan keselarasan dalam pekerjaan tersebut, dalam waktu yang sama, lewat pola yang sama, dengan kualitas yang sama, serta bentuk yang sama di seluruh penjuru. Karena itu, krea- si yang rapi menunjukkan secara jelas akan keberadaan pelaku yang tidak kita lihat. Bahkan seolah-olah ia mendeklarasikan hal tersebut secara jelas.
    Hem bak, bu dokunan şeyler, bu nescolunan münakkaş kumaşlar, bir tek maddeden yapılıyor. O maddeyi getiren, ihzar eden ve ip haline getiren, elbette bilbedahe birdir. Çünkü o iş, iştirak kabul etmez. Öyle ise bütün nescolunan sanatlı şeyler, ona mahsustur. Hem de bak, bu dokunan, yapılan şeylerin her bir cinsi, bütün memleketin her tarafında bulunuyor; bütün ebna-yı cinsleriyle öyle intişar etmiş; beraber olarak birbiri içinde, bir tarzda, bir anda yapılıyor, nescediliyor. Demek, bir tek zatın işidir, bir tek emirle hareket ediyor. Yoksa böyle bir anda, bir tarzda, bir keyfiyette, bir heyette ittifak ve muvafakat muhaldir. Öyle ise bu sanatlı şeylerin her birisi, o gizli zatın bir ilannamesi hükmünde, onu gösteriyor.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Lebih dari itu, setiap konstruksi yang berhias bunga, setiap mesin menakjubkan, dan setiap makanan lezat merupakan tanda, stempel, dan bukti yang menunjukkan keberadaan Sang Pencipta. Masing-ma- sing berkata dengan lisan hal-nya, “Siapa yang menciptakanku berar- ti tempatku berada merupakan kekuasaannya.” Setiap ukiran berka- ta, “Siapa yang merangkai dan menulis diriku, maka kekuatan yang kutempati merupakan konstruksinya.” Setiap makanan lezat berkata,
    Güya her bir çiçekli kumaş, her bir sanatlı makine, her bir tatlı lokma; o mu’ciz-nüma zatın birer sikkesi, birer hâtemi, birer nişanı, birer turrası hükmünde. Lisan-ı hal ile her birisi der: “Ben kimin sanatıyım, bulunduğum sandıklar ve dükkânlar da onun mülküdür.” Ve her bir nakış der: “Beni kim dokudu ise bulunduğum top da onun dokumasıdır.” Her bir tatlı lokma der: “Beni kim yapıyor, pişiriyorsa bulunduğum kazan dahi onundur.” Her bir makine der: “Beni kim yapmış ise memlekette intişar eden bütün emsalimi de o yapıyor ve bütün memleketin her tarafında bizi yetiştiren odur. Demek, memleketin mâliki de odur. Öyle ise bütün bu memlekete, bu saraya mâlik kimse, o bize mâlik olabilir.” Mesela, nasıl mîrîye mahsus tek bir palaska veyahut bir tek düğmeye mâlik olmak için onları yapan bütün fabrikalara mâlik olmak lâzımdır ki onlara hakiki mâlik olsun. Yoksa o boşboğaz başıbozuktan “Mîrî malıdır.” diye elinden alınıp tecziye edilir.
    “Siapa yang membuat dan mematangkan diriku, maka periuk tempat aku dimasak merupakan miliknya.” Setiap mesin berkata, “Siapa yang menciptakanku, maka seluruh makhluk sepertiku yang berada di ke- rajaan ini adalah ciptaannya.” Artinya, pemilik kerajaan dan seluruh istana adalah dzat yang memberikan kuasa pada kita. Hal itu seperti orang yang mengaku pemilik seluruh kancing seragam militer berikut simbol negara yang ada padanya, maka ia harus merupakan pemilik seluruh pabrik hingga bisa disebut sebagai pemilik yang sebenarnya. Jika tidak, maka pengakuannya dusta belaka. Bahkan ia bisa dihukum atas perbuatan dan ucapannya.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Kesimpulan: Jika unsur kerajaan ini berupa materi yang tersebar di seluruh penjurunya, maka pemiliknya harus satu. Ia yang memi- liki semua yang terdapat di dalam kerajaan. Demikian pula dengan seluruh ciptaan yang tersebar di penjuru kerajaan, karena semuanya serupa, menunjukkan tanda dan kode yang sama. Seluruhnya menun- jukkan bahwa satu pihak itulah yang mengendalikan segala sesuatu.
    Elhasıl, nasıl bu memleketin anâsırı, memlekete muhit birer maddedir. Onların mâliki de bütün memlekete mâlik bir tek zat olabilir. Öyle de bütün memlekette intişar eden sanatlar, birbirine benzediği ve bir tek sikke izhar ettikleri için bütün memleket yüzünde intişar eden masnular, her bir şeye hükmeden tek bir zatın sanatları olduğunu gösteriyorlar.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai teman, tanda keesaan demikian nyata di alam ini. Tanda tauhid sangat jelas dan terang. Hal itu karena sebagian dari sesuatu meskipun hanya satu, namun terdapat di seluruh alam. Sementara sebagian lain meski bentuknya banyak, namun memperlihatkan ke- samaan jenis dengan sesama padanannya lantaran kemiripan dan ke- tersebarannya di seluruh penjuru. Karena keesaan menunjukan Dzat Yang tunggal, maka Pencipta dan Pemilik segala sesuatu ini adalah esa dan tunggal.
    İşte ey arkadaş! Madem şu memlekette, yani şu saray-ı muhteşemde bir birlik alâmeti vardır, bir vahdet sikkesi var. Çünkü bir kısım şeyler, bir iken ihatası var. Bir kısım, müteaddid ise –fakat birbirine benzediği ve her tarafta bulunduğu için– bir vahdet-i neviye gösteriyor. Vahdet ise bir vâhidi gösterir. Demek ustası da mâliki de sahibi de sâni’i de bir olmak lâzım gelir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Selain itu, ia mempersembahkan berbagai hadiah ber- harga kepada kita dari balik tabir gaib. Darinya sejumlah benang dan tali111 yang bergantung dan membawa karunia dan nikmat yang lebih berharga daripada intan dan zamrud.Jadi, ukurlah sendiri sejauh mana tingkat kebodohan orang yang tidak mengenal dzat yang menata semua persoalan menakjubkan ini dan mempersembahkan berbagai hadiah luar biasa? Bayangkan beta- pa rugi orang yang tidak menunaikan syukur kepadanya! Pasalnya, ketidaktahuannya membuatnya berbicara mengada-ada sehingga ber- kata misalnya, “Seluruh mutiara indah itu menciptakan dirinya sendiri.” Dengan kata lain, kebodohannya memaksanya untuk memberikan esensi kekuasaan kepada setiap tali tersebut. Padahal kita melihat bah- wa tangan gaiblah yang menggenggam tali itu, membuat dan menyer- takannya dengan berbagai hadiah.
    Bununla beraber sen buna dikkat et ki bir perde-i gaybdan kalınca bir ip çıkıyor. (Hâşiye<ref>'''Hâşiye:''' Kalınca bir ip, meyvedar ağaca; binler ipler ise dallarına ve ipler başındaki elmas, nişan, ihsan, hediyeler ise çiçeklerin aksamına ve meyvelerin envaına işarettir. </ref>). Bak, sonra binler ipler ondan uzanmış. Her bir ipin başına bak, birer elmas, birer nişan, birer ihsan, birer hediye takılmış. Herkese göre birer hediye veriyor. Acaba bilir misin ki böyle garib bir gayb perdesinden, böyle acib ihsanatı, hedâyâyı şu mahluklara uzatan zatı tanımamak, ona teşekkür etmemek, ne kadar divanece bir harekettir? Çünkü onu tanımazsan bilmecburiye diyeceksin ki: “Bu ipler; uçlarındaki elmasları, sair hediyeleri kendileri yapıyorlar, veriyorlar.” O vakit her ipe bir padişahlık manasını vermek lâzım gelir. Halbuki gözümüzün önünde bir dest-i gaybî, o ipleri dahi yapıp o hedâyâyı onlara takıyor.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Artinya, semua yang terdapat di istana ini secara jelas menunjukkan keberadaan Penciptanya. Wahai teman, jika engkau tidak mengenalnya dengan benar, engkau terjeru- mus dalam tingkatan yang lebih rendah daripada hewan. Sebab, eng- kau harus mengingkari semua hal yang ada.
    Demek, bütün bu sarayda her şey, kendi nefsinden ziyade, o mu’ciz-nüma zatı gösteriyor. Onu tanımazsan bütün bu şeyleri inkâr etmekle hayvandan yüz derece aşağı düşeceksin.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="DOKUZUNCU_BÜRHAN"></span>
    === DOKUZUNCU BÜRHAN ===
    ===Argumen Kesembilan===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai teman yang mencampakkan rasionalitasnya. Engkau ti- dak mengetahui pemilik istana ini dan tidak mau mengenalnya. Kare- na itu, engkau tidak mengakui bahwa alam ini memiliki pemilik lalu terdorong untuk mengingkari berbagai kondisinya karena akalmu tak mampu menangkap berbagai mukjizat cemerlang dan menakjubkan, padahal problem mendasar serta persoalan besar dalam akal terwu- jud ketika seseorang tidak mengenal sang pemilik hingga memaksamu mengingkari wujud seluruh materi yang diberikan kepadamu dengan harga murah dan dalam jumlah banyak.
    Gel, ey muhakemesiz arkadaş! Sen şu sarayın sahibini tanımıyorsun ve tanımak da istemiyorsun. Çünkü istib’ad ediyorsun. Onun acib sanatlarını ve hâlâtını, akla sığıştıramadığından inkâra sapıyorsun. Halbuki asıl istib’ad, asıl müşkülat ve hakiki suubetler ve dehşetli külfetler, onu tanımamaktadır.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Padahal jika kita mengenal- Nya, maka sikap menerima semua yang terdapat dalam istana dan seluruh yang terdapat di alam menjadi mudah dan sangat logis. Seo- lah-olah ia sesuatu yang satu.
    Çünkü onu tanısak bütün bu saray, bu âlem bir tek şey gibi kolay gelir, rahat olur; bu ortadaki ucuzluk ve mebzuliyete medar olur.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Sementara jika kita tidak mengenal-Nya, dan jika bukan karena Dia, maka segalanya menjadi sulit dan rumit. Bahkan engkau tidak melihat sesuatu yang banyak dan terhampar di hadapanmu. Silakan lihat kaleng-kaleng selai(*<ref>*Maksudnya semangka, melon, delima, dan makanan qudrah ilahi lainnya. Semua itu merupakan hadiah kasih sayang ilahi—Penulis.</ref>)yang bergantung di benang ini. Andaikan ia bukan produk dapur qudrah-Nya, tentu eng- kau tidak akan bisa mendapatkannya meski dengan harga yang mahal.
    Eğer tanımazsak ve o olmazsa o vakit her bir şey, bütün bu saray kadar müşkülatlı olur. Çünkü her şey, bu saray kadar sanatlıdır. O vakit ne ucuzluk ve ne de mebzuliyet kalır. Belki bu gördüğümüz şeylerin birisi, değil elimize, hiç kimsenin eline geçmezdi. Sen, yalnız şu ipe takılan tatlı konserve kutusuna bak (Hâşiye<ref>'''Hâşiye:''' Konserve kutusu; kudret konserveleri olan kavun, karpuz, nar, süt kutusu Hindistan cevizi gibi rahmet hediyelerine işarettir. </ref>). Eğer onun gizli matbaha-i mu’ciz-nümasından çıkmasa idi, şimdi kırk para ile aldığımız halde, yüz liraya alamazdık.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya, kesulitan, kerumitan, kebinasaan, dan kemustahilan hanya terwujud di saat tidak mengenal-Nya. Sebab, menciptakan satu buah, misalnya, menjadi sulit dan rumit serumit menciptakan pohon itu sendiri jika setiap buah dikaitkan dengan pusat yang beragam dan hu- kum yang berbeda-beda. Namun ia menjadi mudah jika penciptaan buah itu dengan sebuah hukum dan dari pusat yang sama. Ketika itu, penciptaan ribuan buah sama dengan penciptaan satu buah.
    Evet, bütün istib’ad, müşkülat, suubet, helâket belki muhaliyet, onu tanımamaktadır. Çünkü nasıl bir ağaca bir kökte, bir kanunla, bir merkezde hayat veriliyor. Binler meyvelerin teşekkülü, bir meyve gibi suhulet peyda eder. Eğer o ağacın meyveleri, ayrı ayrı merkeze ve köke, ayrı ayrı kanunla rabtedilse her bir meyve bütün ağaç kadar müşkülatlı olur.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ia seperti proses memperlengkapi satu pasukan. Jika berasal dari satu sumber,satu hukum, dan satu pabrik, urusannya menjadi mudah dan rasio- nal. Namun jika setiap prajurit diperlengkapi dengan sebuah aturan khusus, dari sumber yang khusus, dan dari pabrik yang khusus pula, persoalannya menjadi rumit. Bahkan prajurit tersebut membutuhkan beberapa pabrik perlengkapan dan pusat penyiapan, dan hukum yang banyak sebanyak anggota pasukan.
    Hem nasıl bütün ordunun teçhizatı bir merkezde, bir kanunda, bir fabrikadan çıksa kemiyetçe bir neferin teçhizatı kadar kolaylaşır. Eğer her bir neferin ayrı ayrı yerlerde teçhizatı yapılsa, alınsa her bir neferin teçhizatı için bütün ordunun teçhizatına lâzım fabrikalar bulunması lâzımdır.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Berdasarkan kedua contoh di atas, proses menciptakan segala sesuatu di istana besar, kota yang sempurna, kerajaan yang maju, dan alam yang menakjubkan ini jika dinisbatkan kepada Dzat Yang Esa, maka urusannya menjadi mudah karena banyaknya hal yang kita lihat sangat jelas. Namun jika ia tidak dinisbatkan kepada-Nya, maka pen- ciptaan apapun menjadi sangat sulit. Bahkan penciptaannya menjadi tidak mungkin, meski engkau memberikan seluruh dunia sebagai har- ga untuknya.
    Aynen bu iki misal gibi şu muntazam sarayda, şu mükemmel şehirde, şu müterakki memlekette, şu muhteşem âlemde, bütün bu şeylerin icadı bir tek zata verildiği vakit; o kadar kolay olur, o kadar hiffet peyda eder ki gördüğümüz nihayetsiz ucuzluğa ve mebzuliyete ve sehavete sebebiyet verir. Yoksa her şey o kadar pahalı, o kadar müşkülatlı olacak ki dünya verilse birisi elde edilemez.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="ONUNCU_BÜRHAN"></span>
    === ONUNCU BÜRHAN ===
    ===Argumen Kesepuluh===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai teman, wahai yang berangsur-angsur mulai sadar. Kita be- rada di sini sejak 15 hari yang lalu.(*<ref>*Mengarah kepada usia taklif yang mencapai 15 tahun—Penulis.</ref>)Jika kita tidak mengenal sistem dan hukum negeri ini serta tidak mengenal penguasanya, maka kita layak mendapat hukuman. Sebab, tidak ada alasan lagi bagi kita. Mereka telah memberikan kesempatan selama beberapa hari dan ti- dak menuntut apapun dari kita. Hanya saja, bukan berarti kita bebas merdeka. Kita tidak boleh berkeliling sambil merusak tatanan ciptaan yang halus, penuh kreasi, seimbang, dan penuh pelajaran seperti seekor binatang. Karena itu, sudah pasti hukuman dari pemilik kerajaan ini sangat keras. Engkau dapat memahami keagungan dan kekuasaan sang penguasa dari hal berikut:
    Gel, ey bir parça insafa gelmiş arkadaş! On beş gündür (Hâşiye-1<ref>'''Hâşiye-1:''' On beş gün, sinn-i teklif olan on beş seneye işarettir. </ref>) biz buradayız. Eğer şu âlemin nizamlarını bilmezsek, padişahını tanımazsak cezaya müstahak oluruz. Özrümüz kalmadı. Zira on beş gün güya bize mühlet verilmiş gibi bize ilişmiyorlar. Elbette biz başıboş değiliz. Bu derece nazik sanatlı, mizanlı, letafetli, ibretli masnular içinde hayvan gibi gezip bozamayız, bize bozdurmazlar. Şu memleketin haşmetli mâlikinin elbette cezası da dehşetlidir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ia menata alam besar ini dengan sangat mudah sebagaimana menata sebuah istana megah. Ia mengurus urusannya dengan sangat gampang sebagaimana mengurus sebuah rumah kecil. Ia mengisi kota yang ramai dan makmur ini dengan sangat teratur tanpa cacat lalu mengosongkan penghuninya dengan penuh hikmah sebagaimana mengisi dan mengosongkan sebuah wadah. Ia menyajikan hidangan besar dan beragam(*<ref>*Maksudnya, muka bumi di musim semi dan musim panas tempat keluarnya ber- bagai makanan lezat dari dapur rahmat ilahi. Sejumlah hidangan penuh nikmat dituangkan dan diperbarui secara terus-menerus. Setiap kebun adalah dapur dan setiap pohon merupakan pelayan dapur—Penulis.</ref>)serta menyiapkan berbagai makanan lezat de-
    O zat ne kadar kudretli, haşmetli bir zat olduğunu şununla anlayınız ki şu koca âlemi, bir saray gibi tanzim ediyor, bir dolap gibi çeviriyor. Şu büyük memleketi, bir hane gibi hiçbir şey noksan bırakmayarak idare ediyor. İşte bak, vakit be-vakit bir kabı doldurup boşaltmak gibi; şu sarayı, şu memleketi, şu şehri kemal-i intizamla doldurup kemal-i hikmetle boşalttırıyor. Bir sofrayı da kaldırıp indirmek gibi koca memleketi baştan başa, çeşit çeşit sofralar (Hâşiye-2<ref>'''Hâşiye-2:''' Sofralar ise yazda zeminin yüzüne işarettir ki yüzer taze taze ve ayrı ayrı olarak matbaha-i rahmetten çıkan Rahmanî sofralar serilir, değişirler. Her bir bostan bir kazan, her bir ağaç bir tablacıdır. </ref>) bir dest-i gaybî tarafından kaldırır, indirir tarzında mütenevvi yemekleri sıra ile getirip yedirir. Onu kaldırıp başkasını getirir. Sen de görüyorsun ve aklın varsa anlarsın ki o dehşetli haşmet içinde hadsiz sehavetli bir kerem var.
    ngan sangat pemurah lewat tangan gaib. Ia menghamparkannya dari penjuru dunia ke penjuru lainnya lalu mengangkatnya dengan sangat mudah sebagaimana menyiapkan dan mengangkat kembali meja hi- dangan. Jika cerdas, engkau akan memahami bahwa keagungan terse- but pasti berisi kemurahan tak terhingga. Kemudian lihatlah bahwa segala sesuatu menjadi saksi jujur atas keagungan sang penguasa yang mahakuasa dan bahwa ia merupakan raja satu-satunya.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Demikian pula dengan rombongan yang datang silih-berganti dan berbagai perubahan yang terjadi secara bergantian. Hal tersebut menunjukkan bahwa kekuasaan itu permanen dan abadi. Sebab, segala sesuatu bersifat fana bersama sejumlah sebab-nya. Jadi, segala sesuatu dan sebab-sebabnya menghilang digantikan oleh sejumlah hal baru berikut sejumlah pengaruh seperti yang sebelumnya. Dengan demiki- an, ia bukan merupakan perbuatan sebab tadi. Namun berasal dari pihak yang tidak pernah lenyap dan fana.
    Hem de bak ki o gaybî zatın saltanatına, birliğine bütün bu şeyler şehadet ettiği gibi öyle de kafile kafile arkasından gelip geçen, o hakiki perde perde arkasından açılıp kapanan bu inkılablar, bu tahavvülatlar; o zatın devamına, bekasına şehadet eder. Çünkü zeval bulan eşya ile beraber esbabları dahi kayboluyor. Halbuki onların arkasından onlara isnad ettiğimiz şeyler, tekrar oluyor. Demek, o eserler, onların değilmiş; belki zevalsiz birinin eserleri imiş.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Sebagaimana kilau cahaya yang tetap terlihat pada gelembung aliran sungai, selanjutnya setelah gelembung pertama hilang, hal itu menunjukkan bahwa kilau terse- but bukan berasal dari gelembung air yang lenyap, namun dari sumber cahaya abadi. Demikian pula dengan pergantian sejumlah perbua- tan yang berlangsung secara sangat cepat berikut transformasi yang menyertainya dengan sejumlah sifatnya. Hal itu menunjukkan bahwa perbuatan tadi berasal dari manifestasi Dzat yang abadi dan tidak per- nah berubah. Segala sesuatu tidak lain merupakan ukiran, cermin dan kreasi-Nya.
    Nasıl ki bir ırmağın kabarcıkları gidiyor, arkasından gelen kabarcıklar, gidenler gibi parladığından anlaşılıyor ki onları parlattıran, daimî ve yüksek bir ışık sahibidir. Öyle de bu işlerin süratle değişmesi, arkalarından gelenlerin aynı renk alması gösteriyor ki zevalsiz daimî bir tek zatın cilveleridir, nakışlarıdır, âyineleridir, sanatlarıdır.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="ON_BİRİNCİ_BÜRHAN"></span>
    === ON BİRİNCİ BÜRHAN ===
    ===Argumen Kesebelas===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai teman, aku akan menjelaskan kepadamu sebuah argumen yang sangat kuat sebagaimana sepuluh argumen sebelumnya. Mari kita bersiap-siap melakukan perjalanan laut. Kita akan menaiki se- buah kapal(*<ref>*Kapal di sini mengarah kepada sejarah, sementara pulaunya mengarah kepada generasi terbaik, yaitu generasi kenabian. Jika kita melepaskan pakaian yang diberikan oleh peradaban sekarang di pantai era yang gelap ini lalu kita campakkan diri kita di laut zaman, kemudian kita menaiki kapal buku sejarah dan sirah yang mulia, hingga sampai ke pantai pulau kebahagiaan dan cahaya, serta bertemu dengan Rasul x yang sedang men- jalankan tugas kenabian, maka kita akan mengetahui bahwa Nabi x tidak lain merupakan bukti tauhid yang cemerlang di mana beliau menerangi seluruh muka bumi dan menyi- nari dua wajah zaman, masa lalu dan masa mendatang. Beliau juga melenyapkan gelapnya kekufuran dan kesesatan Penulis.</ref>)untuk pergi ke sebuah pulau yang jauh. Tahukah engkau mengapa kita pergi ke pulau tersebut? Di dalamnya terdapat sejumlah kunci misteri alam.
    Gel, ey arkadaş! Şimdi sana geçmiş olan on bürhan kuvvetinde kat’î bir bürhan daha göstereceğim. Gel, bir gemiye bineceğiz; (Hâşiye-1<ref>'''Hâşiye-1:''' Gemi, tarihe ve cezire ise asr-ı saadete işarettir. Şu asrın zulümatlı sahilinde, mimsiz medeniyetin giydirdiği libastan soyunup, zamanın denizine girip, tarih ve siyer sefinesine binip, asr-ı saadet ceziresine ve Ceziretü’l-Arap meydanına çıkıp Fahr-i Âlem’i (asm) iş başında ziyaret etmekle biliriz ki o zat o kadar parlak bir bürhan-ı tevhiddir ki zeminin baştan başa yüzünü ve zamanın geçmiş ve gelecek iki yüzünü ışıklandırmış, küfür ve dalalet zulümatını dağıtmıştır. </ref>) şu uzakta bir cezire var, oraya gideceğiz. Çünkü bu tılsımlı âlemin anahtarları orada olacak. Hem herkes o cezireye bakıyor, oradan bir şeyler bekliyor, oradan emir alıyorlar.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Tidakkah engkau melihat seluruh mata melihat- nya guna menantikan informasi dan menerima perintah darinya. Nah, kini kita mulai melakukan perjalanan yang dimaksud. Kita telah sam- pai kepadanya dan menginjak pulau tersebut. Sekarang kita berada di hadapan kumpulan manusia yang sangat besar. Seluruh pembesar ke- rajaan berkumpul di sini.Wahai teman, lihatlah pemimpin pertemuan besar itu. Mari kita sedikit menghampirinya guna mengetahui dari dekat.
    İşte bak, gidiyoruz. Şimdi şu cezireye çıktık. Bak, pek büyük bir içtima var. Şu memleketin bütün büyükleri buraya toplanmış gibi mühim ihtifal görünüyor. İyi dikkat et. Bu cemiyet-i azîmenin bir reisi var. Gel daha yakın gideceğiz. O reisi tanımalıyız.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ia mengenakan medali istimewa yang jumlahnya lebih dari seribu.(*<ref>*Maksudnya mukjizat yang diperlihatkan oleh Rasul x seperti yang diakui oleh para ulama dan ahli hakikat—Penulis.</ref>)Ia mengeluarkan perkataan yang berhias kebaikan, keyakinan dan ketenangan. Karena aku telah mempelajari sebagian dari ucapannya selama lima belas hari yang lalu, maka aku akan mengajarkannya padamu. Ia berbicara ten- tang penguasa kerajaan ini, sang pemilik berbagai mukjizat. Ia ber- kata bahwa sang penguasa itulah yang mengutusnya kepada kalian. Lihatlah bagaimana ia memperlihatkan berbagai hal luar biasa dan sejumlah mukjizat mencengangkan di mana tidak ada keraguan se- dikitpun bahwa ia merupakan utusan khusus penguasa. Dengarkan baik-baik ucapan dan perkataannya. Seluruh makhluk laksana telinga yang mendengarkannya. Bahkan seluruh kerajaan memperhatikannya di mana semua berusaha untuk mendengar ucapannya yang baik ser- ta bersemangat untuk melihat kehidupannya yang cemerlang. Apakah menurutmu hanya manusia yang mendengarkannya? Tidak, hewan juga ikut mendengarkan. Bahkan gunung dan seluruh benda men- dengarkan perintahnya serta takut sekaligus rindu kepadanya. Perha- tikanlah bagaimana pepohonan tunduk pada perintahnya dan menu- ju ke tempat yang ia tunjukkan. Ia memancarkan air ke arah yang ia kehendaki, bahkan meski lewat jari-jemarinya, sehingga orang-orang bisa minum dari air yang memancar tersebut. Perhatikan lentera yang bergantung di atap kerajaan.(*<ref>*Maksudnya bulan dan mukjizat terbelahnya bulan. Maulana Jâmî berkata, “So- sok buta huruf yang tidak pernah menulis apapun dalam kehidupannya itu telah menulis huruf alif di lembaran langit sehingga dengannya ia membelah bulan menjadi dua ba- gian—Penulis.</ref>)Ia terbelah menjadi dua hanya dengan isyarat darinya.
    İşte bak, ne kadar parlak ve binden (Hâşiye-2<ref>'''Hâşiye-2:''' Bin nişan ise ehl-i tahkik yanında bine bâliğ olan mu’cizat-ı Ahmediyedir (asm). </ref>) ziyade nişanları var. Ne kadar kuvvetli söylüyor. Ne kadar tatlı bir sohbet ediyor. Şu on beş gün zarfında, bunların dediklerini ben bir parça öğrendim. Sen de benden öğren. Bak o zat, şu memleketin mu’ciz-nüma sultanından bahsediyor. O sultan-ı zîşan, beni sizlere gönderdi söylüyor. Bak, öyle hârikalar gösteriyor; şüphe bırakmıyor ki bu zat o padişahın bir memur-u mahsusudur. Sen dikkat et ki bu zatın söylediği sözü, değil yalnız şu ceziredeki mahluklar dinliyorlar, belki hârikulâde suretinde bütün memlekete işittiriyor. Çünkü uzaktan uzağa herkes buradaki nutkunu işitmeye çalışıyor. Değil yalnız insanlar dinliyor, belki hayvanlar da hattâ bak dağlar da onun getirdiği emirlerini dinliyorlar ki yerlerinden kımıldanıyorlar. Şu ağaçlar, işaret ettiği yere gidiyorlar. Nerede istese su çıkarıyor. Hattâ parmağını da bir âb-ı kevser memesi gibi yapar, ondan âb-ı hayat içiriyor. Bak, şu sarayın kubbe-i âlîsinde mühim lamba, (Hâşiye-1<ref>'''Hâşiye-1:''' Mühim lamba Kamer’dir ki onun işaretiyle iki parça olmuş. Yani Mevlana Câmî’nin dediği gibi “Hiç yazı yazmayan o ümmi zat, parmak kalemiyle sahife-i semavîde bir elif yazmış, bir kırkı iki elli yapmış.” Yani şaktan evvel, kırk olan mime benzer; şaktan sonra iki hilâl oldu, elliden ibaret olan iki nuna benzedi. </ref>) onun işaretiyle, bir iken ikileşiyor.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Seolah-olah kerajaan ini berikut semua isinya me- ngenalnya dengan baik dan mengetahui bahwa ia merupakan penye- ru kekuasaan, penyingkap teka-tekinya dan penyampai perintahnnya yang amanah. Engkau bisa melihat bagaimana mereka tunduk laksana prajurit yang taat.
    Demek, bu memleket bütün mevcudatıyla onun memuriyetini tanıyor. Onu, gaybî bir zat-ı mu’ciz-nümanın en has ve doğru bir tercümanıdır, bir dellâl-ı saltanatı ve tılsımının keşşafı ve evamirinin tebliğine emin bir elçisi olduğunu biliyor gibi onu dinleyip itaat ediyorlar.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Setiap orang berakal di sekitarnya pasti mengakui bahwa ia merupakan utusan yang mulia seraya membenarkan dan mendengarkan ucapannya. Bukan hanya itu, tetapi juga gunung, len- tera (*<ref>*Maksudnya matahari yang kembali terbit dari tempat terbenamnya hingga terli- hat lagi. Dengan peristiwa itu, Imam Ali d dapat menunaikan salat asar pada waktunya yang nyaris terlewat lantaran Rasul x tidur di atas pahanya—Penulis.</ref>)dan semua yang terdapat di dalam kerajaan membenar- kannya. Lewat lisan hal dengan penuh ketundukan semuanya berkata, “Ya, Ya. Setiap ucapannya jujur, adil dan benar.”
    İşte bu zatın her söylediği sözü, etrafındaki bütün aklı başında olanlar: “Evet, evet doğrudur.” derler, tasdik ederler. Belki şu memlekette dağlar, ağaçlar, bütün memleketleri ışıklandıran büyük nur lambası, (Hâşiye-2<ref>'''Hâşiye-2:''' Büyük bir nur lambası Güneştir ki Arzın şarktan geri dönmesiyle yeniden Güneşin görünmesi, kucağında Peygamber’in (asm) yatmasıyla ikindi namazını kılmayan İmam-ı Ali (ra) o mu’cizeye binaen ikindi namazını edaen kılmış. </ref>) o zatın işaret ve emirlerine baş eğmesiyle, “Evet, evet her dediğin doğrudur.” derler.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai teman yang bingung, mungkinkah terdapat dusta dan kebohongan pada ucapan utusan yang mulia itu? Tentu hal itu tidak mungkin terjadi. Dialah sosok yang diutus penguasa dengan seribu medali dan tanda. Semuanya merupakan tanda yang menunjukkan kebenarannya. Seluruh pembesar kerajaan ikut membenarkannya. Semua ucapannya dapat dipercaya dan mendatangkan ketenangan. Ia membahas sifat-sifat penguasa yang mencengangkan berikut sejum- lah perintahnya. Jika engkau merasa ada kebohongan padanya, maka engkau harus mendustakan seluruh makhluk yang membenarkannya. Bahkan engkau harus mengingkari wujud istana dan lentera sekaligus mengingkari wujud segala sesuatu dan hakikatnya. Jika tidak, berikan argumen yang kau miliki. Berbagai dalil siap menantangmu.
    İşte ey sersem arkadaş! Şu padişahın hazine-i hâssasına mahsus bin nişan taşıyan şu nurani ve muhteşem ve pek ciddi zatın bütün kuvvetiyle bütün memleketin ileri gelenlerinin taht-ı tasdikinde bahsettiği bir Zat-ı Mu’ciz-nümadan ve zikrettiği evsafından ve tebliğ ettiği evamirinde, hiçbir vecihle hilaf ve hile bulunabilir mi? Bunda hilaf-ı hakikat kabilse; şu sarayı, şu lambaları, şu cemaati hem vücudlarını hem hakikatlerini tekzip etmek lâzım gelir. Eğer haddin varsa buna karşı itiraz parmağını uzat. Gör, nasıl parmağın bürhan kuvvetiyle kırılıp senin gözüne sokulacak.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="ON_İKİNCİ_BÜRHAN"></span>
    === ON İKİNCİ BÜRHAN ===
    ===Argumen Keduabelas===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai saudaraku, barangkali engkau sedikit demi sedikit mulai memahami perkataanku. Sekarang aku akan menjelaskan padamu ar- gumen dan bukti yang lebih kuat dari semua argumen sebelumnya.Perhatikan sejumlah perintah penguasa yang turun dari atas. Semua menghormati dan menatapnya dengan penuh kekaguman. Sosok mulia yang diberi berbagai tanda kehormatan tersebut berdiri di samping perintah bercahaya tadi.(*<ref>*Maksudnya al-Qur’an al-Karim, sementara maksud dari tanda yang diletakkan padanya adalah kemukjizatannya—Penulis.</ref>)Ia menjelaskan kepada semua orang yang berkumpul tentang makna dari perintah yang ada. Lihatlah gaya bahasanya.
    Gel, ey bir parça aklı başına gelen birader! Bütün on bir bürhan kuvvetinde bir bürhan daha göstereceğim. İşte bak, yukarıdan inen ve herkes ona hayretinden veya hürmetinden kemal-i dikkatle bakan, şu nurani fermana (Hâşiye<ref>'''Hâşiye:''' Nurani ferman Kur’an’a ve üstündeki turra ise i’cazına işarettir. </ref>) bak. O bin nişanlı zat, onun yanına durmuş, o fermanın mealini umuma beyan ediyor.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ia bersinar dan terang hingga membuat semua- nya berdecak kagum. Ia membahas berbagai persoalan yang penting terkait seluruh makhluk di mana tidak ada satupun yang luput dari perhatiannya. Ia menerangkan secara rinci sejumlah urusan pengua- sa berikut perbuatan, perintah dan sifat-sifatnya. Sebagaimana pada perintah penguasa itu terdapat tanda atau tulisan sang raja itu sendiri, pada setiap barisnya juga terdapat tandanya. Bahkan jika diperhatikan dengan cermat pada setiap kalimat, bahkan pada setiap hurufnya, ter- dapat stempel khusus penguasa. Belum lagi makna, maksud, perintah dan larangannya.
    İşte şu fermanın üslupları öyle bir tarzda parlıyor ki herkesin nazar-ı istihsanını celbediyor ve öyle ciddi, ehemmiyetli meseleleri zikrediyor ki herkes kulak vermeye mecbur oluyor. Çünkü bütün bu memleketi idare eden ve bu sarayı yapan ve bu acayibi izhar eden zatın şuunatını, ef’alini, evamirini, evsafını birer birer beyan ediyor. O fermanın heyet-i umumiyesinde bir turra-i a’zam olduğu gibi bak her bir satırında, her bir cümlesinde taklit edilmez bir turra olduğu misillü, ifade ettiği manalar, hakikatler, emirler, hikmetler üstünde dahi o zata mahsus birer manevî hâtem hükmünde ona has bir tarz görünüyor.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Kesimpulannya, perintah-perintah penguasa itu menunjukkan dzatnya yang agung sebagaimana keberadaan cahaya menunjukkan adanya siang.
    '''Elhasıl''', o ferman-ı a’zam, güneş gibi o zat-ı a’zamı gösterir; kör olmayan görür.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai teman, kukira engkau mulai sadar dan bangun dari ke- lalaian. Seluruh penjelasan dan argumen yang telah kami sampaikan sudah cukup dan memadai. Jika ada sesuatu silakan kau sampaikan.
    İşte ey arkadaş! Aklın başına gelmiş ise bu kadar kâfi. Eğer bir sözün varsa şimdi söyle.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Orang yang keras kepala itu berkata, “Aku hanya ingin mengucap alhamdulillah. Aku telah beriman dan percaya. Bahkan sekarang sudah sangat jelas sejelas matahari dan siang. Aku menerima bahwa kerajaan ini memiliki Penguasa yang maha sempurna, alam ini memiliki Tuhan yang mahaagung, serta istana ini memiliki Pencipta yang mahaindah. Semoga Allah memberikan rida-Nya padamu wahai teman yang se- tia. Engkau telah menolongku dari sikap keras kepala dan fanatik buta yang membuatku menjadi gila dan bodoh. Aku sadar bahwa berbagai bukti dan argumen yang kau berikan masing-masingnya sudah cukup mengantarku kepada kesimpulan ini. Hanya saja, aku tetap memper- hatikan dan menyimakmu karena setiap ergumen membuka cakrawa- la yang lebih luas dan jendela yang lebih terang untuk mengenal Allah dan untuk mencintai-Nya dengan tulus.
    O inatçı adam cevaben dedi ki: “Ben, senin bu bürhanlarına karşı yalnız derim, Elhamdülillah inandım. Hem güneş gibi parlak ve gündüz gibi aydın bir tarzda inandım ki şu memleketin tek bir mâlik-i zülkemali, şu âlemin tek bir sahib-i zülcelali, şu sarayın tek bir sâni’-i zülcemali bulunduğunu kabul ettim. Allah senden razı olsun ki beni eski inadımdan ve divaneliğimden kurtardın. Getirdiğin bürhanların her birisi tek başıyla bu hakikati göstermeye kâfi idi. Fakat her bir bürhan geldikçe daha revnaktar daha şirin daha hoş daha nurani daha güzel marifet tabakaları, tanımak perdeleri, muhabbet pencereleri açıldığı için bekledim, dinledim.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Demikianlah cerita yang menjelaskan tentang hakikat tauhid dan keimanan kepada Allah telah selesai.
    Tevhidin hakikat-i uzmasına ve “âmentü billah” imanına işaret eden hikâye-i temsiliye tamam oldu. Fazl-ı Rahman, feyz-i Kur’an, nur-u iman sayesinde tevhid-i hakikinin güneşinden, hikâye-i temsiliyedeki on iki bürhana mukabil, on iki lem’a ile bir mukaddimeyi göstereceğiz.
    Dengan karunia Allah, limpahan al-Qur’an dan cahaya iman, pada kedudukan kedua kami akan menjelaskan dua belas kilau men- tari tauhid hakiki sebagai padanan dari kedua belas argumen yang ter- dapat pada cerita imajiner di atas dengan diawali sebuah pendahuluan.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Semoga Allah memberikan taufik dan petunjuk-Nya.
    وَ مِنَ اللّٰهِ التَّو۟فٖيقُ وَ ال۟هِدَايَةُ
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="YİRMİ_İKİNCİ_SÖZ’ÜN_İKİNCİ_MAKAMI"></span>
    == YİRMİ İKİNCİ SÖZ’ÜN İKİNCİ MAKAMI ==
    ==KEDUDUKAN KEDUA==
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّح۪يمِ
    بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّح۪يمِ
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Kepunyaan-Nya kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi...” (QS. az-Zumar [39]: 62-63).“Maha suci (Allah) yang di tangan-Nya tergenggam kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kalian dikembalikan.”(QS. Yâsîn [36]: 83).“Tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran
    اَللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَى۟ءٍ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَى۟ءٍ وَكٖيلٌ ۝ لَهُ مَقَالٖيدُ السَّمٰوَاتِ وَ ال۟اَر۟ضِ ۝ فَسُب۟حَانَ الَّذٖى بِيَدِهٖ مَلَكُوتُ كُلِّ شَى۟ءٍ وَاِلَي۟هِ تُر۟جَعُونَ ۝ وَ اِن۟ مِن۟ شَى۟ءٍ اِلَّا عِن۟دَنَا خَزَٓائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُٓ اِلَّا بِقَدَرٍ مَع۟لُومٍ ۝ مَا مِن۟ دَٓابَّةٍ اِلَّا هُوَ اٰخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا اِنَّ رَبّٖى عَلٰى صِرَاطٍ مُس۟تَقٖيمٍ
    yang tertentu.” (QS. al-Hijr [15]: 21).“Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia yang memegang ubun-ubunnya. Tuhanku di atas jalan yang lurus.”
    </div>
    (QS. Hûd [11]: 56).


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    '''Pendahuluan'''
    '''MUKADDİME'''
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Dalam risalah “Setetes dari Lautan Tauhid” kami telah menjelas- kan secara global poros dari rukun iman yang berupa iman kepada Allah. Kami juga telah menegaskan bahwa setiap entitas menunjukkan keniscayaan wujud Allah sekaligus menjadi saksi atas keesaan-Nya le- wat lima puluh lima lisan. Selain itu, dalam risalah “Setitik dari Cahaya Makrifatullah” kami telah menyebutkan empat bukti universal yang menunjukkan keniscayaan wujud dan keesaan Allah . Setiap bukti atau argumen memiliki kekuatan sebanding dengan seribu. Kami pun telah menyebutkan ratusan argumen kuat yang menerangkan kenis- cayaan wujud dan keesaan Allah dalam sekitar dua belas risalah berba- hasa Arab. Karena itu, kami rasa semua penjelasan itu telah cukup dan kami tidak akan masuk ke dalam penjelasannya secara detail. Hanya saja, dalam “Kalimat Kedua Puluh Dua” ini kami ingin memperlihat- kan dua belas kilau dari mentari iman kepada Allah yang telah dise- butkan secara global dalam sejumlah bagian Risalah Nur.
    Erkân-ı imaniyenin kutb-u a’zamı olan iman-ı billaha dair Katre Risalesi’nde, şu mevcudatın her birisi, elli beş lisanla Cenab-ı Hakk’ın vücub-u vücuduna ve vahdaniyetine delâlet ve şehadetlerini icmalen beyan etmişiz. Hem Nokta Risalesi’nde, Cenab-ı Hakk’ın delail-i vücub ve vahdaniyetinden, her birisi bin bürhan kuvvetinde dört bürhan-ı küllî zikretmişiz. Hem on iki kadar Arabî risalelerimde, Cenab-ı Hakk’ın vücub-u vücudunu ve vahdaniyetini gösteren yüzler kat’î bürhanları zikrettiğimizden, şimdi onlara iktifaen derin tetkikata girişmeyeceğiz. Yalnız şu Yirmi İkinci Söz’de Risaletü’n-Nur’da icmalen yazdığım '''on iki lem’a'''yı, iman-ı billah güneşinden göstermeye çalışacağız.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="BİRİNCİ_LEM’A"></span>
    === BİRİNCİ LEM’A ===
    ===Kilau Pertama===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Tauhid terdiri dari dua macam. Kami akan menjelaskannya de- ngan sebuah contoh berikut:Jika beragam barang dagangan dan beragam harta milik orang besar masuk ke dalam sebuah pasar atau kota, tentu kepemilikan atas harta tersebut bisa dikenali lewat dua cara:
    Tevhid iki kısımdır. Mesela, nasıl ki bir çarşıya ve bir şehre büyük bir zatın mütenevvi malları gelse iki çeşitle onun malı olduğu bilinir. '''Biri'''; icmalî, âmiyanedir ki “Bu kadar azîm mal, ondan başka kimsenin haddi değil ki sahip olabilsin.” Fakat böyle âmî bir adamın nezaretinde çok hırsızlık olabilir. Parçalarına çok adamlar sahip çıkabilir. '''İkinci çeşit odur ki''' her denk üzerinde yazıyı okur, her bir top üstünde turrayı tanır, her bir ilan üstünde mührünü bilir bir surette “Her şey o zatındır.” der. İşte şu halde her bir şey, o zatı manen gösterir.
    Pertama, secara global dan umum. Ini berlaku bagi kalangan awam. Yaitu bahwa harta yang banyak tersebut tidak mungkin dimiliki oleh selainnya. Akan tetapi, dalam pandangan orang awam ini, harta tersebut bisa dirampas sehingga banyak yang mengaku memiliki seba- giannya.Kedua, ia bisa dikenali lewat tulisan yang terdapat pada setiap paket barang tadi, lewat tanda yang terdapat pada sisinya, serta lewat stempel yang terdapat pada setiap labelnya. Dengan kata lain, dalam kondisi ini segala sesuatu secara maknawi menjadi petunjuk atas pemiliknya.Nah, sebagaimana pemilik barang tadi dikenali lewat dua cara, demikian pula dengan tauhid.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ia terdiri dari dua macam:
    Aynen öyle de tevhid dahi iki çeşittir:
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Pertama, tauhid lahiriah yang bersifat umum. Yaitu bahwa Allah esa, tidak ada sekutu dan padanan bagi-Nya. Seluruh alam ini merupa- kan milik dan kekuasaan-Nya.
    '''Biri:''' Tevhid-i âmî ve zâhirîdir ki “Cenab-ı Hak birdir, şeriki naziri yoktur, bu kâinat onundur.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Kedua, tauhid hakiki. Yaitu percaya dalam bentuk keyakinan yang mendekati penyaksian bahwa Dia esa, segala sesuatu bersum- ber dari tangan qudrah-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam uru- san uluhiyah, tidak ada pembantu dalam rububiyah-Nya, serta tidak ada tandingan dalam kerajaan-Nya. Hal itu dalam bentuk keyakinan yang menghembuskan rasa tenang dan tenteram kepada pemiliknya karena ia telah melihat tanda kekuasaan-Nya, stempel rububiyah-Nya, dan ukiran pena-Nya atas segala sesuatu, sehingga dengan demikian akan terbuka jendela yang menembus dari segala sesuatu menuju ca- haya-Nya. Dalam kalimat ini kami akan menjelaskan sejumlah kilau yang menerangkan tentang tauhid yang hakiki, murni, dan mulia tersebut.
    '''İkincisi:''' Tevhid-i hakikidir ki her şey üstünde sikke-i kudretini ve hâtem-i rububiyetini ve nakş-ı kalemini görmekle doğrudan doğruya her şeyden onun nuruna karşı bir pencere açıp onun birliğine ve her şey onun dest-i kudretinden çıktığına ve uluhiyetinde ve rububiyetinde ve mülkünde hiçbir vechile, hiçbir şeriki ve muîni olmadığına, şuhuda yakın bir yakîn ile tasdik edip iman getirmektir ve bir nevi huzur-u daimî elde etmektir. Biz dahi şu Söz’de, o hâlis ve âlî tevhid-i hakikiyi gösterecek şuâları zikredeceğiz.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    '''Perhatian dalam Lingkup Kilau Pertama:'''
    '''Birinci nükte içinde bir ihtar'''
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai orang yang lalai dan sibuk menghamba kepada sebab.Ketahuilah bahwa sebab hanyalah tirai yang menutupi perbuatan qudrah ilahi. Sebab, kemuliaan dan keagungan-Nya menuntut adanya tabir. Sementara Sang pelaku hakiki adalah qudrah-Nya yang abadi. Pasalnya, tauhid dan keagungan Allah menuntut hal itu.
    Ey esbab-perest gafil! Esbab, bir perdedir. Çünkü izzet ve azamet öyle ister. Fakat iş gören, kudret-i Samedaniyedir. Çünkü tevhid ve celal öyle ister ve istiklali iktiza eder. Sultan-ı Ezelî’nin memurları, saltanat-ı rububiyetin icraatçıları değillerdir. Belki o saltanatın dellâllarıdırlar ve o rububiyetin temaşager nâzırlarıdırlar. Ve o memurlar, o vasıtalar; kudretin izzetini, rububiyetin haşmetini izhar içindir. Tâ umûr-u hasise ile kudretin mübaşereti görünmesin. Acz-âlûd, fakr-pîşe olan insanî bir sultan gibi acz ve ihtiyaç için memurları şerik-i saltanat etmiş değildir.
    Ketahuilah bahwa pesuruh Sang Penguasa azali bukanlah pelak- sana hakiki bagi berbagai urusan rububiyah. Mereka hanyalah penyeru kekuasaan dan saksi rububiyah-Nya. Mereka hadir untuk memperlihatkan kemuliaan qudrah ilahi dan keagungan rububiyah-Nya. Hal itu agar sentuhan tangan qudrah-Nya dalam berbagai hal parsial yang hina yang kebaikan dan hikmahnya tidak bisa ditangkap oleh kaum lalai tidak terlihat langsung. Mereka bukan seperti para pegawai raja ma- nusia yang ditunjuk lantaran ketidakberdayaan sang raja dan adanya kebutuhan terhadap mereka.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Jadi, sebab dihadirkan agar kemuliaan qudrah-Nya tetap terpelihara dari sisi pandangan akal lahiriah. Sebab, segala sesuatu memiliki dua sisi sama seperti cermin. Yang satu sisi mulk yang serupa dengan permukaan cermin yang dipolesi warna di mana ia merupakan tempat sejumlah warna dan kondisi. Sementara yang satunya lagi merupakan sisi malakut yang serupa dengan per- mukaan cermin yang transparan. Pada permukaan lahiriah—yakni sisi mulk—terdapat sejumlah kondisi yang secara lahiriah menafikan kemuliaan dan kesempurnaan qudrah-Nya. Berbagai sebab dihadirkan agar menjadi rujukan dan sarana bagi sejumlah kondisi. Sementara sisi malakut dan hakikat, maka segala sesuatu di dalamnya bersifat trans- paran, indah, dan sesuai dengan sentuhan tangan qudrah-Nya di mana ia tidak bertentangan dengan kemuliaan-Nya. Karena itu, sebab yang ada bersifat lahiriah. Ia tidak memiliki pengaruh hakiki dalam alam malakut atau dalam hakikat yang sebenarnya.
    Demek esbab vaz’edilmiş, tâ aklın nazar-ı zâhirîsine karşı kudretin izzeti muhafaza edilsin. Zira âyinenin iki vechi gibi her şeyin bir “mülk” ciheti var ki âyinenin mülevven yüzüne benzer. Muhtelif renklere ve hâlâta medar olabilir. Biri “melekût”tur ki âyinenin parlak yüzüne benzer. Mülk ve zâhir vechinde, kudret-i Samedaniyenin izzetine ve kemaline münafî hâlât vardır. Esbab, o hâlâta hem merci hem medar olmak için vaz’edilmişler. Fakat melekûtiyet ve hakikat canibinde her şey şeffaftır, güzeldir. Kudretin bizzat mübaşeretine münasiptir, izzetine münafî değildir. Onun için esbab sırf zâhirîdir, melekûtiyette ve hakikatte tesir-i hakikileri yoktur.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Terdapat hikmah lain dari adanya sebab-sebab lahiriah, yaitu agar tidak mengarahkan keluhan yang tak benar dan rasa keberatan yang tidak layak kepada Allah Yang Mahaadil. Dengan kata lain, se jumlah sebab dihadirkan agar menjadi sasaran keluhan dan keberatan manusia. Sebab, cacat yang ada bersumber darinya dan bersumber dari potensinya yang lemah.Untuk menjelaskan rahasia ini terdapat sebuah contoh indah dan dialog abstrak sebagai berikut:
    Hem esbab-ı zâhiriyenin diğer bir hikmeti şudur ki haksız şekvaları ve bâtıl itirazları Âdil-i Mutlak’a tevcih etmemek için o şekvalara, o itirazlara hedef olacak esbab vaz’edilmiştir. Çünkü kusur onlardan çıkıyor, onların kabiliyetsizliğinden ileri geliyor. Bu sırra bir misal-i latîf suretinde bir temsil-i manevî rivayet ediliyor ki:
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Malaikat Izrail berkata kepada Tuhan, “Para hamba-Mu akan mengeluh dan marah kepadaku saat aku menjalankan tugas mencabut nyawa.”Dengan bahasa hikmah, Allah menjawab, “Aku akan meletakkan antara dirimu dan hamba-Ku sejumlah tirai musibah dan penyakit agar keluhan mereka mengarah kepada sejumlah sebab tersebut.”
    Hazret-i Azrail aleyhisselâm, Cenab-ı Hakk’a demiş ki: “Kabz-ı ervah vazifesinde senin ibadın benden şekva edecekler, benden küsecekler.” Cenab-ı Hak lisan-ı hikmetle ona demiş ki: “Seninle ibadımın ortasında musibetler, hastalıklar perdesini bırakacağım. Tâ şekvaları onlara gidip senden küsmesinler.”
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Demikianlah, sebagaimana berbagai penyakit merupakan ti- rai yang menjadi tempat kembali (objek keluhan) dari sejumlah hal yang dianggap buruk terkait dengan ajal, sebagaimana keindahan yang terdapat dalam pencabutan nyawa—di mana itulah hakikat sebenar- nya—mengacu kepada tugas Izrail , maka Izrail juga merupa- kan tirai. Ia adalah tirai bagi pelaksanaan tugas tersebut dan hijab bagi qudrah ilahi. Pasalnya, ia menjadi tempat kembali (objek keluhan) dari sejumlah keadaan yang secara lahiriah tidak berisi rahmat dan tidak sesuai dengan kesempurnaan qudrah ilahi.
    İşte bak, nasıl hastalıklar perdedir; ecelde tevehhüm olunan fenalıklara mercidirler ve kabz-ı ervahta hakikat olarak olan hikmet ve güzellik, Azrail aleyhisselâmın vazifesine mütealliktir. Öyle de Hazret-i Azrail dahi bir perdedir. Kabz-ı ervahta zâhiren merhametsiz görünen ve rahmetin kemaline münasip düşmeyen bazı hâlâta merci olmak için o memuriyete bir nâzır ve kudret-i İlahiyeye bir perdedir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya, kemuliaan dan keagungan Allah menuntut adanya sejumlah sebab lahiriah sebagai tirai di hadapan pandangan akal. Hanya saja, tauhid dan kebesaran Allah menolak adanya pengaruh hakiki dari se- bab-sebab yang ada.
    Evet, izzet ve azamet ister ki esbab perdedar-ı dest-i kudret ola aklın nazarında. Tevhid ve celal ister ki esbab ellerini çeksinler tesir-i hakikiden.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="İKİNCİ_LEM’A"></span>
    === İKİNCİ LEM’A ===
    ===Kilau Kedua===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Perhatikan kebun alam ini dan cermati taman-taman yang ter- dapat di bumi. Lihatlah dengan cermat wajah langit yang indah yang bersinar oleh bintang-gemintang. Engkau melihat bahwa Sang Pencip- ta Yang Mahamulia dan Mahaindah memiliki stempel khusus milik Pencipta segala sesuatu pada setiap entitas ciptaan-Nya, tanda khusus pada setiap makhluk-Nya, serta tanda yang tak bisa ditiru yang me- rupakan milik Penguasa azali dan abadi pada setiap halaman tulisan pena qudrah-Nya di lembaran malam dan siang serta lembaran musim panas dan musim semi.Kami akan menyebutkan sebagian stempel dan tanda itu sebagai contoh.
    Bak şu kâinat bostanına, şu zeminin bağına, şu semanın yıldızlarla yaldızlanmış güzel yüzüne dikkat et! Göreceksin ki bir Sâni’-i Zülcelal’in, bir Fâtır-ı Zülcemal’in o serilmiş ve serpilmiş masnuattan her bir masnû üstünde Hâlık-ı külli şey’e mahsus bir sikkesi ve her bir mahluku üstünde Sâni’-i külli şey’e has bir hâtemi ve kalem-i kudretin birer menşuru olan sahaif-i leyl ve nehar, yaz ve baharda yazılan tabakat-ı mevcudat üstünde taklit kabul etmez bir turra-i garrası vardır. Şimdi o sikkelerden, o hâtemlerden, o turralardan numune olarak birkaçını zikredeceğiz.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Lihatlah tanda-Nya yang tak terhingga. Lihatlah tanda yang diletakkan pada “kehidupan.”Dari sesuatu Dia menciptakan segala sesuatu dan dari segala se- suatu Dia menciptakan sesuatu. Dari air nutfah, bahkan dari air mi- num, Dia menciptakan perangkat hewan dan organ-organnya yang tak terhitung. Pekerjaan ini tentu saja hanya bisa dilakukan oleh Dzat Yang Mahakuasa.
    Mesela, hesapsız sikkelerinden, hayat üzerinde koyduğu çok sikkelerinden şu sikkeye bak ki “Bir şeyden her şey yapar hem her şeyden bir tek şey yapar.” Çünkü nutfe suyundan ve hem içilen basit bir sudan, hesapsız aza ve cihazat-ı hayvaniyeyi yapar. İşte bir şeyi her şey yapmak elbette bir Kadîr-i Mutlak’ın işidir. Hem yenilen hadsiz taamlardan –o taam ise hayvanî olsun, nebatî olsun– o müteaddid maddeleri, has bir cisme kemal-i intizam ile çeviren ve ondan mahsus bir cilt nesceden ve ondan basit cihazları yapan elbette bir Kadîr-i külli şey’dir ve Alîm-i Mutlak’tır.
    Kemudian mengubah beragam makanan—baik hewani ataupun nabati—menjadi tubuh yang tertata rapi disertai balutan kulit dan or- gan-organ tertentu, semua ini pasti merupakan pekerjaan Dzat Yang Mahakuasa atas segala sesuatu dan Maha Mengetahui.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya, Pencipta kehidupan dan kematian menata kehidupan di dunia ini dengan cara yang penuh hikmah lewat hukum yang men- cengangkan di mana hukum tersebut tidak mungkin diwujudkan dan dilaksanakan kecuali oleh Dzat Yang Mengatur seluruh alam.
    Evet, Hâlık-ı mevt ve hayat, şu destgâh-ı dünyada, hikmetiyle hayatı öyle bir kanun-u emriye-i mu’ciz-nüma ile idare ediyor ki o kanunu tatbik ve icra etmek; bütün kâinatı kabza-i tasarrufunda tutan bir zata mahsustur.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Begitu pula jika akalmu masih bersinar dan tidak kehilangan basirah, maka engkau akan memahami bahwa proses menjadikan sesuatu menjadi segala sesuatu dengan sangat mudah dan rapi serta proses menjadikan segala sesuatu menjadi sesuatu lewat neraca yang cermat dan menakjubkan tidak lain merupakan tanda yang jelas dan bukti yang menegaskan keberadaan Sang Pencipta segala sesuatu.
    İşte eğer aklın sönmemiş ise kalbin kör olmamış ise anlarsın ki bir şeyi kemal-i suhulet ve intizamla her şey yapan ve her şeyi kemal-i mizan ve intizamla sanatkârane bir tek şey yapan, her şeyin Sâni’ine has ve Hâlık-ı külli şey’e mahsus bir sikkedir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Andaikan engkau melihat ada pihak yang dapat melakukan sejumlah pekerjaan luar biasa di mana dari satu ons kapas ia dapat merangkai seratus gulung wol murni, bergulung-gulung sutra, dan berbagai macam pakaian, lalu dari kapas tadi ia bisa membuat sejum- lah makanan enak yang beragam, kemudian engkau melihatnya me- megang besi, batu, madu, minyak, air, dan tanah guna dibuat emas murni, maka dari sana engkau pasti menyimpulkan bahwa ia memi- liki skill menakjubkan dan kekuasaan atas semua entitas yang hanya dimiliki olehnya. Seluruh unsur bumi tunduk pada perintahnya dan semua yang berasal dari tanah melaksanakan hukumnya.
    Mesela, görsen hârika-pîşe bir zat, bir dirhem pamuktan yüz top çuha ve ipek veya patiska gibi mütenevvi sair kumaşları o tek dirhem pamuktan nescetmekle beraber; helva, baklava gibi çok taamları dahi ondan yapıyor. Sonra görsen ki o zat, demiri ve taşı, balı ve yağı, suyu ve toprağı avucuna alır, bir güzel altın yapar. Elbette kat’iyen hükmedeceksin ki o zat, öyle kendine has bir sanata mâliktir; bütün anâsır-ı arziye, onun emrine musahhar ve bütün mevalid-i türabiye, onun hükmüne bakar.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Nah, jika engkau kagum pada semua itu, maka manifestasi qudrah ilahi dan hikmah-Nya jauh lebih mengagumkan dan menakjubkan. Itulah salah satu dari sekian tanda yang diletakkan pada kehidupan.
    Evet, hayattaki tecelli-i kudret ve hikmet, bu misalden bin derece daha acibdir. İşte hayat üstündeki çok sikkelerden bir tek sikke…
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="ÜÇÜNCÜ_LEM’A"></span>
    === ÜÇÜNCÜ LEM’A ===
    ===Kilau Ketiga===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Lihatlah makhluk hidup yang menjelajah di dalam alam yang mengalir dan makhluk yang berjalan. Engkau melihat bahwa pada setiap makhluk hidup terdapat banyak stempel yang diletakkan oleh Dzat Yang Mahahidup dan berdiri sendiri. Lihatlah salah satu saja darinya:
    Bak, şu kâinat-ı seyyalede, şu mevcudat-ı seyyarede cevelan eden zîhayatlara! Göreceksin ki bütün zîhayatlardan her bir zîhayat üstünde Hayy-ı Kayyum’un koyduğu çok hâtemleri vardır. O hâtemlerden bir hâtemi şudur ki:
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Makhluk hidup tersebut—sebutlah manusia—bagaikan miniatur alam, buah dari pohon penciptaan, dan benih dari alam ini di mana ia mengumpulkan sebagian besar model jenis alam. Seolah-olah makh- luk hidup itu laksana tetes perasan seluruh alam dan saripatinya yang dihasilkan dengan ukuran ilmiah yang cermat. Karena itu, pencip- taan makhluk hidup tersebut serta pemeliharaannya menuntut agar seluruh alam berada dalam genggaman Sang Pencipta dan berada di bawah kendali-Nya.
    O zîhayat, mesela şu insan, âdeta kâinatın bir misal-i musağğarı, şecere-i hilkatin bir semeresi ve şu âlemin bir çekirdeği gibi ki enva-ı âlemin ekser numunelerini câmi’dir. Güya o zîhayat, bütün kâinattan gayet hassas mizanlarla süzülmüş bir katredir. Demek, şu zîhayatı halk etmek ve ona Rab olmak, bütün kâinatı kabza-i tasarrufunda tutmak lâzım gelir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Jika akalmu tidak tenggelam dalam ilusi, engkau akan memahami bahwa penciptaan seekor lebah yang mencerminkan salah satu kalimat qudrah ilahi laksana indeks dari banyak hal, penu- lisan sebagian besar persoalan kitab alam di dalam diri manusia yang mencerminkan lembaran qudrah-Nya, serta penghadiran tatanan po- hon Tin yang besar dalam benihnya yang mencerminkan titik kitab qudrah, proses memperlihatkan jejak nama-nama-Nya yang meliputi segala sesuatu dan yang terwujud dalam lembaran alam di kalbu ma- nusia yang mencerminkan satu huruf kitab itu, penanaman perpus- takaan besar yang berisi detail kehidupan manusia dalam ingatannya yang sangat kecil, semua itu merupakan stempel milik Pencipta segala sesuatu dan Pemelihara semesta alam.
    İşte eğer aklın evhamda boğulmamış ise anlarsın ki bir kelime-i kudreti mesela, “bal arısı”nı ekser eşyaya bir nevi küçük fihriste yapmak ve bir sahifede mesela, “insan”da şu kitab-ı kâinatın ekser meselelerini yazmak hem bir noktada mesela, küçücük “incir çekirdeği”nde koca incir ağacının programını dercetmek ve bir harfte mesela, “kalb-i beşer”de şu âlem-i kebirin safahatında tecelli ve ihata eden bütün esmanın âsârını göstermek ve bir mercimek tanesi kadar mevki tutan “kuvve-i hâfıza-i insaniyede” bir kütüphane kadar yazı yazdırmak ve bütün hâdisat-ı kevniyenin mufassal fihristesini o kuvvecikte dercetmek, elbette ve elbette Hâlık-ı külli şey’e has ve bu kâinatın Rabb-i Zülcelal’ine mahsus bir hâtemdir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Jika satu stempel saja dari sekian stempel ilahi yang terdapat pada makhluk hidup memperlihatkan cahayanya yang terang hingga ayat-ayatnya bisa terbaca secara jelas, lalu bagaimana engkau meli- hat semua makhluk hidup dan seluruh stempel itu secara sekaligus. Tidakkah engkau berkata (سُب۟حَانَ مَنِ اخ۟تَفٰى بِشِدَّةِ ظُهُورِهٖ) ‘Mahasuci Dzat yang tersembunyi lewat penampakan-Nya yang sangat jelas’.
    İşte zîhayat üstünde olan pek çok hâtem-i Rabbanîden bir tek hâtem, böyle nurunu gösterse ve onun âyâtını şöyle okuttursa acaba birden bütün o hâtemlere bakabilsen, görebilsen سُب۟حَانَ مَنِ اخ۟تَفٰى بِشِدَّةِ ظُهُورِهٖ demeyecek misin?
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="DÖRDÜNCÜ_LEM’A"></span>
    === DÖRDÜNCÜ LEM’A ===
    ===Kilau Keempat===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Perhatikan entitas yang berwarna-warni dan bersinar yang terse- bar di muka bumi. Perhatikan ciptaan yang beragam dan beredar di langit. Perhatikan semuanya dengan baik, engkau pasti melihat bah- wa pada setiap entitas terdapat tanda yang tak bisa ditiru milik Men- tari azali. Sebagaimana pada “kehidupan” terlihat tanda dan sejum- lah petunjuk-Nya, juga pada makhluk hidup terdapat stempel-Nya, maka tanda dan petunjuk itu juga tampak pada proses menghidupkan makhluk atau pemberian kehidupan. Kita akan melihat hakikatnya le- wat sebuah contoh.
    Bak, şu semavatın denizinde yüzen ve şu zeminin yüzünde serpilen rengârenk mevcudata ve çeşit çeşit masnuata dikkat et! Göreceksin ki her biri üstünde Şems-i Ezelî’nin taklit kabul etmez turraları vardır. Nasıl hayatta sikkeleri, zîhayatta hâtemleri görünüyor ve bir ikisini gördük. İhya üstünde dahi öyle turraları vardır. Temsil, derin manaları fehme yakınlaştırdığından bir temsil ile şu hakikati göstereceğiz.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Sebab, contoh dan perumpamaan membuat mak- na yang dalam lebih mudah dipahami.Pada setiap benda yang beredar di angkasa, tetesan air, serpihan kaca, dan kepingan salju yang terang, terlihat monogram dari gambar matahari, stempel dari pantulannya, serta jejak bercahaya darinya. Jika engkau tidak dapat menerima bahwa matahari-matahari kecil yang bersinar pada segala sesuatu yang tak terhingga merupakan pantulan
    Mesela, güneş seyyarelerden tut tâ katrelere kadar, tâ camın küçük parçalarına kadar ve karın parlak zerreciklerine kadar şu güneşin misaliyesinden ve in’ikasından bir turrası, güneşe mahsus bir eser-i nuranisi görünüyor. Şayet o hadsiz şeylerde görünen güneşçiklerini, güneşin cilve-i in’ikası ve tecelli-i aksi olduğunu kabul etmezsen, o vakit her bir katrede ve ziyaya maruz her bir cam parçasında ve ışığa mukabil her şeffaf bir zerrecikte tabiî, hakiki bir güneşin vücudunu bi’l-asale kabul etmek gibi gayet derece bir divanelikle, nihayetsiz bir belâhete düşmekliğin lâzım gelir.
    dari cahaya dan manifestasi matahari asli, berarti engkau harus me- nerima keberadaan matahari asli pada setiap tetesan air, pada setiap serpihan kaca yang menghadap ke angkasa, serta pada setiap benda bening yang berhadapan dengannya di mana hal itu tentu merupakan sikap yang sangat bodoh dan gila.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Demikianlah, Allah sebagai sumber cahaya langit dan bumi, memiliki sejumlah manifestasi cahaya dilihat dari sisi pemberian ke- hidupan. Ia merupakan tanda yang tampak jelas yang diletakkan oleh Allah pada setiap makhluk hidup di mana andaikan seluruh se- bab berkumpul dan masing-masing menjadi pelaku yang berkehen- dak, tentu ia tidak akan bisa memberikan kehidupan kepada entitas. Dengan kata lain, ia tak mampu meniru stempel ilahi yang terdapat dalam proses pemberian kehidupan. Hal itu lantaran setiap makhluk hidup merupakan mukjizat dari sekian banyak mukjizat Allah. Ia ada- lah titik sentral seperti pusat bagi menifestasi nama-nama-Nya yang masing-masing laksana kilau cahaya-Nya.
    Öyle de Şems-i Ezelî’nin tecelliyat-ı nuraniyesinden “ihya” yani “hayat vermek” cihetinde, her bir zîhayat üstünde öyle bir turrası vardır ki faraza bütün esbab toplansa ve birer fâil-i muhtar kesilseler, yine o turrayı taklit edemezler. Zira her biri birer mu’cize-i kudret olan zîhayatlar, her biri o Şems-i Ezelî’nin şuâları hükmünde olan esmasının nokta-i mihrakıyesi suretindedir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Andaikan gambaran kreasi menakjubkan yang tampak pada makhluk hidup serta hikmah yang sangat rapi dan manifestasi cemerlang dari rahasia keesaan tidak di- nisbatkan kepada Dzat Yang Mahaesa, berarti terdapat kekuasaan mut- lak tak terhingga yang tersembunyi pada setiap makhluk hidup, pe- ngetahuan komprehensif dan luas padanya, berikut kehendak mutlak yang mampu mengendalikan alam. Bahkan, berarti terdapat sejumlah sifat milik Sang Khalik yang terdapat pada makhluk tersebut meski- pun makhluk tadi berupa lalat atau bunga. Artinya, sifat-sifat uluhiyah diberikan kepada setiap partikel makhluk. Dengan kata lain, meneri- ma sejumlah asumsi mustahil yang menggiring kepada kesesatan yang bodoh dan khurafat yang dungu.
    Eğer zîhayat üstünde görünen o nakş-ı acib-i sanatı, o nazm-ı garib-i hikmeti ve o tecelli-i sırr-ı ehadiyeti, Zat-ı Ehad-i Samed’e verilmediği vakit; her bir zîhayatta, hattâ bir sinekte, bir çiçekte nihayetsiz bir kudret-i Fâtıra içinde saklandığını ve her şeyi muhit bir ilim bulunduğunu ve kâinatı idare edecek bir irade-i mutlaka onda mevcud olduğunu, belki Vâcibü’l-vücud’a mahsus bâki sıfatları dahi onların içinde bulunduğunu kabul etmek, âdeta o çiçeğin, o sineğin her bir zerresine bir uluhiyet vermek gibi dalaletin en eblehçesine, hurafatın en ahmakçasına bir derekesine düşmek lâzım gelir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Hal itu karena Allah  telah mem- berikan kepada partikel segala sesuatu—terutama yang seperti benih dan biji—sebuah posisi tertentu. Seakan-akan benih itu menatap ke- pada keseluruhan makhluk hidup tersebut—meski merupakan ba- gian darinya. Seolah-olah ia mengambil sikap tertentu sesuai dengan sistemnya. Bahkan ia mengambil bentuk tertentu yang menjamin ke- langsungan jenis tersebut, ketersebarannya, dan keterangkatan pan- jinya di setiap tempat.
    Zira o şeyin zerrelerine, hususan tohum olsalar, öyle bir vaziyet verilmiş ki o zerre, cüzü olduğu zîhayata bakar, onun nizamına göre vaziyet alır. Belki o zîhayatın bütün nevine bakar gibi o nev’in devamına yarayacak her yerde zer’etmek ve nevinin bayrağını dikmek için kanatçıklarla kanatlanmak gibi bir keyfiyet alır. Belki o zîhayat alâkadar ve muhtaç olduğu bütün mevcudata karşı muamelatını ve münasebat-ı rızkıyesini devam ettirecek bir vaziyet tutuyor.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Seakan-akan ia melihat seluruh jenis makhluk itu di bumi sehingga benih, misalnya, membekali diri dengan sesuatu yang menyerupai sayap-sayap kecil agar bisa terbang dan menyebar.
    İşte eğer o zerre, bir Kadîr-i Mutlak’ın memuru olmazsa ve nisbeti o Kadîr-i Mutlak’tan kesilse o vakit o zerreye, her şeyi görür bir göz, her şeye muhit bir şuur vermek lâzımdır.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Makhluk itu juga mengambil posisi yang terkait dengan seluruh makh- luk di bumi yang membutuhkannya guna melangsungkan kehidupan, pertumbuhan, rezeki, dan interaksinya. Jika benih tersebut bukan pe- suruh Tuhan Yang Mahakuasa, dan tidak ada hubungan dengan-Nya, berarti harus diterima bahwa ia memiliki penglihatan yang dapat me- lihat segala sesuatu dan perasaan yang meliputi semua hal.Kesimpulannya, sebagaimana jika bayangan matahari yang kecil dan pantulan beragam warna pada tetesan air dan serpihan kaca tidak dinisbatkan kepada cahaya matahari, berarti terdapat matahari dalam jumlah yang tak terhingga sebagai ganti dari sebuah matahari di mana hal itu merupakan bentuk ketundukan pada khurafat, demikian pula jika penciptaan segala sesuatu tidak dinisbatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Berarti harus ada tuhan-tuhan dalam jumlah yang tak ter- hingga sebanyak benih dan partikel alam sebagai ganti dari Allah Yang Mahaesa. Dengan kata lain, kita harus menerima kemustahilan atau jatuh ke dalam sikap irrasional.
    Elhasıl, nasıl şu katrelerde ve camın zerreciklerinde olan güneşçikler ve çeşit çeşit renkler, güneşin cilve-i aksine ve in’ikasının tecellisine verilmezse bir tek güneşe mukabil nihayetsiz güneşleri kabul etmek lâzım gelir. Muhal-ender muhal bir hurafeyi kabul etmek iktiza eder. Aynen bunun gibi eğer her şey Kadîr-i Mutlak’a verilmezse bir tek Allah’a mukabil nihayetsiz belki zerrat-ı kâinat adedince ilahları kabul etmek gibi yüz derece muhal içindeki bir muhali mevcud kabul etmek gibi bir divanelik hezeyanına düşmek lâzım gelir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Dengan demikian, pada setiap partikel terdapat tiga jendela yang tembus dan terbuka menuju cahaya keesaan Allah dan menuju ke- niscayaan wujud-Nya.
    '''Elhasıl''': Her bir zerreden '''üç pencere''', Şems-i Ezelî’nin nur-u vahdaniyetine ve vücub-u vücuduna açılır:
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    '''Jendela Pertama'''
    '''Birinci Pencere:''' Her bir zerre; bir nefer gibi askerî dairelerinin her birinde yani takımında, bölüğünde, taburunda, alayında, fırkasında, ordusunda her birisinde bir nisbeti, o nisbete göre bir vazifesi ve o vazifeye göre nizamı dairesinde bir hareketi olduğu gibi…
    Setiap benih laksana prajurit yang memiliki hubungan dengan setiap wilayah kemiliteran atau dengan kelompok, panji, grup, dan pasukannya. Sesuai dengan hubungan tersebut ia memiliki tugas dan gerakan khusus di dalam lingkup sistem yang ada. Partikel yang sangat kecil yang berada di pelupuk matamu memiliki korelasi tertentu dan tugas tertentu di mata, kepala, dan tubuhmu, dalam daya produksi, daya tarik, daya tolak, serta pada urat dan syaraf. Bahkan ia memiliki hubungan dengan spesies manusia itu sendiri.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Maka, keberadaan hubungan dan tugas partikel tersebut menun- jukkan secara nyata bagi mereka yang memiliki akal dan basirah bah- wa partikel hanyalah jejak kreasi Tuhan Yang Mahakuasa. Ia adalah pesuruh dan pegawai yang berada di bawah kendali-Nya.
    Hem mesela, senin göz bebeğindeki o camid zerrecik dahi senin gözünde, başında, vücudunda ve kuvve-i müvellide, kuvve-i cazibe, kuvve-i dâfia, kuvve-i musavvire gibi deveran-ı deme ve his ve harekeye hizmet eden evride ve şerayin ve sair âsablarda hem senin nevinde, ilâ âhir; birer nisbeti, birer vazifesi bulunduğunu, bilbedahe bir Kadîr-i Ezelî’nin eser-i sun’u ve memur-u muvazzafı ve taht-ı tedbirinde olduğunu kör olmayan göze gösterir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    '''Jendela Kedua'''
    '''İkinci Pencere:''' Havadaki her bir zerre; her bir çiçeği, her bir meyveyi ziyaret edebilir. Hem her çiçeğe, her meyveye girer, işleyebilir. Eğer her şeyi görür ve bilir bir Kadîr-i Mutlak’ın memur-u musahharı olmasa; o serseri zerre, bütün meyvelerin, çiçeklerin cihazatını ve yapılmasını ve ayrı ayrı sanatlarını ve onlara giydirilen suretlerin terziliğini ve hıyatet-i kâmile-i muhita-i sanatını bilmek lâzım gelir. İşte şu zerre, bir güneş gibi bir nur-u tevhidin şuâını gösteriyor. Ziyayı, havaya; mâi, türaba kıyas et.
    Setiap partikel udara dapat mengunjungi bunga atau buah mana saja. Ia dapat masuk dan bekerja di dalamnya. Andaikan partikel bu- kan pesuruh yang ditundukkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa dan Maha melihat segala sesuatu, berarti partikel tersebut mengetahui semua perangkat buah dan bunga berikut strukturnya serta mengeta- hui penciptaannya dengan cermat, mengetahui detail bentuknya, dan mahir membuat rangkaiannya dengan sangat baik.Begitulah, partikel tersebut memancarkan salah satu kilau caha- ya tauhid laksana matahari dengan sangat jelas.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Engkau bisa memban- dingkan cahaya dengan udara serta air dengan tanah di mana segala sesuatu tumbuh atau bersumber dari keempat unsur tersebut. Dalam sains modern keempat unsur itu berupa oksigen, hidrogen, nitrogen, dan karbon.
    Zaten eşyanın asıl menşeleri, şu dört maddedir: Yeni hikmetle müvellidü’l-mâ, müvellidü’l-humuza, karbon, azottur ki bu anâsır evvelki unsurların eczalarıdır.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    '''Jendela Ketiga'''
    '''Üçüncü Pencere:''' Zerrelerden mürekkeb bir parça toprak, her bir çiçekli ve meyveli nebatatın neşv ü nemasına menşe olabilir bir kâseyi o zerreciklerden doldursan bütün dünyadaki her nevi çiçek ve meyveli nebatatın tohumcukları ki o tohumcuklar hayvanatın nutfeleri gibi ayrı ayrı şeyler değil, nutfeler bir su olduğu gibi o tohumlar da karbon, azot, müvellidü’l-mâ, müvellidü’l-humuzadan mürekkeb, mahiyetçe birbirinin misli, keyfiyetçe birbirinden ayrı, yalnız kader kalemiyle sırf manevî olarak aslının programı tevdi edilmiş. İşte o tohumları nöbetle o kâseye koysak her biri hârika cihazatıyla, eşkâl ve vaziyetiyle zuhur edeceğini, vuku bulmuş gibi inanırsın.
    Gundukan tanah yang terdiri dari partikel-partikel kecil bisa menjadi tempat tumbuh tanaman berbunga dan berbuah yang ter- dapat di seluruh alam. Andaikan benih-benihnya yang kecil yang menyerupai nutfah dan tersusun dari karbon, nitrogen, oksigen, dan hidrogen diletakkan di dalamnya, maka ia akan serupa meski jenisnya berbeda. Lewat pena ketentuan Tuhan, program asalnya yang bersi- fat maknawi dimasukkan ke dalamnya. Apabila benih-benih itu kita letakkan secara bergiliran di pot, tentu setiap benih akan tumbuh dengan bentuk yang memperlihatkan berbagai perangkatnya yang luar biasa, bentuk yang khusus, serta konstruksi yang jelas.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Andaikan setiap partikel tanah itu bukan pesuruh yang siap bekerja di bawah perintah Dzat Yang Maha mengetahui segala kondisinya serta Dzat Yang Kua- sa dalam memberikan wujud yang sesuai pada segala sesuatu, artinya jika segala sesuatu tidak tunduk pada qudrah-Nya, berarti pada setiap partikel terdapat pabrik, mesin, dan percetakan maknawi sebanyak tanaman agar bisa menjadi tempat tumbuh tanaman yang memiliki perangkat dan bentuk yang beraneka ragam. Atau, kita harus menya- takan kalau setiap partikel memiliki pengetahuan komprehensif yang meliputi seluruh entitas dan kemampuan yang dapat menunaikan tugas seluruh perangkat dan bentuk di dalamnya agar bisa menjadi
    Eğer o zerreler her bir şeyin her bir hal ve vaziyetini bilen ve her şeye (ona) lâyık vücudu ve vücudun levazımatını vermeye kadîr ve kudretine nisbeten her şey kemal-i suhuletle musahhar olan bir zatın memuru ve emirber bir vazifedarı olmazlarsa, o toprağın her bir zerresinde, ya bütün çiçekli ve meyvedarların adedince manevî fabrikalar ve matbaalar içinde bulunması lâzım gelir ki o cihazatları ve eşkâlleri birbirinden uzak ve birbirinden ayrı mevcudat-ı muhtelifeye menşe olabilsin. Veya bütün o mevcudata muhit bir ilim ve bütün onların teşkilatına muktedir olacak bir kudret vermek lâzımdır. Tâ bütün onların teşkilatına medar olsun.
    sumber bagi keseluruhannya.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Artinya, jika ia tidak dinisbatkan kepada Allah, berarti ada banyak tuhan sejumlah partikel tanah. Ini tentu saja khurafat yang sangat mustahil.
    Demek, Cenab-ı Hak’tan nisbet kesilse toprağın zerratı adedince ilahlar kabul edilmesi lâzım gelir. Bu ise bin defa muhal içinde muhal bir hurafedir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Sebaliknya, ia menjadi sangat logis dan mudah diterima akal jika setiap partikel merupakan makhluk suru- han. Sebab, sebagaimana prajurit biasa dari seorang raja agung dapat memindahkan sebuah kota yang ramai penduduk, bisa berada di an- tara dua lautan luas, atau bisa menawan komandan, demikian pula seekor nyamuk kecil dapat menjatuhkan Namrud yang besar, semut dapat merusak istana Firaun, benih pohon tin yang kecil dapat mem- bawa pohonnya yang besar.
    Fakat memur oldukları vakit çok kolaydır. Nasıl bir sultan-ı azîmin bir âdi neferi, o padişahın namıyla ve onun kuvvetiyle bir memleketi hicret ettirebilir, iki denizi birleştirebilir, bir şahı esir edebilir. Öyle de ezel ve ebed Sultanı’nın emriyle, bir sinek bir Nemrut’u yere serer, bir karınca bir Firavun’un sarayını harap eder, yere atar. Bir incir çekirdeği, bir incir ağacını yüklenir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Semua itu karena perintah Penguasa azali dan berkat afiliasi tersebut.
    Hem her bir zerrede, vücub ve vahdet-i Sâni’e iki şahid-i sadık daha var.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Sebagaimana telah kita lihat tiga jendela yang terbuka menuju cahaya tauhid pada setiap partikel, di dalamnya juga terdapat dua saksi jujur yang lain yang menunjukkan keberadaan Pencipta berikut ke- esaan-Nya.
    Birisi; her bir zerre, acz-i mutlakıyla beraber pek büyük ve pek mütenevvi vazifeleri kaldırıyor. Ve cümudiyeti ile beraber bir şuur-u küllî gösteren intizam-perverane nizam-ı umumîye tevfik-i hareket eder. Demek, her bir zerre, lisan-ı acziyle Kadîr-i Mutlak’ın vücub-u vücuduna ve nizam-ı âlemi gözetmesiyle vahdetine şehadet eder.
    Pertama, kondisi benih yang memikul sejumlah tugas yang sa- ngat besar dan beragam, padahal ia demikian lemah.
    </div>
    Kedua, gerakannya yang sangat selaras dan sejalan dengan sistem yang berlaku umum sehingga seolah-olah di dalamnya terdapat perasaan yang bersifat universal, padahal ia hanya benda mati.Artinya, setiap partikel lewat bahasa kelemahannya menjadi saksi atas wujud Sang Mahakuasa serta lewat penampakan keselarasannya dengan sistem alam ia menjadi saksi atas keesaan Sang Pencipta.


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Sebagaimana pada setiap partikel terdapat dua saksi yang menunjukkan bahwa Allah niscaya ada dan esa, demikian pula pada setiap makhluk hidup terdapat dua tanda yang menunjukkan bahwa Dia esa dan kekal.
    كَمَا اَنَّ فٖى كُلِّ ذَرَّةٍ شَاهِدَانِ عَلٰى اَنَّهُ وَاجِبٌ وَاحِدٌ كَذٰلِكَ فٖى كُلِّ حَىٍّ لَهُ اٰيَتَانِ عَلٰى اَنَّهُ اَحَدٌ صَمَدٌ
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya, pada setiap makhluk hidup terdapat dua tanda: Pertama, tanda ahadiyah Kedua, tanda shamadiyah.
    Evet, her bir zîhayatta biri ehadiyet sikkesi, diğeri samediyet turrası bulunuyor. Zira bir zîhayat ekser kâinatta cilveleri görünen esmayı birden kendi âyinesinde gösteriyor. Âdeta bir nokta-i mihrakıye hükmünde, Hayy-ı Kayyum’un tecelli-i ism-i a’zamını gösteriyor. İşte ehadiyet-i zatiyeyi, Muhyî perdesi altında bir nevi gölgesini gösterdiğinden bir sikke-i ehadiyeti taşıyor.
    Karena setiap makhluk hidup memperlihatkan berbagai mani- festasi nama-nama-Nya yang mulia, yang terlihat pada sebagian besar entitas, secara sekaligus dalam cerminnya laksana titik sentral yang menjelaskan manifestasi nama Allah Yang Mahaagung, Yang Maha- hidup dan berdiri sendiri. Dengan kata lain, ia memuat tanda keesaan dengan memperlihatkannya sebagai bayangan keesaan dzat di bawah tirai nama al-Muhyî (Yang Maha Menghidupkan).
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Karena makhluk hidup laksana miniatur alam dan laksana buah pohon penciptaan, maka proses menghadirkan berbagai kebutuhan- nya yang sangat besar di alam ke wilayah kehidupannya yang sangat kecil, dengan sangat mudah dan secara sekaligus, memperlihatkan tanda shamadiyah. Artinya, kondisi ini menerangkan bahwa makhluk hidup tersebut memiliki Tuhan Sebaik-baik Pemelihara di mana ketika ia menghadap kepada-Nya hal itu membuatnya tak butuh kepada yang lain, serta perhatiannya kepada-Nya sudah mencukupi. Segala sesuatu tidak bisa menggantikan satupun perhatian-Nya.
    Hem o zîhayat, bu kâinatın bir misal-i musağğarı ve şecere-i hilkatin bir meyvesi hükmünde olduğu için kâinat kadar ihtiyacatını birden kolaylıkla küçücük daire-i hayatına yetiştirmek, samediyet turrasını gösteriyor. Yani o hal gösteriyor ki onun öyle bir Rabb’i var ki ona, her şeye bedel bir teveccühü var ve bütün eşyanın yerini tutar bir nazarı var. Bütün eşya, onun bir teveccühünün yerini tutamaz.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya, yang satu mencukupi segala sesuatu sehingga tidak membutuhkan segala sesuatu yang lain. Sebaliknya, segala sesuatu tidak men- cukupi yang satu meski untuk satu hal.
    نَعَم۟ يَك۟فٖى لِكُلِّ شَى۟ءٍ شَى۟ءٌ عَن۟ كُلِّ شَى۟ءٍ وَ لَا يَك۟فٖى عَن۟هُ كُلُّ شَى۟ءٍ وَ لَو۟ لِشَى۟ءٍ وَاحِدٍ
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Kondisi tersebut juga menjelaskan bahwa Tuhan si makhluk hidup tadi, di samping tidak membutuhkan sesuatu, khazanah per- bendaharaan-Nya tidak berkurang sedikitpun dan qudrah-Nya tidak sulit untuk melakukan apa saja.
    Hem o hal gösteriyor ki onun o Rabb’i, hiçbir şeye muhtaç olmadığı gibi hazinesinden hiçbir şey eksilmez ve kudretine de hiçbir şey ağır gelmez. İşte samediyetin gölgesini gösteren bir nevi turrası…
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Terdapat sebuah contoh dari satu ayat yang memperlihatkan bayangan shamadiyah-Nya. Yaitu bahwa setiap makhluk hidup lewat lisan kehidupannya mengucap (قُل۟ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ ۝ اَللّٰهُ الصَّمَدُ) “Katakan- lah, ‘Dialah Allah yang mahaesa. Allah tempat meminta segala sesuatu.”Terdapat sejumlah jendela penting lainnya di samping yang telah kami sebutkan di mana ia disebutkan di sini secara ringkas dan telah dijelaskan di sejumlah tempat lainnya secara panjang lebar.
    Demek, her bir zîhayatta bir sikke-i ehadiyet, bir turra-i samediyet vardır. Evet, her bir zîhayat, hayat lisanıyla قُل۟ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ ۝ اَللّٰهُ الصَّمَدُ okuyor. Bu iki sikkeden başka, birkaç pencere-i mühimme de var. Başka bir yerde tafsil edildiği için burada ihtisar edildi.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Selama setiap partikel alam membuka tiga jendela dan dua celah, kehidupan itu sendiri membuka dua pintu sekaligus menuju keesaan Allah. Sekarang engkau tentu dapat membandingkan sejauh mana cahaya makrifatullah yang disebarkan oleh semua tingkatan entitas, mulai dari partikel hingga matahari.
    Madem şu kâinatın her bir zerresi, böyle üç pencereyi ve iki deliği ve hayat dahi iki kapıyı birden Vâcibü’l-vücud’un vahdaniyetine açıyor; zerreden tâ şemse kadar tabakat-ı mevcudat, Zat-ı Zülcelal’in envar-ı marifetini ne suretle neşrettiğini kıyas edebilirsin.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Dari sini engkau dapat mengetahui luasnya tingkat peningkatan maknawi dalam hal makrifatullah
    İşte marifetullahta terakkiyat-ı maneviyenin derecatını ve huzurun meratibini bundan anla ve kıyas et.
    berikut tingkat keyakinan dan ketenangan kalbu.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="BEŞİNCİ_LEM’A"></span>
    === BEŞİNCİ LEM’A ===
    ===Kilau Kelima===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Seperti diketahui bahwa untuk menghasilkan sebuah buku yang ditulis tangan cukup dibutuhkan satu pena. Namun jika dicetak, di- butuhkan sejumlah pena sebanyak hurufnya berupa potongan temba- ga yang banyak. Andaikan sebagian besar isi buku ditulis pada seba- gian hurufnya dengan tulisan yang sangat kecil—misalnya penulisan keseluruhan surah yasin dalam bentuk kecil pada lafal maka seluruh potongan huruf tembaga yang sangat kecil dibutuhkan untuk mencetak satu huruf tersebut.
    Nasıl ki bir kitap eğer yazma ve mektup olsa onun yazmasına bir kalem kâfidir. Eğer basma ve matbu olsa o kitabın hurufatı adedince kalemler, yani demir harfler lâzımdır, tâ o kitap tabedilip vücud bulsun. Eğer o kitabın bazı harflerinde gayet ince bir hat ile o kitabın ekseri yazılmış ise –Sure-i Yâsin, lafz-ı Yâsin’de yazıldığı gibi– o vakit bütün o demir harflerin küçücükleri, o tek harfe lâzımdır, tâ tabedilsin.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Jika demikian, maka hal yang sama terjadi pada kitab alam. Jika menurutmu ia merupakan tulisan pena qudrah shamadaniyah dan ukiran Dzat Yang Mahaesa, berarti engkau meniti jalan yang sangat mudah dan benar-benar logis. Namun jika engkau menisbatkannya pada hukum alam dan kepada sebab-sebab materi, berarti engkau me- niti jalan yang sukar hingga bisa dikatakan mustahil, rumit hingga bisa dikatakan tak mungkin, dan penuh dengan khurafat. Pasalnya, pada setiap bagian tanah, setiap tetes air, dan setiap gumpalan udara, alam membutuhkan miliaran cetakan tembaga dan pabrik maknawi yang jumlahnya tak terhingga agar setiap bagian tadi bisa menumbuhkan tanaman bunga dan buah yang jumlahnya tak terhitung. Atau, eng- kau harus menerima keberadaan ilmu komprehensif yang meliputi segala hal, kekuatan yang mengendalikan segala sesuatu pada masing- masingnya agar ia bisa menjadi sumber hakiki bagi ciptaan tadi.
    Aynen öyle de şu kitab-ı kâinatı, kalem-i kudret-i Samedaniyenin yazması ve Zat-ı Ehadiyet’in mektubu desen, vücub derecesinde bir suhulet ve lüzum derecesinde bir makuliyet yoluna gidersin. Eğer tabiata ve esbaba isnad etsen, imtina derecesinde suubetli ve muhal derecesinde müşkülatlı ve hiçbir vehim kabul etmeyen hurafatlı şöyle bir yola gidersin ki tabiat için her bir cüz toprakta, her bir katre suda, her bir parça havada, milyarlarca madenî matbaalar ve hadsiz manevî fabrikalar bulunması lâzım. Tâ ki hesapsız çiçekli, meyveli masnuatın teşekkülatına mazhar olabilsin. Yahut her şeye muhit bir ilim, her şeye muktedir bir kuvvet, onlarda kabul etmek lâzım gelir, tâ şu masnuata hakiki masdar olabilsin.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Sebab, setiap bagian tanah, air, dan udara bisa menjadi asal dan tempat tumbuh sebagian besar tumbuhan. Padahal, pembentukan setiap tum- buhan yang tertata rapi, seimbang, unik, dan beragam, membutuhkan sebuah pabrik maknawi yang khusus. Jadi, jika alam tidak lagi menjadi ukuran atau sumber, berarti ia harus menghadirkan mesin segala sesuatu pada semuanya.
    Çünkü toprağın ve suyun ve havanın her bir cüzü, ekser nebatata menşe olabilir. Halbuki her bir nebat –meyveli olsa, çiçekli olsa teşekkülatı o kadar muntazamdır, o kadar mevzundur, o kadar birbirinden mümtazdır, o kadar keyfiyetçe birbirinden ayrıdır ki her birisine, yalnız ona mahsus birer ayrı manevî fabrika veya ayrı birer matbaa lâzımdır.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Demikianlah, landasan pemikiran untuk menyembah hukum alam merupakan khurafat yang paling buruk. Bahkan kalangan ahli khurafat sekalipun merasa malu dengannya. Perhatikan kaum sesat yang menganggap diri mereka berakal, bagaimana mereka masih tetap bertahan dengan pandangan yang tidak logis. Ambillah pelajaran darinya!
    Demek tabiat, mistarlıktan masdarlığa çıksa her bir şeyde bütün şeylerin makinelerini bulundurmaya mecburdur. İşte bu tabiat-perestlik fikrinin esası, öyle bir hurafattır ki hurafeciler dahi ondan utanıyorlar. Kendini âkıl zanneden ehl-i dalaletin, nasıl nihayetsiz hezeyanlı bir akılsızlık iltizam ettiklerini gör, ibret al!
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    '''Kesimpulan:'''setiap huruf pada kitab apapun memperlihatkan dirinya sekapasitas huruf dan menunjukkan keberadaannya dalam bentuk tertentu. Hanya saja, ia memperlihatkan penulisnya sebanyak kata yang terdapat di dalamnya serta menjadi petunjuk atasnya lewat berbagai aspek. Misalnya ia berkata, “Penulisku memiliki tulisan yang indah. Penanya berwarna merah, dan seterusnya.”
    '''Elhasıl:''' Nasıl bir kitabın her bir harfi, kendi nefsini bir harf kadar gösterip ve kendi vücuduna tek bir suretle delâlet ediyor ve kendi kâtibini on kelime ile tarif eder ve çok cihetlerle gösterir. Mesela “Benim kâtibimin hüsn-ü hattı var, kalemi kırmızıdır, şöyledir, böyledir.” der.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Demikian pula dengan huruf kitab alam yang besar ini. Ia menunjukkan kepada dirinya seukuran besar dan bentuknya, namun memperlihatkan nama Tuhan Sang Pencipta seukuran satu kumpulan syair. Ia memperlihatkan Asmaul Husna serta mengarah kepadanya sebanyak jenisnya sebagai bukti atas Dzatnya.
    Aynen öyle de şu kitab-ı kebir-i âlemin her bir harfi, kendine cirmi kadar delâlet eder ve kendi sureti kadar gösterir. Fakat Nakkaş-ı Ezelî’nin esmasını, bir kaside kadar tarif eder ve keyfiyetleri adedince işaret parmaklarıyla o esmayı gösterir, müsemmasına şehadet eder.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Karena itu, kalangan sofis sekalipun yang mengingkari keberadaan dirinya dan alam tidak layak untuk mengingkari Sang Pencipta Yang Mahaagung.
    Demek, hem kendini hem bütün kâinatı inkâr eden sofestaî gibi bir ahmak, yine Sâni’-i Zülcelal’in inkârına gitmemek gerektir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="ALTINCI_LEM’A"></span>
    === ALTINCI LEM’A ===
    ===Kilau Keenam===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Sebagaimana Tuhan telah meletakkan tanda keesaan pada setiap dahi dari makhluk-Nya dan pada wajah setiap bagian ciptaan-Nya (se- bagiannya telah dijelaskan pada kilau-kilau sebelumnya), Tuhan juga meletakkan pada setiap jenis dan spesies begitu banyak tanda keesaan dalam bentuk yang sangat nyata. Bahkan Dia telah meletakkan pada keseluruhan alam berbagai jenis tulisan keesaan. Jika kita mencermati sebuah stempel dari sekian stempel dan tanda yang diletakkan pada lembaran muka bumi di musim semi, akan tampak hal berikut ini:
    Hâlık-ı Zülcelal’in nasıl ki mahlukatının her bir ferdinin başında ve masnuatının her bir cüzünün cephesinde, ehadiyetinin sikkesini koymuştur. (Nasıl ki geçmiş lem’alarda bir kısmını gördün.) Öyle de her bir nev’in üstünde çok sikke-i ehadiyet, her bir küll üstünde müteaddid hâtem-i vâhidiyet, tâ mecmu-u âlem üstünde mütenevvi turra-i vahdet, gayet parlak bir surette koymuştur. İşte pek çok sikkelerden ve hâtemlerden ve turralardan, sath-ı arz sahifesinde bahar mevsiminde vaz’edilen bir sikke, bir hâtemi göstereceğiz. Şöyle ki:
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Tuhan Sang Pencipta telah mengumpulkan lebih dari tiga ratus ribu spesies tumbuhan dan hewan di atas muka bumi di musim semi dan musim panas dengan pembedaan dan penentuan dengan sangat rapi, meskipun demikian bercampur. Dia memperlihatkan kepada kita sebuah tanda tauhid yang amat luas, terang, dan jelas sejelas musim semi.
    Nakkaş-ı Ezelî, zeminin yüzünde yaz, bahar zamanında en az üç yüz bin nebatat ve hayvanatın envaını, nihayetsiz ihtilat, karışıklık içinde nihayet derecede imtiyaz ve teşhis ile ve gayet derecede intizam ve tefrik ile haşir ve neşretmesi, bahar gibi zâhir ve bâhir parlak bir sikke-i tevhiddir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Dengan kata lain, proses penghadiran tiga ratus ribu model ke- bangkitan pada saat menghidupkan bumi yang mati di musim semi serta penulisan setiap makhluk yang berbaur dalam tiga ratus ribu spesies di atas lembaran bumi tanpa ada yang keliru dan cacat, serta dengan sangat rapi dan sempurna, tentu saja semua itu merupakan tanda kekuasaan Dzat Yang Mahakuasa atas segala sesuatu yang di tangan-Nya tergenggam kerajaan segala sesuatu dan kunci perbenda- haraan segala sesuatu, di mana Dia Mahabijak dan Maha Mengetahui.
    Evet, bahar mevsiminde ölmüş arzın ihyası içinde, üç yüz bin haşrin numunelerini kemal-i intizam ile icad etmek ve arzın sahifesinde birbiri içinde üç yüz bin muhtelif envaın efradını hatasız ve sehivsiz, galatsız, noksansız, gayet mevzun, manzum, gayet muntazam ve mükemmel bir surette yazmak, elbette nihayetsiz bir kudrete ve muhit bir ilme ve kâinatı idare edecek bir iradeye mâlik bir Zat-ı Zülcelal’in, bir Kadîr-i Zülkemal’in ve bir Hakîm-i Zülcemal’in sikke-i mahsusası olduğunu zerre miktar şuuru bulunanın derk etmesi lâzım gelir.
    Tanda kekuasaan tersebut sangat jelas sehingga dapat diketahui oleh siapapun yang memiliki perasaan meski hanya sedikit.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Al-Qur’an menjelaskan tanda kekuasaan yang terang itu dalam firman-Nya yang berbunyi:“Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar mampu menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. ar-Rûm [30]: 50).
    Kur’an-ı Hakîm ferman ediyor ki:
    فَان۟ظُر۟ اِلٰٓى اٰثَارِ رَح۟مَتِ اللّٰهِ كَي۟فَ يُح۟يِى ال۟اَر۟ضَ بَع۟دَ مَو۟تِهَا اِنَّ ذٰلِكَ لَمُح۟يِى ال۟مَو۟تٰى وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَى۟ءٍ قَدٖيرٌ
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya, qudrah Sang Pencipta Yang Mahabijak yang memperlihatkan tiga ratus ribu spesies dari berbagai model kebangkitan dalam meng- hidupkan bumi selama beberapa hari, tentu sangat mudah dalam mengumpulkan dan membangkitkan manusia. Sebab, layakkah kita mempertanyakan, misalnya, kepada orang yang memiliki kemampuan luar biasa di mana ia dapat menggeser gunung besar hanya dengan isyarat, apakah ia mampu menggeser batu karang besar yang menutup jalan kita dari lembah ini? Nah, tentu orang yang berakal tidak mung- kin meragukan kemampuan Tuhan Yang Mahakuasa dan Pemurah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari di mana Dia mengisi dan mengosongkan keduanya waktu demi waktu dengan berkata, “Bagaimana mungkin Dia dapat melenyapkan lapisan tanah yang berada di atas kita di mana ia menutup jalan kita yang terbentang menuju negeri jamuan-Nya yang kekal?!
    Evet, zeminin diriltilmesinde, üç yüz bin haşrin numunelerini, birkaç gün zarfında yapan, gösteren kudret-i Fâtıraya; elbette insanın haşri ona göre kolay gelir. Mesela, Gelincik Dağı’nı ve Sübhan Dağı’nı bir işaretle kaldıran bir Zat-ı Mu’ciz-nüma’ya “Şu dereden, yolumuzu kapayan şu koca taşı kaldırabilir misin?” denilir mi? Öyle de gök ve dağ ve yeri altı günde icad eden ve onları vakit be-vakit doldurup boşaltan bir Kadîr-i Hakîm’e, bir Kerîm-i Rahîm’e “Ebed tarafından ihzar edilip serilmiş, kendi ziyafetine gidecek yolumuzu seddeden şu toprak tabakasını üstümüzden kaldırabilir misin? Yeri düzeltip bizi ondan geçirebilir misin?” istib’ad suretinde söylenir mi?
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ini adalah perumpamaan sebuah tanda tauhid yang terlihat di atas muka bumi di musim semi dan musim panas. Perhatikan bagaimana stempel keesaan tampak dengan sangat jelas pada pengendalian urusan di musim semi di muka bumi di mana semuanya berlangsung de- ngan penuh hikmah. Pasalnya, seluruh proses yang tampak demikian rapi, sempurna, dan menakjubkan meskipun berlangsung dalam skala yang sangat luas. Namun demikian ia terjadi dengan sangat cepat. Di samping sangat cepat ia terjadi dalam satu bentuk kemurahan mutlak. Bukankah ini sudah cukup menerangkan bahwa ia merupakan stem- pel yang jelas yang hanya mungkin dimiliki oleh Dzat yang memiliki pengetahuan tak terhingga dan qudrah tak terbatas.
    Şu zeminin yüzünde yaz zamanında bir sikke-i tevhidi gördün. Şimdi bak, gayet basîrane ve hakîmane zeminin yüzündeki şu tasarrufat-ı azîme-i bahariye üstünde, bir hâtem-i vâhidiyet gayet aşikâre görünüyor. Çünkü şu icraat, bir vüs’at-i mutlaka içinde ve o vüs’atle beraber bir sürat-i mutlaka ile ve o sürat ile beraber bir sehavet-i mutlaka içinde görünen intizam-ı mutlak ve kemal-i hüsn-ü sanat ve mükemmeliyet-i hilkat; öyle bir hâtemdir ki gayr-ı mütenahî bir ilim ve nihayetsiz bir kudret sahibi ona sahip olabilir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya, kita menyaksikan di seluruh muka bumi sebuah proses pen- ciptaan, pengaturan, dan penataan yang berlangsung dalam skala yang sangat luas.
    Evet, görüyoruz ki bütün yeryüzünde bir vüs’at-i mutlaka içinde bir icad, bir tasarruf, bir faaliyet var.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Di samping sangat luas, ia juga sangat cepat.
    Hem o vüs’at içinde, bir sürat-i mutlaka ile işleniyor.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Di samping sangat luas dan cepat terdapat kemurahan mutlak dalam memperba- nyak entitas.
    Hem o sürat ve vüs’atle beraber bir suhulet-i mutlaka içinde işler yapılıyor.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Di samping pemurah, luas, dan cepat, ia terwujud de- ngan sangat mudah dalam bentuk yang sangat rapi, menakjubkan, dan memiliki ciri berbeda meski bercampur baur.
    Hem o suhulet, sürat ve vüs’atle beraber teksir-i efradda bir sehavet-i mutlaka görünüyor.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Di samping itu, kita juga menyaksikan jejak yang sangat mahal dan ciptaan yang sangat berharga meski jumlahnya tak terhingga, sa- ngat selaras dalam lingkup yang sangat luas, cermat, menakjubkan, dan terwujud dengan sangat mudah.
    Hem o sehavet ve suhulet ve sürat ve vüs’atle beraber; her bir nevide, her bir fertte görünen bir intizam-ı mutlak ve gayet mümtaz bir hüsn-ü sanat ve gayet müstesna bir mükemmeliyet-i hilkat ile beraber gayet sehavet içinde bir intizam-ı tam var.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Menghadirkan semuanya secara sekaligus pada setiap tempat, dalam ukiran yang sama, pada setiap entitas disertai penampakan kreasi yang luar biasa dan menakjubkan, tentu saja menjadi bukti cemerlang dan stempel yang mengarah kepa- da Dzat yang tidak dibatasi oleh tempat namun berada di setiap tem- pat sebagai Dzat yang hadir, menatap, mengawasi dan menghisab. Ti- dak ada yang tersembunyi bagi-Nya dan tidak ada yang sulit bagi-Nya. Menciptakan partikel dan bintang sama saja bagi qudrah-Nya.
    Ve o teksir-i efrad içinde bir mükemmeliyet ve gayet bir sürat içinde bir hüsn-ü sanat ve nihayet ihtilat içinde bir imtiyaz-ı etem ve gayet mebzuliyet içinde gayet kıymettar eserler ve gayet geniş daire içinde tam bir muvafakat ve gayet suhulet içinde gayet sanatkârane bedîaları icad etmek, bir anda, her yerde, bir tarzda, her fertte bir sanat-ı hârika, bir faaliyet-i mu’ciz-nüma göstermek; elbette ve elbette öyle bir zatın hâtemidir ki hiçbir yerde olmadığı halde, her yerde hazır, nâzırdır. Hiçbir şey ondan gizlenmediği gibi hiçbir şey ona ağır gelmez. Zerrelerle yıldızlar, onun kudretine nisbeten müsavidirler.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Suatu hari aku pernah menghitung tangkai dahan pohon ang- gur yang kurus sebesar dua jari yang merupakan mukjizat Tuhan Yang Mahaindah yang terdapat di kebun kemurahan-Nya. Jumlahnya men- capai seratus lima puluh lima tangkai. Lalu kuhitung jumlah biji di sebuah tangkai, ternyata jumlahnya mencapai seratus dua puluh biji. Maka akupun merenung seraya bergumam, “Kalau dahan pohon yang kurus ini berisi air serupa madu di mana ia memberikan air secara terus-menerus, maka dengan terik yang menimpanya tentu ia tidak akan cukup untuk menyusui ratusan biji yang terisi minuman rahmat Tuhan. Ia hanya mendapatkan kelembaban yang sangat sedikit. Dengan demikian, sudah pasti Dzat yang melakukan pekerjaan tersebut Mahakuasa atas segala sesuatu.
    Mesela, o Rahîm-i Zülcemal’in bağistan-ı kereminden, mu’cizatının salkımlarından bir tanecik hükmünde gördüğüm iki parmak kalınlığında bir üzüm asmasına asılmış olan salkımları saydım, yüz elli beş çıktı. Bir salkımın tanesini saydım yüz yirmi kadar oldu. Düşündüm, dedim: Eğer bu asma çubuğu, ballı su musluğu olsa daim su verse şu hararete karşı o yüzer rahmetin şurup tulumbacıklarını emziren salkımlara ancak kifayet edecek. Halbuki, bazen az bir rutubet ancak eline geçer. İşte bu işi yapan, her şeye kādir olmak lâzım gelir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Mahasuci Dzat yang semua akal bingung dan heran terhadap kreasi-Nya.
    سُب۟حَانَ مَن۟ تَحَيَّرَ فٖى صُن۟عِهِ ال۟عُقُولُ
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="YEDİNCİ_LEM’A"></span>
    === YEDİNCİ LEM’A ===
    ===Kilau Ketujuh===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Sebagaimana engkau dapat melihat berbagai stempel keesaan Tuhan, yang merupakan tempat bergantung segala sesuatu, terdapat di muka bumi, yaitu dengan menatapnya secara cermat, maka angkat kepalamu dan buka mata. Arahkan pandangan pada kitab alam jagat raya, engkau pasti akan melihatnya membacakan stempel keesaan dengan sangat jelas pada seluruh alam sesuai dengan kebesaran dan keluasannya. Hal itu karena entitas laksana bagian-bagian pabrik yang tertata rapi, pilar-pilar istana besar, dan sisi-sisi kota yang maju. Setiap bagian menolong bagian yang lain. Setiap bagian memberikan bantu- an kepada yang lain serta memenuhi kebutuhannya. Seluruh bagian berusaha saling membantu secara sangat rapi dalam melayani makh- luk hidup. Mereka bekerjasama menuju tujuan tertentu dengan penuh ketaatan kepada Sang Pengatur Yang Mahabijak dan esa.
    Bak, nasıl sahife-i arz üstünde Zat-ı Ehad-i Samed’in hâtemlerini az dikkatle görebilirsin. Başını kaldır, gözünü aç, şu kâinat kitab-ı kebirine bir bak; göreceksin ki o kâinatın heyet-i mecmuası üstünde, büyüklüğü nisbetinde bir vuzuh ile hâtem-i vahdet okunuyor. Çünkü şu mevcudat bir fabrikanın, bir kasrın, bir muntazam şehrin eczaları ve efradları gibi bel bele verip, birbirine karşı muavenet elini uzatıp birbirinin sual-i hâcetine “Lebbeyk! Baş üstüne.” derler. El ele verip bir intizam ile çalışırlar. Baş başa verip zevi’l-hayata hizmet ederler. Omuz omuza verip bir gayeye müteveccihen bir Müdebbir-i Hakîm’e itaat ederler.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya, hukum “kerjasama” yang terlihat, mulai dari gerakan mataha- ri dan bulan, pergantian siang dan malam, serta pergiliran musim di- ngin dan musim panas, hingga penyuplaian makanan oleh tumbuhan untuk hewan yang lapar, bantuan yang diberikan oleh hewan untuk manusia yang lemah, bahkan pada kemampuan mendapatkan nutrisi dengan sangat cepat guna menolong anak-anak yang kurus, dan pe- layanan yang diberikan oleh partikel makanan untuk kebutuhan tu- buh, semua gerakan yang berjalan sesuai dengan hukum kerjasama itu memperlihatkan kepada mereka yang masih memiliki basirah bahwa ia terwujud dengan kekuatan Sang pemelihara yang Maha pemurah, serta lewat perintah Tuhan Penata yang esa dan sangat bijak.
    Evet, güneş ve aydan, gece ve gündüzden, kış ve yazdan tut, tâ nebatatın muhtaç ve aç hayvanların imdadına gelmelerinde ve hayvanların zayıf, şerif insanların imdadına koşmalarında, hattâ mevadd-ı gıdaiyenin latîf, nahif yavruların ve meyvelerin imdadına uçmalarında, tâ zerrat-ı taamiyenin hüceyrat-ı beden imdadına geçmelerinde cari olan bir düstur-u teavünle hareketleri, bütün bütün kör olmayana gösteriyorlar ki gayet kerîm bir tek Mürebbi’nin kuvvetiyle, gayet hakîm bir tek Müdebbir’in emriyle hareket ediyorlar.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Bantuan, kerjasama, penundukan dan keteraturan yang ter- wujud di alam ini menjadi saksi bahwa Dzat Penata itulah yang mengendalikannya, Dzat Pemelihara yang esa itulah yang mengendalikan semua yang terdapat di alam. Belum lagi bahwa hikmah komprehen- sif yang tampak jelas pada penciptaan segala sesuatu serta perhatian menyeluruh yang terdapat padanya berikut rahmat yang luas yang terdapat pada perhatian tersebut serta rezeki berlimpah yang terdapat pada rahmat tadi di mana ia memenuhi kebutuhan setiap makhluk, semua itu merupakan stempel tauhid yang sangat jelas dan terang di mana setiap orang berakal pasti dapat memahaminya dan setiap orang yang bisa melihat dapat menyaksikannya.
    İşte şu kâinat içinde cari olan bu tesanüd, bu teavün, bu tecavüb, bu teanuk, bu musahhariyet, bu intizam, bir tek Müdebbir’in tertibiyle idare edildiklerine ve bir tek Mürebbi’nin tedbiriyle sevk edildiklerine kat’iyen şehadet etmekle beraber; şu bilbedahe sanat-ı eşyada görünen hikmet-i âmme içindeki inayet-i tamme ve o inayet içinde parlayan rahmet-i vâsia ve o rahmet üstünde serilen ve rızka muhtaç her bir zîhayata onun hâcetine lâyık bir tarzda iaşe etmek için serpilen erzak ve iaşe-i umumî, öyle parlak bir hâtem-i tevhiddir ki bütün bütün aklı sönmeyen anlar ve bütün bütün kör olmayan görür.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya, pakaian hikmah yang memperlihatkan adanya tujuan, perasaan, dan kehendak telah menyelimuti seluruh alam. Pakaian hikmah ini juga dihiasi oleh pakaian perhatian-Nya yang memperli- hatkan kelembutan, kebaikan dan keindahan. Lalu di atasnya diletak- kan pakaian rahmat dan kasih sayang yang memancarkan kilau cinta, pengenalan, karunia, dan kemurahan di mana ia memenuhi seluruh alam. Kemudian pada pakaian rahmat universal yang bersinar itu ter- dapat berbagai rezeki yang bersifat komprehensif. Selanjutnya sejum- lah hidangannya yang menampilkan kasih sayang, kebaikan, kemura- han, dan pemeliharaan-Nya yang baik terbentang luas.
    Evet, kasd ve şuur ve iradeyi gösteren bir perde-i hikmet, umum kâinatı kaplamış ve o perde-i hikmet üstünde lütuf ve tezyin ve tahsin ve ihsanı gösteren bir perde-i inayet serilmiştir ve o müzeyyen perde-i inayet üstünde kendini sevdirmek ve tanıttırmak, in’am ve ikram etmek lem’alarını gösteren bir hulle-i rahmet, kâinatı içine almıştır. Ve o münevver perde-i rahmet-i âmme üstüne serilen ve terahhumu ve ihsan ve ikramı ve kemal-i şefkat ve hüsn-ü terbiyeyi ve lütf-u rububiyeti gösteren bir sofra-i erzak-ı umumiye dizilmiştir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya, berbagai entitas tersebut, mulai dari partikel hingga matahari, baik berupa individu ataupun spesies, kecil ataupun besar, dibungkus dengan pakaian yang menakjubkan. Pakaian itu dibuat dari bahan hik- mah yang berhias tulisan buah, hasil, tujuan, dan sejumlah kemasla- hatan. Ia juga diberi pakaian perhatian yang bertuliskan bunga kelem- butan dan ihsan yang dipotong sesuai dengan bentuk fisik dan ukuran setiap entitas. Di atas pakaian perhatian-Nya dikalungkan tanda kasih sayang yang cemerlang oleh kilau cinta-Nya dan terang oleh cahaya karunia-Nya. Lalu pada tanda yang bersinar itu ditancapkan hidangan rezeki komprehensif di sepanjang muka bumi di mana ia mencukupi seluruh makhluk dan memenuhi kebutuhan mereka.
    Evet şu mevcudat, zerrelerden güneşlere kadar; fertler olsun neviler olsun, küçük olsun büyük olsun, semerat ve gayatla ve faydalar ve maslahatlarla münakkaş bir kumaş-ı hikmetten muhteşem bir gömlek giydirilmiş ve o hikmet-nüma suret gömleği üstünde lütuf ve ihsan çiçekleriyle müzeyyen bir hulle-i inayet her şeyin kametine göre biçilmiş ve o müzeyyen hulle-i inayet üzerine tahabbüb ve ikram ve tahannün ve in’am lem’alarıyla münevver rahmet nişanları takılmış ve o münevver ve murassa nişanları ihsan etmekle beraber, zeminin yüzünde bütün zevi’l-hayatın taifelerine kâfi, bütün hâcetlerine vâfi bir sofra-i rızk-ı umumî kurulmuştur.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Demikianlah, perbuatan ini secara sangat jelas menunjukkan ek- sistensi Dzat Yang Mahabijak, Maha Pemurah, Mahakasih, dan Maha Pemberi rezeki.
    İşte şu iş, güneş gibi aşikâre, nihayetsiz Hakîm, Kerîm, Rahîm, Rezzak bir Zat-ı Zülcemal’e işaret edip gösteriyor.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Benarkah segala sesuatu membutuhkan rezeki?
    Öyle mi? Her şey rızka muhtaç mıdır?
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya, sebagaimana kita melihat bahwa setiap individu membutuh- kan rezeki sepanjang hidupnya, demikian pula dengan semua entitas alam terutama makhluk hidup, baik yang bersifat universal maupun parsial. Keberadaannya dan kehidupannya membutuhkan sejumlah tuntutan dan kebutuhan, baik yang bersifat materi ataupun imma- teri. Di samping membutuhkan banyak hal di mana yang paling dekat sekalipun tak mampu dijangkau oleh tangannya, bahkan kekuatan dan kemampuannya tidak cukup untuk meraih tuntutannya yang paling kecil, kita menyaksikan pula bahwa seluruh tuntutan dan rezeki yang bersifat materi ataupun maknawi diserahkan kepadanya dari arah yang tak terduga dengan sangat rapi dan pada waktu yang tepat sesuai dengan kehidupannya dengan berhias hikmah yang sempurna.
    Evet, bir fert rızka ve devam-ı hayata muhtaç olduğu gibi görüyoruz ki bütün mevcudat-ı âlem, bâhusus zîhayat olsa, küllî olsun cüz’î olsun, küll olsun cüz olsun; vücudunda, bekasında, hayatında ve idame-i hayatta maddeten ve manen çok metalibi var, çok levazımatı var. İftikaratı ve ihtiyacatı öyle şeylere var ki en ednasına o şeyin eli yetişmediği, en küçük matlubuna o şeyin kuvveti kâfi gelmediği bir halde, görüyoruz ki bütün metalibi ve erzak-ı maddiye ve maneviyesi مِن۟ حَي۟ثُ لَا يَح۟تَسِبُ ummadığı yerlerden kemal-i intizamla ve vakt-i münasipte ve lâyık bir tarzda kemal-i hikmetle ellerine veriliyor.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Bu kankah kondisi papa tersebut, kebutuhan yang terdapat pada makh- luk, serta bentuk pemberian karunia yang tak terlihat itu menunjuk- kan keberadaan Tuhan Pemelihara Yang Mahabijak dan Pengatur Yang Maha Pengasih dan Mahaindah?!
    İşte bu iftikar ve ihtiyac-ı mahlukat ve bu tarzda imdat ve iane-i gaybiye, acaba güneş gibi bir Mürebbi-i Hakîm-i Zülcelal’i, bir Müdebbir-i Rahîm-i Zülcemal’i göstermiyor mu?
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="SEKİZİNCİ_LEM’A"></span>
    === SEKİZİNCİ LEM’A ===
    ===Kilau Kedelapan===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Sebagaimana penanaman sebuah benih di ladang menunjuk- kan bahwa ladang tersebut berada dalam kendali Sang Pemilik benih, serta bahwa benih itu juga berada di bawah kendali-Nya, maka ke- seluruhan unsur pada ladang dan pada bagian-bagiannya di samping merupakan satu kesatuan yang menjadi tempat penyebaran tumbu- han dan hewan—di mana hal itu mencerminkan buah rahmat ilahi, mukjizat qudrah-Nya, dan kalimat hikmah-Nya—dalam bentuk yang serupa, mirip, dan menempati setiap sisi, semua itu menunjukkan se- cara sangat jelas bahwa keuniversalan dan penyebaran tersebut berada di bawah kendali Tuhan Pemelihara yang esa. Sehingga setiap bunga, buah, dan hewan adalah tanda kekuasaan, serta stempel dan tulisan Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka di manapun ia berada dengan lisan hal ia berucap, “Jika aku merupakan tanda-Nya, maka tanah ini me- rupakan ciptaan-Nya. Jika aku merupakan stempel-Nya, maka tempat ini adalah tulisan-Nya. Jika aku merupakan tanda-Nya, maka wilayah ini adalah kreasi-Nya.”
    Nasıl ki bir tarlada ekilen bir nevi tohum delâlet eder ki o tarla herhalde tohum sahibinin taht-ı tasarrufunda olduğunu, hem o tohumu dahi tarla mutasarrıfının taht-ı tasarrufunda olduğunu gösterir. Öyle de şu anâsır denilen mezraa-i masnuat, vâhidiyet ve besatet ile beraber, külliyet ve ihataları ve şu mahlukat denilen semerat-ı rahmet ve mu’cizat-ı kudret ve kelâmat-ı hikmet olan nebatat ve hayvanat, mümaselet ve müşabehetleriyle beraber çok yerlerde intişarı, her tarafta bulunup tavattunları; tek bir Sâni’-i Mu’ciz-nüma’nın taht-ı tasarrufunda olduklarını öyle bir tarzda gösteriyor ki güya her bir çiçek, her bir semere, her bir hayvan, o Sâni’in birer sikkesidir, birer hâtemidir, birer turrasıdır. Her nerede bulunsa lisan-ı haliyle her birisi der ki “Ben kimin sikkesiyim, bu yer dahi onun masnuudur. Ben kimin hâtemiyim, bu mekân dahi onun mektubudur. Ben kimin turrasıyım, bu vatanım dahi onun mensucudur.”
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Jadi, rububiyah atau pemeliharaan terhadap makhluk yang paling kecil sekalipun merupakan urusan Dzat yang menggenggam kendali semua unsur. Perhatian terhadap hewan yang paling kecil sekalipun adalah urusan Dzat yang pemeliharaan-Nya meliputi semua hewan, tumbuhan dan makhluk.Hakikat ini sangat jelas bagi mereka yang penglihatannya tidak buta.
    Demek, en edna bir mahluka rububiyet; bütün anâsırı kabza-i tasarrufunda tutana mahsustur ve en basit bir hayvanı tedbir ve tedvir etmek; bütün hayvanatı, nebatatı, masnuatı kabza-i rububiyetinde terbiye edene has olduğunu kör olmayan görür.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya, seluruh makhluk mengucapkan hal yang sama, “Dzat yang menguasai seluruh spesiesku merupakan Pemilikku. Jika tidak, berarti bukan Pemilikku.” Setiap spesies berucap dengan lisan penyebarannya bersama dengan seluruh spesies lain. Demikian pula dengan bumi. Lewat lisan keterkaitannya dengan seluruh planet dan matahari ser- ta lewat kerjasamanya dengan langit ia berucap, “Dzat yang mengua- sai seluruh alam adalah Dzat Pemilikku. Jika tidak, berarti Dia bukan pemilikku.”
    Evet her bir fert, sair efrada mümaselet ve misliyet lisanı ile der: “Kim bütün nevime mâlik ise bana mâlik olabilir, yoksa yok.” Her nevi, sair nevilerle beraber yeryüzünde intişarı lisanıyla der: “Kim bütün sath-ı arza mâlik ise bana mâlik olabilir; yoksa yok.” Arz, sair seyyarat ile bir güneşe irtibatı ve semavat ile tesanüdü lisanıyla der: “Kim bütün kâinata mâlik ise bana mâlik o olabilir, yoksa yok.”
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Jika ada yang berkata kepada buah apel yang memiliki perasaan, “Engkau adalah ciptaanku,” tentu ia akan menjawabnya dengan lisan hal, “Jika engkau mampu menyusun seluruh apel yang terdapat di muka bumi, apalagi jika engkau mengendalikan seluruh tanaman buah seperti kami yang terdapat di atas bumi, terlebih jika engkau bisa mengendalikan seluruh hadiah Tuhan yang terdapat padanya yang be- rasal dari khazanah rahmat-Nya. Jika benar demikian, engkau boleh mengaku sebagai Tuhan Penciptaku.”Dengan jawaban di atas, apel itu menampar mulut orang bodoh tersebut dengan tamparan yang keras.
    Evet, faraza zîşuur bir elmaya biri dese: “Sen benim sanatımsın.O elma lisanhal ile ona “Sus!” diyecek. “Eğer bütün yeryüzünde bütün elmaların teşkiline muktedir olabilirsen belki yeryüzünde münteşir bütün hemcinsimiz olan bütün meyvedarlara, belki bütün bahar sefinesiyle hazine-i rahmetten gelen bütün hedâyâ-yı Rahmaniyeye mutasarrıf olabilirsen bana rububiyet dava et.” O tek elma böyle diyecek ve o ahmağın ağzına bir tokat vuracak.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="DOKUZUNCU_LEM’A"></span>
    === DOKUZUNCU LEM’A ===
    ===Kilau Kesembilan===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Kami telah menjelaskan berbagai bukti dan stempel yang ter- dapat pada satu bagian dan sesuatu bersifat parsial, pada keseluruhan dan sesuatu yang bersifat universal, pada alam keseluruhan, pada ke- hidupan, pada makhluk hidup dan pada proses pemberian kehidupan.
    Cüzde cüz’îde, küllde küllîde, küll-i âlemde, hayatta, zîhayatta, ihyada olan sikkelerden, hâtemlerden, turralardan bazılarına işaret ettik. Şimdi, nevilerde hesapsız sikkelerden bir sikkeye işaret edeceğiz.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Di sini kami ingin menjelaskan sebuah bukti dari sekian bukti yang jumlahnya tak terhingga yang terdapat pada spesies. Beban dan biaya sekian banyak buah dari sebuah pohon demikian mudah dan ringan sehingga sama seperti beban dan biaya satu buah yang tumbuh lewat banyak tangan. Pasalnya, sebuah pohon berbuah dikendalikan oleh satu sentral, satu pemeliharaan, dan satu hukum (sistem). Artinya, banyaknya sentral membuat setiap buah dari segi kuantitas mem- butuhkan sekian biaya, beban, dan perangkat sesuai kebutuhan sebuah pohon. Demikian pula dari segi kualitas. Ia sama seperti penyiapan perlengkapan untuk seorang tentara dan berbagai perangkat militer- nya. Dibutuhkan sekian pabrik sebanyak yang dibutuhkan oleh jum- lah pasukan.
    Evet, nasıl ki meyvedar bir ağacın hesapsız semereleri, bir terbiye-i vâhide, bir kanun-u vahdetle, bir tek merkezden idare edildiklerinden külfet ve meşakkat ve masraf, o kadar suhulet peyda eder ki kesretle terbiye edilen tek bir semereye müsavi olurlar. Demek, kesret ve taaddüd-ü merkez, her semere için kemiyetçe bütün ağaç kadar külfet ve masraf ve cihazat ister. Fark yalnız keyfiyetçedir. Nasıl ki bir tek nefere lâzım teçhizat-ı askeriyeyi yapmak için orduya lâzım bütün fabrikalar kadar fabrikalar lâzımdır.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Jadi, apabila satu pekerjaan berpindah dari satu tangan ke banyak tangan, maka dari sisi kuantitas bebannya menjadi bertambah sebanyak jumlah anggota. Begitulah jejak kemudahan yang terlihat pada spesies, sebenarnya bersumber dari kemudahan yang terdapat pada keesaan dan tauhid.
    Demek iş, vahdetten kesrete geçse efrad adedince –kemiyet cihetiyle– külfet ziyadeleşir. İşte, her nevide bilmüşahede görünen suhulet-i fevkalâde, elbette vahdetten, tevhidden gelen bir yüsr ve suhuletin eseridir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Kesimpulan: Sebagaimana kemiripan dan keselarasan organ uta- ma pada satu jenis dan satu spesies membuktikan bahwa spesies dan entitas tersebut merupakan makhluk Tuhan Pencipta Yang Mahaesa, demikian pula kemudahan yang terlihat dan tidak adanya kesulitan menunjukkan secara jelas bahwa semuanya merupakan jejak Sang Pen- cipta Yang Mahaesa. Sebab, keberadaan satu pena dan stempel meng- haruskan hal itu. Jika tidak, maka kesulitan yang sampai pada tingkat mustahil tersebut menggiring spesies tadi kepada kondisi tiada.
    '''Elhasıl,''' bir cinsin bütün envaı, bir nev’in bütün efradı aza-yı esasîde muvafakat ve müşabehetleri nasıl ispat ederler ki tek bir Sâni’in masnularıdır. Çünkü vahdet-i kalem ve ittihad-ı sikke öyle ister. Öyle de bu meşhud suhulet-i mutlaka ve külfetsizlik, vücub derecesinde icab eder ki bir Sâni’-i Vâhid’in eserleri olsun. Yoksa imtina derecesine çıkan bir suubet, o cinsi in’idama ve o nev’i ademe götürecekti.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Dari sini dapat dikatakan bahwa apabila penciptaan dinisbatkan kepada Allah , maka penciptaan segala sesuatu menjadi mudah se- perti mencipta satu entitas. Namun jika disandarkan atau dinisbatkan kepada makhluk, maka penciptaan setiap sesuatu menjadi sulit sesulit menciptakan semua entitas. Jika demikian kondisinya, maka kema- jemukan yang terlihat di alam serta keberlimapahan yang tampak di depan mata memperlihatkan tanda keesaan-Nya laksana matahari. Jika buah-buahan yang banyak yang kita ambil bukan milik Dzat Yang Esa, tentu kita tidak akan dapat memakan sebuah delima sekalipun meski kita mengeluarkan seluruh harta dunia sebagai bayaran atas proses pembuatannya.
    '''Velhasıl:''' Cenab-ı Hakk’a isnad edilse bütün eşya, bir tek şey gibi bir suhulet peyda eder. Eğer esbaba isnad edilse her bir şey, bütün eşya kadar suubet peyda eder. Madem öyledir; kâinatta şu görünen fevkalâde ucuzluk ve şu göz önündeki hadsiz mebzuliyet, sikke-i vahdeti güneş gibi gösterir. Eğer gayet mebzuliyetle elimize geçen şu sanatlı meyveler, Vâhid-i Ehad’in malı olmazsa bütün dünyayı verse idik, bir tek narı yiyemezdik.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="ONUNCU_LEM’A"></span>
    === ONUNCU LEM’A ===
    ===Kilau Kesepuluh===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Sebagaimana kehidupan yang memperlihatkan manifestasi keindahan Rabbani merupakan petunjuk ahadiyah-Nya, maka kema- tian yang memperlihatkan manifestasi keagungan ilahi adalah bukti wâhidiyah-Nya.
    Tecelli-i cemaliyeyi gösteren hayat; nasıl bir bürhan-ı ehadiyettir, belki bir çeşit tecelli-i vahdettir. Tecelli-i celali izhar eden memat dahi bir bürhan-ı vâhidiyettir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Misalnya, gelembung dan buih yang menghadap ke matahari di mana ia tampak bersinar di atas sungai yang besar, serta sejum- lah unsur yang bening yang tampak berkilau di atas bumi, semua- nya merupakan bukti yang menunjukkan keberadaan matahari. Hal itu terwujud dengan memperlihatkan bayangan matahari padanya serta lewat pantulan cahayanya. Manifestasi matahari yang terus ter- lihat dengan cemerlang meski tetesan air dan kilau tadi lenyap serta kondisinya yang terus bersinar tanpa ada yang kurang pada tetesan air dan materi bening yang datang berikutnya, hal itu menjadi bukti nyata bahwa matahari-matahari kecil itu, cahaya yang terpantul, dan sinar yang kemudian redup yang untuk selanjutnya berganti dengan yang lain merupakan manifestasi dari matahari yang kekal, permanen, tinggi dan satu di mana ia tidak pernah lenyap. Sementara tetesan air yang bersinar itu lewat kemunculan dan kedatangannya menunjukkan keberadaan matahari sekaligus keabadian dan keesaannya.
    Evet, mesela وَ لِلّٰهِ ال۟مَثَلُ ال۟اَع۟لٰى nasıl ki güneşe karşı parlayan ve akan büyük bir ırmağın kabarcıkları ve zemin yüzünün mütelemmi’ şeffafatı, güneşin aksini ve ışığını göstermek suretiyle güneşe şehadet ettikleri gibi o kataratın ve şeffafatın gurûbuyla, gitmeleriyle beraber arkalarından yeni gelen katarat taifeleri ve şeffafat kabileleri üstünde yine güneşin cilveleri haşmetle devamı ve ışığının tecellisi ve noksansız istimrarı kat’iyen şehadet eder ki: Sönüp yanan, değişip tazelenen, gelip parlayan misalî güneşçikler ve ışıklar ve nurlar; bir bâki, daimî, âlî, tecellisi zevalsiz bir tek güneşin cilveleridir. Demek, o parlayan kataratlar, zuhuruyla ve gelmeleriyle güneşin vücudunu gösterdikleri gibi; gurûblarıyla, zevalleriyle, güneşin bekasını ve devamını ve birliğini gösteriyorlar.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Berdasarkan perumpamaan di atas kita mengetahui bahwa se- luruh entitas yang beredar di mana keberadaan dan kehidupannya menjadi saksi atas keberadaan dan keesaan Sang Pencipta, maka de- ngan kondisinya yang lenyap dan menghilang ia juga menjadi saksi atas wujud, keazalian, keabadian dan keesaan-Nya.
    Aynen öyle de şu mevcudat-ı seyyale, vücudlarıyla ve hayatlarıyla Vâcibü’l-vücud’un vücub-u vücuduna ve ehadiyetine şehadet ettikleri gibi; zevalleriyle, ölümleriyle o Vâcibü’l-vücud’un ezeliyetine, sermediyetine ve ehadiyetine şehadet ederler.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya, makhluk hidup yang indah yang terus terbaharui seiring de- ngan kondisi terbit dan terbenam, pergantian malam dan siang, pe- rubahan musim dingin dan musim panas, serta perjalanan masa di samping menunjukkan keberadaan Dzat Mahaindah Yang Kekal abadi, serta kondisi-Nya yang permanen dan esa, maka kematian dan keper- gian entitas lewat sejumlah sebab lahiriah menjelaskan ketidakber- dayaan sebab-sebab tersebut di mana ia hanya sekadar tirai. Kondisi ini menegaskan kepada kita bahwa proses penciptaan dan kreasi, serta ukiran dan manifestasi yang ada merupakan ciptaan dan makhluk Tu- han Sang Pencipta di mana seluruh nama-Nya bersifat baik dan suci. Bahkan ia merupakan tulisan-Nya yang terus berubah, cermin-Nya yang terus bergerak, tanda kekuasaan-Nya yang terus bergilir, serta stempel-Nya yang terus berganti dengan penuh hikmah.
    Evet gece gündüz, kış ve yaz, asırlar ve devirlerin değişmesiyle gurûb ve ufûl içinde teceddüd eden ve tazelenen masnuat-ı cemile, mevcudat-ı latîfe, elbette bir âlî ve sermedî ve daimü’t-tecelli bir cemal sahibinin vücud ve beka ve vahdetini gösterdikleri gibi; o masnuat, esbab-ı zâhiriye-i süfliyeleriyle beraber zeval bulup ölmeleri, o esbabın hiçliğini ve bir perde olduğunu gösteriyorlar. Şu hal kat’iyen ispat eder ki şu sanatlar, şu nakışlar, şu cilveler; bütün esması kudsiye ve cemile olan bir Zat-ı Cemil-i Zülcelal’in tazelenen sanatlarıdır, tahavvül eden nakışlarıdır, taharrük eden âyineleridir, birbiri arkasından gelen sikkeleridir, hikmetle değişen hâtemleridir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Kesimpulan: kitab alam yang besar ini di samping tanda-tan- da penciptaan-Nya menunjukkan keberadaan dan keesaan Allah, juga menjadi bukti atas seluruh sifat sempurna, indah, dan agung milik-Nya. Selain itu, ia menegaskan kesempurnaan dzat-Nya Yang Mahaagung yang bersih dari segala kekurangan dan jauh dari cacat. Pasalnya, kesempurnaan yang terlihat pada jejak tertentu menunjuk- kan kesempurnaan perbuatan yang menjadi sumbernya. Selanjutnya kesempurnaan perbuatan ini menunjukkan kesempurnaan nama. Lalu kesempurnaan nama menunjukkan kesempurnaan sifat. Kemu- dian kesempurnaan sifat menunjukkan kesempurnaan potensi-Nya. Kesempurnaan potensi-Nya tentu saja menunjukkan kesempurnaan Dzat.
    '''Elhasıl''', şu kitab-ı kebir-i kâinat, nasıl ki vücud ve vahdete dair âyât-ı tekviniyeyi bize ders veriyor. Öyle de o Zat-ı Zülcelal’in bütün evsaf-ı kemaliye ve cemaliye ve celaliyesine de şehadet eder. Ve kusursuz ve noksansız kemal-i zatîsini ispat ederler. Çünkü bedihîdir ki bir eserde kemal, o eserin menşe ve mebdei olan fiilin kemaline delâlet eder. Fiilin kemali ise ismin kemaline ve ismin kemali, sıfatın kemaline ve sıfatın kemali, şe’n-i zatînin kemaline ve şe’nin kemali, o zat-ı zîşuunun kemaline, hadsen ve zarureten ve bedaheten delâlet eder.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Misalnya: berbagai tulisan yang rapi dan hiasan yang indah dari sebuah istana yang sangat menakjubkan menunjukkan bahwa di balik kesempurnaan karya sempurna itu terdapat arsitek yang mahir dan ahli. Lewat nama-namanya, kesempurnaan karya itu menuturkan kedudu- kan arsitek tadi. Kesempurnaan nama dan kedudukannya menjelaskan kesempurnaan sifat yang tak terhingga dari si pembuatnya dilihat dari sisi kreasinya. Kesempurnaan sifat dan keindahan kreasinya menjadi saksi atas kesempurnaan potensi si pembuatnya. Lalu kesempurnaan urusan dan potensinya menunjukkan kesempurnaan esensi dzat sang pembuat tadi.
    Mesela, nasıl ki kusursuz bir kasrın mükemmel olan nukuş ve tezyinatı, arkalarında bir usta ef’alinin mükemmeliyetini gösterir. O ef’alin mükemmeliyeti, o fâil ustanın rütbelerini gösteren unvanları ve isimlerinin mükemmeliyetini gösterir. Ve o esma ve unvanlarının mükemmeliyeti, o ustanın sanatına dair sıfatlarının mükemmeliyetini gösterir. Ve o sanat ve sıfatlarının mükemmeliyeti, o sanat sahibinin şuun-u zatiye denilen kabiliyet ve istidad-ı zatiyesinin mükemmeliyetini gösterir. Ve o şuun ve kabiliyet-i zatiyenin mükemmeliyeti, o ustanın mahiyet-i zatiyesinin mükemmeliyetini gösterdiği misillü…
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Demikianlah keadaan dari sebuah kreasi menakjubkan yang bersih dari cacat yang terdapat pada jejak yang terlihat di alam dan di entitas yang tertata rapi di jagat raya di mana ayat berikut ini menga- rahkan perhatian padanya:“Adakah kamu melihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS. al- Mulk [67]: 3).Ayat di atas secara nyata menunjukkan kesempurnaan perbuatan Tuhan Yang Mahakuasa. Kesempurnaan perbuatan itu menunjukkan kesempurnaan nama Pelakunya Yang Mahaagung. Kesempurnaan tersebut menunjukkan dan membuktikan kesempurnaan sifat Dzat Pemilik keindahan yang diberi nama dengannya. Kesempurnaan sifat menunjukkan kesempurnaan Dzat yang diberi sifat tadi. Kesempur- naan potensi-Nya menunjukkan secara haqqul yaqin akan kesempur- naan Dzat Yang Mahasuci, Pemilik sejumlah sifat, di mana berbagai kesempurnaan yang terlihat di alam tidak lain hanya sekadar bayangan lemah jika dibandingkan dengan tanda-tanda kesempurnaan-Nya, simbol keagungan-Nya, dan petunjuk keindahan-Nya.
    Aynen öyle de şu kusursuz, futursuz هَل۟ تَرٰى مِن۟ فُطُورٍ sırrına mazhar olan şu âsâr-ı meşhude-i âlem, şu mevcudat-ı muntazama-i kâinatta olan sanat ise bilmüşahede bir müessir-i zi’l-iktidarın kemal-i ef’aline delâlet eder. O kemal-i ef’al ise bilbedahe o fâil-i zülcelalin kemal-i esmasına delâlet eder. O kemal-i esma ise bizzarure o esmanın müsemma-i zülcemalinin kemal-i sıfâtına delâlet ve şehadet eder. O kemal-i sıfât ise bi’l-yakîn o mevsuf-u zülkemalin kemal-i şuununa delâlet ve şehadet eder. O kemal-i şuun ise bihakkalyakîn o zîşuunun kemal-i zatına öyle delâlet eder ki bütün kâinatta görünen bütün enva-ı kemalât, onun kemaline nisbeten sönük bir zıll-i zayıf suretinde bir Zat-ı Zülkemal’in âyât-ı kemali ve rumuz-u celali ve işarat-ı cemali olduğunu gösterir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="GÜNEŞLER_KUVVETİNDE_ON_BİRİNCİ_LEM’A"></span>
    === GÜNEŞLER KUVVETİNDE ON BİRİNCİ LEM’A ===
    ===Kilau Kesebelas===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Dalam “Kalimat Kesembilan Belas” telah dijelaskan bahwa tanda kekuasaan terbesar yang terdapat di kitab alam yang besar ini, nama teragung yang terdapat dalam al-Qur’an yang agung, sekaligus benih pohon alam, buahnya yang paling bersinar, mentari istana jagat raya, bulan purnama yang menyinari dunia Islam, yang menjadi petunjuk atas kekuasaan rububiyah Allah, serta penyingkap misteri alam yang bijak adalah nabi Muhammad x. Beliaulah yang mengumpulkan seluruh nabi di bawah sayap risalah, serta melindungi dunia Islam di bawah sayap Islam. Dengan keduanya beliau terbang di berbagai ting- katan hakikat dengan memimpin rombongan nabi dan rasul, seluruh wali dan kaum shiddiqin, serta seluruh ahli hakikat seraya menjelaskan keesaan-Nya secara sangat jelas lewat kekuatan yang diberikan pada- nya. Beliau membuka jalan lurus menuju arasy ahadiyah-Nya dengan menunjukkan jalan iman kepada Allah serta menegaskan keesaan- Nya. Karena itu, tidak ada celah bagi ilusi dan keraguan untuk menu- tup atau menghijab jalan lurus di atas.
    On Dokuzuncu Söz’de tarif edilen ve kitab-ı kebirin âyet-i kübrası ve o Kur’an-ı kebirdeki ism-i a’zamı ve o şecere-i kâinatın çekirdeği ve en münevver meyvesi ve o saray-ı âlemin güneşi ve âlem-i İslâm’ın bedr-i münevveri ve rububiyet-i İlahiyenin dellâl-ı saltanatı ve tılsım-ı kâinatın keşşaf-ı zîhikmeti olan Seyyidimiz Muhammedü’l-Emin aleyhissalâtü vesselâm, bütün enbiyayı sayesi altına alan risalet cenahı ve bütün âlem-i İslâm’ı himayesine alan İslâmiyet cenahlarıyla hakikatin tabakatında uçan ve bütün enbiya ve mürselîni, bütün evliya ve sıddıkîni ve bütün asfiya ve muhakkikîni arkasına alıp bütün kuvvetiyle vahdaniyeti gösterip arş-ı ehadiyete yol açıp gösterdiği iman-ı billah ve ispat ettiği vahdaniyet-i İlahiyeyi hiç vehim ve şüphenin haddi var mı ki kapatabilsin ve perde olabilsin?
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Karena pada “Kalimat Kesembilan Belas” dan “Surat Kesembi- lan Belas” kami telah menjelaskan secara global bukti yang kuat itu di mana ia laksana air pembangkit kehidupan lewat empat belas per- cikan dan sembilan belas petunjuk disertai penjelasan tentang ber- bagai mukjizat Nabi x, maka petunjuk di atas kami rasa sudah cukup. Selanjutnya bagian ini kami tutup dengan salawat dan salam atas bukti keesaan Tuhan yang sangat jelas (Nabi x) di mana salawat dan salam itu menunjukkan sejumlah pilar yang menegaskan legitimasinya dan menjadi saksi atas kejujurannya.
    Madem On Dokuzuncu Söz’de ve On Dokuzuncu Mektup’ta o bürhan-ı kātı’ın âbü’l-hayat-ı marifetinden on dört reşha ve on dokuz işarat ile o zat-ı mu’ciz-nümanın enva-ı mu’cizatıyla beraber, icmalen bir derece tarif ve beyan etmişiz. Şurada şu işaret ile iktifa edip o vahdaniyetin bürhan-ı kātı’ını tezkiye eden ve sıdkına şehadet eden esasata işaret suretinde bir salavat-ı şerife ile hatmederiz.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya Allah, limpahkan salawat atas sosok yang menunjukkan ken- iscayaan wujud dan keesaan-Mu; sosok yang menjadi saksi atas keagu- ngan, keindahan, dan kesempurnaan-Mu; yaitu saksi jujur yang dapat dipercaya, serta bukti bertutur yang tak diragukan; junjungan para nabi dan rasul; pembawa rahasia kesepakatan, pembenaran, dan mukjizat mereka; pemimpin para wali dan kaum shiddiqin yang mencakup ra- hasia kesepakatan, hakikat, dan kemuliaan mereka; pemilik sejumlah mukjizat cemerlang dan luar biasa yang jelas dan menjadi bukti yang membenarkannya; pemilik sejumlah sifat mulia dalam dirinya, akhlak terpuji dalam tugasnya, tabiat istimewa dalam syariatnya yang sempur- na dan bersih dari perbedaan; penerima wahyu ilahi lewat kesepakatan Dzat yang menurunkan, apa yang diturunkan, dan sosok yang padanya diturunkan; penjelajah alam gaib dan malakut; sosok yang menyaksikan alam ruh dan menyertai malaikat; simbol kesempurnaan entitas, baik secara pribadi, spesies, maupun jenisnya; buah pohon penciptaan yang paling bersinar, lentera kebenaran dan bukti hakikat; perwujudan kasih sayang dan cinta; penyingkap misteri alam; penunjuk jalan menu- ju kekuasaan rububiyah; sosok yang dengan ketinggian maknawinya menunjukkan bahwa ia adalah pusat perhatian Tuhan Pencipta alam dalam menciptakan seluruh entitas; pemilik syariat yang lewat keluasan dan kekuatan hukumnya menunjukkan bahwa syariat tersebut merupa- kan sistem milik Penata alam dan bersumber dari Pencipta makhluk.Ya, Dzat yang menata alam dengan sangat rapi dan sempurna ini adalah Penata agama lewat tatanan yang paling indah dan bagus. Beliau adalah junjungan kami sebagai umat manusia dan pembimbing kami selaku kaum mukmin, yaitu Muhammad ibn Abdullah ibn Abdul Muttalib. Semoga salawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau sepanjang keberadaan langit dan bumi. Saksi jujur yang dapat dipercaya itu bersaksi di hadapan seluruh makhluk seraya menyeru dan menga- jarkan seluruh generasi manusia sepanjang zaman lewat seluruh kekua- tannya, totalitasnya, puncak keyakinannya, kekuatan ketenangannya, serta dengan kesempurnaan imannya, dengan ucapan:“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata; tanpa ada sekutu bagi-Nya.”
    اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى مَن۟ دَلَّ عَلٰى وُجُوبِ وُجُودِكَ وَ وَح۟دَانِيَّتِكَ وَ شَهِدَ عَلٰى جَلَالِكَ وَ جَمَالِكَ وَ كَمَالِكَ الشَّاهِدُ الصَّادِقُ ال۟مُصَدَّقُ وَ ال۟بُر۟هَانُ النَّاطِقُ ال۟مُحَقَّقُ سَيِّدُ ال۟اَن۟بِيَاءِ وَ ال۟مُر۟سَلٖينَ اَل۟حَامِلُ سِرَّ اِج۟مَاعِهِم۟ وَ تَص۟دٖيقِهِم۟ وَ مُع۟جِزَاتِهِم۟ وَ اِمَامُ ال۟اَو۟لِيَاءِ وَ الصِّدّٖيقٖينَ اَل۟حَاوٖى سِرَّ اِتِّفَاقِهِم۟ وَ تَح۟قٖيقِهِم۟ وَ كَرَامَاتِهِم۟ ذُو ال۟مُع۟جِزَاتِ ال۟بَاهِرَةِ وَ ال۟خَوَارِقِ الظَّاهِرَةِ وَ الدَّلَائِلِ ال۟قَاطِعَةِ ال۟مُحَقَّقَةِ ال۟مُصَدَّقَةِ لَهُ ذُو ال۟خِصَالِ ال۟غَالِيَةِ فٖى ذَاتِهٖ وَ ال۟اَخ۟لَاقِال۟عَالِيَةِ فٖى وَظٖيفَتِهٖ
    وَ السَّجَايَا السَّامِيَةِ فٖى شَرٖيعَتِهِ اَل۟مُكَمَّلَةِ ال۟مُنَزَّهَةِ لَهُ عَنِ ال۟خِلَافِ مَه۟بِطُ ال۟وَح۟ىِ الرَّبَّانِىِّ بِاِج۟مَاعِ ال۟مُن۟زِلِ وَ ال۟مُن۟زَلِ وَ ال۟مُن۟زَلِ عَلَي۟هِ سَيَّارُ عَالَمِ ال۟غَي۟بِ وَ ال۟مَلَكُوتِ مُشَاهِدُ ال۟اَر۟وَاحِ وَ مُصَاحِبُ ال۟مَلٰئِكَةِ اَن۟مُوذَجُ كَمَالِ ال۟كَائِنَاتِ شَخ۟صًا وَ نَو۟عًا وَ جِن۟سًا ( اَن۟وَرُ ثَمَرَاتِ شَجَرَةِ ال۟خِل۟قَةِ ) سِرَاجُ ال۟حَقِّ بُر۟هَانُ ال۟حَقٖيقَةِ تِم۟ثَالُ الرَّح۟مَةِ مِثَالُ ال۟مَحَبَّةِ كَشَّافُ طِل۟سِمِ ال۟كَائِنَاتِ دَلَّالُ سَل۟طَنَةِ الرُّبُوبِيَّةِ ال۟مُر۟مِزُ بِعُل۟وِيَّةِ شَخ۟صِيَّتِهِ ال۟مَع۟نَوِيَّةِ اِلٰى اَنَّهُ نُص۟بُ عَي۟نِ فَاطِرِ ال۟عَالَمِ فٖى خَل۟قِ ال۟كَائِنَاتِ ذُو الشَّرٖيعَةِ الَّتٖى هِىَ بِوُس۟عَةِ دَسَاتٖيرِهَا
    وَ قُوَّتِهَا تُشٖيرُ اِلٰى اَنَّهَا نِظَامُ نَاظِمِ ال۟كَو۟نِ وَ وَض۟عُ خَالِقِ ال۟كَائِنَاتِ نَعَم۟ اِنَّ نَاظِمَ ال۟كَائِنَاتِ بِهٰذَا النِّظَامِ ال۟اَتَمِّ ال۟اَك۟مَلِ هُوَ نَاظِمُ هٰذَا الدّٖينِ بِهٰذَا النِّظَامِ ال۟اَح۟سَنِ ال۟اَج۟مَلِ سَيِّدُنَا نَح۟نُ مَعَاشِرَ بَنٖى اٰدَمَ وَ مُه۟دٖينَا اِلَى ال۟اٖيمَانِ نَح۟نُ مَعَاشِرَ ال۟مُؤ۟مِنٖينَ مُحَمَّدٍ ب۟نِ عَب۟دِ اللّٰهِ ب۟نِ عَب۟دِ ال۟مُطَّلِبِ عَلَي۟هِ اَف۟ضَلُ الصَّلَوَاتِ وَ اَتَمُّ التَّس۟لٖيمَاتِ مَا دَامَتِ ال۟اَر۟ضُ وَ السَّمٰوَاتُ فَاِنَّ ذٰلِكَ الشَّاهِدَ الصَّادِقَ ال۟مُصَدَّقَ يَش۟هَدُ عَلٰى رُؤُسِ ال۟اَش۟هَادِ مُنَادِيًا وَ مُعَلِّمًا لِاَج۟يَالِ ال۟بَشَرِ خَل۟فَ ال۟اَع۟صَارِ وَ ال۟اَق۟طَارِ نِدَاءً عُل۟وِيًّا بِجَمٖيعِ قُوَّتِهٖ وَ بِغَايَةِ جِدِّيَّتِهٖ وَ بِنِهَايَةِ وُثُوقِهٖ وَ بِقُوَّةِ اِط۟مِئ۟نَانِهٖ وَ بِكَمَالِ اٖيمَانِهٖ
    بِاَش۟هَدُ اَن۟ لَٓا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَح۟دَهُ لَا شَرٖيكَ لَهُ
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="GÜNEŞLER_KUVVETİNDE_ON_İKİNCİ_LEM’A"></span>
    === GÜNEŞLER KUVVETİNDE ON İKİNCİ LEM’A ===
    ===Kilau Kedua Belas===
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Kilau kedua belas dari “Kalimat Kedua Puluh Dua” ini merupakan lautan hakikat. Ia adalah lautan yang sangat luas di mana kalimat-kali- mat sebelumnya merupakan dua puluh dua tetes darinya. Ia merupa- kan sumber cahaya yang sangat luas di mana kedua puluh dua kalimat itu tidak lain merupakan dua puluh dua kilau dari mentari tersebut.Ya, setiap kalimat dari kedua puluh dua kalimat sebelumnya merupakan sebuah kilau dari bintang satu ayat yang demikian terang di langit al-Qur’an. Ia tidak lain merupakan satu tetes dari sungai ayat yang mengalir di lautan al-Furqan al-Karim. Ia juga merupakan mutiara dari kotak permata ayat kitabullah yang merupakan perbendaharaan agung.
    Şu Yirmi İkinci Söz’ün On İkinci Lem’a’sı, öyle bir bahr-i hakaiktir ki bütün yirmi iki Söz ancak onun yirmi iki katresi ve öyle bir menba-ı envardır ki şu yirmi iki Söz, o güneşten ancak yirmi iki lem’asıdır. Evet, o yirmi iki adet Sözlerin her birisi, sema-i Kur’an’da parlayan bir tek necm-i âyetin bir lem’ası ve bahr-i Furkan’dan akan bir âyetin ırmağından tek bir katresi ve bir kenz-i a’zam-ı Kitabullah’ta her biri bir sandukça-i cevahir olan âyetlerin bir tek âyetinin bir tek incisidir.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Karena itu, percikan keempat belas dari “Kalimat Kesembilan Belas” merupakan intisari dari penjelasan kalam ilahi tersebut. Yaitu kalam Allah yang turun dari nama-Nya yang paling agung, dari arasy yang agung, dari manifestasi rububiyah-Nya yang paling besar, da- lam sebuah keluasan dan ketinggian mutlak, yang mengaitkan antara azali dan abadi, bumi dan arasy, di mana dengan kekuatan penuhnya ia mengucap dan mendendangkan kebenaran ayat-Nya, “lâ ilâha illa huwa” di mana hal itu disaksikan oleh seluruh alam.Ya, seluruh alam secara bersama-sama mengucap lâ ilâha illâ huwa (tiada Tuhan selain Dia).
    İşte On Dokuzuncu Söz’ün On Dördüncü Reşha’sında bir nebze tarif edilen o Kelâmullah; ism-i a’zamdan, arş-ı a’zamdan, rububiyetin tecelli-i a’zamından nüzul edip ezeli ebede rabtedecek, ferşi arşa bağlayacak bir vüs’at ve ulviyet içinde bütün kuvvetiyle ve âyâtının bütün kat’iyetiyle mükerreren لَٓا اِلٰهَ اِلَّا هُوَ der, bütün kâinatı işhad eder ve şehadet ettirir. Evet لَٓا اِلٰهَ اِلَّا هُوَ بَرَابَر۟ مٖيزَنَد۟ عَالَم۟
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Jika engkau melihat al-Qur’an al-karim dengan penglihatan kalbu yang sehat, engkau pasti akan melihat bahwa enam sisinya de- mikian cemerlang dan bersinar di mana tidak mungkin wilayahnya yang suci dimasuki oleh kegelapan, kesesatan, keraguan, dan tipu daya apapun. Padanya terdapat tanda kemukjizatan. Di bawahnya terdapat bukti dan dalil. Di belakangnya terdapat titik sandaran yang berupa wahyu murni. Di depannya terdapat kebahagiaan dunia akhirat. Di sisi kanannya terdapat pembenaran akal lewat penelaahan. Di sisi ki- rinya terdapat penetapan hati nurani lewat penyaksian. Di dalamnya terdapat petunjuk ilahi yang sangat nyata. Di atasnya terdapat cahaya iman. Buahnya berupa keberadaan kalangan saleh, wali, kaum shid- diqin, yang berhias kesempurnaan insani lewat ainul yaqin.Jika engkau menempelkan telingamu di dada lisan gaib dengan penuh perhatian, tentu engkau akan mendengar dari relung yang pa- ling dalam suara gema langit dalam bentuk yang sangat menyejukkan, sungguh-sungguh, mulia, dan disertai argumen. Ia mendendangkan lâ ilâha illâ huwa.
    Evet, o Kur’an’a selim bir kalp gözüyle baksan göreceksin ki cihat-ı sittesi öyle parlıyor, öyle şeffaftır ki hiçbir zulmet, hiçbir dalalet, hiçbir şüphe ve rayb, hiçbir hile içine girmeye ve daire-i ismetine duhûle fürce bulamaz. Çünkü üstünde sikke-i i’caz, altında bürhan ve delil, arkasında nokta-i istinadı mahz-ı vahy-i Rabbanî, önünde saadet-i dâreyn, sağında aklı istintak edip tasdikini temin, solunda vicdanı istişhad ederek teslimini tesbit, içi bilbedahe safi hidayet-i Rahmaniye, üstü bilmüşahede hâlis envar-ı imaniye, meyveleri biaynelyakîn kemalât-ı insaniye ile müzeyyen asfiya ve muhakkikîn, evliya ve sıddıkîn olan o lisan-ı gaybın sinesine kulağını yapıştırıp dinlesen; derinden derine, gayet munis ve mukni, nihayet ciddi ve ulvi ve bürhan ile mücehhez bir sadâ-yı semavî işiteceksin ki öyle bir kat’iyetle لَٓا اِلٰهَ اِلَّا هُوَ der ve tekrar eder ki hakkalyakîn derecesinde söylediğini, aynelyakîn gibi bir ilm-i yakîni sana ifade ve ifaza ediyor.
    Ia terus mengucapkannya dengan tegas dan pasti disertai limpa- han ilmul yaqin sampai setingkat aynul yaqin lewat ucapannya yang berasal dari haqqul yaqin.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Intinya, Rasul x dan al-Qur’an yang penuh hikmah di mana masing-masingnya merupakan cahaya terang memperlihatkan sebuah hakikat bernama tauhid.
    '''Elhasıl:''' Her birisi birer güneş olan, Resul-i Ekrem aleyhissalâtü vesselâm ile Furkan-ı Ahkem ki:
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Salah satunya berupa lisan alam nyata. Ia menjelaskan hakikat tersebut dengan jemari Islam dan risalah sekaligus menjelaskannya dengan sangat jelas lewat seluruh kemampuan yang dimiliki melalui seribu mukjizatnya serta dengan pembenaran seluruh nabi dan orang- orang pilihan.
    '''Biri;''' âlem-i şehadetin lisanı olarak bin mu’cizat içinde bütün enbiya ve asfiyanın taht-ı tasdiklerinde İslâmiyet ve risalet parmaklarıyla işaret ederek bütün kuvvetiyle gösterdiği bir hakikati…
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Sementara yang satunya lagi laksana lisan alam gaib. Ia memper- lihatkan hakikat yang sama serta menunjuk kepadanya lewat jemari kebenaran dan hidayah. Ia menampilkannya secara serius dan orisinal lewat empat puluh sisi kemukjizatan dan pembenaran seluruh tanda kekuasaan yang terdapat di alam. Bukankah hakikat tersebut lebih terang daripada matahari dan lebih jelas daripada siang?!
    '''Diğeri;''' âlem-i gaybın lisanı hükmünde, kırk vücuh-u i’caz içinde, kâinatın bütün âyât-ı tekviniyesinin taht-ı tasdiklerinde, hakkaniyet ve hidayet parmaklarıyla işaret edip bütün ciddiyetle gösterdiği aynı hakikati… Acaba o hakikat, güneşten daha bâhir, gündüzden daha zâhir olmaz mı?
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai manusia yang hina, membangkang, dan terus berada dalam kesesatan,(*<ref>*Ucapan ini diarahkan kepada orang yang berusaha menghapus dan melenyapkan al-Quran—Penulis.</ref>)bagaimana mungkin engkau bisa melawan men- tari-mentari itu lewat sekilas cahaya yang redup? Bagaimana mungkin engkau merasa tidak membutuhkan mentari tersebut seraya berusaha memadamkannya dengan tiupan mulut? Sungguh celaka akalmu yang membangkang tersebut. Bagaimana mungkin engkau menentang uca- pan lisan gaib (al-Quran) dan lisan nyata (Nabi x) yang terucap atas nama Tuhan semesta alam dan Pemiliknya serta mengingkari ajakan keduanya.Wahai orang malang yang lebih lemah dan lebih hina daripada lalat. Siapakah engkau sehingga mendustakan Sang Pemilik alam Yang Mahaagung dan Pemurah?!
    Ey dalalet-âlûd mütemerrid insancık! (Hâşiye<ref>'''Hâşiye:''' Bu hitap, Kur’an’ı kaldırmaya çalışanadır. </ref>) Ateş böceğinden daha sönük kafa fenerinle nasıl şu güneşlere karşı gelebilirsin? Onlardan istiğna edebilirsin? Üflemekle onları söndürmeye çalışırsın? Tuuuh, tuf, senin o münkir aklına! Nasıl o iki lisan-ı gayb ve şehadet, bütün âlemlerin Rabb’i ve şu kâinatın sahibi namına ve onun hesabına söyledikleri sözleri ve davaları inkâr edebilirsin? Ey bîçare ve sinekten daha âciz daha hakir! Sen necisin ki şu kâinatın Sahib-i Zülcelal’ini tekzibe yelteniyorsun?
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    <span id="HÂTİME"></span>
    == HÂTİME ==
    ==PENUTUP==
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Wahai teman, wahai yang memiliki akal yang bersinar dan kalbu yang terjaga! Jika engkau telah memahami “Kalimat Kedua Puluh Dua” ini dari awal, ambillah kedua belas kilaunya secara sekaligus, lalu dapat- kan lentera hakikat yang berkekuatan ribuan lampu. Berpeganglah pada ayat-ayat al-Quran yang terbentang dari arasy. Naikilah buraq taufik dan naiklah ke langit hakikat. Naiklah menuju arasy makrifatul- lah.
    Ey aklı hüşyar, kalbi müteyakkız arkadaş! Eğer şu Yirmi İkinci Söz’ün başından buraya kadar fehmetmişsen on iki lem’ayı birden elinde tut. Binler elektrik kuvvetinde bir sirac-ı hakikat bularak arş-ı a’zamdan uzatılıp gelen âyât-ı Kur’aniyeye yapış. Burak-ı tevfike bin, semavat-ı hakaikte urûc et, arş-ı marifetullaha çık.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Lalu ucapkan‘Aku bersaksi tiada Tuhan selain Engkau semata tanpa ada sekutu bagi-Mu’.Lalu ikrarkan keesaan-Nya di masjid alam yang besar ini di ha- dapan seluruh makhluk dengan berkata:“Tiada Tuhan selain Allah semata tanpa ada sekutu bagi-Nya. Kekuasaan dan pujian adalah milik-Nya. Dia yang meng- hidupkan dan mematikan. Dia Mahahidup tidak per-nah mati. Di tangan-Nya tergenggam kebaikan.Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
    اَش۟هَدُ اَن۟ لَٓا اِلٰهَ اِلَّا اَن۟تَ وَح۟دَكَ لَا شَرٖيكَ لَكَ de. Hem لَٓا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَح۟دَهُ لَا شَرٖيكَ لَهُ لَهُ ال۟مُل۟كُ وَ لَهُ ال۟حَم۟دُ يُح۟يٖى وَ يُمٖيتُ وَ هُوَ حَىٌّ لَا يَمُوتُ بِيَدِهِ ال۟خَي۟رُ وَ هُوَ عَلٰى كُلِّ شَى۟ءٍ قَدٖيرٌ diyerek bütün mevcudat-ı kâinatın başları üstünde ve mescid-i kebir-i âlemde vahdaniyeti ilan et.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Mahasuci Engkau. Tidak ada yang kami ketahui, kecuali yang Kau ajarkan pada kami. Engkau Maha Mengetahui dan Mahabijaksana.
    سُب۟حَانَكَ لَا عِل۟مَ لَنَٓا اِلَّا مَا عَلَّم۟تَنَٓا اِنَّكَ اَن۟تَ ال۟عَلٖيمُ ال۟حَكٖيمُ
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    “Ya Tuhan, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau salah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, jangan Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tidak sanggup Kami pikul. Beri kami maaf; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.Engkaulah penolong Kami. Maka, to- longlah Kami dalam meng-hadapi kaum kafir.” “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami. Karuniakan- lah kepada Kami rahmat dari sisi-Mu; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia).” “Ya Tuhan kami, Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya.”
    رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذ۟نَٓا اِن۟ نَسٖينَٓا اَو۟ اَخ۟طَا۟نَا رَبَّنَا وَلَا تَح۟مِل۟ عَلَي۟نَٓا اِص۟رًا كَمَا حَمَل۟تَهُ عَلَى الَّذٖينَ مِن۟ قَب۟لِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّل۟نَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ وَاع۟فُ عَنَّا وَاغ۟فِر۟لَنَا وَار۟حَم۟نَا اَن۟تَ مَو۟لٰينَا فَان۟صُر۟نَا عَلَى ال۟قَو۟مِ ال۟كَافِرٖينَ ۝ رَبَّنَا لَا تُزِغ۟ قُلُوبَنَا بَع۟دَ اِذ۟ هَدَي۟تَنَاوَهَب۟ لَنَا مِن۟ لَدُن۟كَ رَح۟مَةًاِنَّكَ اَن۟تَ ال۟وَهَّابُ ۝ رَبَّنَٓا اِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَو۟مٍ لَا رَي۟بَ فٖيهِ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُخ۟لِفُ ال۟مٖيعَادَ ۝
    Allah tidak pernah menyalahi janji.
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Ya Allah, limpahkan salawat kepada sosok yang Kau utus sebagai rahmat bagi semesta alam. Juga kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.
    اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم۟ عَلٰى مَن۟ اَر۟سَل۟تَهُ رَح۟مَةً لِل۟عَالَمٖينَ وَ عَلٰى اٰلِهٖ وَ صَح۟بِهٖ اَج۟مَعٖينَ وَار۟حَم۟نَا وَ ار۟حَم۟ اُمَّتَهُ بِرَح۟مَتِكَ يَا اَر۟حَمَ الرَّاحِمٖينَ اٰمٖينَ
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    Kasihi kami dan umatnya dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih.Amin.
    وَ اٰخِرُ دَع۟وٰيهُم۟ اَنِ ال۟حَم۟دُ لِلّٰهِ رَبِّ ال۟عَالَمٖينَ
    </div>


    <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
    ------
    ------
    <center> [[Yirmi Birinci Söz]] ⇐ | [[Sözler]] | ⇒ [[Yirmi Üçüncü Söz]] </center>
    <center> [[Yirmi Birinci Söz/id|KALIMAT KEDUA PULUH SATU]] ⇐ | [[Sözler/id|Al-Kalimât]] | ⇒ [[Yirmi Üçüncü Söz/id|KALIMAT KEDUA PULUH TIGA]] </center>
    ------
    ------
    </div>

    11.15, 11 Kasım 2024 itibarı ile sayfanın şu anki hâli

    (Dua Kedudukan)

    KEDUDUKAN PERTAMA

    بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّح۪يمِ

    “Allah membuat berbagai perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrâhîm [14]: 25). “Berbagai perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.” (QS. al-Hasyr [59]: 21).

    Pada suatu hari ada dua orang yang mandi di sebuah telaga besar. Tiba-tiba keduanya diselimuti sesuatu yang berada di luar kemampuan hingga hilang kesadaran. Begitu sadar keduanya berada di sebuah alam yang menakjubkan. Segala sesuatu yang berada di dalamnya sa- ngat menakjubkan. Karena sangat teratur, alam tersebut laksana se- buah kerajaan, kota atau istana. Kedua orang tersebut melihat keadaan sekitar dengan penuh antusias disertai rasa heran dan takjub dengan alam yang sangat besar yang mereka lihat. Sebab, jika satu sisinya di- lihat ia seperti sebuah kerajaan yang tertata rapi. Lalu jika dilihat dari sisi lain ia bagaikan sebuah kota yang sisi-sisinya sangat sempurna. Adapun jika dilihat dari sisi lain lagi ia laksana istana megah yang ber- isi sebuah alam yang menakjubkan. Keduanya berkeliling bersama-sa- ma di seluruh penjuru alam tadi. Penglihatan mereka tertuju kepada sejumlah makhluk yang bercakap-cakap dengan bahasa tertentu yang tidak mereka pahami. Keduanya hanya mengetahui dari isyarat yang ada bahwa makhluk-makhluk itu sedang menunaikan berbagai tugas besar dan sedang melaksanakan sejumlah kewajiban mulia.

    Kemudian salah satu dari mereka berkata kepada yang lain, “Pas- ti ada pengatur yang menata seluruh kondisi alam yang menakjubkan ini. Pasti ada penguasa yang memperhatikan kondisi kerajaan ini. Pasti ada yang menangani urusan kota yang indah ini. Serta pasti ada pen- cipta hebat yang menciptakan istana megah ini. Karena itu, kita harus berusaha mengenalnya. Sebab, tampaknya ia yang mendatangkan kita ke tempat ini, bukan yang lain. Seandainya kita tidak mengetahuinya, lalu siapa lagi yang bisa menolong kita dan bisa memenuhi kebutuhan kita di alam asing ini? Layakkah kita berharap kepada makhluk yang lemah dan papa itu di mana kita tidak memahami bahasa mereka dan mereka pun tidak memperhatikan ucapan kita? Selain itu, Dzat yang menciptakan alam besar ini dalam bentuk kerajaan, kota atau istana, lalu menjadikannya sebagai khazanah berbagai hal menakjubkan, memperindahnya dengan perhiasan terbaik, serta melengkapi seluruh bagiannya dengan berbagai mukjizat penuh hikmah, maka pencipta segala kehebatan dan keindahan ini di mana ia telah menghadirkan kita ke sini sudah barang tentu memiliki tujuan. Karenanya, perta- ma-tama kita harus mengenalnya dan mengetahui dengan baik apa yang ia inginkan dari kita?”

    Namun temannya itu menjawab, “Tidak usah berbicara sema- cam itu. Aku tidak percaya bahwa ada yang mengatur alam ini.”

    Mendengar hal itu ia berkata, “Sebentar wahai teman. Dengar- kan baik-baik! Seandainya kita tidak mengenalnya, sudah pasti kita tidak akan beruntung dan tidak mendapat apa-apa. Dan jika hal itu mendatangkan bahaya, sudah pasti bahayanya sangat besar. Sebalik- nya, jika kita berusaha mengenalnya, hal itu tidak berat dan tidak akan menimbulkan kerugian. Justru kita akan mendapatkan banyak man- faat. Karena itu, tidak tepat kalau kita terus tidak mau mengenalnya.”

    Akan tetapi, temannya yang lalai tersebut menyergah, “Aku ti- dak sependapat denganmu. Aku malah merasa senang jika tidak me- mikirkan hal semacam itu dan tidak mengenali pencipta hebat yang kau katakan tadi. Aku merasa tidak perlu bersusah payah mencari se- suatu yang tidak dijangkau oleh akal. Bahkan bagiku semua aktivitas ini terjadi secara kebetulan dan terjadi dengan sendirinya. Maka apa urusanku dengannya?”

    Orang yang berakal itu membantah temannya. “Aku khawatir sikap keras kepalamu itu akan membuat kita dan yang lain tertimpa bencana dan musibah. Bukankah sejumlah negeri dihancurkan akibat sikap orang yang tidak beradab?”

    Namun lagi-lagi si lalai itu menentangnya dengan berujar, “Kita sudahi pembicaraan ini dengan cara engkau memberikan bukti kuat yang tidak mengandung keraguan bahwa pada kerajaan ini memiliki penguasa dan pencipta. Atau engkau tidak perlu mengurus diriku.”

    Sang teman menjawab, “Karena engkau masih tetap keras kepala hingga mengigau di mana hal itu bisa membuat kita berikut kerajaan ini menjadi hancur, maka aku akan menjelaskan padamu dua belas argumen untuk membuktikan bahwa alam yang laksana istana atau kota ini memiliki seorang pencipta yang hebat. Dialah yang menata semua urusannya. Karenanya engkau tidak melihat cacat sedikitpun padanya. Tidak ada kekurangan dalam hal apapun. Sang pencipta yang tak terlihat oleh kita dapat melihat kita sekaligus melihat segala se- suatu. Dia juga mendengar ucapan segala sesuatu. Seluruh perbuatan- nya merupakan mukjizat, tanda kekuasaan, hal luar biasa, sekaligus sesuatu yang menakjubkan. Semua makhluk yang bahasanya tidak kita pahami ini hanyalah pesuruh dan pekerja dalam kerajaannya.

    Argumen Pertama

    Wahai teman, mari kita perhatikan segala hal yang terdapat di sekitar kita. Tidakkah engkau melihat bahwa ada tangan gaib yang bekerja di belakangnya? Bukankah engkau dapat melihat sesuatu yang pada dasarnya tidak memiliki kekuatan serta tidak mampu memikul dirinya(*[1])dapat membawa beban ribuan kilogram?! Tidakkah engkau menyaksikan bahwa sesuatu yang tidak memiliki pengetahuan dan perasaan dapat menunaikan sejumlah tugas yang penuh hikmah?!(*[2])Semua itu tentu tidak bekerja sendiri. Namun, ada Pencipta Yang Mahakuasa yang menatanya dari balik tabir. Sebab, kalau ia bekerja sendiri dan memegang urusannya sendiri, tentu segala sesuatu di sini memiliki mukjizat luar biasa. Ini jelas mengada-ada.

    Argumen Kedua

    Wahai teman, mari kita mencermati segala sesuatu yang meng- hias berbagai lembah dan hamparan padang ini. Pada setiap hiasan terdapat sejumlah hal yang menginformasikan kepada kita tentang Sang Pemiliknya yang tersembunyi. Seolah-olah ia merupakan cap dan stempel milik Dzat yang tersembunyi itu. Engkau bisa melihat kepada fisik yang sangat kecil ini yang beratnya nyaris tidak diketahui oleh manusia.(*[3])

    Darinya Tuhan membentuk ukuran panjang dari tenunan yang diberi warna cemerlang dan dihias dengan dekorasi indah. Dia juga mengeluarkan darinya sesuatu yang lebih lezat daripada kue. An- daikan ribuan orang seperti kita mengenakan tenunan tersebut dan memakan berbagai makanan itu tentu ia tidak akan habis.
    

    Kemudian perhatikan bagaimana Dia mengambil, lewat tangan- Nya yang tak terlihat, barang seperti besi, tanah, air, karbon, tembaga, perak, dan emas guna dibuat daging.(*[4])Wahai orang lalai, segala sesuatu dan semua perbuatan ini hanya bisa dilakukan oleh Dzat yang memegang kendali kerajaan, yang me- ngetahui segala sesuatu di mana semua tunduk pada kehendak-Nya.

    Argumen Ketiga

    Mari kita melihat berbagai ciptaan-Nya yang menakjubkan dan dinamis.(*[5])Masing-masing dibuat laksana salinan miniatur istana yang besar. Pasalnya, padanya terdapat semua yang ada di dalam ista- na. Mungkinkah ada yang memasukkan istana tersebut dalam bentuk miniaturnya ke sebuah mesin kecil selain Penciptanya?! Atau, mung- kinkah engkau melihat sesuatu yang sia-sia atau bersifat kebetulan dialam dalam sebuah mesin yang kecil? Artinya, semua mesin yang kau saksikan laksana tanda yang menunjukkan Penciptanya. Bahkan seti- ap mesin menjadi petunjuk atas-Nya dan merupakan informasi yang menjelaskan keagungan-Nya. Secara lisan hal ia berkata, “Kami ada- lah kreasi Dzat yang menciptakan alam ini dengan sangat mudah se- bagaimana Dia menghadirkan kami dengan mudah pula.”

    Argumen Keempat

    Wahai saudaraku yang keras kepala, aku akan memperlihat- kan kepadamu sesuatu yang lebih menakjubkan. Lihatlah semua hal di kerajaan ini berganti dan segala sesuatunya berubah. Kita melihat secara langsung perubahan dan pergantian tersebut. Tidak ada yang tetap, namun semuanya selalu berubah dan menjadi baru kembali. Lihatlah fisik mati yang terlihat di mana ia tidak memiliki perasaan. Seolah-olah masing-masing darinya mendapat kedudukan sebagai penguasa mutlak, sementara yang lain sebagai rakyat yang berada di bawah kekuasaannya. Juga seolah-olah masing-masing mereka me- ngendalikan segala sesuatu. Perhatikan mesin yang berada di dekat kita ini.(*[6])

    Seolah-olah ia memerintah dan semua kebutuhan yang ia butuhkan untuk hiasan dan pekerjaannya mendatanginya dengan segera. Perhatikan fisik yang tidak memiliki perasaan tersebut.(*[7])Le- wat isyarat yang samar seolah-olah ia menundukkan fisik yang paling besar untuk memenuhi kebutuhannya sekaligus menjadikannya patuh terhadap petunjuknya. Demikian juga dengan yang lain.
    

    Jika urusan penataan kerajaan ini tidak diserahkan kepada Sang Penguasa yang tak kita lihat, berarti engkau harus mengembalikan ke- cermatan dan kesempurnaan Sang Pencipta itu kepada setiap ciptaan meskipun berupa batu, tanah, hewan, manusia atau makhluk apapun juga.Jika akalmu sulit menerima bahwa Sang Pencipta Yang Maha- esa adalah penguasa kerajaan ini dan Dialah yang menatanya, maka engkau harus menerima miliaran pencipta yang ada, bahkan sebanyak jumlah entitas. Masing-masing menjadi sekutu bagi yang lain dan mengintervensi urusannya. Padahal, penataan yang cermat mengha- ruskan ketiadaan intervensi.

    Andaikan ada intervensi sekecil apapun ia, dari manapun adanya, dan dalam urusan apapun di kerajaan besar ini, tentu dampaknya akan terlihat. Berbagai urusan akan tumpang tindih jika terdapat dua pemimpin dalam sebuah daerah, provinsi, kota, atau terdapat dua penguasa dalam sebuah kerajaan. Jadi, mana mungkin terdapat penguasa dalam jumlah tak terhingga di sebuah kerajaan yang rapi dan menakjubkan?!

    Argumen Kelima

    Wahai teman yang masih ragu, mari kita mencermati ukiran pada istana yang besar ini. Mari kita memperhatikan berbagai hiasan kota yang megah ini. Mari kita menyaksikan tatanan indah yang ter- dapat pada kerajaan luas ini. Mari kita merenungkan kreasi cermat pada alam ini. Kita melihat bahwa jika tulisan tersebut bukan goresan pena Sang Penguasa yang mukjizat dan ukirannya tak terhingga, lalu ia disandarkan kepada berbagai sebab yang tidak memiliki perasaan, ke- pada unsur kebetulan, dan kepada alam yang buta, berarti pada setiap batu kerajaan dan rumputnya terdapat pelukis yang hebat dan penulis menakjubkan yang mampu menulis ribuan buku dalam sebuah huruf dan dapat memasukkan jutaan pekerjaan cermat dalam satu tulisan. Pasalnya, engkau melihat tulisan yang terdapat di batu bata(*[8])di ha- dapanmu berisi ukiran seluruh istana. Ia mengandung semua hukum dan sistem tata kota. Ia juga berisi garis-garis kerjanya. Dengan kata lain, proses menghadirkan ukiran menakjubkan tersebut adalah muk- jizat besar, sama seperti menghadirkan kerajaan itu sendiri. Setiap kreasi mengagumkan tidak lain merupakan papan reklame dan tan- da yang memberitahukan sifat-sifat Sang Pencipta yang tersembunyi. Setiap ukiran indah merupakan salah satu stempel yang dengan jelas menunjukkan keberadaan-Nya.

    Sebagaimana sebuah huruf menun- jukkan penulisnya, lalu sebuah ukiran memberitahukan tentang pe- ngukirnya, maka sudah pasti sebuah huruf yang dituliskan dalam kitab besar menunjukkan Penulisnya serta ukiran yang ditulis menun- jukkan keberadaan Pengukirnya.

    Argumen Keenam

    Wahai teman, mari kita pergi bertamasya mengelilingi padang luas yang terhampar di depan kita.(*[9])Di sini ada gunung yang ting- gi. Mari kita naik agar dapat menyaksikan seluruh sisi dengan mu- dah. Kita juga perlu membawa teropong untuk mendekatkan apa yang tampak jauh dari mata. Kerajaan ini berisi berbagai hal menakjubkan dan sejumlah peristiwa asing yang tak terlintas dalam benak siapa- pun. Lihatlah pegunungan, dataran yang terhampar, serta sejumlah kota yang ramai. Ia benar-benar menakjubkan. Sebab, semuanya ber- ganti secara sekaligus. Bahkan jutaan perbuatan yang saling bercam- pur berganti secara rapi dan selaras. Seolah-olah jutaan produk ber- warna-warni yang terpampang di hadapan kita dibentuk dalam satu waktu. Ya, berbagai transformasi tersebut sangat menakjubkan. Mana bunga-bunga yang tersenyum kepada kita yang membuat kita senang? Ia telah pergi digantikan oleh beragam jenis yang berbeda bentuk, na- mun esensinya sama. Seolah-olah daratan dan pegunungan yang tegak di atas lembaran kitab itu masing-masing bertuliskan sejumlah buku beragam secara sangat rapi tanpa ada yang keliru. Kemudian buku- buku itu dihapus dan diganti dengan tulisan lain. Wahai teman, mung- kinkah pergantian sejumlah kondisi di atas dan perubahan keadaan ini yang terjadi secara sangat rapi dan terukur terjadi secara kebetu- lan? Bukankah ini sangat mustahil?!

    Kita tidak bisa menisbatkan segala sesuatu yang berada di ha- dapan kita di mana ia sangat rapi dan cermat kepada dirinya sendiri. Hal itu sangat mustahil. Sebaliknya, ia justru merupakan dalil yang jelas yang menunjukkan Penciptanya lebih jelas daripada petunjuk atas dirinya sendiri. Sebab, ia menerangkan bahwa Penciptanya yang luar biasa tidak bisa dikalahkan oleh apapun. Penulisan seribu buku merupakan hal yang mudah bagi-Nya sebagaimana penulisan sebuah huruf. Kemudian wahai saudaraku, perhatikan seluruh penjuru! Eng- kau akan melihat bahwa Sang Pencipta Yang Mahaagung telah mele- takkan segala sesuatu di tempatnya yang tepat dengan penuh hikmah. Dia mencurahkan nikmat, kemurahan, kelembutan, dan karunia-Nya yang berlimpah pada segala sesuatu. Sebagaimana membuka berbagai pintu nikmat dan karunia-Nya yang berlimpah di hadapan segala se- suatu, Dia juga memenuhi keinginan segala sesuatu dan mengirimkan apa yang membuatnya tenang.

    Pada waktu yang sama, Dia menyajikan berbagai hidangan me- wah yang berlimpah. Bahkan Dia memberikan kepada makhluk yang terdapat di kerajaan ini, baik hewan maupun tumbuhan, nikmat yang jumlahnya tak terhingga. Lebih dari itu, Dia mengirim nikmat-Nya yang sesuai kebutuhan kepada setiap orang dengan nama dan ben- tuknya tanpa keliru dan salah. Jadi, adakah yang lebih mustahil daripa- da sangkaan bahwa segala sesuatu terjadi secara kebetulan meskipun kecil adanya?! Atau di dalamnya terdapat sesuatu yang sia-sia? Atau ada selain Pencipta yang ikut campur dalam urusan kerajaan-Nya? Atau muncul persepsi bahwa segala sesuatu dalam kerajaan ini tidak tunduk pada-Nya? Wahai teman, adakah alasan untuk mengingkari apa yang kau lihat?

    Argumen Ketujuh

    Wahai teman, kita tinggalkan hal-hal parsial. Kita menuju ke alam yang menakjubkan ini. Mari kita menyaksikan keadaan bagian-bagi- annya yang saling berhadapan. Pada alam ini terdapat tatanan yang komprehensif dan keteraturan yang sempurna seolah-olah segala se- suatu berbuat, berkehendak, hidup dan mengawasi seluruh tatanan kerajaan. Ia bergerak selaras dengan tatanan yang bersifat universal tadi sehingga segala hal yang saling berjauhan berusaha mendekati yang lain untuk bekerjasama dan saling membantu.

    Perhatikan bahwa rombongan besar bergerak dari alam gaib(*[10])untuk mendatangi kita. Ia adalah rombongan yang membawa piringpiring rezeki makhluk hidup. Kemudian lihatlah lentera terang(*[11])yang bergantung di kubah kerajaan. Ia menerangi seluruh sisi sekaligus me- matangkan makanan yang bergantung pada benang halus(*[12])di mana ia terhampar di hadapan kita lewat tangan yang tak terlihat. Tidak- kah engkau melihat seluruh hewan yang kurus dan lemah bagaimana mulutnya mendapatkan curahan nutrisi halus yang mengalir dari dari pompa air(*[13])yang bergantung di atas kepalanya dan cukup baginya menempelkan mulut kepadanya.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semua yang terdapat di alam ini seakan-akan melihat kepada yang lain sekaligus menolong- nya. Dengan kata lain, ia melihat kepada yang lain lalu membantu dan menolongnya. Yang satu melengkapi dan menyempurnakan pekerjaan yang lain. Semua saling mengisi dalam menjalani kehidupan. Demiki- an seterusnya.

    Semua yang tampak ini menunjukkan secara jelas dan meyakin- kan bahwa segala sesuatu di dalam istana menakjubkan ini ditunduk- kan oleh Pemilik dan Penciptanya Yang Mahakuasa. Semua bekerja atas nama-Nya dan di jalan-Nya. Bahkan segala sesuatu laksana praju- rit yang taat dan siap untuk menerima perintah. Segala sesuatu menu- naikan tugas yang diberikan dengan kekuatan Pemiliknya, bergerak sesuai perintah-Nya, tertata sesuai dengan hikmah-Nya, saling beker- jasama lewat kemurahan dan karunia-Nya, dan membantu yang lain dengan rahmat-Nya. Wahai saudaraku, jika engkau bisa menunjukkan alasan keberatan dan keraguan di hadapan argumen ini, silakan!

    Argumen Kedelapan

    Wahai teman yang merasa dirinya pintar seperti nafsu am- mârah-ku. Wahai teman, aku melihat dirimu tidak mau mengenal pemilik istana menakjubkan ini padahal segala sesuatu menunjuk- kan kepadanya, mengarah kepadanya, serta menjadi saksi atas ke- beradaannya. Mengapa engkau berani mendustakan semua kesaksian yang ada? Kalau begitu, engkau harus mengingkari wujud istana itu sendiri. Bahkan engkau harus mengumumkan bahwa istana, kerajaan,dan segalanya tidak ada. Lebih dari itu, engkau harus mengingkari di- rimu dan menganggapnya tidak berwujud, atau engkau harus sadar dan mendengarkanku dengan baik. Perhatikan hal berikut ini:

    Renungkan semua unsur(*[14])

    dan yang terdapat di seluruh ke- rajaan ini. Seperti diketahui bahwa tidak ada sesuatupun yang dihasil- kan di kerajaan ini kecuali dari bahan dan unsur tersebut. Maka, pihak yang memiliki dan menguasai unsur dan materi itulah yang mengua- sai segala yang diciptakan dan dihasilkan di dalamnya. Sebab, pemi- lik ladang adalah pemilik panenannya. Penguasa laut merupakan pe- nguasa semua yang terdapat di dalamnya.
    

    Kemudian wahai teman perhatikan susunan dan kain berwar- na-warni yang berhias bunga tersebut. Ia terbuat dari satu unsur atau bahan. Pihak yang menyiapkan dan memintal unsur dan bahan terse- but pasti satu, sebab kreasi itu tidak bisa dilakukan oleh banyak pi- hak. Susunan dan konstruksi yang rapi itu hanya dilakukan olehnya. Kemudian perhatikan berbagai jenis konstruksi itu yang terdapat pada setiap bagian alam yang menakjubkan ini. Ia tersebar secara luas hing- ga ditenun secara bersamaan, saling bercampur, dan dengan sebuah pola yang sama di setiap tempat. Artinya, ia adalah perbuatan seorang pelaku. Semuanya bergerak dengan satu perintah. Jika tidak, musta- hil terwujud keharmonisan dan keselarasan dalam pekerjaan tersebut, dalam waktu yang sama, lewat pola yang sama, dengan kualitas yang sama, serta bentuk yang sama di seluruh penjuru. Karena itu, krea- si yang rapi menunjukkan secara jelas akan keberadaan pelaku yang tidak kita lihat. Bahkan seolah-olah ia mendeklarasikan hal tersebut secara jelas.

    Lebih dari itu, setiap konstruksi yang berhias bunga, setiap mesin menakjubkan, dan setiap makanan lezat merupakan tanda, stempel, dan bukti yang menunjukkan keberadaan Sang Pencipta. Masing-ma- sing berkata dengan lisan hal-nya, “Siapa yang menciptakanku berar- ti tempatku berada merupakan kekuasaannya.” Setiap ukiran berka- ta, “Siapa yang merangkai dan menulis diriku, maka kekuatan yang kutempati merupakan konstruksinya.” Setiap makanan lezat berkata, “Siapa yang membuat dan mematangkan diriku, maka periuk tempat aku dimasak merupakan miliknya.” Setiap mesin berkata, “Siapa yang menciptakanku, maka seluruh makhluk sepertiku yang berada di ke- rajaan ini adalah ciptaannya.” Artinya, pemilik kerajaan dan seluruh istana adalah dzat yang memberikan kuasa pada kita. Hal itu seperti orang yang mengaku pemilik seluruh kancing seragam militer berikut simbol negara yang ada padanya, maka ia harus merupakan pemilik seluruh pabrik hingga bisa disebut sebagai pemilik yang sebenarnya. Jika tidak, maka pengakuannya dusta belaka. Bahkan ia bisa dihukum atas perbuatan dan ucapannya.

    Kesimpulan: Jika unsur kerajaan ini berupa materi yang tersebar di seluruh penjurunya, maka pemiliknya harus satu. Ia yang memi- liki semua yang terdapat di dalam kerajaan. Demikian pula dengan seluruh ciptaan yang tersebar di penjuru kerajaan, karena semuanya serupa, menunjukkan tanda dan kode yang sama. Seluruhnya menun- jukkan bahwa satu pihak itulah yang mengendalikan segala sesuatu.

    Wahai teman, tanda keesaan demikian nyata di alam ini. Tanda tauhid sangat jelas dan terang. Hal itu karena sebagian dari sesuatu meskipun hanya satu, namun terdapat di seluruh alam. Sementara sebagian lain meski bentuknya banyak, namun memperlihatkan ke- samaan jenis dengan sesama padanannya lantaran kemiripan dan ke- tersebarannya di seluruh penjuru. Karena keesaan menunjukan Dzat Yang tunggal, maka Pencipta dan Pemilik segala sesuatu ini adalah esa dan tunggal.

    Selain itu, ia mempersembahkan berbagai hadiah ber- harga kepada kita dari balik tabir gaib. Darinya sejumlah benang dan tali111 yang bergantung dan membawa karunia dan nikmat yang lebih berharga daripada intan dan zamrud.Jadi, ukurlah sendiri sejauh mana tingkat kebodohan orang yang tidak mengenal dzat yang menata semua persoalan menakjubkan ini dan mempersembahkan berbagai hadiah luar biasa? Bayangkan beta- pa rugi orang yang tidak menunaikan syukur kepadanya! Pasalnya, ketidaktahuannya membuatnya berbicara mengada-ada sehingga ber- kata misalnya, “Seluruh mutiara indah itu menciptakan dirinya sendiri.” Dengan kata lain, kebodohannya memaksanya untuk memberikan esensi kekuasaan kepada setiap tali tersebut. Padahal kita melihat bah- wa tangan gaiblah yang menggenggam tali itu, membuat dan menyer- takannya dengan berbagai hadiah.

    Artinya, semua yang terdapat di istana ini secara jelas menunjukkan keberadaan Penciptanya. Wahai teman, jika engkau tidak mengenalnya dengan benar, engkau terjeru- mus dalam tingkatan yang lebih rendah daripada hewan. Sebab, eng- kau harus mengingkari semua hal yang ada.

    Argumen Kesembilan

    Wahai teman yang mencampakkan rasionalitasnya. Engkau ti- dak mengetahui pemilik istana ini dan tidak mau mengenalnya. Kare- na itu, engkau tidak mengakui bahwa alam ini memiliki pemilik lalu terdorong untuk mengingkari berbagai kondisinya karena akalmu tak mampu menangkap berbagai mukjizat cemerlang dan menakjubkan, padahal problem mendasar serta persoalan besar dalam akal terwu- jud ketika seseorang tidak mengenal sang pemilik hingga memaksamu mengingkari wujud seluruh materi yang diberikan kepadamu dengan harga murah dan dalam jumlah banyak.

    Padahal jika kita mengenal- Nya, maka sikap menerima semua yang terdapat dalam istana dan seluruh yang terdapat di alam menjadi mudah dan sangat logis. Seo- lah-olah ia sesuatu yang satu.

    Sementara jika kita tidak mengenal-Nya, dan jika bukan karena Dia, maka segalanya menjadi sulit dan rumit. Bahkan engkau tidak melihat sesuatu yang banyak dan terhampar di hadapanmu. Silakan lihat kaleng-kaleng selai(*[15])yang bergantung di benang ini. Andaikan ia bukan produk dapur qudrah-Nya, tentu eng- kau tidak akan bisa mendapatkannya meski dengan harga yang mahal.

    Ya, kesulitan, kerumitan, kebinasaan, dan kemustahilan hanya terwujud di saat tidak mengenal-Nya. Sebab, menciptakan satu buah, misalnya, menjadi sulit dan rumit serumit menciptakan pohon itu sendiri jika setiap buah dikaitkan dengan pusat yang beragam dan hu- kum yang berbeda-beda. Namun ia menjadi mudah jika penciptaan buah itu dengan sebuah hukum dan dari pusat yang sama. Ketika itu, penciptaan ribuan buah sama dengan penciptaan satu buah.

    Ia seperti proses memperlengkapi satu pasukan. Jika berasal dari satu sumber,satu hukum, dan satu pabrik, urusannya menjadi mudah dan rasio- nal. Namun jika setiap prajurit diperlengkapi dengan sebuah aturan khusus, dari sumber yang khusus, dan dari pabrik yang khusus pula, persoalannya menjadi rumit. Bahkan prajurit tersebut membutuhkan beberapa pabrik perlengkapan dan pusat penyiapan, dan hukum yang banyak sebanyak anggota pasukan.

    Berdasarkan kedua contoh di atas, proses menciptakan segala sesuatu di istana besar, kota yang sempurna, kerajaan yang maju, dan alam yang menakjubkan ini jika dinisbatkan kepada Dzat Yang Esa, maka urusannya menjadi mudah karena banyaknya hal yang kita lihat sangat jelas. Namun jika ia tidak dinisbatkan kepada-Nya, maka pen- ciptaan apapun menjadi sangat sulit. Bahkan penciptaannya menjadi tidak mungkin, meski engkau memberikan seluruh dunia sebagai har- ga untuknya.

    Argumen Kesepuluh

    Wahai teman, wahai yang berangsur-angsur mulai sadar. Kita be- rada di sini sejak 15 hari yang lalu.(*[16])Jika kita tidak mengenal sistem dan hukum negeri ini serta tidak mengenal penguasanya, maka kita layak mendapat hukuman. Sebab, tidak ada alasan lagi bagi kita. Mereka telah memberikan kesempatan selama beberapa hari dan ti- dak menuntut apapun dari kita. Hanya saja, bukan berarti kita bebas merdeka. Kita tidak boleh berkeliling sambil merusak tatanan ciptaan yang halus, penuh kreasi, seimbang, dan penuh pelajaran seperti seekor binatang. Karena itu, sudah pasti hukuman dari pemilik kerajaan ini sangat keras. Engkau dapat memahami keagungan dan kekuasaan sang penguasa dari hal berikut:

    Ia menata alam besar ini dengan sangat mudah sebagaimana menata sebuah istana megah. Ia mengurus urusannya dengan sangat gampang sebagaimana mengurus sebuah rumah kecil. Ia mengisi kota yang ramai dan makmur ini dengan sangat teratur tanpa cacat lalu mengosongkan penghuninya dengan penuh hikmah sebagaimana mengisi dan mengosongkan sebuah wadah. Ia menyajikan hidangan besar dan beragam(*[17])serta menyiapkan berbagai makanan lezat de- ngan sangat pemurah lewat tangan gaib. Ia menghamparkannya dari penjuru dunia ke penjuru lainnya lalu mengangkatnya dengan sangat mudah sebagaimana menyiapkan dan mengangkat kembali meja hi- dangan. Jika cerdas, engkau akan memahami bahwa keagungan terse- but pasti berisi kemurahan tak terhingga. Kemudian lihatlah bahwa segala sesuatu menjadi saksi jujur atas keagungan sang penguasa yang mahakuasa dan bahwa ia merupakan raja satu-satunya.

    Demikian pula dengan rombongan yang datang silih-berganti dan berbagai perubahan yang terjadi secara bergantian. Hal tersebut menunjukkan bahwa kekuasaan itu permanen dan abadi. Sebab, segala sesuatu bersifat fana bersama sejumlah sebab-nya. Jadi, segala sesuatu dan sebab-sebabnya menghilang digantikan oleh sejumlah hal baru berikut sejumlah pengaruh seperti yang sebelumnya. Dengan demiki- an, ia bukan merupakan perbuatan sebab tadi. Namun berasal dari pihak yang tidak pernah lenyap dan fana.

    Sebagaimana kilau cahaya yang tetap terlihat pada gelembung aliran sungai, selanjutnya setelah gelembung pertama hilang, hal itu menunjukkan bahwa kilau terse- but bukan berasal dari gelembung air yang lenyap, namun dari sumber cahaya abadi. Demikian pula dengan pergantian sejumlah perbua- tan yang berlangsung secara sangat cepat berikut transformasi yang menyertainya dengan sejumlah sifatnya. Hal itu menunjukkan bahwa perbuatan tadi berasal dari manifestasi Dzat yang abadi dan tidak per- nah berubah. Segala sesuatu tidak lain merupakan ukiran, cermin dan kreasi-Nya.

    Argumen Kesebelas

    Wahai teman, aku akan menjelaskan kepadamu sebuah argumen yang sangat kuat sebagaimana sepuluh argumen sebelumnya. Mari kita bersiap-siap melakukan perjalanan laut. Kita akan menaiki se- buah kapal(*[18])untuk pergi ke sebuah pulau yang jauh. Tahukah engkau mengapa kita pergi ke pulau tersebut? Di dalamnya terdapat sejumlah kunci misteri alam.

    Tidakkah engkau melihat seluruh mata melihat- nya guna menantikan informasi dan menerima perintah darinya. Nah, kini kita mulai melakukan perjalanan yang dimaksud. Kita telah sam- pai kepadanya dan menginjak pulau tersebut. Sekarang kita berada di hadapan kumpulan manusia yang sangat besar. Seluruh pembesar ke- rajaan berkumpul di sini.Wahai teman, lihatlah pemimpin pertemuan besar itu. Mari kita sedikit menghampirinya guna mengetahui dari dekat.

    Ia mengenakan medali istimewa yang jumlahnya lebih dari seribu.(*[19])Ia mengeluarkan perkataan yang berhias kebaikan, keyakinan dan ketenangan. Karena aku telah mempelajari sebagian dari ucapannya selama lima belas hari yang lalu, maka aku akan mengajarkannya padamu. Ia berbicara ten- tang penguasa kerajaan ini, sang pemilik berbagai mukjizat. Ia ber- kata bahwa sang penguasa itulah yang mengutusnya kepada kalian. Lihatlah bagaimana ia memperlihatkan berbagai hal luar biasa dan sejumlah mukjizat mencengangkan di mana tidak ada keraguan se- dikitpun bahwa ia merupakan utusan khusus penguasa. Dengarkan baik-baik ucapan dan perkataannya. Seluruh makhluk laksana telinga yang mendengarkannya. Bahkan seluruh kerajaan memperhatikannya di mana semua berusaha untuk mendengar ucapannya yang baik ser- ta bersemangat untuk melihat kehidupannya yang cemerlang. Apakah menurutmu hanya manusia yang mendengarkannya? Tidak, hewan juga ikut mendengarkan. Bahkan gunung dan seluruh benda men- dengarkan perintahnya serta takut sekaligus rindu kepadanya. Perha- tikanlah bagaimana pepohonan tunduk pada perintahnya dan menu- ju ke tempat yang ia tunjukkan. Ia memancarkan air ke arah yang ia kehendaki, bahkan meski lewat jari-jemarinya, sehingga orang-orang bisa minum dari air yang memancar tersebut. Perhatikan lentera yang bergantung di atap kerajaan.(*[20])Ia terbelah menjadi dua hanya dengan isyarat darinya.

    Seolah-olah kerajaan ini berikut semua isinya me- ngenalnya dengan baik dan mengetahui bahwa ia merupakan penye- ru kekuasaan, penyingkap teka-tekinya dan penyampai perintahnnya yang amanah. Engkau bisa melihat bagaimana mereka tunduk laksana prajurit yang taat.

    Setiap orang berakal di sekitarnya pasti mengakui bahwa ia merupakan utusan yang mulia seraya membenarkan dan mendengarkan ucapannya. Bukan hanya itu, tetapi juga gunung, len- tera (*[21])dan semua yang terdapat di dalam kerajaan membenar- kannya. Lewat lisan hal dengan penuh ketundukan semuanya berkata, “Ya, Ya. Setiap ucapannya jujur, adil dan benar.”

    Wahai teman yang bingung, mungkinkah terdapat dusta dan kebohongan pada ucapan utusan yang mulia itu? Tentu hal itu tidak mungkin terjadi. Dialah sosok yang diutus penguasa dengan seribu medali dan tanda. Semuanya merupakan tanda yang menunjukkan kebenarannya. Seluruh pembesar kerajaan ikut membenarkannya. Semua ucapannya dapat dipercaya dan mendatangkan ketenangan. Ia membahas sifat-sifat penguasa yang mencengangkan berikut sejum- lah perintahnya. Jika engkau merasa ada kebohongan padanya, maka engkau harus mendustakan seluruh makhluk yang membenarkannya. Bahkan engkau harus mengingkari wujud istana dan lentera sekaligus mengingkari wujud segala sesuatu dan hakikatnya. Jika tidak, berikan argumen yang kau miliki. Berbagai dalil siap menantangmu.

    Argumen Keduabelas

    Wahai saudaraku, barangkali engkau sedikit demi sedikit mulai memahami perkataanku. Sekarang aku akan menjelaskan padamu ar- gumen dan bukti yang lebih kuat dari semua argumen sebelumnya.Perhatikan sejumlah perintah penguasa yang turun dari atas. Semua menghormati dan menatapnya dengan penuh kekaguman. Sosok mulia yang diberi berbagai tanda kehormatan tersebut berdiri di samping perintah bercahaya tadi.(*[22])Ia menjelaskan kepada semua orang yang berkumpul tentang makna dari perintah yang ada. Lihatlah gaya bahasanya.

    Ia bersinar dan terang hingga membuat semua- nya berdecak kagum. Ia membahas berbagai persoalan yang penting terkait seluruh makhluk di mana tidak ada satupun yang luput dari perhatiannya. Ia menerangkan secara rinci sejumlah urusan pengua- sa berikut perbuatan, perintah dan sifat-sifatnya. Sebagaimana pada perintah penguasa itu terdapat tanda atau tulisan sang raja itu sendiri, pada setiap barisnya juga terdapat tandanya. Bahkan jika diperhatikan dengan cermat pada setiap kalimat, bahkan pada setiap hurufnya, ter- dapat stempel khusus penguasa. Belum lagi makna, maksud, perintah dan larangannya.

    Kesimpulannya, perintah-perintah penguasa itu menunjukkan dzatnya yang agung sebagaimana keberadaan cahaya menunjukkan adanya siang.

    Wahai teman, kukira engkau mulai sadar dan bangun dari ke- lalaian. Seluruh penjelasan dan argumen yang telah kami sampaikan sudah cukup dan memadai. Jika ada sesuatu silakan kau sampaikan.

    Orang yang keras kepala itu berkata, “Aku hanya ingin mengucap alhamdulillah. Aku telah beriman dan percaya. Bahkan sekarang sudah sangat jelas sejelas matahari dan siang. Aku menerima bahwa kerajaan ini memiliki Penguasa yang maha sempurna, alam ini memiliki Tuhan yang mahaagung, serta istana ini memiliki Pencipta yang mahaindah. Semoga Allah memberikan rida-Nya padamu wahai teman yang se- tia. Engkau telah menolongku dari sikap keras kepala dan fanatik buta yang membuatku menjadi gila dan bodoh. Aku sadar bahwa berbagai bukti dan argumen yang kau berikan masing-masingnya sudah cukup mengantarku kepada kesimpulan ini. Hanya saja, aku tetap memper- hatikan dan menyimakmu karena setiap ergumen membuka cakrawa- la yang lebih luas dan jendela yang lebih terang untuk mengenal Allah dan untuk mencintai-Nya dengan tulus.

    Demikianlah cerita yang menjelaskan tentang hakikat tauhid dan keimanan kepada Allah telah selesai. Dengan karunia Allah, limpahan al-Qur’an dan cahaya iman, pada kedudukan kedua kami akan menjelaskan dua belas kilau men- tari tauhid hakiki sebagai padanan dari kedua belas argumen yang ter- dapat pada cerita imajiner di atas dengan diawali sebuah pendahuluan.

    Semoga Allah memberikan taufik dan petunjuk-Nya.

    KEDUDUKAN KEDUA

    بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّح۪يمِ

    “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Kepunyaan-Nya kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi...” (QS. az-Zumar [39]: 62-63).“Maha suci (Allah) yang di tangan-Nya tergenggam kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kalian dikembalikan.”(QS. Yâsîn [36]: 83).“Tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (QS. al-Hijr [15]: 21).“Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia yang memegang ubun-ubunnya. Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (QS. Hûd [11]: 56).

    Pendahuluan

    Dalam risalah “Setetes dari Lautan Tauhid” kami telah menjelas- kan secara global poros dari rukun iman yang berupa iman kepada Allah. Kami juga telah menegaskan bahwa setiap entitas menunjukkan keniscayaan wujud Allah sekaligus menjadi saksi atas keesaan-Nya le- wat lima puluh lima lisan. Selain itu, dalam risalah “Setitik dari Cahaya Makrifatullah” kami telah menyebutkan empat bukti universal yang menunjukkan keniscayaan wujud dan keesaan Allah . Setiap bukti atau argumen memiliki kekuatan sebanding dengan seribu. Kami pun telah menyebutkan ratusan argumen kuat yang menerangkan kenis- cayaan wujud dan keesaan Allah dalam sekitar dua belas risalah berba- hasa Arab. Karena itu, kami rasa semua penjelasan itu telah cukup dan kami tidak akan masuk ke dalam penjelasannya secara detail. Hanya saja, dalam “Kalimat Kedua Puluh Dua” ini kami ingin memperlihat- kan dua belas kilau dari mentari iman kepada Allah yang telah dise- butkan secara global dalam sejumlah bagian Risalah Nur.

    Kilau Pertama

    Tauhid terdiri dari dua macam. Kami akan menjelaskannya de- ngan sebuah contoh berikut:Jika beragam barang dagangan dan beragam harta milik orang besar masuk ke dalam sebuah pasar atau kota, tentu kepemilikan atas harta tersebut bisa dikenali lewat dua cara: Pertama, secara global dan umum. Ini berlaku bagi kalangan awam. Yaitu bahwa harta yang banyak tersebut tidak mungkin dimiliki oleh selainnya. Akan tetapi, dalam pandangan orang awam ini, harta tersebut bisa dirampas sehingga banyak yang mengaku memiliki seba- giannya.Kedua, ia bisa dikenali lewat tulisan yang terdapat pada setiap paket barang tadi, lewat tanda yang terdapat pada sisinya, serta lewat stempel yang terdapat pada setiap labelnya. Dengan kata lain, dalam kondisi ini segala sesuatu secara maknawi menjadi petunjuk atas pemiliknya.Nah, sebagaimana pemilik barang tadi dikenali lewat dua cara, demikian pula dengan tauhid.

    Ia terdiri dari dua macam:

    Pertama, tauhid lahiriah yang bersifat umum. Yaitu bahwa Allah esa, tidak ada sekutu dan padanan bagi-Nya. Seluruh alam ini merupa- kan milik dan kekuasaan-Nya.

    Kedua, tauhid hakiki. Yaitu percaya dalam bentuk keyakinan yang mendekati penyaksian bahwa Dia esa, segala sesuatu bersum- ber dari tangan qudrah-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam uru- san uluhiyah, tidak ada pembantu dalam rububiyah-Nya, serta tidak ada tandingan dalam kerajaan-Nya. Hal itu dalam bentuk keyakinan yang menghembuskan rasa tenang dan tenteram kepada pemiliknya karena ia telah melihat tanda kekuasaan-Nya, stempel rububiyah-Nya, dan ukiran pena-Nya atas segala sesuatu, sehingga dengan demikian akan terbuka jendela yang menembus dari segala sesuatu menuju ca- haya-Nya. Dalam kalimat ini kami akan menjelaskan sejumlah kilau yang menerangkan tentang tauhid yang hakiki, murni, dan mulia tersebut.

    Perhatian dalam Lingkup Kilau Pertama:

    Wahai orang yang lalai dan sibuk menghamba kepada sebab.Ketahuilah bahwa sebab hanyalah tirai yang menutupi perbuatan qudrah ilahi. Sebab, kemuliaan dan keagungan-Nya menuntut adanya tabir. Sementara Sang pelaku hakiki adalah qudrah-Nya yang abadi. Pasalnya, tauhid dan keagungan Allah menuntut hal itu. Ketahuilah bahwa pesuruh Sang Penguasa azali bukanlah pelak- sana hakiki bagi berbagai urusan rububiyah. Mereka hanyalah penyeru kekuasaan dan saksi rububiyah-Nya. Mereka hadir untuk memperlihatkan kemuliaan qudrah ilahi dan keagungan rububiyah-Nya. Hal itu agar sentuhan tangan qudrah-Nya dalam berbagai hal parsial yang hina yang kebaikan dan hikmahnya tidak bisa ditangkap oleh kaum lalai tidak terlihat langsung. Mereka bukan seperti para pegawai raja ma- nusia yang ditunjuk lantaran ketidakberdayaan sang raja dan adanya kebutuhan terhadap mereka.

    Jadi, sebab dihadirkan agar kemuliaan qudrah-Nya tetap terpelihara dari sisi pandangan akal lahiriah. Sebab, segala sesuatu memiliki dua sisi sama seperti cermin. Yang satu sisi mulk yang serupa dengan permukaan cermin yang dipolesi warna di mana ia merupakan tempat sejumlah warna dan kondisi. Sementara yang satunya lagi merupakan sisi malakut yang serupa dengan per- mukaan cermin yang transparan. Pada permukaan lahiriah—yakni sisi mulk—terdapat sejumlah kondisi yang secara lahiriah menafikan kemuliaan dan kesempurnaan qudrah-Nya. Berbagai sebab dihadirkan agar menjadi rujukan dan sarana bagi sejumlah kondisi. Sementara sisi malakut dan hakikat, maka segala sesuatu di dalamnya bersifat trans- paran, indah, dan sesuai dengan sentuhan tangan qudrah-Nya di mana ia tidak bertentangan dengan kemuliaan-Nya. Karena itu, sebab yang ada bersifat lahiriah. Ia tidak memiliki pengaruh hakiki dalam alam malakut atau dalam hakikat yang sebenarnya.

    Terdapat hikmah lain dari adanya sebab-sebab lahiriah, yaitu agar tidak mengarahkan keluhan yang tak benar dan rasa keberatan yang tidak layak kepada Allah Yang Mahaadil. Dengan kata lain, se jumlah sebab dihadirkan agar menjadi sasaran keluhan dan keberatan manusia. Sebab, cacat yang ada bersumber darinya dan bersumber dari potensinya yang lemah.Untuk menjelaskan rahasia ini terdapat sebuah contoh indah dan dialog abstrak sebagai berikut:

    Malaikat Izrail berkata kepada Tuhan, “Para hamba-Mu akan mengeluh dan marah kepadaku saat aku menjalankan tugas mencabut nyawa.”Dengan bahasa hikmah, Allah menjawab, “Aku akan meletakkan antara dirimu dan hamba-Ku sejumlah tirai musibah dan penyakit agar keluhan mereka mengarah kepada sejumlah sebab tersebut.”

    Demikianlah, sebagaimana berbagai penyakit merupakan ti- rai yang menjadi tempat kembali (objek keluhan) dari sejumlah hal yang dianggap buruk terkait dengan ajal, sebagaimana keindahan yang terdapat dalam pencabutan nyawa—di mana itulah hakikat sebenar- nya—mengacu kepada tugas Izrail , maka Izrail juga merupa- kan tirai. Ia adalah tirai bagi pelaksanaan tugas tersebut dan hijab bagi qudrah ilahi. Pasalnya, ia menjadi tempat kembali (objek keluhan) dari sejumlah keadaan yang secara lahiriah tidak berisi rahmat dan tidak sesuai dengan kesempurnaan qudrah ilahi.

    Ya, kemuliaan dan keagungan Allah menuntut adanya sejumlah sebab lahiriah sebagai tirai di hadapan pandangan akal. Hanya saja, tauhid dan kebesaran Allah menolak adanya pengaruh hakiki dari se- bab-sebab yang ada.

    Kilau Kedua

    Perhatikan kebun alam ini dan cermati taman-taman yang ter- dapat di bumi. Lihatlah dengan cermat wajah langit yang indah yang bersinar oleh bintang-gemintang. Engkau melihat bahwa Sang Pencip- ta Yang Mahamulia dan Mahaindah memiliki stempel khusus milik Pencipta segala sesuatu pada setiap entitas ciptaan-Nya, tanda khusus pada setiap makhluk-Nya, serta tanda yang tak bisa ditiru yang me- rupakan milik Penguasa azali dan abadi pada setiap halaman tulisan pena qudrah-Nya di lembaran malam dan siang serta lembaran musim panas dan musim semi.Kami akan menyebutkan sebagian stempel dan tanda itu sebagai contoh.

    Lihatlah tanda-Nya yang tak terhingga. Lihatlah tanda yang diletakkan pada “kehidupan.”Dari sesuatu Dia menciptakan segala sesuatu dan dari segala se- suatu Dia menciptakan sesuatu. Dari air nutfah, bahkan dari air mi- num, Dia menciptakan perangkat hewan dan organ-organnya yang tak terhitung. Pekerjaan ini tentu saja hanya bisa dilakukan oleh Dzat Yang Mahakuasa. Kemudian mengubah beragam makanan—baik hewani ataupun nabati—menjadi tubuh yang tertata rapi disertai balutan kulit dan or- gan-organ tertentu, semua ini pasti merupakan pekerjaan Dzat Yang Mahakuasa atas segala sesuatu dan Maha Mengetahui.

    Ya, Pencipta kehidupan dan kematian menata kehidupan di dunia ini dengan cara yang penuh hikmah lewat hukum yang men- cengangkan di mana hukum tersebut tidak mungkin diwujudkan dan dilaksanakan kecuali oleh Dzat Yang Mengatur seluruh alam.

    Begitu pula jika akalmu masih bersinar dan tidak kehilangan basirah, maka engkau akan memahami bahwa proses menjadikan sesuatu menjadi segala sesuatu dengan sangat mudah dan rapi serta proses menjadikan segala sesuatu menjadi sesuatu lewat neraca yang cermat dan menakjubkan tidak lain merupakan tanda yang jelas dan bukti yang menegaskan keberadaan Sang Pencipta segala sesuatu.

    Andaikan engkau melihat ada pihak yang dapat melakukan sejumlah pekerjaan luar biasa di mana dari satu ons kapas ia dapat merangkai seratus gulung wol murni, bergulung-gulung sutra, dan berbagai macam pakaian, lalu dari kapas tadi ia bisa membuat sejum- lah makanan enak yang beragam, kemudian engkau melihatnya me- megang besi, batu, madu, minyak, air, dan tanah guna dibuat emas murni, maka dari sana engkau pasti menyimpulkan bahwa ia memi- liki skill menakjubkan dan kekuasaan atas semua entitas yang hanya dimiliki olehnya. Seluruh unsur bumi tunduk pada perintahnya dan semua yang berasal dari tanah melaksanakan hukumnya.

    Nah, jika engkau kagum pada semua itu, maka manifestasi qudrah ilahi dan hikmah-Nya jauh lebih mengagumkan dan menakjubkan. Itulah salah satu dari sekian tanda yang diletakkan pada kehidupan.

    Kilau Ketiga

    Lihatlah makhluk hidup yang menjelajah di dalam alam yang mengalir dan makhluk yang berjalan. Engkau melihat bahwa pada setiap makhluk hidup terdapat banyak stempel yang diletakkan oleh Dzat Yang Mahahidup dan berdiri sendiri. Lihatlah salah satu saja darinya:

    Makhluk hidup tersebut—sebutlah manusia—bagaikan miniatur alam, buah dari pohon penciptaan, dan benih dari alam ini di mana ia mengumpulkan sebagian besar model jenis alam. Seolah-olah makh- luk hidup itu laksana tetes perasan seluruh alam dan saripatinya yang dihasilkan dengan ukuran ilmiah yang cermat. Karena itu, pencip- taan makhluk hidup tersebut serta pemeliharaannya menuntut agar seluruh alam berada dalam genggaman Sang Pencipta dan berada di bawah kendali-Nya.

    Jika akalmu tidak tenggelam dalam ilusi, engkau akan memahami bahwa penciptaan seekor lebah yang mencerminkan salah satu kalimat qudrah ilahi laksana indeks dari banyak hal, penu- lisan sebagian besar persoalan kitab alam di dalam diri manusia yang mencerminkan lembaran qudrah-Nya, serta penghadiran tatanan po- hon Tin yang besar dalam benihnya yang mencerminkan titik kitab qudrah, proses memperlihatkan jejak nama-nama-Nya yang meliputi segala sesuatu dan yang terwujud dalam lembaran alam di kalbu ma- nusia yang mencerminkan satu huruf kitab itu, penanaman perpus- takaan besar yang berisi detail kehidupan manusia dalam ingatannya yang sangat kecil, semua itu merupakan stempel milik Pencipta segala sesuatu dan Pemelihara semesta alam.

    Jika satu stempel saja dari sekian stempel ilahi yang terdapat pada makhluk hidup memperlihatkan cahayanya yang terang hingga ayat-ayatnya bisa terbaca secara jelas, lalu bagaimana engkau meli- hat semua makhluk hidup dan seluruh stempel itu secara sekaligus. Tidakkah engkau berkata (سُب۟حَانَ مَنِ اخ۟تَفٰى بِشِدَّةِ ظُهُورِهٖ) ‘Mahasuci Dzat yang tersembunyi lewat penampakan-Nya yang sangat jelas’.

    Kilau Keempat

    Perhatikan entitas yang berwarna-warni dan bersinar yang terse- bar di muka bumi. Perhatikan ciptaan yang beragam dan beredar di langit. Perhatikan semuanya dengan baik, engkau pasti melihat bah- wa pada setiap entitas terdapat tanda yang tak bisa ditiru milik Men- tari azali. Sebagaimana pada “kehidupan” terlihat tanda dan sejum- lah petunjuk-Nya, juga pada makhluk hidup terdapat stempel-Nya, maka tanda dan petunjuk itu juga tampak pada proses menghidupkan makhluk atau pemberian kehidupan. Kita akan melihat hakikatnya le- wat sebuah contoh.

    Sebab, contoh dan perumpamaan membuat mak- na yang dalam lebih mudah dipahami.Pada setiap benda yang beredar di angkasa, tetesan air, serpihan kaca, dan kepingan salju yang terang, terlihat monogram dari gambar matahari, stempel dari pantulannya, serta jejak bercahaya darinya. Jika engkau tidak dapat menerima bahwa matahari-matahari kecil yang bersinar pada segala sesuatu yang tak terhingga merupakan pantulan dari cahaya dan manifestasi matahari asli, berarti engkau harus me- nerima keberadaan matahari asli pada setiap tetesan air, pada setiap serpihan kaca yang menghadap ke angkasa, serta pada setiap benda bening yang berhadapan dengannya di mana hal itu tentu merupakan sikap yang sangat bodoh dan gila.

    Demikianlah, Allah sebagai sumber cahaya langit dan bumi, memiliki sejumlah manifestasi cahaya dilihat dari sisi pemberian ke- hidupan. Ia merupakan tanda yang tampak jelas yang diletakkan oleh Allah pada setiap makhluk hidup di mana andaikan seluruh se- bab berkumpul dan masing-masing menjadi pelaku yang berkehen- dak, tentu ia tidak akan bisa memberikan kehidupan kepada entitas. Dengan kata lain, ia tak mampu meniru stempel ilahi yang terdapat dalam proses pemberian kehidupan. Hal itu lantaran setiap makhluk hidup merupakan mukjizat dari sekian banyak mukjizat Allah. Ia ada- lah titik sentral seperti pusat bagi menifestasi nama-nama-Nya yang masing-masing laksana kilau cahaya-Nya.

    Andaikan gambaran kreasi menakjubkan yang tampak pada makhluk hidup serta hikmah yang sangat rapi dan manifestasi cemerlang dari rahasia keesaan tidak di- nisbatkan kepada Dzat Yang Mahaesa, berarti terdapat kekuasaan mut- lak tak terhingga yang tersembunyi pada setiap makhluk hidup, pe- ngetahuan komprehensif dan luas padanya, berikut kehendak mutlak yang mampu mengendalikan alam. Bahkan, berarti terdapat sejumlah sifat milik Sang Khalik yang terdapat pada makhluk tersebut meski- pun makhluk tadi berupa lalat atau bunga. Artinya, sifat-sifat uluhiyah diberikan kepada setiap partikel makhluk. Dengan kata lain, meneri- ma sejumlah asumsi mustahil yang menggiring kepada kesesatan yang bodoh dan khurafat yang dungu.

    Hal itu karena Allah  telah mem- berikan kepada partikel segala sesuatu—terutama yang seperti benih dan biji—sebuah posisi tertentu. Seakan-akan benih itu menatap ke- pada keseluruhan makhluk hidup tersebut—meski merupakan ba- gian darinya. Seolah-olah ia mengambil sikap tertentu sesuai dengan sistemnya. Bahkan ia mengambil bentuk tertentu yang menjamin ke- langsungan jenis tersebut, ketersebarannya, dan keterangkatan pan- jinya di setiap tempat.

    Seakan-akan ia melihat seluruh jenis makhluk itu di bumi sehingga benih, misalnya, membekali diri dengan sesuatu yang menyerupai sayap-sayap kecil agar bisa terbang dan menyebar.

    Makhluk itu juga mengambil posisi yang terkait dengan seluruh makh- luk di bumi yang membutuhkannya guna melangsungkan kehidupan, pertumbuhan, rezeki, dan interaksinya. Jika benih tersebut bukan pe- suruh Tuhan Yang Mahakuasa, dan tidak ada hubungan dengan-Nya, berarti harus diterima bahwa ia memiliki penglihatan yang dapat me- lihat segala sesuatu dan perasaan yang meliputi semua hal.Kesimpulannya, sebagaimana jika bayangan matahari yang kecil dan pantulan beragam warna pada tetesan air dan serpihan kaca tidak dinisbatkan kepada cahaya matahari, berarti terdapat matahari dalam jumlah yang tak terhingga sebagai ganti dari sebuah matahari di mana hal itu merupakan bentuk ketundukan pada khurafat, demikian pula jika penciptaan segala sesuatu tidak dinisbatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Berarti harus ada tuhan-tuhan dalam jumlah yang tak ter- hingga sebanyak benih dan partikel alam sebagai ganti dari Allah Yang Mahaesa. Dengan kata lain, kita harus menerima kemustahilan atau jatuh ke dalam sikap irrasional.

    Dengan demikian, pada setiap partikel terdapat tiga jendela yang tembus dan terbuka menuju cahaya keesaan Allah dan menuju ke- niscayaan wujud-Nya.

    Jendela Pertama Setiap benih laksana prajurit yang memiliki hubungan dengan setiap wilayah kemiliteran atau dengan kelompok, panji, grup, dan pasukannya. Sesuai dengan hubungan tersebut ia memiliki tugas dan gerakan khusus di dalam lingkup sistem yang ada. Partikel yang sangat kecil yang berada di pelupuk matamu memiliki korelasi tertentu dan tugas tertentu di mata, kepala, dan tubuhmu, dalam daya produksi, daya tarik, daya tolak, serta pada urat dan syaraf. Bahkan ia memiliki hubungan dengan spesies manusia itu sendiri.

    Maka, keberadaan hubungan dan tugas partikel tersebut menun- jukkan secara nyata bagi mereka yang memiliki akal dan basirah bah- wa partikel hanyalah jejak kreasi Tuhan Yang Mahakuasa. Ia adalah pesuruh dan pegawai yang berada di bawah kendali-Nya.

    Jendela Kedua Setiap partikel udara dapat mengunjungi bunga atau buah mana saja. Ia dapat masuk dan bekerja di dalamnya. Andaikan partikel bu- kan pesuruh yang ditundukkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa dan Maha melihat segala sesuatu, berarti partikel tersebut mengetahui semua perangkat buah dan bunga berikut strukturnya serta mengeta- hui penciptaannya dengan cermat, mengetahui detail bentuknya, dan mahir membuat rangkaiannya dengan sangat baik.Begitulah, partikel tersebut memancarkan salah satu kilau caha- ya tauhid laksana matahari dengan sangat jelas.

    Engkau bisa memban- dingkan cahaya dengan udara serta air dengan tanah di mana segala sesuatu tumbuh atau bersumber dari keempat unsur tersebut. Dalam sains modern keempat unsur itu berupa oksigen, hidrogen, nitrogen, dan karbon.

    Jendela Ketiga Gundukan tanah yang terdiri dari partikel-partikel kecil bisa menjadi tempat tumbuh tanaman berbunga dan berbuah yang ter- dapat di seluruh alam. Andaikan benih-benihnya yang kecil yang menyerupai nutfah dan tersusun dari karbon, nitrogen, oksigen, dan hidrogen diletakkan di dalamnya, maka ia akan serupa meski jenisnya berbeda. Lewat pena ketentuan Tuhan, program asalnya yang bersi- fat maknawi dimasukkan ke dalamnya. Apabila benih-benih itu kita letakkan secara bergiliran di pot, tentu setiap benih akan tumbuh dengan bentuk yang memperlihatkan berbagai perangkatnya yang luar biasa, bentuk yang khusus, serta konstruksi yang jelas.

    Andaikan setiap partikel tanah itu bukan pesuruh yang siap bekerja di bawah perintah Dzat Yang Maha mengetahui segala kondisinya serta Dzat Yang Kua- sa dalam memberikan wujud yang sesuai pada segala sesuatu, artinya jika segala sesuatu tidak tunduk pada qudrah-Nya, berarti pada setiap partikel terdapat pabrik, mesin, dan percetakan maknawi sebanyak tanaman agar bisa menjadi tempat tumbuh tanaman yang memiliki perangkat dan bentuk yang beraneka ragam. Atau, kita harus menya- takan kalau setiap partikel memiliki pengetahuan komprehensif yang meliputi seluruh entitas dan kemampuan yang dapat menunaikan tugas seluruh perangkat dan bentuk di dalamnya agar bisa menjadi sumber bagi keseluruhannya.

    Artinya, jika ia tidak dinisbatkan kepada Allah, berarti ada banyak tuhan sejumlah partikel tanah. Ini tentu saja khurafat yang sangat mustahil.

    Sebaliknya, ia menjadi sangat logis dan mudah diterima akal jika setiap partikel merupakan makhluk suru- han. Sebab, sebagaimana prajurit biasa dari seorang raja agung dapat memindahkan sebuah kota yang ramai penduduk, bisa berada di an- tara dua lautan luas, atau bisa menawan komandan, demikian pula seekor nyamuk kecil dapat menjatuhkan Namrud yang besar, semut dapat merusak istana Firaun, benih pohon tin yang kecil dapat mem- bawa pohonnya yang besar.

    Semua itu karena perintah Penguasa azali dan berkat afiliasi tersebut.

    Sebagaimana telah kita lihat tiga jendela yang terbuka menuju cahaya tauhid pada setiap partikel, di dalamnya juga terdapat dua saksi jujur yang lain yang menunjukkan keberadaan Pencipta berikut ke- esaan-Nya. Pertama, kondisi benih yang memikul sejumlah tugas yang sa- ngat besar dan beragam, padahal ia demikian lemah. Kedua, gerakannya yang sangat selaras dan sejalan dengan sistem yang berlaku umum sehingga seolah-olah di dalamnya terdapat perasaan yang bersifat universal, padahal ia hanya benda mati.Artinya, setiap partikel lewat bahasa kelemahannya menjadi saksi atas wujud Sang Mahakuasa serta lewat penampakan keselarasannya dengan sistem alam ia menjadi saksi atas keesaan Sang Pencipta.

    Sebagaimana pada setiap partikel terdapat dua saksi yang menunjukkan bahwa Allah niscaya ada dan esa, demikian pula pada setiap makhluk hidup terdapat dua tanda yang menunjukkan bahwa Dia esa dan kekal.

    Ya, pada setiap makhluk hidup terdapat dua tanda: Pertama, tanda ahadiyah Kedua, tanda shamadiyah. Karena setiap makhluk hidup memperlihatkan berbagai mani- festasi nama-nama-Nya yang mulia, yang terlihat pada sebagian besar entitas, secara sekaligus dalam cerminnya laksana titik sentral yang menjelaskan manifestasi nama Allah Yang Mahaagung, Yang Maha- hidup dan berdiri sendiri. Dengan kata lain, ia memuat tanda keesaan dengan memperlihatkannya sebagai bayangan keesaan dzat di bawah tirai nama al-Muhyî (Yang Maha Menghidupkan).

    Karena makhluk hidup laksana miniatur alam dan laksana buah pohon penciptaan, maka proses menghadirkan berbagai kebutuhan- nya yang sangat besar di alam ke wilayah kehidupannya yang sangat kecil, dengan sangat mudah dan secara sekaligus, memperlihatkan tanda shamadiyah. Artinya, kondisi ini menerangkan bahwa makhluk hidup tersebut memiliki Tuhan Sebaik-baik Pemelihara di mana ketika ia menghadap kepada-Nya hal itu membuatnya tak butuh kepada yang lain, serta perhatiannya kepada-Nya sudah mencukupi. Segala sesuatu tidak bisa menggantikan satupun perhatian-Nya.

    Ya, yang satu mencukupi segala sesuatu sehingga tidak membutuhkan segala sesuatu yang lain. Sebaliknya, segala sesuatu tidak men- cukupi yang satu meski untuk satu hal.

    Kondisi tersebut juga menjelaskan bahwa Tuhan si makhluk hidup tadi, di samping tidak membutuhkan sesuatu, khazanah per- bendaharaan-Nya tidak berkurang sedikitpun dan qudrah-Nya tidak sulit untuk melakukan apa saja.

    Terdapat sebuah contoh dari satu ayat yang memperlihatkan bayangan shamadiyah-Nya. Yaitu bahwa setiap makhluk hidup lewat lisan kehidupannya mengucap (قُل۟ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ ۝ اَللّٰهُ الصَّمَدُ) “Katakan- lah, ‘Dialah Allah yang mahaesa. Allah tempat meminta segala sesuatu.”Terdapat sejumlah jendela penting lainnya di samping yang telah kami sebutkan di mana ia disebutkan di sini secara ringkas dan telah dijelaskan di sejumlah tempat lainnya secara panjang lebar.

    Selama setiap partikel alam membuka tiga jendela dan dua celah, kehidupan itu sendiri membuka dua pintu sekaligus menuju keesaan Allah. Sekarang engkau tentu dapat membandingkan sejauh mana cahaya makrifatullah yang disebarkan oleh semua tingkatan entitas, mulai dari partikel hingga matahari.

    Dari sini engkau dapat mengetahui luasnya tingkat peningkatan maknawi dalam hal makrifatullah berikut tingkat keyakinan dan ketenangan kalbu.

    Kilau Kelima

    Seperti diketahui bahwa untuk menghasilkan sebuah buku yang ditulis tangan cukup dibutuhkan satu pena. Namun jika dicetak, di- butuhkan sejumlah pena sebanyak hurufnya berupa potongan temba- ga yang banyak. Andaikan sebagian besar isi buku ditulis pada seba- gian hurufnya dengan tulisan yang sangat kecil—misalnya penulisan keseluruhan surah yasin dalam bentuk kecil pada lafal maka seluruh potongan huruf tembaga yang sangat kecil dibutuhkan untuk mencetak satu huruf tersebut.

    Jika demikian, maka hal yang sama terjadi pada kitab alam. Jika menurutmu ia merupakan tulisan pena qudrah shamadaniyah dan ukiran Dzat Yang Mahaesa, berarti engkau meniti jalan yang sangat mudah dan benar-benar logis. Namun jika engkau menisbatkannya pada hukum alam dan kepada sebab-sebab materi, berarti engkau me- niti jalan yang sukar hingga bisa dikatakan mustahil, rumit hingga bisa dikatakan tak mungkin, dan penuh dengan khurafat. Pasalnya, pada setiap bagian tanah, setiap tetes air, dan setiap gumpalan udara, alam membutuhkan miliaran cetakan tembaga dan pabrik maknawi yang jumlahnya tak terhingga agar setiap bagian tadi bisa menumbuhkan tanaman bunga dan buah yang jumlahnya tak terhitung. Atau, eng- kau harus menerima keberadaan ilmu komprehensif yang meliputi segala hal, kekuatan yang mengendalikan segala sesuatu pada masing- masingnya agar ia bisa menjadi sumber hakiki bagi ciptaan tadi.

    Sebab, setiap bagian tanah, air, dan udara bisa menjadi asal dan tempat tumbuh sebagian besar tumbuhan. Padahal, pembentukan setiap tum- buhan yang tertata rapi, seimbang, unik, dan beragam, membutuhkan sebuah pabrik maknawi yang khusus. Jadi, jika alam tidak lagi menjadi ukuran atau sumber, berarti ia harus menghadirkan mesin segala sesuatu pada semuanya.

    Demikianlah, landasan pemikiran untuk menyembah hukum alam merupakan khurafat yang paling buruk. Bahkan kalangan ahli khurafat sekalipun merasa malu dengannya. Perhatikan kaum sesat yang menganggap diri mereka berakal, bagaimana mereka masih tetap bertahan dengan pandangan yang tidak logis. Ambillah pelajaran darinya!

    Kesimpulan:setiap huruf pada kitab apapun memperlihatkan dirinya sekapasitas huruf dan menunjukkan keberadaannya dalam bentuk tertentu. Hanya saja, ia memperlihatkan penulisnya sebanyak kata yang terdapat di dalamnya serta menjadi petunjuk atasnya lewat berbagai aspek. Misalnya ia berkata, “Penulisku memiliki tulisan yang indah. Penanya berwarna merah, dan seterusnya.”

    Demikian pula dengan huruf kitab alam yang besar ini. Ia menunjukkan kepada dirinya seukuran besar dan bentuknya, namun memperlihatkan nama Tuhan Sang Pencipta seukuran satu kumpulan syair. Ia memperlihatkan Asmaul Husna serta mengarah kepadanya sebanyak jenisnya sebagai bukti atas Dzatnya.

    Karena itu, kalangan sofis sekalipun yang mengingkari keberadaan dirinya dan alam tidak layak untuk mengingkari Sang Pencipta Yang Mahaagung.

    Kilau Keenam

    Sebagaimana Tuhan telah meletakkan tanda keesaan pada setiap dahi dari makhluk-Nya dan pada wajah setiap bagian ciptaan-Nya (se- bagiannya telah dijelaskan pada kilau-kilau sebelumnya), Tuhan juga meletakkan pada setiap jenis dan spesies begitu banyak tanda keesaan dalam bentuk yang sangat nyata. Bahkan Dia telah meletakkan pada keseluruhan alam berbagai jenis tulisan keesaan. Jika kita mencermati sebuah stempel dari sekian stempel dan tanda yang diletakkan pada lembaran muka bumi di musim semi, akan tampak hal berikut ini:

    Tuhan Sang Pencipta telah mengumpulkan lebih dari tiga ratus ribu spesies tumbuhan dan hewan di atas muka bumi di musim semi dan musim panas dengan pembedaan dan penentuan dengan sangat rapi, meskipun demikian bercampur. Dia memperlihatkan kepada kita sebuah tanda tauhid yang amat luas, terang, dan jelas sejelas musim semi.

    Dengan kata lain, proses penghadiran tiga ratus ribu model ke- bangkitan pada saat menghidupkan bumi yang mati di musim semi serta penulisan setiap makhluk yang berbaur dalam tiga ratus ribu spesies di atas lembaran bumi tanpa ada yang keliru dan cacat, serta dengan sangat rapi dan sempurna, tentu saja semua itu merupakan tanda kekuasaan Dzat Yang Mahakuasa atas segala sesuatu yang di tangan-Nya tergenggam kerajaan segala sesuatu dan kunci perbenda- haraan segala sesuatu, di mana Dia Mahabijak dan Maha Mengetahui. Tanda kekuasaan tersebut sangat jelas sehingga dapat diketahui oleh siapapun yang memiliki perasaan meski hanya sedikit.

    Al-Qur’an menjelaskan tanda kekuasaan yang terang itu dalam firman-Nya yang berbunyi:“Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar mampu menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. ar-Rûm [30]: 50).

    Ya, qudrah Sang Pencipta Yang Mahabijak yang memperlihatkan tiga ratus ribu spesies dari berbagai model kebangkitan dalam meng- hidupkan bumi selama beberapa hari, tentu sangat mudah dalam mengumpulkan dan membangkitkan manusia. Sebab, layakkah kita mempertanyakan, misalnya, kepada orang yang memiliki kemampuan luar biasa di mana ia dapat menggeser gunung besar hanya dengan isyarat, apakah ia mampu menggeser batu karang besar yang menutup jalan kita dari lembah ini? Nah, tentu orang yang berakal tidak mung- kin meragukan kemampuan Tuhan Yang Mahakuasa dan Pemurah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari di mana Dia mengisi dan mengosongkan keduanya waktu demi waktu dengan berkata, “Bagaimana mungkin Dia dapat melenyapkan lapisan tanah yang berada di atas kita di mana ia menutup jalan kita yang terbentang menuju negeri jamuan-Nya yang kekal?!”

    Ini adalah perumpamaan sebuah tanda tauhid yang terlihat di atas muka bumi di musim semi dan musim panas. Perhatikan bagaimana stempel keesaan tampak dengan sangat jelas pada pengendalian urusan di musim semi di muka bumi di mana semuanya berlangsung de- ngan penuh hikmah. Pasalnya, seluruh proses yang tampak demikian rapi, sempurna, dan menakjubkan meskipun berlangsung dalam skala yang sangat luas. Namun demikian ia terjadi dengan sangat cepat. Di samping sangat cepat ia terjadi dalam satu bentuk kemurahan mutlak. Bukankah ini sudah cukup menerangkan bahwa ia merupakan stem- pel yang jelas yang hanya mungkin dimiliki oleh Dzat yang memiliki pengetahuan tak terhingga dan qudrah tak terbatas.

    Ya, kita menyaksikan di seluruh muka bumi sebuah proses pen- ciptaan, pengaturan, dan penataan yang berlangsung dalam skala yang sangat luas.

    Di samping sangat luas, ia juga sangat cepat.

    Di samping sangat luas dan cepat terdapat kemurahan mutlak dalam memperba- nyak entitas.

    Di samping pemurah, luas, dan cepat, ia terwujud de- ngan sangat mudah dalam bentuk yang sangat rapi, menakjubkan, dan memiliki ciri berbeda meski bercampur baur.

    Di samping itu, kita juga menyaksikan jejak yang sangat mahal dan ciptaan yang sangat berharga meski jumlahnya tak terhingga, sa- ngat selaras dalam lingkup yang sangat luas, cermat, menakjubkan, dan terwujud dengan sangat mudah.

    Menghadirkan semuanya secara sekaligus pada setiap tempat, dalam ukiran yang sama, pada setiap entitas disertai penampakan kreasi yang luar biasa dan menakjubkan, tentu saja menjadi bukti cemerlang dan stempel yang mengarah kepa- da Dzat yang tidak dibatasi oleh tempat namun berada di setiap tem- pat sebagai Dzat yang hadir, menatap, mengawasi dan menghisab. Ti- dak ada yang tersembunyi bagi-Nya dan tidak ada yang sulit bagi-Nya. Menciptakan partikel dan bintang sama saja bagi qudrah-Nya.

