İçeriğe atla

Yirmi Beşinci Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Yang ketiga, keterpautan seperlima umat manusia bahkan bagian terbesar dari mereka dengan al-Qur’an al-Karim yang berlandaskan ketertarikan dan keberagamaan; perhatian mereka kepadanya dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat; kedatangan jin, malaikat, dan makhluk spiritual lainnya kepada al-Qur’an, serta kondisi mereka yang berhimpun di seputar al-Qur’an saat dibacakan—laksana kupu-ku- pu yang merindukan cahayalewat kesaksian sejumlah petunjuk..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
Değişiklik özeti yok
("Yang ketiga, keterpautan seperlima umat manusia bahkan bagian terbesar dari mereka dengan al-Qur’an al-Karim yang berlandaskan ketertarikan dan keberagamaan; perhatian mereka kepadanya dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat; kedatangan jin, malaikat, dan makhluk spiritual lainnya kepada al-Qur’an, serta kondisi mereka yang berhimpun di seputar al-Qur’an saat dibacakan—laksana kupu-ku- pu yang merindukan cahayalewat kesaksian sejumlah petunjuk..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
1.354. satır: 1.354. satır:
Ya, di bawahnya terdapat sejumlah pilar bukti dan argumen. Di atasnya stempel kemukjizatan berkilau. Di depannya (tujuannya) berupa hadiah kebahagiaan dunia dan akhirat. Di belakangnya (titik sandarannya) berupa sejumlah hakikat wahyu ilahi. Sisi kanannya terdapat pembenaran dalil rasional yang tak terhingga. Sisi kirinya terdapat ketenangan, ketertarikan, dan ketundukan bagi kalbu yang sehat dan hati nurani yang suci.Pada saat keenam sisi tersebut menetapkan bahwa al-Qur’an al- Karim merupakan benteng samawi yang kokoh dan luar biasa di bumi di mana ia tidak bisa ditembus, juga terdapat enam kedudukan yang menegaskan bahwa ia merupakan sebuah kejujuran dan kebenaran. Ia sama sekali bukan ucapan manusia. Ia tidak dihampiri oleh kebatilan dari sisi manapun.Yang pertama dari kedudukan tersebut adalah dukungan Sang Penata alam yang menjadikan proses penampakan keindahan, perlindungan terhadap kebenaran dan kejujuran, serta pembinasaan para penipu sebagai hukum kekuasaan-Nya. Allah mendukung dan membenarkan al-Qur’an lewat kedudukan penghormatan yang Dia berikan padanya serta lewat tingkatan taufik dan keberuntungan yang Dia anugerahkan di mana ia lebih diterima, lebih tinggi, dan lebih berkuasa di alam.Yang kedua, keyakinan yang kuat dan penghormatan yang layak dari pribadi mulia Rasulullah x terhadap al-Qur’an mengungguli yang lainnya di mana beliau merupakan sumber Islam dan penafsir al- Qur’an; kondisi beliau saat menerima wahyu berada antara sadar dan tidur di mana ia turun di luar kehendaknya; ketidakmampuan beliau untuk menyamai gaya bahasa al-Qur’an padahal beliau merupakan orang yang paling fasih; penjelasan beliau yang bersifat gaiblewat al-Qur’an—tentang berbagai peristiwa alam yang telah dan yang akan terjadi padahal beliau buta huruf di mana beliau menginformasikannya tanpa ragu-ragu dan dengan sangat tenang; tidak ditemukannya unsur penipuan dan kesalahan atau kondisi serupa sekecil apapun padahal beliau berada di tengah-tengah orang yang sangat memper- hatikan tingkah laku beliau. Nah, keimanan sosok penafsir al-Qur’an dan penyampai agung serta pembenarannya atas segala ketentuan al- Qur’an menegaskan bahwa al-Qur’an bersifat samawi. Semua isinya benar dan adil serta merupakan kalam Tuhan Maha Penyayang yang penuh berkah.
