78.073
düzenleme
("Ya, selama kehidupan merupakan hikmah penciptaan alam dan hasil terpenting darinya, maka hakikat mulia tersebut tidak hanya terbatas pada kehidupan dunia yang fana, pendek, cacat, dan pedih ini. Namun kedua puluh sembilan karakter kehidupan, keagungan esensinya, apa yang dipahami dari tujuan dan hasil buahnya, serta buahnya yang layak yang sesuai dengan keagungan pohon tersebut tidak lain merupakan kehidupan abadi, kehidupan akhirat, kehidupan yang benar..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Mungkinkah Dia tidak mendengar doa manusia yang merupakan makhluk termulia di alam? Yaitu doa yang komprehensif dan kuat yang bersumber dari relung-relung hatinya di mana ia menggetarkan seluruh alam. Mungkinkah Dia tidak memperhatikan doanya sebagaimana perhatian-Nya terhadap doa perut dan lambung yang kecil kemudian Dia tidak meridai manusia? Mungkinkah Dia menghamparkan hikmah-Nya yang sempurna dan rahmat-Nya yang mutlak untuk diingkari? Tentu saja ha..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
788. satır: | 788. satır: | ||
Ya, selama kehidupan merupakan hikmah penciptaan alam dan hasil terpenting darinya, maka hakikat mulia tersebut tidak hanya terbatas pada kehidupan dunia yang fana, pendek, cacat, dan pedih ini. Namun kedua puluh sembilan karakter kehidupan, keagungan esensinya, apa yang dipahami dari tujuan dan hasil buahnya, serta buahnya yang layak yang sesuai dengan keagungan pohon tersebut tidak lain merupakan kehidupan abadi, kehidupan akhirat, kehidupan yang benar-benar hidup dengan seluruh batu, tanah dan pohonnya di negeri kebahagiaan abadi. | Ya, selama kehidupan merupakan hikmah penciptaan alam dan hasil terpenting darinya, maka hakikat mulia tersebut tidak hanya terbatas pada kehidupan dunia yang fana, pendek, cacat, dan pedih ini. Namun kedua puluh sembilan karakter kehidupan, keagungan esensinya, apa yang dipahami dari tujuan dan hasil buahnya, serta buahnya yang layak yang sesuai dengan keagungan pohon tersebut tidak lain merupakan kehidupan abadi, kehidupan akhirat, kehidupan yang benar-benar hidup dengan seluruh batu, tanah dan pohonnya di negeri kebahagiaan abadi. | ||
Jika tidak, maka pohon kehidupan yang disiapkan dengan berbagai perangkat yang beragam pada makhluk yang memi- liki perasaan, terutama manusia, tidak berguna dan sia-sia. Manusia akan menderita, celaka, dan hina serta dua puluh kali lebih rendah daripada burung pipit dilihat dari tingkat kebahagiaan hidupnya. Padahal manusia merupakan makhluk yang paling mulia dan jauh lebih tinggi darinya. | |||
Bahkan akal yang merupakan karunia paling berharga menjadi bencana dan musibah bagi manusia karena memikirkan berbagai kesedihan masa lalu dan kecemasan masa depan. Karena itu, kalbu- nya selalu tersiksa di mana satu kenikmatan dikeruhkan oleh sembilan kepedihan. Tentu saja ini seratus persen merupakan kebatilan. Jadi, kehidupan dunia membuktikan eksistensi rukun iman kepada akhirat secara sangat meyakinkan di mana pada setiap musim semi ia mem- perlihatkan lebih dari tiga ratus ribu sampel dan model kebangkitan. | |||
Tuhan Yang Mahakuasa menyiapkan berbagai kebutuhan yang terkait dengan kehidupanmu. Dia memenuhi semua perangkat hidup, baik yang terdapat pada tubuhmu, kebunmu, ataupun negerimu serta mengirimkannya pada waktu yang tepat dengan penuh hikmah, perhatian dan rahmat. Bahkan Dia mengetahui keinginan perutmu yang membuatmu eksis dan tetap hidup. Dia mendengar permintaan dan doa individu terhadap rezeki dengan menampakkan pengabulan-Nya terhadap doa tersebut dengan menebarkan berbagai makanan nikmat yang tak terbatas agar perutmu tenang.Nah, mungkinkah Sang Pengatur Yang Mahakuasa tidak mengenalmu dan tidak melihatmu? Mungkinkah Dia tidak menyiapkan sebab-sebab utama bagi tujuan tertinggi manusia yang berupa kehidupan abadi? Mungkinkah Dia tidak mengabulkan doa terbesar dan terpenting manusia, yaitu doa untuk kekal abadi? Mungkinkah Dia tidak menerimanya dengan tidak menciptakan kehidupan akhirat dan tidak menciptakan surga? | |||
Mungkinkah Dia tidak mendengar doa manusia yang merupakan makhluk termulia di alam? Yaitu doa yang komprehensif dan kuat yang bersumber dari relung-relung hatinya di mana ia menggetarkan seluruh alam. Mungkinkah Dia tidak memperhatikan doanya sebagaimana perhatian-Nya terhadap doa perut dan lambung yang kecil kemudian Dia tidak meridai manusia? Mungkinkah Dia menghamparkan hikmah-Nya yang sempurna dan rahmat-Nya yang mutlak untuk diingkari? Tentu saja hal itu sangat tidak mungkin. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme