İçeriğe atla

Dördüncü Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Adapun berbagai riwayat yang terkait dengan kepribadian Ali d dan pujian terhadapnya yang jumlahnya lebih banyak daripada khalifah-khalifah lainnya, hal itu lantaran kalangan ahlu sunnah telah menyebarkan berbagai riwayat yang terkait dengan Imam Ali d guna menghadapi serangan dan celaan kaum Umayyah dan kaum Khawarij yang ditujukan kepadanya. Sementara para khulafa ar-Rasyidin lainnya tidak mengalami kritikan dan celaan seperti itu. Dengan begitu, tidak..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Dilihat dari sisi yang pertama, semua ahli hakikat, termasuk Imam Ali sendiri yang berada di garda terdepan, telah mengutamakan Abu Bakar dan Umar . Mereka menganggap keduanya sebagai orang yang lebih utama dalam hal pengabdian terhadap Islam dan kedekatan kepada Allah. Lalu dilihat dari sisi yang kedua di mana Imam Ali d dipandang sebagai cerminan sosok ahlul bait.(*<ref>*Dalam kitab Manâqib al-Imam Ahmad, di halaman 163, Ibnu al-Jauzi berbicara tentan..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Adapun berbagai riwayat yang terkait dengan kepribadian Ali d dan pujian terhadapnya yang jumlahnya lebih banyak daripada khalifah-khalifah lainnya, hal itu lantaran kalangan ahlu sunnah telah menyebarkan berbagai riwayat yang terkait dengan Imam Ali d guna menghadapi serangan dan celaan kaum Umayyah dan kaum Khawarij yang ditujukan kepadanya. Sementara para khulafa ar-Rasyidin lainnya tidak mengalami kritikan dan celaan seperti itu. Dengan begitu, tidak..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
81. satır: 81. satır:
  Sebagai sosok ahlul bait yang mencerminkan hakikat Muhammad , ia sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan siapa pun. Dan jika ditinjau dari sisi yang kedua ini telah banyak hadis-hadis Nabi yang isinya memuji Imam Ali serta menjelaskan berbagai keutamaannya. Di antaranya adalah hadis sahih yang berbunyi:“Keturunan setiap nabi berasal darinya, sementara keturunanku berasal dari Ali.”(*<ref>*Lihat: at-Thabrâni, al-Mu’jam al-Kabîr, 3/43; ad-Dailami, al-Musnad, 1/172.</ref>)
  Sebagai sosok ahlul bait yang mencerminkan hakikat Muhammad , ia sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan siapa pun. Dan jika ditinjau dari sisi yang kedua ini telah banyak hadis-hadis Nabi yang isinya memuji Imam Ali serta menjelaskan berbagai keutamaannya. Di antaranya adalah hadis sahih yang berbunyi:“Keturunan setiap nabi berasal darinya, sementara keturunanku berasal dari Ali.”(*<ref>*Lihat: at-Thabrâni, al-Mu’jam al-Kabîr, 3/43; ad-Dailami, al-Musnad, 1/172.</ref>)


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Adapun berbagai riwayat yang terkait dengan kepribadian Ali d dan pujian terhadapnya yang jumlahnya lebih banyak daripada khalifah-khalifah lainnya, hal itu lantaran kalangan ahlu sunnah telah menyebarkan berbagai riwayat yang terkait dengan Imam
Hazret-i Ali’nin (ra) şahsı hakkında sair hulefadan ziyade senakârane ehadîsin kesretle intişarının sırrı şudur ki: Emevîler ile Haricîler, ona haksız hücum ve tenkis ettiklerine mukabil Ehl-i Sünnet ve Cemaat olan ehl-i hak, onun hakkında rivayatı çok neşrettiler. Sair Hulefa-i Raşidîn ise öyle tenkit ve tenkise çok maruz kalmadıkları için onlar hakkındaki ehadîsin intişarına ihtiyaç görülmedi. Hem istikbalde Hazret-i Ali (ra) elîm hâdisata ve dâhilî fitnelere maruz kalacağını nazar-ı nübüvvetle görmüş, Hazret-i Ali’yi (ra) meyusiyetten ve ümmetini onun hakkında sû-i zandan kurtarmak için مَن۟ كُن۟تُ مَو۟لَاهُ فَعَلِىٌّ مَو۟لَاهُ gibi mühim hadîslerle Ali’yi (ra) teselli ve ümmeti irşad etmiştir.
Ali d guna menghadapi serangan dan celaan kaum Umayyah dan kaum Khawarij yang ditujukan kepadanya. Sementara para khulafa ar-Rasyidin lainnya tidak mengalami kritikan dan celaan seperti itu. Dengan begitu, tidak ada alasan yang mendorong mereka untuk menyebarkan hadis-hadis yang terkait dengan keutamaan para kha- lifah lainnya.Kemudian dengan kacamata kenabian, Rasul  melihat bahwa Sayyidina Ali d akan menghadapi berbagai peristiwa memilukan dan berbagai fitnah internal. Karena itu, beliau menghibur Ali d
</div>
sekaligus mengajarkan umat Islam dengan hadis-hadis yang mulia. Misalnya, hadis yang berbunyi:
“Siapa yang menjadikan aku sebagai walinya, maka Ali juga walinya.”(*<ref>*Lihat: at-Tirmidzi, al-Manâqib, 19; Ibnu Majah, al-Muqaddimah, 11; Ahmad ibn Hambal, al-Musnad, 1/84, 118; 4/281;5/347.</ref>)Hal ini untuk menolong Ali d dari keputusasaan serta menyelamatkan umat ini agar jangan sampai mempunyai prasangka
buruk terhadapnya.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">