Ya, di bawahnya terdapat sejumlah pilar bukti dan argumen. Di atasnya stempel kemukjizatan berkilau. Di depannya (tujuannya) berupa hadiah kebahagiaan dunia dan akhirat. Di belakangnya (titik sandarannya) berupa sejumlah hakikat wahyu ilahi. Sisi kanannya terdapat pembenaran dalil rasional yang tak terhingga. Sisi kirinya terdapat ketenangan, ketertarikan, dan ketundukan bagi kalbu yang sehat dan hati nurani yang suci.Pada saat keenam sisi tersebut menetapkan bahwa al-Qur’an al- Karim merupakan benteng samawi yang kokoh dan luar biasa di bumi di mana ia tidak bisa ditembus, juga terdapat enam kedudukan yang menegaskan bahwa ia merupakan sebuah kejujuran dan kebenaran. Ia sama sekali bukan ucapan manusia. Ia tidak dihampiri oleh kebatilan dari sisi manapun.Yang pertama dari kedudukan tersebut adalah dukungan Sang Penata alam yang menjadikan proses penampakan keindahan, perlindungan terhadap kebenaran dan kejujuran, serta pembinasaan para penipu sebagai hukum kekuasaan-Nya. Allah mendukung dan membenarkan al-Qur’an lewat kedudukan penghormatan yang Dia berikan padanya serta lewat tingkatan taufik dan keberuntungan yang Dia anugerahkan di mana ia lebih diterima, lebih tinggi, dan lebih berkuasa di alam.Yang kedua, keyakinan yang kuat dan penghormatan yang layak dari pribadi mulia Rasulullah x terhadap al-Qur’an mengungguli yang lainnya di mana beliau merupakan sumber Islam dan penafsir al- Qur’an; kondisi beliau saat menerima wahyu berada antara sadar dan tidur di mana ia turun di luar kehendaknya; ketidakmampuan beliau untuk menyamai gaya bahasa al-Qur’an padahal beliau merupakan orang yang paling fasih; penjelasan beliau yang bersifat gaiblewat al-Qur’an—tentang berbagai peristiwa alam yang telah dan yang akan terjadi padahal beliau buta huruf di mana beliau menginformasikannya tanpa ragu-ragu dan dengan sangat tenang; tidak ditemukannya unsur penipuan dan kesalahan atau kondisi serupa sekecil apapun padahal beliau berada di tengah-tengah orang yang sangat memper- hatikan tingkah laku beliau. Nah, keimanan sosok penafsir al-Qur’an dan penyampai agung serta pembenarannya atas segala ketentuan al- Qur’an menegaskan bahwa al-Qur’an bersifat samawi. Semua isinya benar dan adil serta merupakan kalam Tuhan Maha Penyayang yang penuh berkah.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Yang ketiga, keterpautan seperlima umat manusia bahkan bagian terbesar dari mereka dengan al-Qur’an al-Karim yang berlandaskan ketertarikan dan keberagamaan; perhatian mereka kepadanya dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat; kedatangan jin, malaikat, dan makhluk spiritual lainnya kepada al-Qur’an, serta kondisi mereka yang berhimpun di seputar al-Qur’an saat dibacakan—laksana kupu-ku- pu yang merindukan cahayalewat kesaksian sejumlah petunjuk dan kasyaf yang benar; semuanya menjadi bukti yang membenarkan bahwa al-Qur’an merupakan sesuatu yang diridai dan dikagumi oleh alam. Dan bahwa ia memiliki kedudukan yang paling mulia dan paling tinggi di alam ini.
Hem nev-i insanın humsu, belki kısm-ı a’zamı, göz önündeki o Kur’an’a müncezibane ve dindarane irtibatı ve hakikat-perestane ve müştakane kulak vermesi ve çok emarelerin ve vakıaların ve keşfiyatın şehadetiyle, cin ve melek ve ruhanîler dahi tilaveti vaktinde pervane gibi etrafında hakperestane toplanmaları, Kur’an’ın kâinatça makbuliyetine ve en yüksek bir makamda bulunduğuna bir imzadır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">