    Suatu hari aku pernah menghitung tangkai dahan pohon ang- gur yang kurus sebesar dua jari yang merupakan mukjizat Tuhan Yang Mahaindah yang terdapat di kebun kemurahan-Nya. Jumlahnya men- capai seratus lima puluh lima tangkai. Lalu kuhitung jumlah biji di sebuah tangkai, ternyata jumlahnya mencapai seratus dua puluh biji. Maka akupun merenung seraya bergumam, “Kalau dahan pohon yang kurus ini berisi air serupa madu di mana ia memberikan air secara terus-menerus, maka dengan terik yang menimpanya tentu ia tidak akan cukup untuk menyusui ratusan biji yang terisi minuman rahmat Tuhan. Ia hanya mendapatkan kelembaban yang sangat sedikit. Dengan demikian, sudah pasti Dzat yang melakukan pekerjaan tersebut Mahakuasa atas segala sesuatu.

    Mahasuci Dzat yang semua akal bingung dan heran terhadap kreasi-Nya.

    Kilau Ketujuh

    Sebagaimana engkau dapat melihat berbagai stempel keesaan Tuhan, yang merupakan tempat bergantung segala sesuatu, terdapat di muka bumi, yaitu dengan menatapnya secara cermat, maka angkat kepalamu dan buka mata. Arahkan pandangan pada kitab alam jagat raya, engkau pasti akan melihatnya membacakan stempel keesaan dengan sangat jelas pada seluruh alam sesuai dengan kebesaran dan keluasannya. Hal itu karena entitas laksana bagian-bagian pabrik yang tertata rapi, pilar-pilar istana besar, dan sisi-sisi kota yang maju. Setiap bagian menolong bagian yang lain. Setiap bagian memberikan bantu- an kepada yang lain serta memenuhi kebutuhannya. Seluruh bagian berusaha saling membantu secara sangat rapi dalam melayani makh- luk hidup. Mereka bekerjasama menuju tujuan tertentu dengan penuh ketaatan kepada Sang Pengatur Yang Mahabijak dan esa.

    Ya, hukum “kerjasama” yang terlihat, mulai dari gerakan mataha- ri dan bulan, pergantian siang dan malam, serta pergiliran musim di- ngin dan musim panas, hingga penyuplaian makanan oleh tumbuhan untuk hewan yang lapar, bantuan yang diberikan oleh hewan untuk manusia yang lemah, bahkan pada kemampuan mendapatkan nutrisi dengan sangat cepat guna menolong anak-anak yang kurus, dan pe- layanan yang diberikan oleh partikel makanan untuk kebutuhan tu- buh, semua gerakan yang berjalan sesuai dengan hukum kerjasama itu memperlihatkan kepada mereka yang masih memiliki basirah bahwa ia terwujud dengan kekuatan Sang pemelihara yang Maha pemurah, serta lewat perintah Tuhan Penata yang esa dan sangat bijak.

    Bantuan, kerjasama, penundukan dan keteraturan yang ter- wujud di alam ini menjadi saksi bahwa Dzat Penata itulah yang mengendalikannya, Dzat Pemelihara yang esa itulah yang mengendalikan semua yang terdapat di alam. Belum lagi bahwa hikmah komprehen- sif yang tampak jelas pada penciptaan segala sesuatu serta perhatian menyeluruh yang terdapat padanya berikut rahmat yang luas yang terdapat pada perhatian tersebut serta rezeki berlimpah yang terdapat pada rahmat tadi di mana ia memenuhi kebutuhan setiap makhluk, semua itu merupakan stempel tauhid yang sangat jelas dan terang di mana setiap orang berakal pasti dapat memahaminya dan setiap orang yang bisa melihat dapat menyaksikannya.

    Ya, pakaian hikmah yang memperlihatkan adanya tujuan, perasaan, dan kehendak telah menyelimuti seluruh alam. Pakaian hikmah ini juga dihiasi oleh pakaian perhatian-Nya yang memperli- hatkan kelembutan, kebaikan dan keindahan. Lalu di atasnya diletak- kan pakaian rahmat dan kasih sayang yang memancarkan kilau cinta, pengenalan, karunia, dan kemurahan di mana ia memenuhi seluruh alam. Kemudian pada pakaian rahmat universal yang bersinar itu ter- dapat berbagai rezeki yang bersifat komprehensif. Selanjutnya sejum- lah hidangannya yang menampilkan kasih sayang, kebaikan, kemura- han, dan pemeliharaan-Nya yang baik terbentang luas.

    Ya, berbagai entitas tersebut, mulai dari partikel hingga matahari, baik berupa individu ataupun spesies, kecil ataupun besar, dibungkus dengan pakaian yang menakjubkan. Pakaian itu dibuat dari bahan hik- mah yang berhias tulisan buah, hasil, tujuan, dan sejumlah kemasla- hatan. Ia juga diberi pakaian perhatian yang bertuliskan bunga kelem- butan dan ihsan yang dipotong sesuai dengan bentuk fisik dan ukuran setiap entitas. Di atas pakaian perhatian-Nya dikalungkan tanda kasih sayang yang cemerlang oleh kilau cinta-Nya dan terang oleh cahaya karunia-Nya. Lalu pada tanda yang bersinar itu ditancapkan hidangan rezeki komprehensif di sepanjang muka bumi di mana ia mencukupi seluruh makhluk dan memenuhi kebutuhan mereka.

    Demikianlah, perbuatan ini secara sangat jelas menunjukkan ek- sistensi Dzat Yang Mahabijak, Maha Pemurah, Mahakasih, dan Maha Pemberi rezeki.

    Benarkah segala sesuatu membutuhkan rezeki?

    Ya, sebagaimana kita melihat bahwa setiap individu membutuh- kan rezeki sepanjang hidupnya, demikian pula dengan semua entitas alam terutama makhluk hidup, baik yang bersifat universal maupun parsial. Keberadaannya dan kehidupannya membutuhkan sejumlah tuntutan dan kebutuhan, baik yang bersifat materi ataupun imma- teri. Di samping membutuhkan banyak hal di mana yang paling dekat sekalipun tak mampu dijangkau oleh tangannya, bahkan kekuatan dan kemampuannya tidak cukup untuk meraih tuntutannya yang paling kecil, kita menyaksikan pula bahwa seluruh tuntutan dan rezeki yang bersifat materi ataupun maknawi diserahkan kepadanya dari arah yang tak terduga dengan sangat rapi dan pada waktu yang tepat sesuai dengan kehidupannya dengan berhias hikmah yang sempurna.

    Bu kankah kondisi papa tersebut, kebutuhan yang terdapat pada makh- luk, serta bentuk pemberian karunia yang tak terlihat itu menunjuk- kan keberadaan Tuhan Pemelihara Yang Mahabijak dan Pengatur Yang Maha Pengasih dan Mahaindah?!

    Kilau Kedelapan

    Sebagaimana penanaman sebuah benih di ladang menunjuk- kan bahwa ladang tersebut berada dalam kendali Sang Pemilik benih, serta bahwa benih itu juga berada di bawah kendali-Nya, maka ke- seluruhan unsur pada ladang dan pada bagian-bagiannya di samping merupakan satu kesatuan yang menjadi tempat penyebaran tumbu- han dan hewan—di mana hal itu mencerminkan buah rahmat ilahi, mukjizat qudrah-Nya, dan kalimat hikmah-Nya—dalam bentuk yang serupa, mirip, dan menempati setiap sisi, semua itu menunjukkan se- cara sangat jelas bahwa keuniversalan dan penyebaran tersebut berada di bawah kendali Tuhan Pemelihara yang esa. Sehingga setiap bunga, buah, dan hewan adalah tanda kekuasaan, serta stempel dan tulisan Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka di manapun ia berada dengan lisan hal ia berucap, “Jika aku merupakan tanda-Nya, maka tanah ini me- rupakan ciptaan-Nya. Jika aku merupakan stempel-Nya, maka tempat ini adalah tulisan-Nya. Jika aku merupakan tanda-Nya, maka wilayah ini adalah kreasi-Nya.”

    Jadi, rububiyah atau pemeliharaan terhadap makhluk yang paling kecil sekalipun merupakan urusan Dzat yang menggenggam kendali semua unsur. Perhatian terhadap hewan yang paling kecil sekalipun adalah urusan Dzat yang pemeliharaan-Nya meliputi semua hewan, tumbuhan dan makhluk.Hakikat ini sangat jelas bagi mereka yang penglihatannya tidak buta.

    Ya, seluruh makhluk mengucapkan hal yang sama, “Dzat yang menguasai seluruh spesiesku merupakan Pemilikku. Jika tidak, berarti bukan Pemilikku.” Setiap spesies berucap dengan lisan penyebarannya bersama dengan seluruh spesies lain. Demikian pula dengan bumi. Lewat lisan keterkaitannya dengan seluruh planet dan matahari ser- ta lewat kerjasamanya dengan langit ia berucap, “Dzat yang mengua- sai seluruh alam adalah Dzat Pemilikku. Jika tidak, berarti Dia bukan pemilikku.”

    Jika ada yang berkata kepada buah apel yang memiliki perasaan, “Engkau adalah ciptaanku,” tentu ia akan menjawabnya dengan lisan hal, “Jika engkau mampu menyusun seluruh apel yang terdapat di muka bumi, apalagi jika engkau mengendalikan seluruh tanaman buah seperti kami yang terdapat di atas bumi, terlebih jika engkau bisa mengendalikan seluruh hadiah Tuhan yang terdapat padanya yang be- rasal dari khazanah rahmat-Nya. Jika benar demikian, engkau boleh mengaku sebagai Tuhan Penciptaku.”Dengan jawaban di atas, apel itu menampar mulut orang bodoh tersebut dengan tamparan yang keras.

    Kilau Kesembilan

    Kami telah menjelaskan berbagai bukti dan stempel yang ter- dapat pada satu bagian dan sesuatu bersifat parsial, pada keseluruhan dan sesuatu yang bersifat universal, pada alam keseluruhan, pada ke- hidupan, pada makhluk hidup dan pada proses pemberian kehidupan.

    Di sini kami ingin menjelaskan sebuah bukti dari sekian bukti yang jumlahnya tak terhingga yang terdapat pada spesies. Beban dan biaya sekian banyak buah dari sebuah pohon demikian mudah dan ringan sehingga sama seperti beban dan biaya satu buah yang tumbuh lewat banyak tangan. Pasalnya, sebuah pohon berbuah dikendalikan oleh satu sentral, satu pemeliharaan, dan satu hukum (sistem). Artinya, banyaknya sentral membuat setiap buah dari segi kuantitas mem- butuhkan sekian biaya, beban, dan perangkat sesuai kebutuhan sebuah pohon. Demikian pula dari segi kualitas. Ia sama seperti penyiapan perlengkapan untuk seorang tentara dan berbagai perangkat militer- nya. Dibutuhkan sekian pabrik sebanyak yang dibutuhkan oleh jum- lah pasukan.

    Jadi, apabila satu pekerjaan berpindah dari satu tangan ke banyak tangan, maka dari sisi kuantitas bebannya menjadi bertambah sebanyak jumlah anggota. Begitulah jejak kemudahan yang terlihat pada spesies, sebenarnya bersumber dari kemudahan yang terdapat pada keesaan dan tauhid.

    Kesimpulan: Sebagaimana kemiripan dan keselarasan organ uta- ma pada satu jenis dan satu spesies membuktikan bahwa spesies dan entitas tersebut merupakan makhluk Tuhan Pencipta Yang Mahaesa, demikian pula kemudahan yang terlihat dan tidak adanya kesulitan menunjukkan secara jelas bahwa semuanya merupakan jejak Sang Pen- cipta Yang Mahaesa. Sebab, keberadaan satu pena dan stempel meng- haruskan hal itu. Jika tidak, maka kesulitan yang sampai pada tingkat mustahil tersebut menggiring spesies tadi kepada kondisi tiada.

    Dari sini dapat dikatakan bahwa apabila penciptaan dinisbatkan kepada Allah , maka penciptaan segala sesuatu menjadi mudah se- perti mencipta satu entitas. Namun jika disandarkan atau dinisbatkan kepada makhluk, maka penciptaan setiap sesuatu menjadi sulit sesulit menciptakan semua entitas. Jika demikian kondisinya, maka kema- jemukan yang terlihat di alam serta keberlimapahan yang tampak di depan mata memperlihatkan tanda keesaan-Nya laksana matahari. Jika buah-buahan yang banyak yang kita ambil bukan milik Dzat Yang Esa, tentu kita tidak akan dapat memakan sebuah delima sekalipun meski kita mengeluarkan seluruh harta dunia sebagai bayaran atas proses pembuatannya.

    Kilau Kesepuluh

    Sebagaimana kehidupan yang memperlihatkan manifestasi keindahan Rabbani merupakan petunjuk ahadiyah-Nya, maka kema- tian yang memperlihatkan manifestasi keagungan ilahi adalah bukti wâhidiyah-Nya.

    Misalnya, gelembung dan buih yang menghadap ke matahari di mana ia tampak bersinar di atas sungai yang besar, serta sejum- lah unsur yang bening yang tampak berkilau di atas bumi, semua- nya merupakan bukti yang menunjukkan keberadaan matahari. Hal itu terwujud dengan memperlihatkan bayangan matahari padanya serta lewat pantulan cahayanya. Manifestasi matahari yang terus ter- lihat dengan cemerlang meski tetesan air dan kilau tadi lenyap serta kondisinya yang terus bersinar tanpa ada yang kurang pada tetesan air dan materi bening yang datang berikutnya, hal itu menjadi bukti nyata bahwa matahari-matahari kecil itu, cahaya yang terpantul, dan sinar yang kemudian redup yang untuk selanjutnya berganti dengan yang lain merupakan manifestasi dari matahari yang kekal, permanen, tinggi dan satu di mana ia tidak pernah lenyap. Sementara tetesan air yang bersinar itu lewat kemunculan dan kedatangannya menunjukkan keberadaan matahari sekaligus keabadian dan keesaannya.

    Berdasarkan perumpamaan di atas kita mengetahui bahwa se- luruh entitas yang beredar di mana keberadaan dan kehidupannya menjadi saksi atas keberadaan dan keesaan Sang Pencipta, maka de- ngan kondisinya yang lenyap dan menghilang ia juga menjadi saksi atas wujud, keazalian, keabadian dan keesaan-Nya.

    Ya, makhluk hidup yang indah yang terus terbaharui seiring de- ngan kondisi terbit dan terbenam, pergantian malam dan siang, pe- rubahan musim dingin dan musim panas, serta perjalanan masa di samping menunjukkan keberadaan Dzat Mahaindah Yang Kekal abadi, serta kondisi-Nya yang permanen dan esa, maka kematian dan keper- gian entitas lewat sejumlah sebab lahiriah menjelaskan ketidakber- dayaan sebab-sebab tersebut di mana ia hanya sekadar tirai. Kondisi ini menegaskan kepada kita bahwa proses penciptaan dan kreasi, serta ukiran dan manifestasi yang ada merupakan ciptaan dan makhluk Tu- han Sang Pencipta di mana seluruh nama-Nya bersifat baik dan suci. Bahkan ia merupakan tulisan-Nya yang terus berubah, cermin-Nya yang terus bergerak, tanda kekuasaan-Nya yang terus bergilir, serta stempel-Nya yang terus berganti dengan penuh hikmah.

    Kesimpulan: kitab alam yang besar ini di samping tanda-tan- da penciptaan-Nya menunjukkan keberadaan dan keesaan Allah, juga menjadi bukti atas seluruh sifat sempurna, indah, dan agung milik-Nya. Selain itu, ia menegaskan kesempurnaan dzat-Nya Yang Mahaagung yang bersih dari segala kekurangan dan jauh dari cacat. Pasalnya, kesempurnaan yang terlihat pada jejak tertentu menunjuk- kan kesempurnaan perbuatan yang menjadi sumbernya. Selanjutnya kesempurnaan perbuatan ini menunjukkan kesempurnaan nama. Lalu kesempurnaan nama menunjukkan kesempurnaan sifat. Kemu- dian kesempurnaan sifat menunjukkan kesempurnaan potensi-Nya. Kesempurnaan potensi-Nya tentu saja menunjukkan kesempurnaan Dzat.

    Misalnya: berbagai tulisan yang rapi dan hiasan yang indah dari sebuah istana yang sangat menakjubkan menunjukkan bahwa di balik kesempurnaan karya sempurna itu terdapat arsitek yang mahir dan ahli. Lewat nama-namanya, kesempurnaan karya itu menuturkan kedudu- kan arsitek tadi. Kesempurnaan nama dan kedudukannya menjelaskan kesempurnaan sifat yang tak terhingga dari si pembuatnya dilihat dari sisi kreasinya. Kesempurnaan sifat dan keindahan kreasinya menjadi saksi atas kesempurnaan potensi si pembuatnya. Lalu kesempurnaan urusan dan potensinya menunjukkan kesempurnaan esensi dzat sang pembuat tadi.

    Demikianlah keadaan dari sebuah kreasi menakjubkan yang bersih dari cacat yang terdapat pada jejak yang terlihat di alam dan di entitas yang tertata rapi di jagat raya di mana ayat berikut ini menga- rahkan perhatian padanya:“Adakah kamu melihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS. al- Mulk [67]: 3).Ayat di atas secara nyata menunjukkan kesempurnaan perbuatan Tuhan Yang Mahakuasa. Kesempurnaan perbuatan itu menunjukkan kesempurnaan nama Pelakunya Yang Mahaagung. Kesempurnaan tersebut menunjukkan dan membuktikan kesempurnaan sifat Dzat Pemilik keindahan yang diberi nama dengannya. Kesempurnaan sifat menunjukkan kesempurnaan Dzat yang diberi sifat tadi. Kesempur- naan potensi-Nya menunjukkan secara haqqul yaqin akan kesempur- naan Dzat Yang Mahasuci, Pemilik sejumlah sifat, di mana berbagai kesempurnaan yang terlihat di alam tidak lain hanya sekadar bayangan lemah jika dibandingkan dengan tanda-tanda kesempurnaan-Nya, simbol keagungan-Nya, dan petunjuk keindahan-Nya.

    Kilau Kesebelas

    Dalam “Kalimat Kesembilan Belas” telah dijelaskan bahwa tanda kekuasaan terbesar yang terdapat di kitab alam yang besar ini, nama teragung yang terdapat dalam al-Qur’an yang agung, sekaligus benih pohon alam, buahnya yang paling bersinar, mentari istana jagat raya, bulan purnama yang menyinari dunia Islam, yang menjadi petunjuk atas kekuasaan rububiyah Allah, serta penyingkap misteri alam yang bijak adalah nabi Muhammad x. Beliaulah yang mengumpulkan seluruh nabi di bawah sayap risalah, serta melindungi dunia Islam di bawah sayap Islam. Dengan keduanya beliau terbang di berbagai ting- katan hakikat dengan memimpin rombongan nabi dan rasul, seluruh wali dan kaum shiddiqin, serta seluruh ahli hakikat seraya menjelaskan keesaan-Nya secara sangat jelas lewat kekuatan yang diberikan pada- nya. Beliau membuka jalan lurus menuju arasy ahadiyah-Nya dengan menunjukkan jalan iman kepada Allah serta menegaskan keesaan- Nya. Karena itu, tidak ada celah bagi ilusi dan keraguan untuk menu- tup atau menghijab jalan lurus di atas.

    Karena pada “Kalimat Kesembilan Belas” dan “Surat Kesembi- lan Belas” kami telah menjelaskan secara global bukti yang kuat itu di mana ia laksana air pembangkit kehidupan lewat empat belas per- cikan dan sembilan belas petunjuk disertai penjelasan tentang ber- bagai mukjizat Nabi x, maka petunjuk di atas kami rasa sudah cukup. Selanjutnya bagian ini kami tutup dengan salawat dan salam atas bukti keesaan Tuhan yang sangat jelas (Nabi x) di mana salawat dan salam itu menunjukkan sejumlah pilar yang menegaskan legitimasinya dan menjadi saksi atas kejujurannya.

    Ya Allah, limpahkan salawat atas sosok yang menunjukkan ken- iscayaan wujud dan keesaan-Mu; sosok yang menjadi saksi atas keagu- ngan, keindahan, dan kesempurnaan-Mu; yaitu saksi jujur yang dapat dipercaya, serta bukti bertutur yang tak diragukan; junjungan para nabi dan rasul; pembawa rahasia kesepakatan, pembenaran, dan mukjizat mereka; pemimpin para wali dan kaum shiddiqin yang mencakup ra- hasia kesepakatan, hakikat, dan kemuliaan mereka; pemilik sejumlah mukjizat cemerlang dan luar biasa yang jelas dan menjadi bukti yang membenarkannya; pemilik sejumlah sifat mulia dalam dirinya, akhlak terpuji dalam tugasnya, tabiat istimewa dalam syariatnya yang sempur- na dan bersih dari perbedaan; penerima wahyu ilahi lewat kesepakatan Dzat yang menurunkan, apa yang diturunkan, dan sosok yang padanya diturunkan; penjelajah alam gaib dan malakut; sosok yang menyaksikan alam ruh dan menyertai malaikat; simbol kesempurnaan entitas, baik secara pribadi, spesies, maupun jenisnya; buah pohon penciptaan yang paling bersinar, lentera kebenaran dan bukti hakikat; perwujudan kasih sayang dan cinta; penyingkap misteri alam; penunjuk jalan menu- ju kekuasaan rububiyah; sosok yang dengan ketinggian maknawinya menunjukkan bahwa ia adalah pusat perhatian Tuhan Pencipta alam dalam menciptakan seluruh entitas; pemilik syariat yang lewat keluasan dan kekuatan hukumnya menunjukkan bahwa syariat tersebut merupa- kan sistem milik Penata alam dan bersumber dari Pencipta makhluk.Ya, Dzat yang menata alam dengan sangat rapi dan sempurna ini adalah Penata agama lewat tatanan yang paling indah dan bagus. Beliau adalah junjungan kami sebagai umat manusia dan pembimbing kami selaku kaum mukmin, yaitu Muhammad ibn Abdullah ibn Abdul Muttalib. Semoga salawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau sepanjang keberadaan langit dan bumi. Saksi jujur yang dapat dipercaya itu bersaksi di hadapan seluruh makhluk seraya menyeru dan menga- jarkan seluruh generasi manusia sepanjang zaman lewat seluruh kekua- tannya, totalitasnya, puncak keyakinannya, kekuatan ketenangannya, serta dengan kesempurnaan imannya, dengan ucapan:“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata; tanpa ada sekutu bagi-Nya.”

    Kilau Kedua Belas

    Kilau kedua belas dari “Kalimat Kedua Puluh Dua” ini merupakan lautan hakikat. Ia adalah lautan yang sangat luas di mana kalimat-kali- mat sebelumnya merupakan dua puluh dua tetes darinya. Ia merupa- kan sumber cahaya yang sangat luas di mana kedua puluh dua kalimat itu tidak lain merupakan dua puluh dua kilau dari mentari tersebut.Ya, setiap kalimat dari kedua puluh dua kalimat sebelumnya merupakan sebuah kilau dari bintang satu ayat yang demikian terang di langit al-Qur’an. Ia tidak lain merupakan satu tetes dari sungai ayat yang mengalir di lautan al-Furqan al-Karim. Ia juga merupakan mutiara dari kotak permata ayat kitabullah yang merupakan perbendaharaan agung.

    Karena itu, percikan keempat belas dari “Kalimat Kesembilan Belas” merupakan intisari dari penjelasan kalam ilahi tersebut. Yaitu kalam Allah yang turun dari nama-Nya yang paling agung, dari arasy yang agung, dari manifestasi rububiyah-Nya yang paling besar, da- lam sebuah keluasan dan ketinggian mutlak, yang mengaitkan antara azali dan abadi, bumi dan arasy, di mana dengan kekuatan penuhnya ia mengucap dan mendendangkan kebenaran ayat-Nya, “lâ ilâha illa huwa” di mana hal itu disaksikan oleh seluruh alam.Ya, seluruh alam secara bersama-sama mengucap lâ ilâha illâ huwa (tiada Tuhan selain Dia).

    Jika engkau melihat al-Qur’an al-karim dengan penglihatan kalbu yang sehat, engkau pasti akan melihat bahwa enam sisinya de- mikian cemerlang dan bersinar di mana tidak mungkin wilayahnya yang suci dimasuki oleh kegelapan, kesesatan, keraguan, dan tipu daya apapun. Padanya terdapat tanda kemukjizatan. Di bawahnya terdapat bukti dan dalil. Di belakangnya terdapat titik sandaran yang berupa wahyu murni. Di depannya terdapat kebahagiaan dunia akhirat. Di sisi kanannya terdapat pembenaran akal lewat penelaahan. Di sisi ki- rinya terdapat penetapan hati nurani lewat penyaksian. Di dalamnya terdapat petunjuk ilahi yang sangat nyata. Di atasnya terdapat cahaya iman. Buahnya berupa keberadaan kalangan saleh, wali, kaum shid- diqin, yang berhias kesempurnaan insani lewat ainul yaqin.Jika engkau menempelkan telingamu di dada lisan gaib dengan penuh perhatian, tentu engkau akan mendengar dari relung yang pa- ling dalam suara gema langit dalam bentuk yang sangat menyejukkan, sungguh-sungguh, mulia, dan disertai argumen. Ia mendendangkan lâ ilâha illâ huwa. Ia terus mengucapkannya dengan tegas dan pasti disertai limpa- han ilmul yaqin sampai setingkat aynul yaqin lewat ucapannya yang berasal dari haqqul yaqin.

    Intinya, Rasul x dan al-Qur’an yang penuh hikmah di mana masing-masingnya merupakan cahaya terang memperlihatkan sebuah hakikat bernama tauhid.

    Salah satunya berupa lisan alam nyata. Ia menjelaskan hakikat tersebut dengan jemari Islam dan risalah sekaligus menjelaskannya dengan sangat jelas lewat seluruh kemampuan yang dimiliki melalui seribu mukjizatnya serta dengan pembenaran seluruh nabi dan orang- orang pilihan.

    Sementara yang satunya lagi laksana lisan alam gaib. Ia memper- lihatkan hakikat yang sama serta menunjuk kepadanya lewat jemari kebenaran dan hidayah. Ia menampilkannya secara serius dan orisinal lewat empat puluh sisi kemukjizatan dan pembenaran seluruh tanda kekuasaan yang terdapat di alam. Bukankah hakikat tersebut lebih terang daripada matahari dan lebih jelas daripada siang?!

    Wahai manusia yang hina, membangkang, dan terus berada dalam kesesatan,(*[23])bagaimana mungkin engkau bisa melawan men- tari-mentari itu lewat sekilas cahaya yang redup? Bagaimana mungkin engkau merasa tidak membutuhkan mentari tersebut seraya berusaha memadamkannya dengan tiupan mulut? Sungguh celaka akalmu yang membangkang tersebut. Bagaimana mungkin engkau menentang uca- pan lisan gaib (al-Quran) dan lisan nyata (Nabi x) yang terucap atas nama Tuhan semesta alam dan Pemiliknya serta mengingkari ajakan keduanya.Wahai orang malang yang lebih lemah dan lebih hina daripada lalat. Siapakah engkau sehingga mendustakan Sang Pemilik alam Yang Mahaagung dan Pemurah?!

    PENUTUP

    Wahai teman, wahai yang memiliki akal yang bersinar dan kalbu yang terjaga! Jika engkau telah memahami “Kalimat Kedua Puluh Dua” ini dari awal, ambillah kedua belas kilaunya secara sekaligus, lalu dapat- kan lentera hakikat yang berkekuatan ribuan lampu. Berpeganglah pada ayat-ayat al-Quran yang terbentang dari arasy. Naikilah buraq taufik dan naiklah ke langit hakikat. Naiklah menuju arasy makrifatul- lah.

    Lalu ucapkan‘Aku bersaksi tiada Tuhan selain Engkau semata tanpa ada sekutu bagi-Mu’.Lalu ikrarkan keesaan-Nya di masjid alam yang besar ini di ha- dapan seluruh makhluk dengan berkata:“Tiada Tuhan selain Allah semata tanpa ada sekutu bagi-Nya. Kekuasaan dan pujian adalah milik-Nya. Dia yang meng- hidupkan dan mematikan. Dia Mahahidup tidak per-nah mati. Di tangan-Nya tergenggam kebaikan.Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”

    Mahasuci Engkau. Tidak ada yang kami ketahui, kecuali yang Kau ajarkan pada kami. Engkau Maha Mengetahui dan Mahabijaksana.

    “Ya Tuhan, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau salah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, jangan Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tidak sanggup Kami pikul. Beri kami maaf; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.Engkaulah penolong Kami. Maka, to- longlah Kami dalam meng-hadapi kaum kafir.” “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami. Karuniakan- lah kepada Kami rahmat dari sisi-Mu; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia).” “Ya Tuhan kami, Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya.” Allah tidak pernah menyalahi janji.

    Ya Allah, limpahkan salawat kepada sosok yang Kau utus sebagai rahmat bagi semesta alam. Juga kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.

    Kasihi kami dan umatnya dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih.Amin.


    KALIMAT KEDUA PULUH SATU ⇐ | Al-Kalimât | ⇒ KALIMAT KEDUA PULUH TIGA

    1. *Mengarah kepada benih dan biji yang mampu membawa pohon-pohon besar— Penulis.
    2. *Mengarah kepada batang anggur, misalnya, di mana tangan-tangannya yang lem- but membentang dan memeluk pohon-pohon lain lantaran ia sendiri tak mampu memi- kul kuntumnya yang rimbun—Penulis.
    3. *Maksudnya benih yang beragam. Benih melon, aprikot dan sejenisnya membentuk dedaunan yang lebih indah daripada kain. Ia juga mempersembahkan buah yang nikmat yang lebih lezat daripada kue di mana ia berasal dari khazanah rahmat ilahi—Penulis.
    4. *Maksudnya penciptaan tubuh binatang dari berbagai unsur, dan pengadaan makhluk hidup dari nutfah—Penulis.
    5. *Maksudnya hewan dan manusia. Sebab, hewan adalah tabel miniatur alam dan manusia merupakan model miniatur seluruh entitas. Semua yang terdapat di alam ini prototipenya terdapat pada manusia—Penulis.
    6. *Maksudnya tumbuhan yang berbuah. Sebab, ia membawa ratusan pabrik dan laboratorium yang cermat di setiap bagiannya yang halus. Ia menumbuhkan dedaunan lembut dan bunga-bunga yang cemerlang serta mematangkan buah lalu mempersembah- kannya kepada kita. Di antaranya pohon cemara yang tinggi yang laboratoriumnya tegak di atas batu-batu karang di atas pegunungan—Penulis.
    7. *Maksudnya benih dan biji serta telur-telur serangga. Nyamuk, misalnya, meletak- kan telur kecilnya di atas dedaunan pohon sehingga dengan seketika daun menjadi rahim dan buaian yang lembut baginya. Ia penuh nutrisi yang lezat seperti madu. Seolah-olah pohon yang tak berbuah itu membuahkan makhluk hidup—Penulis.
    8. *Ia mengarah pada manusia yang merupakan buah penciptaan, buah yang memuat indeks dan program pohonnya. Maka apa yang dituliskan oleh pena qudrah-Nya dalam kitab alam yang besar ini telah ditulis secara global dalam substansi manusia. Serta apa yang ditulis oleh pena qudrah-Nya dalam pohon telah dimasukkan ke dalam buahnya yang kecil—Penulis.
    9. *Mengarah pada muka bumi di musim semi dan musim panas di mana ratusan ribu makhluk dicipta secara bercampur baur lalu dituliskan di atas lembaran bumi tanpa ada yang keliru dan salah. Kemudian ia juga diganti secara rapi. Ribuan jamuan Tuhan Yang Maha penyayang juga dihamparkan untuk kemudian diangkat dan diganti dengan yang baru. Setiap pohon laksana pelayan dan setiap kebun laksana dapur tempat menyiap- kan beragam makanan—Penulis.
    10. *Yaitu rombongan tumbuhan yang membawa rezeki seluruh makhluk hidup— Penulis.
    11. *Maksudnya matahari—Penulis.
    12. *Maksudnya ranting pohon yang halus yang membawa buah-buahan lezat—Penu- lis.
    13. *Maksudnya susu ibu atau induk hewan—Penulis.
    14. *Maksudnya unsur udara, air, cahaya dan tanah yang menunaikan tugas penting yang beragam. Ia memberi kepada setiap yang membutuhkan dengan izin Allah. Ia terse- bar di mana-mana. Ia menyiapkan segala kebutuhan makhluk hidup. Ia merupakan sum- ber goresan ciptaan ilahi—Penulis.
    15. *Maksudnya semangka, melon, delima, dan makanan qudrah ilahi lainnya. Semua itu merupakan hadiah kasih sayang ilahi—Penulis.
    16. *Mengarah kepada usia taklif yang mencapai 15 tahun—Penulis.
    17. *Maksudnya, muka bumi di musim semi dan musim panas tempat keluarnya ber- bagai makanan lezat dari dapur rahmat ilahi. Sejumlah hidangan penuh nikmat dituangkan dan diperbarui secara terus-menerus. Setiap kebun adalah dapur dan setiap pohon merupakan pelayan dapur—Penulis.
    18. *Kapal di sini mengarah kepada sejarah, sementara pulaunya mengarah kepada generasi terbaik, yaitu generasi kenabian. Jika kita melepaskan pakaian yang diberikan oleh peradaban sekarang di pantai era yang gelap ini lalu kita campakkan diri kita di laut zaman, kemudian kita menaiki kapal buku sejarah dan sirah yang mulia, hingga sampai ke pantai pulau kebahagiaan dan cahaya, serta bertemu dengan Rasul x yang sedang men- jalankan tugas kenabian, maka kita akan mengetahui bahwa Nabi x tidak lain merupakan bukti tauhid yang cemerlang di mana beliau menerangi seluruh muka bumi dan menyi- nari dua wajah zaman, masa lalu dan masa mendatang. Beliau juga melenyapkan gelapnya kekufuran dan kesesatan Penulis.
    19. *Maksudnya mukjizat yang diperlihatkan oleh Rasul x seperti yang diakui oleh para ulama dan ahli hakikat—Penulis.
    20. *Maksudnya bulan dan mukjizat terbelahnya bulan. Maulana Jâmî berkata, “So- sok buta huruf yang tidak pernah menulis apapun dalam kehidupannya itu telah menulis huruf alif di lembaran langit sehingga dengannya ia membelah bulan menjadi dua ba- gian—Penulis.
    21. *Maksudnya matahari yang kembali terbit dari tempat terbenamnya hingga terli- hat lagi. Dengan peristiwa itu, Imam Ali d dapat menunaikan salat asar pada waktunya yang nyaris terlewat lantaran Rasul x tidur di atas pahanya—Penulis.
    22. *Maksudnya al-Qur’an al-Karim, sementara maksud dari tanda yang diletakkan padanya adalah kemukjizatannya—Penulis.
    23. *Ucapan ini diarahkan kepada orang yang berusaha menghapus dan melenyapkan al-Quran—Penulis.