82.607
düzenleme
("Aku membayangkan diriku berada di tengah padang pasir yang sangat luas. Sementara langit tertutupi awan tebal dan gelap. Napas mulai terengah-engah. Tidak ada hembusan angin, cahaya, dan air. Semuanya tidak ada. Kubayangkan bahwa bumi ini dipenuhi dengan binatang buas dan makhluk yang berbahaya. Terlintas dalam benakku bahwa pada sisi bumi yang lain terdapat hembusan angin sepoi-sepoi, air yang segar, dan cahaya yang indah. Maka, tidak ada jalan lain kec..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği |
("Wahai sahabat yang imajinasinya sedang bersamaku dalam perjalanan imajiner di atas!Bumi tersebut adalah alam dan filsafat naturalisme. Sementara terowongannya berupa jalan yang dilalui para filsuf lewat berbagai pemikiran mereka untuk sampai kepada hakikat. Jejak kaki yang kulihat adalah milik tokoh-tokoh filsafat ternama seperti Plato dan Aristote- les.(*<ref>*Barangkali ada yang berkata, “Anda ini siapa sehingga berani merendahkan para tokoh tersebut..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
166. satır: | 166. satır: | ||
Aku membayangkan diriku berada di tengah padang pasir yang sangat luas. Sementara langit tertutupi awan tebal dan gelap. Napas mulai terengah-engah. Tidak ada hembusan angin, cahaya, dan air. Semuanya tidak ada. Kubayangkan bahwa bumi ini dipenuhi dengan binatang buas dan makhluk yang berbahaya. Terlintas dalam benakku bahwa pada sisi bumi yang lain terdapat hembusan angin sepoi-sepoi, air yang segar, dan cahaya yang indah. Maka, tidak ada jalan lain kecuali pergi ke tempat tersebut. Kemudian tanpa disengaja aku merasa diriku tergiring ke sana. Aku masuk ke dalam sebuah gua bawah tanah yang menyerupai terowongan di bawah gunung. Aku berjalan di rongga bumi tersebut selangkah demi selangkah seraya menyaksikan bahwa banyak orang yang telah lebih dulu menyusuri jalan ini tanpa pernah menyelesaikan perjalanan karena tercekik di tengah jalan. Aku melihat jejak kaki mereka serta kadangkala mendengar suara sebagian dari mereka lalu suara itu hilang. | Aku membayangkan diriku berada di tengah padang pasir yang sangat luas. Sementara langit tertutupi awan tebal dan gelap. Napas mulai terengah-engah. Tidak ada hembusan angin, cahaya, dan air. Semuanya tidak ada. Kubayangkan bahwa bumi ini dipenuhi dengan binatang buas dan makhluk yang berbahaya. Terlintas dalam benakku bahwa pada sisi bumi yang lain terdapat hembusan angin sepoi-sepoi, air yang segar, dan cahaya yang indah. Maka, tidak ada jalan lain kecuali pergi ke tempat tersebut. Kemudian tanpa disengaja aku merasa diriku tergiring ke sana. Aku masuk ke dalam sebuah gua bawah tanah yang menyerupai terowongan di bawah gunung. Aku berjalan di rongga bumi tersebut selangkah demi selangkah seraya menyaksikan bahwa banyak orang yang telah lebih dulu menyusuri jalan ini tanpa pernah menyelesaikan perjalanan karena tercekik di tengah jalan. Aku melihat jejak kaki mereka serta kadangkala mendengar suara sebagian dari mereka lalu suara itu hilang. | ||
Wahai sahabat yang imajinasinya sedang bersamaku dalam perjalanan imajiner di atas!Bumi tersebut adalah alam dan filsafat naturalisme. Sementara terowongannya berupa jalan yang dilalui para filsuf lewat berbagai pemikiran mereka untuk sampai kepada hakikat. Jejak kaki yang kulihat adalah milik tokoh-tokoh filsafat ternama seperti Plato dan Aristote- les.(*<ref>*Barangkali ada yang berkata, “Anda ini siapa sehingga berani merendahkan para tokoh tersebut? Apakah Anda sudah seperti lalat sehingga berani terbang bersama elang? Kujawab, “Karena guruku bersifat azali, yaitu al-Qur’an al-Karim, maka aku merasa tidak perlu menghiraukan sedikitpun, di jalan hakikat dan makrifat, para “elang” tersebut yang merupakan murid filsafat yang berlumur kesesatan, dan berguru pada akal yang penuh dengan ilusi. Meskipun aku satu tingkat di bawah mereka, namun guru mereka jauh lebih rendah daripada guruku. Nah, berkat kemuliaan guruku, materi yang membuat mereka tenggelam tidak mampu mengotori kedua kakiku sedikitpun. Ya, seorang prajurit biasa yang membawa perintah raja yang agung dapat melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh panglima dari raja yang kecil―Penulis.</ref>)Lalu suara yang kudengar berupa suara sekelompok orang jenius seperti Ibnu Sina dan al-Farabi. Ya, aku menemukan sejumlah perkataan Ibnu Sina dan berbagai hukumnya pada sejumlah tempat. Hanya saja suara-suara itu sudah lenyap. Artinya, ia tidak lagi bisa melangkah. Dengan kata lain ia tercekik. Bagaimanapun aku telah menjelaskan padamu sejumlah hakikat tersembunyi di bawah khayalan agar rasa penasaranmu bisa berkurang. Sekarang aku ingin mengajak kembali kepada perjalanan imajinerku. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme