78.073
düzenleme
("Kita umpamakantanpa ada maksud menyerupakan Allah de- ngan siapa dan apapunnama-nama Allah berikut sifat, kondisi dan perbuatanNya yang penuh hikmah sebagai pohon Tuba dari cahaya yang keagungannya membentang dari azali hingga abadi. Ukuran kea- gungannya seluas jagat raya tanpa ada batas. Aktivitasnya mulai dari ayat:“Dzat Yang Membelah biji dan benih...” (QS. al-An`âm [6]: 95),“Membatasi antara seseorang dan kalbunya...” (QS. al-Anfâl [8]:24)..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Andaikan kita mengambil keenam rukun iman yang mengarah kepada wilayah entitas yang beragam dan wilayah wujub ilahidi mana ia terhitung sebagai dahan dari kedua pohon agung itusebagai contoh, maka al-Qur’an menggambarkannya dengan seluruh cabang, ranting, buah, dan bunganya seraya memperhatikan keselarasannya yang menakjubkan antara buah dan bunganya. Ia memperkenalkan pola kesesuaian yang sangat rapi di mana membuat akal manusia takmampu memahami dime..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
1.191. satır: | 1.191. satır: | ||
“Mencipta langit dan bumi dalam enam masa...” (QS. Hûd [11]:7),“Bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya...” (QS. az-Zumar [39]: 67),“Dia menundukkan matahari dan bulan...” (QS. ar-Ra`d [13]: 2).Kita melihat bagaimana al-Qur’an menjelaskan hakikat yang terang itu lewat semua cabang dan rantingnya dan lewat semua tu- juan dan buahnya dengan penjelasan yang sangat sejalan di mana se- buah hakikat tidak menghalangi hakikat lain serta setiap hukum ti- dak merusak hukum lainnya. Dalam kondisi yang selaras semacam itu, al-Qur’an menjelaskan berbagai hakikat nama ilahi, sifat, kondisi dan perbuatan-Nya dengan penjelasan menakjubkan yang membuat semua ahli kasyaf, ahli hakikat, serta semua ahli makrifat dan ahli hik- mah yang menjelajahi alam malakut membenarkannya seraya berka- ta dengan penuh kekaguman, “Subhânallah! Betapa ia sangat benar! Betapa ia sangat sejalan dengan hakikat yang ada serta sangat indah!” | “Mencipta langit dan bumi dalam enam masa...” (QS. Hûd [11]:7),“Bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya...” (QS. az-Zumar [39]: 67),“Dia menundukkan matahari dan bulan...” (QS. ar-Ra`d [13]: 2).Kita melihat bagaimana al-Qur’an menjelaskan hakikat yang terang itu lewat semua cabang dan rantingnya dan lewat semua tu- juan dan buahnya dengan penjelasan yang sangat sejalan di mana se- buah hakikat tidak menghalangi hakikat lain serta setiap hukum ti- dak merusak hukum lainnya. Dalam kondisi yang selaras semacam itu, al-Qur’an menjelaskan berbagai hakikat nama ilahi, sifat, kondisi dan perbuatan-Nya dengan penjelasan menakjubkan yang membuat semua ahli kasyaf, ahli hakikat, serta semua ahli makrifat dan ahli hik- mah yang menjelajahi alam malakut membenarkannya seraya berka- ta dengan penuh kekaguman, “Subhânallah! Betapa ia sangat benar! Betapa ia sangat sejalan dengan hakikat yang ada serta sangat indah!” | ||
Andaikan kita mengambil keenam rukun iman yang mengarah kepada wilayah entitas yang beragam dan wilayah wujub ilahidi mana ia terhitung sebagai dahan dari kedua pohon agung itusebagai contoh, maka al-Qur’an menggambarkannya dengan seluruh cabang, ranting, buah, dan bunganya seraya memperhatikan keselarasannya yang menakjubkan antara buah dan bunganya. Ia memperkenalkan pola kesesuaian yang sangat rapi di mana membuat akal manusia takmampu memahami dimensinya dan tercengang melihat keindahannya.Kemudian Islam yang merupakan salah satu cabang iman, dihadirkan oleh al-Qur’an dalam gambaran kelima cabang rukunnya yang halus. Al-Qur’an memperhatikan estetika kesesuaian dan kesempurnaan keseimbangan antara keduanya. Bahkan ia menjaga adabnya yang paling sederhana, tujuannya yang paling akhir, hikmahnya yang paling dalam, serta buahnya yang paling kecil. Bukti paling jelas atas hal tersebut adalah kesempurnaan tatanan syariat yang agung yang bersumber dari nash, isyarat, dan rambu-rambu al-Qur’an yang kom- prehensif. Kesempurnaan tatanan syariat yang indah ini dan keindahan keseimbangannya yang halus, serta keapikan kesesuaian hukumnya, masing-masing menjadi saksi yang adil dan dalil yang kuat tanpa ada keraguan sedikit pun akan kebenaran al-Qur’an. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme