78.073
düzenleme
("Manhaj tersebut membuat orang lain membaca prinsip berikut pada segala sesuatu:Pada segala sesuatu terdapat bukti atas-Nya Yang menunjukkan bahwa Dia adalah Esa.(*<ref>*Al-Asfahani, al-Aghani 4/39. Al-Qalqasyandi, Shubhul A’sya 12/413, al-Musthath- raf 1/61, 2/280.</ref>)" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Selanjutnya iman tidak hanya diperoleh dengan ilmu. Sebab, banyak perangkat halus pada manusia yang memiliki bagian dari iman. Sebagaimana ketika makanan masuk ke dalam lambung ia terbagi dan terdistribusi ke sejumlah urat sesuai dengan masing-masing organ, demikian pula persoalan iman yang datang dari jalur ilmu. Ketika masuk ke dalam akal dan pemahaman, setiap perangkat halus tubuh—seperti ruh, kalbu, sirr, jiwa, dan sejenisnya—mengambil bagian dar..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
216. satır: | 216. satır: | ||
Manhaj tersebut membuat orang lain membaca prinsip berikut pada segala sesuatu:Pada segala sesuatu terdapat bukti atas-Nya Yang menunjukkan bahwa Dia adalah Esa.(*<ref>*Al-Asfahani, al-Aghani 4/39. Al-Qalqasyandi, Shubhul A’sya 12/413, al-Musthath- raf 1/61, 2/280.</ref>) | Manhaj tersebut membuat orang lain membaca prinsip berikut pada segala sesuatu:Pada segala sesuatu terdapat bukti atas-Nya Yang menunjukkan bahwa Dia adalah Esa.(*<ref>*Al-Asfahani, al-Aghani 4/39. Al-Qalqasyandi, Shubhul A’sya 12/413, al-Musthath- raf 1/61, 2/280.</ref>) | ||
Selanjutnya iman tidak hanya diperoleh dengan ilmu. Sebab, banyak perangkat halus pada manusia yang memiliki bagian dari iman. Sebagaimana ketika makanan masuk ke dalam lambung ia terbagi dan terdistribusi ke sejumlah urat sesuai dengan masing-masing organ, demikian pula persoalan iman yang datang dari jalur ilmu. Ketika masuk ke dalam akal dan pemahaman, setiap perangkat halus tubuh—seperti ruh, kalbu, sirr, jiwa, dan sejenisnya—mengambil bagian darinya serta menyerapnya sesuai dengan tingkatannya. Jika salah satu dari perang- kat halus tersebut tidak mendapat nutrisi yang sesuai dengannya, pe- ngetahuannya menjadi cacat dan tidak sempurna. Sehingga ia terus dalam kondisi terhalang darinya.”(*<ref>*Al-Maktûbât, h.566.</ref>) | |||
Begitulah, Risalah Nur mendapat- kan air di mana saja berada sekaligus mengeluarkannya. Ia memper- pendek jalan yang panjang serta menjamin keselamatan dan sikap istikamah di dalamnya. | |||
</ | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme